Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI

OLEH

KELOMPOK 3

1. MARIA FITRIANITA JAYA (2001080003)


2. MARIA MARGARETA JELITA (2001080010)
3. YUNUS MAUBOL(2001080059)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan limpahan dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI ”
tepat pada waktunya. Makalahini dibuat untuk memenuhi tugas dari Dosen pada
bidang studi Mata kuliah “PENGEMBANGAN KURIKULUM”

Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku


dosen mata kuliah “PENGEMBANGAN KURIKULUM” dan Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membacanya.

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan
dari waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti. Pendidikan dan
pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan
yang dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dan pembelajaran.
Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang
memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran sesungguhnnya
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau
memberikan pelayanan agar siswa belajar. Untuk itu harus dipahami
bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika
guru dapat memahami proses pemerolehan pengetahuan, maka guru akan
dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswanya.
Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah
mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Keterkaitan
antara belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran.
Sedangkan menurut McAshan, kompetensi adalah suatu pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh
seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai
perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Artinya tanpa
pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu.
Pendidikan Berbasis Kompetensi merupakan suatu model
pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya
mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pendidikan berbasis
kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam
pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam
belajarnya.

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan berbasis kompetensi?
2. apa komponen pokok pendidikan berbasis kompetensi?
3. Apa tujuan pendidikan berbasis kompetensi?
4. apa prinsip dari pendidikan berbasis kompetensi
5. Apa saja aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam penilaian pendidikan
berbasis kompetensi?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui makna pendidikan berbasis kompetensi
2. Untuk mengetahui komponen pokok pendidikan berbasis kompetensi
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan berbasis kompetensi
4. Untuk mengetahui prinsip dari pendidikan berbasis kompetensi
5. Untuk mengetahui aspek-aspek apa yang harus diperhatikan dalam
penilaian pendidikan berbasis kompetensi

BAB II

PEMBAHASAN

4
2.1 . Pengertian Pendidikan Berbasis Kompetensi
Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan
yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi
yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang
secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones
(1976: 29) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu
kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara
pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi
(kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat
global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber
daya manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi
diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di
tingkat global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah
pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan kompetensi.
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup
kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil
belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar
yang diberikan kepada siswa melalui proses pembelajaran. Proses
pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip
pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi,
media, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat
keberhasilan belajar yang dicapai siswa dapat dilihat pada kemampuan
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan
standar prosedur tertentu.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan suatu model
pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya
mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran berbasis
kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam
pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam
belajarnya. (Depdiknas, 2003: 8). Pembelajaran berbasis kompetensi

5
didasarkan atas pokok-pokok pikiran bahwa apa yang ingin dicapai oleh
siswa melalui kegiatan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas.
Perumusan dimaksud diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi yang
diharapkan dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi meliputi standar
materi atau standar isi (content standard) dan standar pencapaian
(performance standard). Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan
ruang lingkup materi pembelajaran yang harus dikuasi siswa, sedangkan
standar penampilan berisikan tingkat penguasaan yang harus ditampilkan
siswa. Tingkat penguasaan itu misalnya harus 100% dikuasai atau boleh
kurang dari 100%. Sesuai dengan pokok-pokok pikiran tersebut, masalah
materi pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka membantu
siswa mencapai standar kompetensi.
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar dipilih setelah
identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi dasar
ditentukan. Langkah-langkah pengembangan pembelajaran sesuai KBK
antara lain:
1) menentukan identitas matapelajaran,
2) menentukan standar kompetensi,
3) kompetensi dasar,
4) materi pembelajaran,
5) strategi pembelajaran/pengalaman belajar,
6) indikator pencapaian.
Setelah pokok-pokok materi pembelajaran ditentukan,
materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian materi pembelajaran
dapat berisikan butir-butir materi penting (key concepts) yang
harus dipelajari siswa atau dalam bentuk uraian secara lengkap
seperti yang terdapat dalam buku-buku pelajaran.
Seperti yang diuraikan di muka, materi pembelajaran
(bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran
yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar,

6
bahan ajar atau materi pembelajaran berisikan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa.
Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar dapat
seoptimal mungkin membantu siswa dalam mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Masalah-masalah yang timbul
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran menyangkut
jenis, cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran dan sumber bahan ajar. Jenis materi pembelajaran
perlu diidentifikasi atau ditentukan dengan tepat karena setiap jenis
materi pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara
mengevaluasi yang berbeda-beda. Cakupan atau ruang lingkup
serta kedalaman materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak
kurang dan tidak lebih. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar
pembelajaran menjadi runtut. Perlakuan (cara
mengajarkan/menyampaikan dan mempelajari) perlu dipilih
setepat-tepatnya agar tidak salah mengajarkan atau
mempelajarinya, misalnya perlu kejelasan apakah suatu materi
harus dihafalkan, dipahami, atau diaplikasikan.

