id
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Kurikulum
praktik pendidikan, serta bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan
yang tujuannya tidak lain dari pertumbuhan”. Mohammad Adnan (1994:85), juga
dilaksanakan dalam kegiatan satuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kuhl dan Mechanty (dalam Harris, Roger et al, 1995:119) yang mengatakan
dan ciri-ciri sebuah program pendidikan dalam sebuah wujud yang dapat
dimengerti, terbuka untuk kritik demi perbaikan dan dapat diterjemahkan secara
tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis
itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang peserta
didik yang mengikuti kurikulum tersebut. Aspek lain dari makna kurikulum
pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik seperti yang direncanakan
memberikan dampak langsung terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu jika
pengalaman belajar ini tidak sesuai dengan rencana tertulis maka hasil belajar
yang diperoleh peserta didik tidak dapat dikatakan sebagai hasil dari kurikulum.
Dari pendapat di atas terdapat beberapa hal yang dapat disarikan mengenai
bahan yang diajarkan guru dan dipelajari oleh siswa, (2) kurikulum sebagai
performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,
sekolah”.
nilai- nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi
dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
dan diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikailkna
dirumuskan oleh guru. Perumusan indikator ini harus mengacu pada tiga kawasan
pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Salah satu conoh
rumusan indikator adalah menulis puisi anak dengan tema tertentu. Indikator ini
dapat dibuat dari yang mudah sukar, sehingga siswa mempunyai kompetensi
seperti yang telah direncanakan. Muatan yang terdapat dalam Kurikulum Berbasis
indikator.
(http://www.depdiknas.go.id).
pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat
atau materi pembelajaran, yaitu materi pokok suatu bahan kajian yang dapat
berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilan, serta konteks keilmuan suatu mata
kemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk
seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Bentuk
instrumen terkait dengan jawaban yang harus dilakukan oleh siswa, seperti bentuk
dampak yang diharapkan muncul pada diri siswa melalui serangkaian pengalaman
belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar yang lain yang
seluk beluk pembelajaran sastra niscaya pembelajaran baik mulai dari penyusunan
tidak akan tercapai seperti yang diharapkan. Pembelajaran sastra pada dasarnya
muncul sikap-sikap yang menunjukkan rasa senang, sedih, was- was, bahagia
terhadap sastra itu sendiri tidak dapat diabaikan. Karakteristik pembelajaran sastra
berbeda dengan pembelajaran mata pelajaran yang lain. Keterlibatan emosi yang
tinggi yang dapat menimbulkan rasa senang, haru, bahagia, sedih, kecewa dan lain
emosi siswa tidak dapat muncul, sehingga keterlibatan antara pembaca karya
sastra dengan karya sastra itu sendiri tidak akan terjadi. Jika hal ini terjadi maka
sekolah dasar, 3) Jenis sastra yang diajarkan di sekolah sekolah dasar, 4) Strategi
pengungkapan dengan bahasa yang artistik (Atar Semi, 1990: 8). Karya sastra
dapat dibedakan menjadi puisi, prosa dan drama. Puisi dapat dibedakan menjadi
puisi lama dan baru. Prosa dapat dibedakan menjadi cerpen, roman, novel,
sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang obyeknya adalah
Dengan demikian, karya sastra sebagai karya kreatif harus mampu melahirkan
kreasi yang indah. Sastra dapat juga sebagai wadah penampung ide-ide kreatif
pada umumnya, yang semuanya diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas.
mengungkapkan berbagai persoalan hidup, atau gagasan adalah khas sastra, khas
penting bagi kehidupan manusia, terutama kehidupan batin. Segala sesuatu yang
Karya sastra merupakan hasil salah satu cabang kebudayaan, yaitu kesenian.
