PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Berbasis Kompetensi, dapat dikatakan sebagai salah
satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring dengan munculnya
semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan
pemerintah dalam pemerintahan daerah atau dikenal otonomi daerah
Undang-Undang Nomor 22 tahun l999. Kelahiran kebijakan pemerintah
ini didorong oleh perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam
dimensi globalisasi yang ditandai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi begitu pesat sehingga kehidupan penuh persaingan dalam segi
apapun tidak bisa dihindari dan harus siap untuk kemajuan suatu bangsa.
Dapat dipastikan bahwa hanya individu yang mampu bersaing yang akan
dapat berbicara dalam era globalisasi ini. Untuk itu, setiap individu harus
memiliki kompetensi yang handal dalam berbagai bidang sesuai dengan
minat , bakat, dan kemampuan nyata (Sanjaya, 2005:8).
Untuk itu upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan
secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia
Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlaq, budi pekerti,
pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga, dan perilaku. Pengembangan
aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan
kecakapan hidup (life skill) yang diwujudkan melalui pencapaian
kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan
berhasil di masa datang. dengan demikian peserta didik memiliki
ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui
pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan.
Kurikulum
berbasis
kompetensi
dikembangkan
untuk
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
2. Bagaimanakah karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ?
3. Apakah
yang
menjadi
prinsip-prinsip
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi?
4. Apa saja Tingkatan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
5. Bagaimanakah Pendekatan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kompetensi
merupakan
perpaduan
dari
pengetahuan,
Sikap (attitude) yaitu (senang atau tidak senang, suka tidak suka)
atau reaksi terhadap suatu rangsangan terhadap yang datang dari luar.
sesuatu perbuatan.
Berdasarkan pengertian kompetensi tersebut, maka kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan
demikian penerapan kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab,
dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi
kebijakan umum, serta memberanikan diri berperan dalam berbagai
kegiatan di sekolah maupun masyarakat (Mulyasa, 2002 : 39).
KBK
diarahkan
untuk
mengembangkan
pengetahuan,
Kay
(1977)
dalam
Mulyasa,
mengemukakan
bahwa
pada
pengembangan
kemampuan
melakukan
profesional
untuk
melakukan
kerjasama
dalam
rangka
evaluasi
untuk
menentukan
kesuksesan
pencapaian
2. Modul
merupakan
pembelajaran
individual,
sehingga
belajar
personal
adalah
interaksi
edukatif
dalam
rangka
dengan
prinsip
diversifikasi
dan
desentralisasi
kesatuan
dalam
kebijakan
dan
keberagaman
dalam
keberagaman
dalam
pelaksanaan
yaitu
dalam
ketidakpastian
merupakan
kompetensi
penting
dalam
Oleh
karenanya
pengembangan
Kurikulum
Berbasis
yang
berdifferensiasi
e) Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh
(holistik), serta
f) Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (mastery learning)
D. Tingkatan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengembangan KBK seperti pengembangan kurikulum pada
umumnya terdiri dari beberapa tingkat, yaitu tingkat nasional, tingkat
lembaga, tingkat bidang studi dan tingkat satuan bahasan (modul)1[7].
1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional
Pada tingkat ini pengembangan kurikulum dibahas dalam lingkup
nasional, meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah dalam
rangka
merealisasikan
tujuan
pendidikan
nasional.
Jalur
termasuk
pendidikan
keluarga.
Dalam
kompetensi
sesuai
dan
dengan
pokok-pokok
ranah
bahasan,
pengetahuan,
serta
pemahaman,
12
Penyusunan silabus mengacu pada KBK dan perangkat komponenkomponennya yang disusun oleh pusat kurikulum, badan penelitian dan
pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional. Sekolah yang mempunyai
kemampuan mandiri dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan` setempat
(provinsi, kabupaten/kota).
Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau
instansi yang relefan di daerah setempat seperti tokoh masyarakat, instansi
pemerintah, instansi swasta termasuk perusahaan dan industry, atau perguruan
tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis untuk penyusunan silabus sepanjang
diperlukan dapat diberikan oleh pusat kurikulum.
4. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Bahasan (modul)
Berdasarkan kompetensi-kompetensi yang telah diidentifikasi dan
diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada setiap bidang
studi, selanjutnya dikembangkan program-program pembelajaran.
Dalam KBK program pembelajaran yang dikembangkan adalah
modul, sehingga kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat
ini adalah menyusun dan mengembangkan paket-paket modul.
E. Pendekatan
Dalam
Pengembangan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolok atau sudut
pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya sesuatu proses yang
sifatnya
masih
sangat
umum.
13
Dengan
demikian,
pendekatan
Meliputi
perencanaan
pembelajaran,
pelaksanaan
lebih
meluasnya
lagi
seluruh
kegiatan
dalam
sebuah
Pengembangan
Kurikulum
Berdasarkan
Sistem
Pengelolaan
Dilihat dari pengelolaanya pengembangan kurikulum
dibedakan antara system pengelolaan yang terpusat (sentralisasi) dan
tersebar (desentralisasi). Dengan adanya kebijakan otonomi daerah
maka pengelolaan kurikulum tidak lagi sentralisasi tetapi desentralisasi
sehingga pengembangan kurikulum lebih berbasis daerah atau.
kewilayahan. Model kurikulumnya akan beragam sesuai dengan
tujuan, fungsi, dan isi program pendidikan.
2. Pendekatan
Pengembangan
Sasaran
2[8] Neliwati, S.Ag. M.Pd, hlm 19
14
Kurikulum
Berdasarkan
Fokus
standar
yang
menekankan
pada
penguasaan
aspek-aspek
kepribadian
pengetahuan,
keterampilan,
maupun
penguasaan
kemampuan
memecahkan
kemasyarakatan
kemampuan
yang
nilai
menekankan
memecahkan
secara
dan
utuh,
baik
sikap,
dan
masalah
pada
masalah-masalah
sosial
pengembangan
yang
ada
dimasyarakat.
3. Pendekatan Kompetensi
Pendekatan
kompetensi
merupakan
pendekatan
ada
dan
diberikan
oleh
lingkungan.
Setiap
tahap
kurikulum
berbasis
kompetensi
dengan
pendekatan kemampuan standar, adalah bahwa keduanya samasama menekankan pada kemampuan, hanya berbeda jenis
kemampuannya. Dalam pendekatan kompetensi, kemampuan yang
dikembangkan adalah kemampuan yang dikembangkan adalah
kemampuan yang mengarah pada pekerjaan, sedangkan dalam
pendekatan
kemampuan
standar
pada
kemampuan
umum.
pendekatan
kompetensi,
atau
sebaliknya
pendekatan
pribadi,
karena
standar
kompetensi
yang
berbasis
kompetensi
diarahkan
untuk
dapat
diamati
dalam
bentuk
prilaku
atau
dilakukan
mengapa
dan
sesuatu
dalam
bentuk
kemahiran,
ketepatan,
dan
ditetapkan.
Sesuai
dengan
konsep
belajar
tuntas
dan
dan
hasil
belajar.
Memuat
perencanaan
dari
indikator
belajar
yang
telah
dicapai,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai
suatu
konsep kurikulum
kemampuan
melakukan
yang
menekankan
(kompetensi)
pada
tugas-tugas
pengembangan
dengan
standar
21
yang
berdifferensiasi
e. Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh
(holistic)
f. Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (mastery learning)
g. penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
B. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah
ilmu pengetahuan kepada pembaca. Oleh karena itu, harapan penulis
kepada pembaca semua agar sudi kiranya memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun.
22