Anda di halaman 1dari 29

Laporan Tetap Praktikum

EKOLOGI TUMBUHAN
ACARA III
“PERSAINGAN ANTAR TANAMAN BERBEDA JENIS
(INTERSPESIFIC)”

OLEH:
NAMA : ANDI FATJRIANTI
NIM : 170104072
KELAS / SEMESTER : V/D

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum Ekologi Tumbuhan Acara III Ini Disusun Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

Mataram, Desember 2019

Disahkan Oleh :

Laboran Co.Assisten

(Yuliatin, S. Pd) ( Ilham Kusuma )


NIM:160104096

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ekologi
tumbuhan ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam penulis haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa ummatnya dari zaman
jahiliyah menuju zaman islamiyah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak Terutama kepada
dosen pembimbing, laboran, coassisten dan teman-teman yang telah
membimbing praktikum sampai terselesainya pembuatan laporan praktikum
ekologi tumbuhan ini.
Laporan yang penulis buat masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir
kata penulis mengucapkan Semoga laporan yang penulis buat bermaanfat bagi
penulis dan orang lain.

Mataram, 19 oktober 2019

Penulis

(Andi Fatjrianti )
NIM. 170104072

iii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3
BAB III METODOLOGI .................................................................................... 7
A. Pelaksanaan .......................................................................................... 7
B. Alat dan Bahan ..................................................................................... 7
C. Cara Kerja ............................................................................................ 7
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................... 9
A. Hasil Pengamatan ................................................................................. 9
B. Analisis Prosedur ................................................................................. 20
C. Pembahasan .......................................................................................... 21
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 24
A. Kesimpulan .......................................................................................... 24
B. Saran ..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di alam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan
saling berinteraksi dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi
terhadap tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis
ataupun tidak sejenis. Demikian juga interaksi yang terjadi antar setiap
organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana
melainkan suatu proses yang kompleks. Karena didalam lingkungan hidup
terdapat banyak komponen yang disebut komponen lingkungan. Interaksi yang
terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-
netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum
ini yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang
hijau. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas
(resource competition) atau saling menyakiti antar individu yang sejenis dengan
kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu
sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara
individu yang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik
Berdasarkan konsep dasar pengetahuan ekologi, komponen lingkungan
yang dimaksud tersebut juga dinamakan komponen ekologi karena setiap
komponen lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan
saling memengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung Makhluk hidup
dalam mempertahankan hidupnya memerlukan komponen lain yang terdapat
dilingkungannya. Misalnya udara dan air yang sangat mereka perlukan untuk
bernafas dan minum dan kebutuhan lainnya. Seperti oksigen yang dihirup oleh
hewan dari udara untuk pernafasan, sebagian beasr berasal dari tumbuhan yang
melakukan proses fotosintesis. Sebaliknya, karbondioksida yang dihasilkan dari
pernapasan oleh hewan digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.
Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan selain memanfaatkan

1
karbondioksida, juga memerlukan bahan-bahan lainnya yang diperlukan oleh
tumbuhan untuk proses tumbuh dan berkembang. Seperti energi dari radiasi
matahari, air dan zat-zat hara.
Suatu komunitas yang terbentuk atas banyak spesies, sebagian
diantaranya akan dipengaruhi oleh kehadiran atau ketidakhadiran anggota spesies
lain dari komunitas tersebut. Seringkali dua atau lebih spesies berinteraksi.
Interaksi tersebut bisa positif (menguntungkan kedua pihak) atau negatif
(merugikan bagi salah satu). Untuk itulah pada praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman yang berbeda ( jagung
dan kacang hijau ).
A. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh persaingan antara dua jenis tumbuhan yang berbeda
jenis (interspesific) ?
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh persaingan antara dua jenis tumbuhan yang berbeda
jenis (interspesific).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan
bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et
al,1990), sedangkan Kartawinata (1986) kompetisi didefinisikan sebagai interaksi
antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka.
Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu
spesies yang sama atau interspesifik (Naughton. 1990:129).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1)
suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan
organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang
berkualitas tinggi lebih banyak. Organisme mungkin bersaing jika masing-masing
berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau
apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber
yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya
makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990:129).
Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua, yaitu Kompetisi sumber
daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition), yaitu
kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas
Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian
sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya
tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan
pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu
lain. (Naughton. 1998:130).
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada
lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan

3
hasil salah satu spesies tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya
air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005:78).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua
spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut
dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang
luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu
yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar
merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif
(competitive exclusion principles).(Ewusie,1990:225).
Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan
lingkungan kapan pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama
untuk beberapa sumber penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies.
Hukum Gause menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas
menghuni ceruk yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan
hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau
mengolah bagian dari ceruk tersebut dengan demikian keduanya akan mencapai
keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena
setiap spesies menghuni suatu ceruk mikro yang terpisah. Persaingan diantara
tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah,
sistem-sistem akan bersaing untuk air dan bahan makanan, dan karena mereka tak
bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih
tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan
memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael,
1994:64).
Kasus kompetisi intraspesifik maupun kompetisi interspesifik sangat banyak
ditemukan di alam.Tanaman budidaya yang ditanam dengan jarak tanam yang terlalu

4
rapat merupakan contoh kompetisi intraspesifik, dan tanaman budidaya yang di
sekitarnya tumbuh gulma adalah contoh kompetisi interspesifik.Dalam usaha
mengkomposisikan jenis jenis tanaman misalnya untuk keperluan astetka, perlu
diketahui bahwa hubungan sesame tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman
tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuhan-tumbuhan dapat
menghasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain.
Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya.
(Irwan, 2001: 56).
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat
kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing.
kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada
pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu
(intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik
(Krebs dan molles, 2002. Hal: 34)
Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan
ketahanan lingkungan kapan pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies
pertama untuk beberapa sumber penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua
spesies. Hukum Gause menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas
menghuni tempat yang sama secara serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan
hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau
mengolah bagian dari lahan tersebut, dengan demikian keduanya akan mencapai
keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik berkurang karena
setiap spesies menghuni suatu lahan mikro yang terpisah. (Michael, 2017. Vol.12
no.2. Hal: 2-3).
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh
modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem akan bersaing untuk
mendapatkan air dan bahan makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang menjadi
faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi mengurangi jumlah

5
sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu,
kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah. (George Alexander, 2014.
Vol.2. Hal: 4)
Makhluk hidup yang ada dalam suatu ekosistem dapat mengalami
adanya interaksi antar satu spesies dengan spesies yang lainnya. Interaksi tersebut
dapat berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif
seperti kompetisi atau persaingan. Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies dapat
dilihat dari jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras
terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies
tunggal sangat jarang ditemukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini
mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.(Team
Ekologi Tumbuhan, 2012. Hal: 54)

6
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Jumat, 27 November 2019
Waktu : 13.30 WITA - Selesai
Lokasi : Kec. Dasan Agung Kab. Lombok Barat
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Kertas milimeter
b) Mistar
c) Neraca
d) Alat tulis
e) Ember
2. Bahan
a) Biji kacang hijau (Vigna radiata ) dan jagung (Zea mays)
b) Polybag
c) Tanah
d) Air
C. Cara Kerja
1. Menyediakan beberapa polybag yang sudah berisi tanah.
2. Memilih biji kacang hijau dan jagung yang masih baik dan ukuran seragam,
kemudian rendam dalam air selama 1 jam.
3. Menanam biji kacang hijau dan jagung tersebut ke dalam polybag yang sudah
disediakan dengan perlakuan sebagai berikut:
P1 : ditanami dengan 2 biji kacang hijau dan 2 biji jagung
P2 : ditanami dengan 4 biji kacang hijau sebagai kontrol
P3 : ditanami 4 biji jagung sebagai kontrol
Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 kali pengulangan.
4. Melakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman.