Seperti hasil kesenian pada umumnya, karya sastra mengandung unsur keindahan
yang menimbulkan rasa senang, bahagia, nikmat, haru, sedih, dan lain sebagainya
sebagai rasa naluri manusia. Karya sastra sebagai cabang dari seni juga dapat
dengan media bahasa. Karya sastra dalam segala bentuknya baik itu puisi, prosa,
Karya sastra diciptakan melalui proses daya imajinatif dan kreatifitas yang
tinggi. Karya sastra juga mengemukakan kehidupan manusia lewat bahasa. Karya
sastra sebagai dunia dalam kata adalah dunia imajinasi. Karya sastra tidak
karena hakikat karya sastra terletak pada imajinasi, pada fiksi (Wellek-
Warren,1956:14).
tetapi tetap pada batas daya imajinasi pengarang. Kejadian yang ada dalam karya
sastra mungkin telah, sedang, ataupun akan terjadi dalam kehidupan yang
sesungguhnya karena daya imajinasi pengarang dalam penciptaan karya sastra tak
manusia maka karya sastra dapat digunakan sebagai misi kehidupan melalui tema
kehidupan manusia. Adapun misi sastra yang pertama adalah sebagai alat untuk
sain dan teknologi. Misi ketiga adalah untuk meneruskan tradisi suatu bangsa
Sastra menurut Lukens (2003:9) menawarkan dua hal utama yaitu kesenangan dan
yang penuh fantasi sehingga pembaca dapat bersimpati terhadap karya sastra.
keluar dari alur kehidupan yang penuh daya suspence daya yang menarik hati
pembaca untuk ingin tahu dan merasa terikat karenanya, “mempermainkan emosi
pembaca sehingga larut ke dalam alur cerita, dan kesemuanya itu dikemas
atau pun anak-anak, adalah hal yang esensial dalam sastra”. Apa pun aspek
kandungan yang ditawarkan di dalam sebuah teks sastra tujuan memberi hiburan
dan menyenangkan pembaca harus tidak dipinggirkan. Hal inilah yang menjadi
antara lain: prosa, puisi, dan drama. Sub prosa meliputi dongeng, mythe, sage,
legenda dan hasil karya sastra baru yang lain. Sub-sub ini dalam pengajarannya
Sedangkan puisi dapat dibedakan menjadi puisi lama ataupun baru. Puisi
lama meliputi pantun, syair, gurindam, talibun sedangkan puisi baru dapat diawali
dengan soneta dan puisi bebas lainnya. Drama disampaikan melalui percakapan
seperti latar, alur, tema dan lain sebagainya maupun dengan sentuhan unsur
pesan yang ada dalam karya sastra itu pembaca seolah dihadapkan pada
kehidupan nyata yang mungkin dapat terjadi pada dirinya ataupun orang lain
sehingga dapat mengambil hikmah atau bahkan mengambil manfaat atas pelajaran
muncul tetapi tidak ada jawaban yang secara pasti dapat dijadikan jawaban atas
yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu standar kompetensi adalah sebagai
berikut:
Mendengarkan
Mampu berdaya tahan dalam berkonsentrasi mendengarkan sampai dengan
tiga puluh menit, dan mampu menyerap gagasan pokok berita, petunjuk,
pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
tercakup dalam kurikulum tetapi mengapa selama ini anak-anak kurang begitu
isi hatinya atau pengalamannya lewat puisi atau cerita yang lain.
baik.
mampu memahami orang lain atau dengan kata lain ia semakin alturis, dan
diberi buku bacaan sastra adalah agar mereka memperoleh kesenangan”. Sastra
mampu memberikan kesenangan dan kenikmatan. Selain itu, bacaan sastra juga
diri sendiri dan orang lain itu belum tentu sama dengan kita. Jadi Stewig juga
kesenangan juga memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kehidupan ini.
