Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling b
erinteraksi antara satu dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi
terhadap tumbuhan.Iinteraksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ata
upun tidak sejenis. Intraksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut
dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan
negative-negatif. Dan dalam melakukan praktikum ini yang diteliti adalah
kompetisi yang terjadi antara tanaman kacang hijau dengan sejenisnya.
Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas
(resource competition) atau saling menyakiti antar individu yang sejenis
dengan kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi
antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik.
Tumbuhan tidak bersaing satu sama lain dengan cara fisik seperti
binatang, tetapi menggunakan pengaruh terdapat lingkungan tempat hidup.
Akar suatu tumbuhan dapat lebih kuat dari yang lain dalam pengambilan
unsur pada ruang atau tempat tumbuh yang sama. Persaingan tumbuh ini
merupakan suatu cara bagaimana tumbuhan tersebut berjuang untuk
memperoleh kebutuhannya untuk kelangsungan hidupnya dan untuk bertahan
hidup. Apabila pertumbuhan salah satu tumbuhan tersebut baik maka
tumbuhan tersebut memenangkan permainan tersebut.
Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies mampu dilihat pada jarak antar
tumbuhan. Dimana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara
tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari spesies tunggal
sangat jarang di temukan dialam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis
sangat mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat
merugikan.

1
Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuhan yang
terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya matahari, CO2,
kelembaban, suhu dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan
competitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah individu dan
berat tanaman competitor, siklus hidup tanaman competitor, periode tanaman,
dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kedua sample
tanaman akan mati dan untuk memahami intraksi antar organisme sesame
jenis (kompetisi intraspesifik).
Tujuan diadakannya praktikum acara ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana proses persaingan yang terjadi pada tanaman kacang hijau dan
kacang hijau serta faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses persaingan yang terjadi antar tanaman sejenis (kacang
hijau dengan kacang hijau)?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi persaingan antar tanaman sejenis
(kacang hijau dengan kacang hijau)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses persaingan yang terjadi antara tanaman sejenis
(kacang hijau denagn kacang hijau).
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan antar
tanaman sejenis (kacang hijau dengan kacang hijau).

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kompetisi adalah intraksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan
bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan biji atau tumbuhan tersebut untuk
bertumbuhan hidup berdampingan dengan tumbuhan yang lain. Faktor eksternal yaitu
perebutan anatar tanaman dianataranya intensitas cahaya, unsur hara, suhu, air,
oksigen, dan karbondioksida. Selain faktor yang menjadi perebutan , ada juga faktor
yang mempengaruhi keadaan fisiologis pertumbuhan tanaman dianataranya kindisi
tanah, kelembaban tanah, udara, angina, dan gangguan dari spesie-spesies tertentu di
suatu habitat juga dapat berpengarh terhadap kelangsungan hidup dan fisiologis
tumbuhan. (Indriyanto, 2006: 34-35)
Kompetisi atau persaingan tanaman dapat didefenisikan sebagai salah satu
bentuk interaksi antar tanaman yang saling memperebutkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas pada lahan dan waktu. Persaingan dapat terjadi antar tanaman sejenis
(intraspesifik) dan antar tanaman berbeda jenis (interspesifik). Interaksi yang terjadi
antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi teerhadap kondisi populasi
mengingat keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan pertimbuhan
ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum (1993), setiap anggota populasi dapat
memakan anggota populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan
kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut
dapat searah ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan
atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat merupakan
interaksi yang positip, negatif, atau nol.
Makhluk hidup yang ada dalam suatu ekosistem dapat mengalami adanya
interaksi antar satu spesies dengan spesies yang lainnya. Interaksi tersebut dapat
berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif

