Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN SILABUS

Ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
Dosen pengampu:
Prof. Dr. H. Nur Ahid, M. Ag.

Oleh:
Ilham Hisyam Firdaus (932134514)
Binti Mudkhiyatul Ummah (932141814)
Fadhilah Tamimi (932136914)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN KEDIRI)

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Silabus pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam


standar isi. Hal ini dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, Pasal 1, ayat (5), yaitu:” standar
isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
oleh peserts didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah (BSNP, 2006), silabus merupakan salah satu komponen
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Pada dasarnya silabus merupakan rencana yang mengatur kegiatan


pmbelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar di kelas untuk
mencapai suatu kompetensi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari silabus?
2. Apa saja ruang lingkup dari silabus Kurikulum 2013?
3. Apa saja prinsip-prinsip pengembangan silabus?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari silabus.
2. Mengetahui ruang lingkup silabus kurikulum 2013.
3. Mengetahui prinsip-prinsip pengembangan silabus.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau


tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar.

Dalam kurikulum 2013, ada salah satu administrasi pembelajaran yang


harus dipenuhi dan dibuat oleh seorang pendidik, yaitu silabus. Silabus
merupakan suatu yang pokok dalam kegiatan pembelajaran. Sebab, silabus
digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat dan mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dengan adanya silabus, seorang
pendidik dapat mengetahui bagaimana ia akan melaksanakan pembelajaran
yang baik, efektif, dan efisien sehingga apa yang menjadi standar kompetensi
kelulusan yang ditetapkan dapat tercapai dengan maksimal.1

Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai "Garis besar, ringkasan,


ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran" (Salim, 1987: 98). Istilah
silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum
berupa penjabaran lebih lanjut dari SK dan KD yang ingin dicapai, dan materi
pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam rangka
mencapai SK dan KD. Seperti diketahui, dalam pengembangan kurikulum
dan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditentukan SK yang berisikan
kebulatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang ingin dicapai, materi
yang harus dipelajari, pengalaman belajar yang harus dilakukan, dan sistem
evaluasi untuk mengetahui pencapaian SK. Dengan kata lain, pengembangan
kurikulum dan pembelajaran menjawab pertanyaan:

1. Apa yang akan diajarkan (SK, KD, dan Materi Pembelajaran).


2. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan pembelajaran, metode,
media).
1
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2004), 135.

2
3. Bagaimana dapat diketahui bahwa SK dan KD telah tercapai
(indikator dan penilaian).

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar.

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan


pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran,
pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran,
baik rencana pembelajaran untuk satu SK maupun satu KD. Silabus juga
bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan
pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, atau
pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat
untuk mengembangkan sistem penilaian. Dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis kompetensi sistem penilaian selalu mengacu pada SK, KD, dan
indikator yang terdapat di dalam silabus.2

B. Ruang Lingkup Silabus

Ruang lingkup silabus adalah bagian-bagian yang terdapat dalam silabus,


yang menjadi gambaran umum bentuk materi yang harus diajarkan kepada
peserta didik. Untuk selanjutnya, silabus ini dikembangkan menjadi lebih
spesifik lagi dalam format perencanaan pembelajaran. Dalam kurikulum
2013, disebutkan bahwa silabus mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Ketujuh-tujuhnya merupakan ruang lingkup silabus yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun demikian, pengembangannya
diserahkan kepada satuan pendidikan masing-masing dengan memperhatikan
kompetensi maupun kebutuhan daerah setempat. Mengenai ruang lingkup
silabus dapat dijelaskan sebagai berikut.

2
Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Umum Pengembangan Silabus , (Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2008), 16.

3
1. Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai


standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik
pada setiap tingkat kelas atau program.3

Kompetensi Inti dalam Kurikulum 2013 merupakan pengganti


Standar Kompetensi (SK) dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Menurut Permendiknas Nomor 22 tahun 2006
“Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/ atau
semester. Standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar
sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.”

Pemahaman tentang standar kompetensi sebagai kualifikasi


kemampuan minimal sangat penting dalam mengembangkan silabus.
Artinya guru dengan segala upaya harus mencapai standar kompetensi
(SK) yang ditetapkan SK minimal bagi peserta didik di seluruh
wilayah Indonesia. Bagaimanapun, kondisi budaya, letak geografis,
potensi dan kebutuhan peserta didik, setiap individu peserta didik
harus mencapai SK minimal ini. Walau demikian, SK minimal ini
dapat dimaknai bahwa satuan pendidikan dapat mengembangkan
standar yang lebih tinggi apabila SK minimal dapat dicapai dengan
mudah.4

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi


inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran.5

Pencapaian kualifikasi kemampuan minimal dirinci lebih jauh


dengan uraian berbagai kompetensi dasar (KD). Menurut

3
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, 136.
4
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran (Filosofi Teori dan Aplikasi), (Jakarta: Pakar
Raya, 2007), 151.
5
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, 136.