juga menawarkan berbagai bentuk motivasi manusia untuk berbuat sesuatu yang
itu adalah anak-anak yang fantasinya baru berkembang dan dapat menerima
segala macam cerita terlepas dari cerita itu masuk akal atau tidak (Burhan,
2005:4). Selain hal yang disebutkan di atas masih banyak lagi bermacam
kandungan yang ditawarkan dan dapat diperoleh lewat bacaan sastra karena sastra
fantasi serta kreatifitas dan imajinasi yang tinggi. Kandungan isi yang dapat
dalam bahasa yang menarik. Oleh karena itu Lukens (2003:9) menawarkan
disebutkan bahwa jenis sastra yang diajarkan di sekolah dasar meliputi prosa,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
puisi, dan drama. Prosa meliputi cerita pengalaman, cerkan, dongeng, legende,
mythos, dan fabel. Sedangkan puisi meliputi pantun, syair, dan puisi sederhana.
Adapun drama diawali dengan percakapan di kelas rendah yang berlanjut dengan
Seperti tercantum dalam salah satu kompetensi dasar yang ada dalam
pembelajaran sastra di sekolah dasar terbagi dalam pembelajaran puisi, prosa dan
drama. Ketentuan untuk pembelajaran puisi, prosa, dan drama itu haruslah
anak dengan orang dewasa terhadap pembelajaran sastra berlainan. Berikut ini
akan diuraikan satu persatu tentang pengertian macam- macam sastra yang
pengulangan suara sebagai ciri khasnya (Slamet Mulyana dalam Herman Waluyo,
1987: 23).
di atas hanya berkutat pada masalah struktur fisiknya saja. Batasan yang
berdasarkan struktur fisik saja juga dikemukakan oleh Reeves dengan mengatakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
bahwa ”Puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat”
”Bahasa puisi adalah bahasa pilihan, yakni bahasa yang benar-benar diseleksi
penentuannya secara ketat oleh penyair”. Karena bahasanya harus bahasa pilihan,
maka gagasan yang dicetuskan harus diseleksi dan dipilih yang terbagus pula.
”Puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan yang penuh daya yang
merupakan rekaman dari saat- saat yang paling baik dan paling menyenangkan”
Pengertian puisi di atas masing- masing mewakili tentang bentuk fisik dan
bentuk batin puisi. Marjorie Boulton menyebut kedua unsur pembentuk puisi
dengan bentuk fisik (physical form) dan bentuk mental (mental form) (Majorie
Boulton,1979:17,129). Bentuk fisik dan bentuk mental itu menjadi satu dan
menyatu raga.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra
ideologi pengarang yang tertuang dalam baris- baris dan bait dengan
menggunakan bahasa yang indah dan ditunjang oleh rima dan ritme yang padu.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
Prosa adalah karangan yang bebas, tidak terikat oleh rima dan ritma. Prosa
berasal dari kata ‘orate provosa’yang berarti uraian langsung, cerita langsung, atau
terurai karena prosa berbeda dengan puisi yang menggunakan bahasa padat, dan
Kata fiksi berasal dari bahasa latin fictio berarti membentuk, membuat,
atau mengadakan. Dalam bahasa Indonesia, kata fiksi berarti dikhayalkan atau
pengarang.
Jenis prosa ada dua yaitu prosa fiksi dan prosa non fiksi. Dalam penelitian
ini yang akan dibahas adalah prosa fiksi. Prosa fiksi adalah jenis prosa yang
dihasilkan dari proses imajinasi. Prosa yang dihasilkan dari khayalan dan
yang nyata. Karena pada dasarnya sastra adalah gambaran kehidupan hasil
dengan karyanya yang memunculkan tema-tema serta pesan yang dapat diambil
Prosa fiksi untuk pembelajaran di sekolah dasar masih dibagi lagi menjadi
mithe, legende, fable, maupun dongeng. Pembagian ini didasarkan pada usia anak
serta kemampuan anak untuk memahami karya sastra. Berikut ini akan diuraikan
pesan moral itu secara nyata biasanya ditempatkan pada bagian akhir cerita..
Tujuan penyampaian dan atau ajaran moral inilah yang menjadi fokus penceritaan
,2005:22).