3
seperti kompetisi atau persaingan. Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies dapat
dilihat dari jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras
terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies
tunggal sangat jarang ditemukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini
mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan. (Team
Ekologi Tumbuhan, 2012:54)
Kompetisi intraspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh
dua spesies atau dari satu populasi menggantikan yang lain. Persaingan terjadi bila
kedua individu mempunyai kebutuhan saran pertumbuhan yang sama sedangkan
lingkungan tidak menyediakan kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan
lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup.
Persaingan in akan berakibat negative atau menghambat pertumbuhan individu-
individu yang terlibat. Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut
mengpengaruhi pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan.Setiap
organisme yang berintraksi akan dirugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas
jumlanya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat
hara, sinar matahari dan lain-lain. (Fahma Wijianti, 2008: 45)
Kompetisi terjadi jika dua individu atau spesies memperebutkan sumber daya
yang jumlahnya terbatas, seperti nutrisi, air, udara, ruang (untuk tumbuh/sarang), dan
lainnya. Pihak yang lebih efisien memamfaatkan sumber daya akan bertahan,
sedangkan yang lainnya akan tersingkir. Terkait dengan tumbuhan, kompetisi dapat
terjadi, baik dengan sesame jenis (intraspesies), maupun dengan lain jenis
(interspesies). Biasanya kompetisi antar sesame jenis tumbuhan lebih keras
dibandingkan dengan kompetisi antara lain jenis. Hal ini terjadi selain karena
tumbuhan sesama jenis sama-sama memperebutkan sumber daya yang sama, mereka
juga memiliki kemampuan bersaing yang relative sama. Kondisi ini dapat dilihat
dialam, sehingga tegakan besar dari spesies tunggal sangat jarang ditemukan. (Edi
Muhamad Jayadi, 2015: 54-55)

4
Kasus kompetisi intraspesifik maupun kompetisi interspesifik sangat banyak
ditemukan di alam. Tanaman budidaya yang ditanam dengan jarak tanam yang terlalu
rapat merupakan contoh kompetisi intraspesifik, dan tanaman budidaya yang di
sekitarnya tumbuh gulma adalah contoh kompetisi interspesifik. Dalam usaha
mengkomposisikan jenis jenis tanaman misalnya untuk keperluan astetka, perlu
diketahui bahwa hubungan sesame tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman
tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuhan-tumbuhan dapat
menghasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain.
Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya.
(Irwan, 2001: 56).

5
BAB III
METODOLOGI

A. Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Jumat, Oktober 2019
Waktu : 13.30 - Selesai
Tempat : Laboratorium Pendidikan IPA UIN Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Polpen (alat tulis)
b. Buku tulis
c. Kamera/HP
d. Penggaris
e. Polybag
f. Kertas Label
g. Tanah
2. Bahan
a. Biji Kacang Hijau
b. Air
C. Cara Kerja
1. Mengisi polybag dengan tanah secukupnya
2. Memilih biji kacang hijau yang baik dan seragam kemudian merendamnya
dalam air selama 1 jam
3. Menanam bjiji-biji tersebut kedalam polybag yang berbeda dengan
perlakuan sebagai berikut:
P1 di tanami dengan satu biji kang hiaju
P2 ditanami dengan dua biji kacang hijau
P3 ditanami dengan tiga biji kacang hijau
P4 ditanami dengan empat biji kacang hijau

6
4. Melakukan penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman
5. Melakukan pengamatan setiap minggu dan mengukur tinggi tanaman
dengan kertas millimeter block sampai tanaman berumur 4 minggu
6. Melakukan penimbangan biomassa (bobot, basah dan kering) tanpa akar
pada minggu ke 4
7. Membuat grafik pertumbuhan untuk masing-masing polybag. Besaran
pada sumbu X ditanyakan dalam waktu (minggu) dan pada sumbu Y
dinyatakan dalam tinggi tanaman (Cm)
8. Melakukan analisis untuk mengetahui perbedaaan kedua parameter
tanaman untuk ketiga perlakuan tersebut menggunakan ANOVA pola
RAL pada taraf nyata 5% dan jika terdapat beda nyata melakukan uji
lanjut dengan BELETE pada taraf yang sama.