7
5. Melakukan pengukuran tinggi tanaman pada waktu tanaman berumur 4
minggu. Setelah itu memanen dan menimbang biomassa tanaman tanpa akar
(bobot basah dan kering).
6. Membuat grafik pertumbuhannya dalam kertas grafik

8
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
a. Tabel Gambar Hasil Pengamatan
1). Gambar Tanaman Permingguan
No. Minggu Gambar Keterangan
Ke-
1 Minggu a. P1U1 (2 Tumbuhan Jagung+2
Ke-I Tumbuhan Kacang Hijau)
b. P1U2 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
c. P1U3 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
d. P2U1(4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
e. P2U2 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
f. P2U3 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
g. P3U1 (4 Tumbuhan Jagung)
h. P3U2 (4 Tumbuhan Jagung)
i. P3U3 (4 Tumbuhan Jagung)

9
2 Minggu a. P1U1 (2 Tumbuhan Jagung+2
Ke-II Tumbuhan Kacang Hijau)
b. P1U2 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
c. P1U3 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
d. P2U1(4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
e. P2U2 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
f. P2U3 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
g. P3U1 (4 Tumbuhan Jagung)
h. P3U2 (4 Tumbuhan Jagung)
i. P3U3 (4 Tumbuhan Jagung)

3 Minggu a. P1U1 (2 Tumbuhan Jagung+2


Ke-III Tumbuhan Kacang Hijau)
b. P1U2 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
c. P1U3 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
d. P2U1(4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
e. P2U2 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
f. P2U3 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)

10
g. P3U1 (4 Tumbuhan Jagung)
h. P3U2 (4 Tumbuhan Jagung)
i. P3U3 (4 Tumbuhan Jagung)

4 Minggu a. P1U1 (2 Tumbuhan Jagung+2


Ke-IV Tumbuhan Kacang Hijau)
b. P1U2 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
c. P1U3 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
d. P2U1(4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
e. P2U2 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
f. P2U3 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
g. P3U1 (4 Tumbuhan Jagung)
h. P3U2 (4 Tumbuhan Jagung)
i. P3U3 (4 Tumbuhan Jagung)

11
2). Gambar Beart Basah dan Berat Kering
No. Nama Gambar Keterangan
1 Berat Basa a a. P1U1 (2 Tumbuhan Jagung+2
Tumbuhan Kacang Hijau)
b. P2U2 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
c. P3U3 (4 Tumbuhan Jagung)

12
2 Berat a a. P1U1 (2 Tumbuhan Jagung+2
Kering Tumbuhan Kacang Hijau)
b. P2U2 (4 Tumbuhan Kacang
Hijau)
c. P3U3 (4 Tumbuhan Jagung)

b. Tabel Hasil Pengamatan Panjang Batang, Panjang Daun, Lebar Daun dan
Jumlah Daun Kacang Hijau pada Umur 1-4 Minggu (cm)
1) . Hasil pengamatan minggu pertama
a. Tanaman P1 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P1U1 P1U2 P1U3

J1 J2 KH KH J1 J2 KH KH J1 J2 KH KH
1 2 1 2 1 2

Tinggi 21,5 25 10 11 22.6 15,5 15 2,5 22, 2 7,5 7

13
tanaman 5 4
Panjang 13 17, 2,5 3 15 9 3,8 3,5 15 1 1,7 1,6
daun 5 6
Lebar daun 1,6 1,5 1 1 1,8 1,6 1,4 1,4 1,8 1, 0,5 0,4
6
Jumlah 3 3 2 4,5 3 3 2 2 3 3 2 2
daun
b. Tanaman P2 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
KH1 KH KH KH KH1 KH2 KH KH KH KH KH K
2 3 4 3 4 1 2 3 H
4

Tinggi 5,5 18 2 2 15 14,5 5 5 15 3 3 3


tanaman
Panjang 2,3 4 3 2 2 3,5 2 2 2 3,2 2 2
daun
Lebar daun 1,5 1,5 1,5 1,4 1,2 1,3 1,2 1,3 1,2 1,2 1,3 1,
5
Jumlah 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
daun
c. Tanaman P3 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
J1 J2 J3 J4 J1 J2 J3 J4 J1 J2 J3 J4
Tinggi 23,5 20 23 23 24 22 25 20 24 18 20 24
tanaman

14
Panjang 15 14 13 13 12 12 17 14 15 11 14 17
daun
Lebar daun 1,5 2 1,5 1,5 2 1, 2 1,5 1,5 2 2 1,5
5
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
daun
2) .Hasil pengamatan minggu ke-dua
a. Tanaman P1 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
J1 J2 KH KH J1 J2 KH KH J1 J2 KH KH
1 2 1 2 1 2

Tinggi 42 43 21 18 42 43 22 22 45 44 17 20
tanaman
Panjang 34 34 4 5 30 33 4 4 36 33 5 5
daun
Lebar daun 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2