4
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 “Kompetensi dasar merupakan
sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator
kompetensi.” Dengan demikian, pencapaian sejumlah kompetensi
dasar dari setiap standar kompetensi diharapkan dapat mencapai
kualifikasi kemampuan minimal dari standar kompetensi yang
bersangkutan.6

3. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran ialah setiap materi ajar yang akan


disampaikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Materi pembelajaran ini harus mengacu pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar yang telah ditentukan. Sebab, materi pembelajaran
dibuat untuk mencapai standar kompetensi lulusan.7

Langkah-langkah penentuan materi pelajaran:

a. Identifikasi SK dan KD

Setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar


memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegaitan
pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
merupakan ranah kognitif, psikomotorik ataukah afektif.

b. Identifikasi jenis-jenis materi pelajaran

Dilakukan berkaitan dengan kesesuaian materi pelajaran


dengan tingkatan aktifitas/ ranah pembelajarannya.

Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan


berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah
kognitif adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
6
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran., 152.
7
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, 136.

5
Materi pelajaran yang sesuai dengan ranah afektif
ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai
untuk ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti
pemberian respons, penerimaan, internalisasi, dan penilaian.

Materi pelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor


ditentukan berdasarkan perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik. Dengan demikian, jenis materi yang
sesuai untuk ranah psikomotr terdiri dari gerakan awal, semi
rutin, dan rutin.

c. Penentuan cakupan materi pelajaran

Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi


pelajaran harus memeperhatikan apakah materinya berupa
aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek bafektif,
ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah
diimplementasikan dalam proses maka tiap-tiap jenis uraian
materi tersebut memerlukan strategi dan medis pembelajara
yang berbeda-beda.

Selain memperhatikan jenis materi juga harus


memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam
menentukan cakupan materi pelajaran yang menyangkut
keluasan dan kedalaman materinya. Keluasancakupan materi
berrti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu Materi pelajaran. Kedalaman
materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di
dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.8

4. Kegiatan Pembelajaran

8
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi
Pustakarya: 2013), 76.

6
Kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik,
antara peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Kemudian dapat pula dimaknai sebagai
pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat guna untuk mencapai standar
kompetensi yang ditentukan.9

Pembelajaran memuat rangkaian kegiatan siswa yang dikelola


secara sistematis, produktif, dan menyeluruh untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Urutan pembelajaran perlu ditentukan bila
pembelajaran tersebut memerlukan konsep prasyarat atau bersifat
spiral (Mudah ke sukar, konkret ke abstrak, dekat ke jauh).

Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi dalam penentuan


kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Mengandung pengalaman belajar yang berpusat pada siswa.


b. Mengandung kegiatan yang sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai.
c. Mengelola kegiatan yang bervariasi, misalnya kegiatan belajar
perseorangan, pasangan, kelompok, dan klasikal.
d. Melayani perbedaan individu.
e. Menggunakan sarana yang tersedia atau dapat disediakan.
f. Menunjang berkembangnya kecakapan hidup yang meliputi
kecakapan personal, sosial, akademik, pengendalianemosi, dan
vokasional.10
5. Penilaian

Penilaian ialah proses pengumpulan dan pengolahan informasi


untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian ini
berfungsi untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian ini

9
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, 136-137.
10
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran., 155.

7
dapat dilakukan dengan berbagai teknik, meliputi: tes tertulis,
observasi, tes praktik, dan penugasan seseorang atau kelompok.

6. Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah beban waktu yang diberikan untuk setiap


kompetensi yang akan dicapai. Alokasi waktu tersebut ditentukan
berdasarkan keluasan materi yang diajarkan.11

Penentuan besarnya alokasi waktu juga disesuaikan dengan tujuan


pembelajaran, kedalaman dan keluasan materi, serta
kebermanfaatannya bagi peserta didik, potensi, dan kondisi sekolah/
daerah.12

7. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan


untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media
cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial,
dan budaya.13

Berbagi sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi


pelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap
standar kompetensi dan kompetandi adsar yang telah ditetapkan.

Beberapa jenis sumber belajar antara lain:

a. Buku.
b. Laporan hasil penelitian.
c. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah).
d. Majalah ilmiah.
e. Kajian pakar bidang studi.
f. Karya profesional.
g. Buku kurikulum.
h. Terbitan berkala seperti harian, mingguan dan bulanan.

11
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, 137.
12
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran., 156.
13
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, 137.

8
i. Situs-situs internet
j. Multimedia (TV, video, VCD, kaset audio, dan lainsebagainya).
k. Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri,
ekonomi).