7
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
a. Gambar Tanaman dari Minggu ke-1 Sampai Minggu ke-4
No P1U1, P1U2, P2U1, P2U2, P3U1, P3U2, P4U1, P4U2
P1U3, P1U4 P2U3, P2U4 P3U3, P3U4 P4U3, P4U4
M1

M2

M3

8
M4

2. Tabel Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau pada umur 1
Minggu (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rata-Rata
I II III Perlakuan
P1 8 11 10 1 9,7
P2 10,5 9,6 11,5 1 10,5
P3 10.8 10,3 11,3 1 10,8
P4 12 10,6 11,6 1 11,4
Total Ulangan 3 3 3 4 10,6

Tabel 2. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau pada umur 2


Minggu (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rata-Rata
I II III Perlakuan
P1 21 19 25 1 21,7
P2 21,3 21,5 22,5 1 21,8
P3 20 22,3 21,3 1 21,2
P4 21 19,8 20 1 20,3
Total Ulangan 3 3 3 4 21,25

9
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau pada umur 3
Minggu (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rata-Rata
I II III Perlakuan
P1 25, 5 23 30 1 26,2
P2 24,5 23,8 26,8 1 25
P3 22 25,3 25,7 1 24,3
P4 24,3 23,1 20,1 1 22,5
Total Ulangan 3 3 3 4 24,5

Tabel 4. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau pada umur 4


Minggu (cm)
Perlakuan Ulangan Total Rata-Rata
I II III Perlakuan
P1 29 25 32 1 28,7
P2 26,5 24,3 27 1 25,9
P3 21,8 25,8 26,3 1 24,6
P4 25,9 24 20,8 1 23,6
Total Ulangan 3 3 3 4 25,7

Tabel 5. Hasil Pengamatan Biomassa (Berat Basah) Tanaman Kacang


Hijau Pada Umur 4 Minggu (Gram)
Perlakuan Ulangan Total Rata-Rata
I II III Perlakuan
P1 5,41 4,72 5,35 1 5,16
P2 3,33 3,02 1,39 1 2,58
P3 2,14 2,24 2,22 1 2,2

10
P4 1,54 1,73 1,56 1 1,61
Total Ulangan 3 3 3 4 2,89

Tabel 6. Hasil Pengamatan Biomassa (Berat Basah) Tanaman Kacang


Hijau Pada Umur 4 Minggu (Gram)
Perlakuan Ulangan Total Rata-Rata
I II III Perlakuan
P1 1,422 1,255 1,384 1 1, 354
P2 1,225 1,241 1,195 1 1,220
P3 1,007 0,992 1,091 1 1,03
P4 0,506 0,546 1,508 1 0,39
Total Ulangan 3 3 3 4 0,998

3. Grafik Laju Pertumbuhan Tanaman


a. Perlakuan pada P1: ditanami dengan 1 biji kacang hijau. Setiap
perlakuan dilakukan 3 kali ulangan.
1) Polybag P1U1

Tinggi tanaman (cm)


30
25
20
Tinggi
15
tanaman
10 (cm)
5
0
M1 M2 M3 M4

2) Polybag P1U2

11
Tinggi tanaman (cm)
30
25
20
Tinggi
15
tanaman
10 (cm)
5
0
M1 M2 M2 M4

3) Polybag P1U3

Tinggi tanaman (cm)


40

30
Tinggi
20
tanaman
10 (cm)

0
M1 M2 M3 M4

b. Perlakuan pada P2: ditanami dengan 2 biji kacang hijau. Setiap


perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan.
1) Polybag P2UI
30
25
20
15 T1
10 T2
5
0
M1 M2 M3 M4

Keterangan
T : Tinggi tanaman (cm)
M : Minggu (waktu)