Mitos adalah cerita masa lampau. Mitos dapat dipahami sebagai cerita
yang berkaitan dengan dewa-dewa atau tentang kehidupan supranatural yang lain,
(Fang,1982:13).
manusia. Hal yang membedakan antara legende dan mitos adalah bahwa mitos
hebat, legende tidak mengaitkan tokoh-tokoh itu dengan atau sebagai dewa atau
Tingkir, legende tempat misalnya Rawa Pening, serta legende peristiwa misalnya
Pembelajaran sastra selain prosa dan puisi yang harus dikuasai oleh siswa
sekolah dasar sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum adalah drama.
atas pentas (Herman Waluyo, 2003:1). Melihat drama penonton seolah melihat
merasa konflik yang ada dalam drama sesuai dengan konflik batin yang ada pada
perkembangan siswa.
berikut :
tematis.
ekspresif .
Kegunaan.
c. Penyajian bahan pengajaran sastra haruslah berawal dari kerja baca, baik
Dengan demikian penyajian yang baik harus didahului oleh persiapan yang
a. dari sudut siswa: perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan minat serta gaya
belajar mereka .
b. dari sudut guru: perlu sesuai dengan perorangan guru yang bersangkutan .
jam sekolah .
1). Guru memilih dan meneliti puisi yang akan dibawakan dimuka kelas
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Untuk mengatasi kekurangan waktu karena bahan ajar yang banyak dapat
diatasi dengan menambah unit pelajaran dalam buku teks pelajaran bahasa
Indonesia sebagai bahan pengayaan yang dapat ditugaskan kepada siswa di rumah
3. Perencanaan Pembelajaran
“Selain berguna sebagai alat kontrol, maka persiapan mengajar juga berguna
pengajaran menjadi baik dan efektif yaitu murid harus dijadikan pedoman setiap
mempersiapkan diri guru dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan
dipersiapkan sebaiknya oleh guru sesuai dengan tuntutan tujuan dan keadaan
siswa. Lebih jauh lagi, pembelajaran apresiasi sastra harus dipersiapkan untuk
selama satu semester sehingga masalah waktu, buku sumber dapat ditanggulangi
apresiasi sastra paling utama terletak pada guru sastra. Dalam pembelajaran
apresiasi sastra, guru harus berusaha agar kegiatan belajar mengajar tetap hidup,
dari menetapkan tujuan, menyiapkan bahan ajar atau materi, sampai dengan
menjadi hal yang sangat esensial sebab KBM merupakan proses aktif bagi siswa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu”
fakta/ konsep/ prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat
(Yulaewati,2004:104)
Sebagai contoh dalam pembelajaran bahasa. Ada tiga aspek yang perlu
menafsirkan, dan memahami isi bacaan. Belajar bahasa tidak cukup hanya
kemampuan menangkap arti. Hal ini mengajak siswa untuk berpikir kreatif. Aspek
kedua dalam belajar bahasa adalah menggunakan ingatan jangka pendek dan
jangka panjang. Kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan cara guru membantu
siswa menunjukkan srategi membaca yang tepat, sehingga siswa dilatih untuk
perhatian pada inti bacaan. Kompetensi ini perlu dilatih agar siswa memiliki
melatih kompetensi di atas maka siswa diharapkan mampu untuk berpikir logis,
tujuan pembelajaran sastra maka guru dapat memilih materi, metoda, pendekatan
yang sesuai sehingga proses apresiasi sastra maupun hasil pembelajaran akan
memuaskan.