Jumlah 4 4 5 2 4 4 5 2 5 4 2 2
daun
b. Tanaman P2 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
KH1 KH KH KH KH KH KH KH KH KH KH KH
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tinggi 16 15 20 14 20 17 20 20 21 20 21 21
tanaman

15
Panjang 5 4,5 5 4 6 4,5 5,6 6 5 6 6 5
daun
Lebar daun 2 2,5 2,5 2 2,5 2,5 3 2,5 2 2 2 3

Jumlah 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 21
daun
c. Tanaman P3 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
J1 J2 J3 J4 J1 J2 J3 J4 J1 J2 J3 J4
Tinggi 42 49 35 48 49 41 45 44 44 44 46 45
tanaman
Panjang 32 36 26 37 35 30 35 35 35 33 35 35
daun
Lebar daun 2,3 2,5 1,5 19 3 2,5 3 3 2,5 2,5 2,5 2,5

Jumlah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
daun

3. Hasil pengamatan minggu ketiga


a. Tanaman P1 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
J1 J2 KH KH J1 J2 KH1 KH J1 J2 KH KH
1 2 2 1 2

Tinggi 62 52 33 27, 5 58,5 33,5 30 64 51 31 35


tanaman 5 2

16
Panjang daun 43 34 4 3,9 3 38 5 33 47 37 5,5 54
7
Lebar daun 3 2,5 1,8 1,6 1, 2,8 1,8 1,5 2,3 2 1,7 2
9
Jumlah daun 7 6 8 5 6 6 8 5 6 6 5 7

b. Tanaman P2 dengan 3 kali pengulangan


Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
KH KH KH KH KH KH KH KH KH KH KH KH
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tinggi 31, 33 31, 32, 17 34 32 32, 25 24 29 23,


tanaman 5 8 8 5 5
Panjang daun 5,5 6,3 6 5 3 5,5 6 6 5 5 3 4

Lebar daun 2 1,8 2 2,8 1,3 2,3 2 2 1,5 1,5 1,8 1,3

Jumlah daun 8 5 5 5 5 8 7 6 5 5 8 8

c. Tanaman P3 dengan 3 kali pengulangan


Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
J1 J2 J3 J4 J1 J2 J3 J4 J1 J2 J3 J4
Tinggi 55 55 44 46 5 6 48 68, 60 49,5 53 50
tanaman 7 4 5
Panjang 37, 41 30 33 4 4 31 40, 41,5 31 39, 30
daun 8 1,5 2 5 5 5

17
Lebar 2,5 2,2 2 1,8 3, 2, 2 2,3 2,6 1,9 2,3 2
daun 8 5
Jumlah 8 7 4 6 7 6 6 6 8 6 6 6
daun
4.Hasil pengamatan minggu ke-empat
a. Tanaman P1 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
J1 J2 KH KH J1 J2 KH KH J1 J2 KH KH2
1 2 1 2 1

Tinggi 77 68 35 37 54 67 33 35 74 63 36 35
tanaman
Panjang 56 43 4 4 41 64 3,5 4 52 44 5 5
daun
Lebar 2,9 2,8 2,3 2.3 2 3 3,5 3,5 3 3 2,5 2
daun
Jumlah 6 8 8 7 7 8 8 7 7 8 7 8
daun

b. Tanaman P2 dengan 3 kali pengulangan


Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
KH KH KH KH KH KH KH KH KH KH KH KH
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tinggi 32 30, 30 28, 18 37 40 38 43 38 36 36


tanaman 2 7

18
Panjang 2,4 4,5 3,1 4,3 3,5 6 6,5 6 6,2 5,5 5 4,4
daun
Lebar 1,2 1,4 1,3 1,5 1,5 2 2 2,5 3 2,9 2,5 2,4
daun
Jumlah 8 8 11 8 5 7 8 11 8 8 8 9
daun
c. Tanaman P3 dengan 3 kali pengulangan
Ukuran Jenis
P2U1 P2U2 P2U3
J1 J2 J3 J4 J1 J2 J3 J4 J1 J2 J3 J4
Tinggi 69 43 4 6 69 68 61 66 67 73 60 65
tanaman 3 4
Panjang 49 29 3 4 59 50 42 42 45 43 41 46
daun 7 7
Lebar 2,9 2 2 3, 2,8 3 2,8 2 3 3,5 2,5 2,5
daun 5
Jumlah 6 5 7 9 7 8 7 7 6 5 5 6
daun

c. Hasil pengamatan biomassa tanaman pada umur 4 minggu (gram)


a). Berat basah
Perlakuan Ulangan Total Rerata
I II III perlakuan
P1 29,3 29,4 29,5 3 29,4
P2 2,7 4,5 7,0 3 4,7
P3 50,2 50 34,9 3 45