12
2) Polybag P2U2
30
25
20
15 T1
10 T2
5
0
M1 M2 M3 M4

3) Polybag P2U3
35
30
25
20 T1
15
10 T2
5
0
M1 M2 M3 M4

c. Perlakuan pada P3: ditanami dengan 3 biji kacang hijau. Setiap


perlakuan dilakukan dengan 3 kali ulangan.
1) Polybag P3U1
25

20

15 T1

10 T2
T3
5

0
M1 M2 M3 M4

2) Polybag P3U2

13
40

30
T1
20
T2
10 T3

0
M1 M2 M3 M4

3) Polybag P3U3
35

30

25

20 T1

15 T2
T3
10

0
M1 M2 M3 M4

d. Perlakuan pada P4: ditanami dengan 4 biji kacang hijau. Setiap


perlakuan dengan 3 kali ulangan.
1) Polybag P4U1
30
25
T1
20
15 T2
10 T3
5
T4
0
M1 M2 M3 M4

2) Polybag P4U2

14
30
25
20 T1

15 T2
10 T3
5 T4
0
M1 M2 M3 M4

3) Polybag P4U3
30
25
T1
20
15 T2

10 T3
5 T4
0
M1 M2 M3 M4

4. Hasil analisis untuk mengetahui perbedaan kedua parameter tanaman


untuk ketiga perlakuan menggunakan ANOVA pola RAL pada taraf nyata
5% dan jika terdapat beda nyata, lakukan uji lanjut dengan BNT pada
taraf yang sama.
a. Uji Anova
ANOVA

Tinggi_Tanaman

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 43,633 3 14,544 2,145 ,173

Within Groups 54,247 8 6,781

Total 97,880 11

15
b. Uji BNT
Multiple Comparisons

Dependent Variable: Tinggi_Tanaman

(I) Perlakuan (J) Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Perla Difference (I-J)
kuan Lower Upper
Bound Bound

2biji 2,7333 2,12616 ,235 -2,1696 7,6363

1biji 3biji 4,0333 2,12616 ,094 -,8696 8,9363

4biji 5,1000* 2,12616 ,043 ,1971 10,0029

1biji -2,7333 2,12616 ,235 -7,6363 2,1696

2biji 3biji 1,3000 2,12616 ,558 -3,6029 6,2029

4biji 2,3667 2,12616 ,298 -2,5363 7,2696


LSD
1biji -4,0333 2,12616 ,094 -8,9363 ,8696

3biji 2biji -1,3000 2,12616 ,558 -6,2029 3,6029

4biji 1,0667 2,12616 ,629 -3,8363 5,9696

1biji -5,1000* 2,12616 ,043 -10,0029 -,1971

4biji 2biji -2,3667 2,12616 ,298 -7,2696 2,5363

3biji -1,0667 2,12616 ,629 -5,9696 3,8363

16
c. Grafik rata-rata laju pertumbuhan tanaman

d. Interpretasi Data
1. Uji ANOVA
Sig (0,05) > 0,017. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara perlakuan terhadap tinggi tanaman.
2. UJI BNT
Jumlah selisih perlakuan terhadap tinggi tanaman
P1 dengan P2 = 2,73
P2 dengan P3 = 1,30
P3 dengan P4 = 1,06
Artinya nilai rata-rata pada setiap perlakuan berbeda signifikan
3. Grafik rata-rata laju pertumbuhan tanaman
Semakin sedikit tanaman pada satu polybag maka laju
pertumbuhan semakin tinggi karena tidak adanya persaingan antar
tanaman. Sebaliknya semakin banyak tanaman pada satu polybag
maka laju pertumbuhan semakin lambat karena tingginya
persaingan antar tanaman sejenis.