Lingkungan sebagai sumber belajar dapat dibedakan menjadi:

1) Lingkungan alam seperti bentang alam yang berupa gunung,


pegunungan, gunung api, plato, pantau laut dalam, sungai,
dan lain-lain.
2) Lingkungan sosial misalnya keluarga, rukun tetangga, desa,
kota, pasar, dan sebagainya.
3) Lingkungan budaya misalnya candi, adat istiadat, dan lain-
lain.14
l. Narasumber.

Sumber belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber


belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan
mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk
bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaranbukanlah usaha
mengkhatamkan keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta
didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru
menggunakan sumber beajar maupun bahan ajar secra bervariasi.15

Pembelajaran yang baik memerlukan sebanyak mungkin sumber


belajar untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.16

C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus

Secara prinsip, pengembangan silabus adalah untuk menyesuaikan


dengan kebutuhan masyarakat. Prinsip-prinsip pengembangan silabus
meliputi:

1. Ilmiah

14
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran., 158-159.
15
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran, 79.
16
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran., 159.

9
Yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar, logis dan dapat dipertanggung jawabkan secara
keilmuan.

Dalam kurikulum 2013 Ilmiah dapat dimaknai bahwa setiap materi


yang dikembangkan dalam bentuk silabus harus memiliki nilai-nilai
kebenaran. Artinya, materi-materi tersebut tidak bertentangan dengan
norma-norma yang ada, serta memiliki sumber yang jelas sehingga
muatan materi-materi yang dikembangkan dapat dipertanggung
jawabkan.

2. Relevan

Yaitu ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan


penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik, misalnya tingkat perkembangan intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik.

Dalam kurikulum sekarang ini, peserta didik sudah tidak lagi


dimaknai sebagi objek pembelajaran, akan tetapi sebagai subjek
pembelajaran. Oleh karenanya, pembelajaran harus berpusat pada
peserta didik. Sementara pendidik hanya berperan sebagai fasilitator.
Dengan keadaan seperti ini prinsip relevansi sangatlah penting.
Artinya, setiap materi yang dikembangkan harus mengacu pada
karakteristik peserta didik. Sebab, merekalah yang akan menjalankan
proses pembelajaran yang sesungguhnya. Untuk itulah,
pengembangan silabus harus relevan dengan kebutuhan peserta didik.

3. Feksibel

Yaitu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berubah


sesuai dengan kondisi dan perkembangan peserta didik. Selain itu,
peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan, tanpa harus
terikat sebagaimana yang terdapat dalam silabus.

Maksudnya setiap materi yang dikembangakn dalam silabus harus


dapat dilaksanakan sesuai dengan keadaan. Tanpa harus sama persis

10
dengan yang tertulis dalam silabus. Dalam artian, pelaksanaannya
dapat menyesuaikan dengan kondisi peserta didik. Namun demikian,
juga harus tetap memerhatikan pokok-pokok materi yang telah
dikembangkan dalam silabus. Jadi, dapat dipahami bahwa
pelaksanaannyalah yang bersifat fleksibel.

4. Kontinuitas

Yaitu setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus


memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi
dan pribadi peserta didik. Kemudian, silabus harus dibuat secara
terencana, bertahap, dan terus menerus supaya memperoleh hasil
belajar yang lebih baik.

5. Konsisten

Yaitu antara kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi


pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memiliki hubungan yang konsisten dalam membentuk pribadi peserta
didik.

6. Memadai

Yaitu ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar,


sumber belajar, dan sistem penilaian yang dilaksanakan dapat
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

7. Aktual dan Konstektual

Yaitu ruang lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok,


pengalaman belajar, sumber belajar, sistem penilaian yang
dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa
yang seang terjadi dan berlangsung di masyarakat.

8. Efektif

11
Yaitu memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses
pembelajaran, dan tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan
standar kompetensi yang telah ditetapkan.

9. Efisien

Yaitu upaya untuk memperkecil atau menghemat penggunaan daya,


daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang
ditetapkan.17

17
Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013, 137-140.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai "Garis besar, ringkasan, ikhtisar,


atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran". Silabus adalah rencana pembelajaran
pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti (KI)
dalam Kurikulum 2013 atau standar kompetensi (SK) dalam KTSP, kompetensi
dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar.

Secara prinsip, pengembangan silabus adalah untuk menyesuaikan dengan


kebutuhan masyarakat. Prinsip-prinsip pengembangan silabus meliputi: ilmiah,
relevan, fleksibel, kontinuitas, konsisten, memadai, aktual dan konstektual,
efektif, dan efisien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.


Jakarta: Prestasi Pustakarya. 2013.

Departemen Pendidikan Nasional, Panduan Umum Pengembangan Silabus.


Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2008.

Fadlillah. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs


dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2004.

Yulaelawati, Ella. Kurikulum dan Pembelajaran (Filosofi Teori dan Aplikasi).


Jakarta: Pakar Raya. 2007.

14

Anda mungkin juga menyukai