dari itu, kegiatan pendidikan dan pengajaran terikat dan diarahkan untuk mencapai
tujuan (Sudjana, 1991: 56). Begitu pula dalam pembelajaran sastra. Untuk
kepada siswa. Nilai- nilai itulah yang akan mewarnai setiap tindakan siswa
Berkaitan dengan pemilihan materi ajar di atas ada beberapa hal yang
adalah: (a) pengalaman belajar siswa, (b) perbedaan intelektual siswa, latar
dan macam tujuan. Sedangkan pemilihan materi ajar sastra haruslah disesuaikan
Pada tahap ini imajinasi anak belum diisi hal-hal yang nyata, tetapi masih
Pada tahap ini anak-anak telah meninggalkan fantasi dan imajinasi kanak-
sangat sederhana. Pada tahap ini anak-anak telah menyenangi cerita tentang
Pada tahap ini anak-anak telah benar-benar terlepas dari dunia fantasinya
dan mereka telah beralih pada dunia yang nyata. Mereka terus berusaha
Pada tahap ini anak tidak hanya berminat pada hal-hal yang praktis tetapi
Dari pentahapan di atas jelas bahwa anak usia sekolah dasar sebagian
besar terdapat pada tahap penghayal dan tahap romantis. Materi-materi yang
disajikan harus sesuai dengan hal-hal yang bersifat imajinatif dan romantis. Fabel,
legenda, sage, mithe, puisi yang sederhana baik diajarkan untuk siswa sekolah
dasar.
pengertian yang ambigu. Pengertian yang abstrak dapat ditunjukkan dengan lebih
konkret melalui media dan alat peraga. Kehadiran media pembelajaran dapat
oleh guru. Alat bantu atau media itu dapat berupa apa saja yang dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Djamariah dan Aswan Zain (2002: 136-137) bahwa “Media adalah alat bantu apa
saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guru mencapai tujuan
pembelajaran secara luas media di sini dapat berupa manusia, benda, maupun
keterampilan”.
besar artinya. Apa lagi bagi siswa sekolah dasar yang belum menerima hal-hal
prinsip tertentu agar penggunaan media tersebut dapat mencapai tujuan yang
penggunaan media sebagai berikut: (1) menentukan jenis media dengan tepat,
artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu manakah yang sesuai dengan
tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan. (2) Menetapkan atau
(3) Menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode pengajaran harus
disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu, dan sarana yang ada, (4)
Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi mana
media dipergunakan waktu mengajar. Jadi tidak setiap saat atau selama proses
metode, bahan, waktu, dan sarana yang ada dan sesuai dengan kebutuhan.
tujuan pembelajaran.
Metode dapat diartikan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan Syaiful Bahri (dalam Djamariah dan Aswan Zain ,2002:53).
yaitu: (a) anak didik, (b) tujuan yang ingin dicapai, (c) situasi, (d) fasilitas, (e)
guru. Winarno Surakhmat (dalam Djamariah dan Aswan Zain, 2002: 53-54).
Pemilihan metode harus disesuaikan dengan siswa sebab siswa merupakan faktor
penting dalam pembelajaran. Usia siswa, tingkat kematangan, jumlah siswa dalam
pendekatan apresiasi sastra. Apresiasi sastra itu sendiri berarti sebagai suatu
kegiatan penilaian terhadap kualitas sesuatu dan memberi penghargaan yang tepat
bidang-bidang pengenalan nilai pada bidang nilai-nilai yang lebih tinggi. Orang
yang telah memiliki apresiasi tidak sekedar yakin bahwa sesuatu itu dikehendaki
menjawab sikap yang penuh kegairahan terhadapnya. Hal senada dengan pendapat
Ada tiga aspek apresiasi yaitu aspek kognitif, emosi dan evaluasi. Kognitif
apresiasi terhadap sesuatu itu akan membentuk pengalaman baru yang berkenaan
dengan hal atau suatu peristiwa dalam kehidupan sehari-hari misalnya: membaca
karya sastra.