2.2 . Komponen Pokok Pendidikan Berbasisi Kompentensi


Pendidikan pada dasarnya di bangun dengan empat komponen
pokok, termasuk di dalamnya adalah kompetensi. Keempat komponen
tersebut saling terkait, saling menentukan dan saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pendidkan. Mengingat pendidikan memiliki unsur –
unsur yang saling berhubungan, maka dalam istilah lain pendidikan
tersebut dikatakan sebagai suatu sistem.
Adapun keempat komponen yang saling berkaitan tersebut adalah
sebagai berikut ,
1. Tujuan/ Kompetensi.
Pendidikan adalah proses yang bertujuan, yaitu segala aktivitas,
sarana dan pembicara, sumber daya manusia yang dilibatkan

7
semuanya harus di arahkan untuk mencapai tujuan, yaitu tujuan
pendidikan.
Adapun sasaran pokok pendidikan adalah perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap dan keterampilan). Kompeten adalah
keterampilan yang diperlukan yang ditunjukkan seseorang dengan
kemampuannya untuk dengan konsisten memberikan tingkat
kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan
spesifik
2. Bahan atau Isi Pembelajaran.
Dalam suatu proses pendidikan formal maupun informal, akan
selalu disampaikan unsur pembelajaran di dalamnya. Isi
pembelajaran mutlak diperlukan sebagai esensi dari pendidikan itu
sendiri.
Tujuan/ Kompetensi ini nantinya akan tersampapikan baik
secara tersurat maupun tersirat dalam esensi pembelajarann yang di
sampaikan seorang pendidik.
3. Proses atau Metode Pembelajaran.
Proses atau Metode Pembelajaran merupakan tools yang amat
penting dalam penyampaian isi pembelajaran atau dalam tujuannya
untuk mewujudkan komptensi itu sendiri.
4. Evaluasi.
Evaluasi atau penilaian merupakan komponen yang
dilaksnakan paling akhir dalam sebuah proses pendidikan.Bahan
atau isi pembelajaran yang sesuai akan sangat menentukan
tercapainya proses yang baik. Proses yang baik akan sangat
menentukan tercapainya kompetensi yang baik. Jika
kompetensinya sudah baik sudah pasti akan menimbulkan output
berupa hasil evaluasi yang baik juga.

2.3 . Tujuan Pendidikan Berbasis Kompetensi


Pendidikan Berbasis Kompetensi memiliki tujuan, sebagai berikut:

8
1) Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik agar dapat
mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran secara optimal;
2) Membina kedisiplinan dan rasa tanggung-jawab peserta didik
dalam mengikuti aturan main kelas, sehingga masing-masing
peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuannya;
3) Membimbing dan mengendalikan kegiatan belajar peserta didik
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan secara
optimal;
4) Mengarahkan sikap atau perilaku peserta didik yang
menyimpang dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai;
5) Memberdayakan sarana kelas guna mendukung kelancaran
kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai;
6) Mewujudkan lingkungan belajar yang menyenangkan
(kondusif) sebagai wahana bagi peserta didik dalam
menumbuh-kembangkan potensinya secara optimal.
2.4 . Prinsip Pendidikan Berbasis Kompetensi

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:

1) Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang


diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga
keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru
adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan
waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai
kompetensinya;
2) Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam
kompetensi dasar dan standar kompetensi tercapai secara utuh.
Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan
keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan;
3) Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan
individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki

9
karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh
karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu
memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan
mengembangkan peserta didiknya;
4) Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus
menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning)
sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang
belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah
tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada
kompetensi berikutnya;
5) Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah,
sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan
mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru
perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan
permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan
lingkungan;
6) Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia
sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta
didik;
7) Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber.

Salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis


kompetensi adalah pembelajaran kontekstual dengan pendekatan
konstruktivisme. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual
teaching and learning), yaitu:

1. Mengaitkan (relating)
Dalam hal ini guru menggunakan strategi relating ini apabila ia
mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa.
Jelasnya, mengkaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi
baru;
2. Mengalami (experiencing)

10
Merupakan inti pembelajaran kontekstual dimana mengkaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahuan
informasi baru dengan pengalaman sebelumnya. Pembelajaran bisa terjadi
dengan lebih cepat ketika siswa memanfaatkan (memanipulasi) peralatan
dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif;
3. Menerapkan (applying)
Ketika siswa menerapkan konsep dalam aktivitas belajar memecahkan
masalahnya, guru dapat memotivasi siswa dengan memberikan latihan
yang realistic dan relevan;
4. Kerja sama (cooperating)
Siswa yang bekerja sama secara kelompok biasanya mudah mengatasi
masalah yang komplek dengan sedikit bantuan ketimbang siswa yang
bekerja sama secara individual. Pengalaman bekerja sama tidak hanya
membantu siswa mempelajari bahan pembelajaran tetapi konsisten dengan
dunia nyata;
5. Mentransfer (transferring)
Fungsi dan peran guru dalam konteks ini adalah menciptakan bermacam-
macam pengalaman belajar denga fokus pada pemahaman bukan hapalan.

Diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.


Tujuh konsep utama pembelajaran kontekstual, yaitu:

1. Constructivisme
a) Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari
abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang
dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna
dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal
sesuai dengan kerangka berpikir yang dimiliki. Belajar berarti
menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik
membangun sendiri pengetahuannya
b) Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengonstruksi
pengetahuan, bukan menerima pengetahuan sehingga belajar

11
dimulai dari apa yang diketahui peserta didik. Peserta didik
menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru,
menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi
belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan
memberikan kepuasan atas penemuannya itu.
2. Inquiry.
Siklus inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, dan menarik simpulan. Langkah-
langkah inkuiri dengan merumuskan masalah, melakukan
observasi, analisis data, kemudian mengomunikasikan hasilnya
3. Questioning
Berguna bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan
menilai peserta didik; menggali informasi tentang pemahaman,
perhatian, dan pengetahuan peserta didik. Berguna bagi peserta
didik sebagai salah satu teknik dan strategi belajar
4. Learning Community
Dilakukan melalui pembelajaran kolaboratif. Belajar dilakukan
dalam kelompok-kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan
komunikasi berkembang
5. Modelling
Berguna sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh
peserta didik seperti cara menggali informasi, demonstrasi, dan
lain-lain. Pemodelan dilakukan oleh guru (sebagai teladan), peserta
didik, dan tokoh lain
6. Reflection
a) Tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari
b) Respon terhadap kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru
c) Hasil konstruksi pengetahuan yang baru. Bentuknya dapat berupa
kesan, catatan atau hasil karya
7. Assesment.
a) Menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan

12
b) Berlangsung selama proses secara terintegrasi
c) Dilakukan melalui berbagai cara (test dan non-test)
d) Alternative bentuk: kinerja, observasi, portofolio, dan/atau
jurnal

2.5 . Aspek-aspek penilaian dalam pembelajaran berbasis kompetensi


Dalam pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian terletak
pada pelaksanaan penilaian yang berkelanjutan serta komprehensif, yang
mencakup aspek-aspek berikut.
1) Penilaian hasil belajar
2) Penilaian proses belajar mengajar
3) Penilaian kompetensi mengajar guru
4) Penilaian relevansi kurikulum
5) Penilaian daya dukung sarana dan fasilitas
6) Penilaian program (akreditas)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

13
1. Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang
harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan.
2. Komponen pokok pendidikan berbasis kompetensi adalah
tujuan/kompetensi, bahan/ isi pembelajaran, metode / proses pembelajaran
dan evaluasi.
3. Tujuan pendidikan berbasis kompetensi adalah memotivasi, membina,
mengarahkan, memberdayakan sarana kelas dan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan.
4. Prinsip Pendidikan Berbasis Kompetensi adalah berpusat pada peserta
didik, terpadu, dengan memandang adanya kekunikan individual.

3.2 SARAN
Pendidikan berbasis kompetensi lebih menekankan pada aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimana sesorang memiliki kompetensi
tertentu apabila ia bukan hanya sekedar tahu tentang sesuatu itu, tetapi
bagaimana implikasi dan implementasi pengetahuan itu dalam pola
perilaku dalam kegiatan yang ia lakukan.
Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi
diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di
tingkat global.

DAFTAR PUSTAKA

http://imroatulwahid.blogspot.com/2013/05/pendidikan-berbasis-
kompetensi.html?m=1

14
15

Anda mungkin juga menyukai