19
Total 3 3 3 3 8,7
ulangan
b). Berat kering
Perlakuan Ulangan Total Rerata
I II III perlakuan
P1 25 25,7 25,9 3 34,5
P2 1,8 3,9 5,8 3 3,8
P3 38 34 20 3 30,7
Total 3 3 3 3 23
ulangan
d. Grafik laju pertumbuhan tanaman
80

70

60

50
U3
40
U2
30 U1
20

10

0
M1 M2 M3 M4

B. Analisis Prosedur
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
praktikum ini. Selanjutnya membagi polybag dalam tiga perlakuan yakni polybag
P1, berisi tanah , polybag P2 berisi tanah dan pasir sedangkan pada polybag P3
berisi tanah dan pupuk kandang serta masing-masing polybag diisi dengan
volume yang sama. Selanjutnya, memilih kacang hijau yang baik dan seragam
kemudian direndam didalam air selama 1 jam. Setelah 1 jam perendaman,

20
menanam kacang hijau pada polybag yang telah diisi tanah sebelumnya dengan
masing-masing 2 biji dengan tiga kali ulangan. Menempatkan polybag di tempat
yang terbuka serta melakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Setelah seminggu penanaman, melakukan pengukuran panjang batang dan lebar
daun pada batang dengan menggunakan mistar dan dilakukan hingga tanaman
berumur 4 minggu. Setelah 4 minggu tanaman ditimbang biomassanya (bobot
basah dan kering) tanpa akar. Setelah data terkumpul membuat grafik laju
pertumbuhan tinggi tanaman serta menganalisis SPSS hanya hasil perhitungan
minggu ke-4.
C. Analisis Hasil Pengamatan
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas
pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam
tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh.
Persaingan merupakan interaksi antara organisme atau spersies.
Persaingan terjadi bila kedua individu yang memiliki kebutuhan sarana
pertumbuhan yang sama. Sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan
tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau
menghambat pertumbuhan individu – individu yang terlibat. Persaingan dapat
terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang berbeda.
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh
modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem akan bersaing untuk
mendapatkan air dan bahan makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang
menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi
mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan
memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah.
Pengamatan percobaan dilakukan dengan pencatatan tinggi dan jumlah
daun kacang hijau dan jagung setiap minggunya untuk mengetahui laju

21
pertumbuhan tanaman. data tinggi tanaman, dan jumlah daun sehingga
didapatkan perbedaan hasil antara dua perlakuan.
Dari praktikum yang sudah dilakukan ditemukan beberapa perbedaan
ukuran tanaman yang diberikan perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama
berisikan tanaman kacang hijau dan jagung. Perlakuan kedua berisikan tanaman
kacang hijau saja. Dan perlakuan ketiga berisikan tanaman jagung saja. Dimana
semua perlakuan tersebut dilakukan dalam tiga kali pengulangan. Pengamatan ini
dilakukan selama satu bulan, perkembangan tanamannya diamati satu kali
seminggu.
Selama pengamatan satu bulan tersebut kami mendapatkan beberapa
perbedaan yang tamapak, seperti ukuran tinggi tanamannya. Pada tanaman
perlakuan satu yang berisikan kacang hijau dan jagung, pertumbuhan tanaman
kacang hijau lebih tinggi dibandingkan tanaman pada perlakuan kedua yang
berisikan tanaman kacang hijau saja. Sedangkan ukuran tinggi tanaman jagung
pada perlakuan pertama lebih tinggi juga daripada tanaman pada perlakuan
ketiga yang berisikan tanaman jagung saja.
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa pada tanaman yang terjadi
persaingan dengan tanaman lain pertumbuhannya lebih lambat dari tanaman yang
tidak ditumbuhi tanaman lain karena dalam pemenuhan unsure hara terhambat
oleh tanaman disekitarnya dan terjadi perebutan unsure hara. Zat allelopati yang
dikeluarkan oleh tanaman lain diduga juga menjadi salah satu factor penyebab
penghambat laju pertumbuhan tanaman sehingga pada polibag yang dibiarkan
ditumbuhi tanaman lain pertumbuhan tanamannya relative lebih lambat dari
tanaman yang ditanam pada polibag bebas tanaman lain yang mengganggu
pertumbuhan.
Menurut teori pertumbuhan tanaman yang ditanam secara
homospesies lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman yang
ditanam secara heterospesies. Hal ini dikarenakan persaingan untuk
memperoleh unsur hara dan zat – zat lain yang dibutuhkan lebih kuat.