Indikasi untuk mengukur aspek kognitif emotif yang dapat digunakan adalah
karya seni yang dapat diapresiasi. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran sastra
sebagainya. Di samping itu juga dapat membaca puisi, pantun, dan mementaskan
drama. Menulis puisi yang sesuai dengan usia anak, menulis cerita pendek
termasuk apresiatif.
mengajak siswa terlibat langsung dalam menggauli karya sastra sehingga dapat
menunjuk kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau proses untuk
evaluasi adalah kegiatan untuk mencoba menilai aktifitas tertentu atau suatu hasil
karena ia tahu bahwa akan ada penilaian dan ingin mendapatkan hasil yang baik”.
yang dilakukan guru untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah
dapat juga diketahui tingkat kesiapan guru dalam pembelajaran, tingkat ketepatan
keberhasilan seseorang dalam pembelajaran dan dari hasil yang diperoleh akan
apresiasi sastra tentu harus dapat mengukur tujuan pembelajaran apresiasi sastra
yakni apresiasi siswa terhadap sastra bukan pengetahuan siswa tentang sastra.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan
sehingga penilaian tersebut akan “mengukur apa yang hendak diukur” dari siswa.
secara lebih asli dan autentik (Yulaelawati,2004:95). Hal ini penting dilakukan
kemampuan yang telah dipelajari siswa secara akurat dan autentik, penilaian
hidupnya.
siswa dengan siswa yang lain dalam satu kelas dengan urutan tertentu melainkan
Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian dilakukan oleh
guru dan siswa. Hal ini perlu dilakukan bersama karena hanya guru yang
bersangkutan yang paling tahu tingkat pencapaian belajar siswa yang diampunya.
Selain itu siswa yang telah diberitahu oleh guru tentang bentuk/cara penilaiannya
Prinsip penilaian berbasis kelas lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari KBM,
menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non
Adapun arah penilaian berbasis kelas adalah untuk menelusuri agar proses
belum. Dengan adanya arah penilaian seperti di atas sehingga sumber data
penilaian tidak hanya melalui satu sumber melainkan dapat dikumpulkan dari
berbagai sumber, seperti porofolio (kumpulan kerja siswa), produk (hasil karya),
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
proyek (penugasan), performance (unjuk kerja), dan paper and pen (tes tertulis),
atas, maka orang tua siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan
kegiatan pembelajaran.
pelajaran. Jika kegiatan ini dapat diatur dengan baik maka dapat dipastikan
misalnya pembacaan puisi, lomba mading dan lain sebagainya dapat memperkaya
siswa dalam kaitannya dengan ekspresi dan apresiasi terhadap karya sastra.
diperlukan adanya faktor- faktor yang dapat meningkatkan daya kreatifitas siswa
126). Pengadaan buku sastra bagi siswa adalah amat penting sebagai buku
sumber pengajaran sastra, tetapi yang selalu menjadi kendala dalam pengajaran
sastra selama ini di sekolah adalah karena kurang tersedianya buku-buku sastra di
Selama ini yang menjadi persoalan ialah tidak semua sekolah memiliki
perpustakaan, padahal penyediaan bahan bacaan yang praktis dan efisien adalah
berupa perpustakaan”. Karena itu, perlu kiranya usaha guru untuk menghimpun
lain :
Surakarta Tahun 2002 yang dilakukan oleh Main Sufani. Penelitian tersebut
pembelajaran sastra yang meliputi puisi, prosa dan drama di Sekolah (3)
C. Kerangka Berpikir
dapat berhasil seorang guru juga harus memahami hakikat sastra, mengetahui
strategi apa yang digunakan dalam pembelajaran sehingga sastra dapat menarik
strategi, memilih bahan ajar serta memilih metode dan pendekatan yang sesuai
dalam lomba-lomba dan sebagainya akan sangat membantu guru dalam mencapai
Komponen pelaksanaan
pembelajaran sastra
1. Tujuan pembelajaran
Pemaham sastra
an guru 2. Materi Pembelajaran Kemam-
terhadap sastra puan
kurikulum 3. Metode pembelajaran KBM berapresi
,dan sastra asi
hakikat 4. Media pembelajaran
sastra sastra
sassastra 5. Evaluasi
pembelajaran sastra
Faktor Penunjang
lain pembelajaran sastra