22
Seharusnya tanaman yang ditanam secara heteropsesies lebih efisien dalam
memanfaatkan unsur hara sehingga bobotnya lebih besar dari tanaman yang
ditanam secara homospsesies.

23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pertumbuhan yang ditanam secara homospesies, lebih lambat dibandingkan
dengan pertumbuhan tanaman yang ditanam secara heterospesies. Hal ini
dikarenakan persaingan tanaman yang sama jenis atau homospesies lebih kuat
dibandingkan yang berbeda jenis atau heterospesies. Dan pada umumnya
persaingan ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
B. Saran
Mohon untuk pihak laboran melakukan revisi kembali mengenai buku
petunjuk praktikum ekologi tumbuhan ini terutama pada bagian langkah kerja serta
kesiapan para Co.Ass dalam membimbing kami.

24
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, George. 2014. Growth And Yield Of Mungbean In Competition With

Nutsedge And Eleucine Grasses In. Vol.2.

Ewusie,1990. Ekologi Tumbuhan Jilid II. Bandung: Erlangga.

Irwan, 2001. Ekologi Tumbuhan Jilid . Jakarta: Tiga Serangkai.

Krebs dan molles, 2002. Persaingan tumbuhan interspesies. Yogyakarta: UGM.

Michael, 2017. Pengaruh Biochar Sekam Padi Dan Kompos Paitan ( Tithonia

Diversifolia ) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau ( Vigna Radiata)

Di Tanah Miditeran. Vol. 12. No.2.

Naughton. 1998.Persaingan Tumbuhan Interspesific. Jakarta: Erlangga.

Team Ekologi Tumbuhan. 2012. Diktat penentuan praktikum: Ekologi tumbuhan.

Jakarta: Fakultas Biologi Univ. Nasional Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal Pandu
    Proposal Pandu
    Dokumen22 halaman
    Proposal Pandu
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Makalah DPB K.ii A
    Makalah DPB K.ii A
    Dokumen19 halaman
    Makalah DPB K.ii A
    Otsosuki Pandu
    100% (1)
  • Proposal Pandu
    Proposal Pandu
    Dokumen22 halaman
    Proposal Pandu
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Metamorfosis Lalt Buah
    Metamorfosis Lalt Buah
    Dokumen14 halaman
    Metamorfosis Lalt Buah
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen23 halaman
    ISI
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Metamorfosis Lalt Buah
    Metamorfosis Lalt Buah
    Dokumen14 halaman
    Metamorfosis Lalt Buah
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Ektum 3
    Ektum 3
    Dokumen19 halaman
    Ektum 3
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Ektum 3
    Ektum 3
    Dokumen19 halaman
    Ektum 3
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Isi
    Isi
    Dokumen172 halaman
    Isi
    Sri Devi
    Belum ada peringkat
  • Acara Iii Fixs
    Acara Iii Fixs
    Dokumen29 halaman
    Acara Iii Fixs
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Mendelism
    Mendelism
    Dokumen55 halaman
    Mendelism
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal Chapter III
    Analisis Jurnal Chapter III
    Dokumen3 halaman
    Analisis Jurnal Chapter III
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Makalah Isi DPB Kel 3 B
    Makalah Isi DPB Kel 3 B
    Dokumen20 halaman
    Makalah Isi DPB Kel 3 B
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Desain Pembelajaran
    Desain Pembelajaran
    Dokumen10 halaman
    Desain Pembelajaran
    Otsosuki Pandu
    Belum ada peringkat
  • Ispu
    Ispu
    Dokumen10 halaman
    Ispu
    Dafy Zaini
    Belum ada peringkat