17
B. Pembahasan
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis
tanaman. Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat
pada penampilan tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling mempengaruhi dengan
lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar
ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang
sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun
mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu
dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat
tersebut dinamakan allelopati.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai persaingan
antara tanaman sejenis (kompetisi Intraspesifik) yang telah dilakukan selama
± 4 minggu dan yang menjadi objek untuk kompetisi intraspesifik yakni
dengan menggunakan tumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus). Dimana
biji dari kacang hijau dimasukkan kedalam tiap polybag dengan tanah
sebanyak kurang lebih 1 kg serta dibuat perlakuan sebanyak 4 perlakuan
dengan 3 kali ulangan dari tiap polybag. Pada perlakuan ke-1 ditanam 1 biji
dari kacang hijau, perlakuan ke-2 ditanam 2 biji kacang hijau, perlakuan ke-3
ditanam 3 biji kacang hijau, perlakuan ke-4 ditanam 4 biji kacang hijau dan
masing- masing perlakuan diberikan pengulangan sebanyak 3 kali.
Persaingan antara tanaman sejenis (kompetisi Intraspesifik)
merupakan persaingan antara satu spesies yang sama bersaing didalam lahan
atau didalam tempat yang sama pula. Salah satu bentuk interaksi tumbuhan
antara lain saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas
pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Misalnya air,
hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Pada persaingan intraspesifik
persaingan yang terjadi meliputi persaingan antar organ tanaman (misalnya

18
antar organ vegetatif atau organ vegetative vs generatif) dalam tubuh satu
tumbuhan. Persaingan intraspesifik digunakan untuk menggambarkan adanya
persaingan antar individu- individu tanaman yang sejenis. Kemudian faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik pada tumbuhan
antara lain jenis tumbuhan, kepadatan tumbuhan, penyebaran tumbuhan dan
waktu.
Pada pengamatan yang telah dilakukan selama ± 4 minggu, maka telah
dapat dilihat persaingan / kompetisi intraspesifik dari kacang hijau (Phaseolus
radiatus) tersebut. dimana dari tiap tumbuhan memperebutkan sumber daya
alam yang tersedia seperti air, cahaya, zat hara, CO2 dan ruang tumbuh.
Namun pada pengamatan yang telah dilakukan tidak terdapat persaingan yang
signifikan antar satu tumbuhan dengan tumbuhan yang lainnya. Dimana
tumbuhan- tumbuhan kacang hijau tersebut tumbuh sesuai dengan
pertumbuhannya dan juga memiliki ukuran yang relatif tumbuh dengan cepat.
Dapat dilihat pada batang yang umumnya tumbuh tinggi, kemudian lebar
daun yang umumnya memiliki lebar daun yang sesuai serta jumlah daun yang
umumnya berjumlah sama dari masing- masing yang dimiliki oleh tumbuhan
kacang hijau tersebut.
Dari hasil yang didapat di jelaskan bahwa tabel pertama menjelaskan
bahwa hasil praktikum yang dilakukan sebanyak 4 kali perlakuan dan 3 kali
ulangan. Dimana hasil pengukuran pada minggu pertama yaitu pada perlakuan
pertama hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu 8 cm, ulangan kedua
11 cm, dan ulangan ketiga 10 cm. Dan dengan nilai atau panjang rata-rata
yaitu 9,7 cm. Kemudian pada perlakuan kedua hasil pengukuran pada ulangan
pertama yaitu 10,5 cm, ulangan kedua 9,6 cm, dan ulangan ketiga 11,5 cm.
Dan dengan nilai atau panjang rata-rata yaitu 10,5 cm. Kemudian pada
perlakuan ketiga hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu 10,8 cm,
ulangan kedua 10,3 cm, dan ulangan ketiga 11,3 cm. Dan dengan nilai atau
panjang rata-rata yaitu 10,8 cm. Kemudian pada perlakuan keempat atau

19
terakhir hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu 12 cm, ulangan kedua
10,6 cm, dan ulangan ketiga 11,6 cm. Dan dengan nilai atau panjang rata-rata
yaitu 11,4 cm.
Begitu juga dengan hasil pengukuran pada minggu kedua dilakukan
sebanyak 4 kali perlakuan dan 3 kali ulangan. Dimana hasil pengukuran pada
minggu kedua yaitu pada perlakuan pertama hasil pengukuran pada ulangan
pertama yaitu 21 cm, ulangan kedua 19 cm, dan ulangan ketiga 25 cm. Dan
dengan nilai atau panjang rata-rata yaitu 21,7 cm. Kemudian pada perlakuan
kedua hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu 21,3 cm, ulangan kedua
21,5 cm, dan ulangan ketiga 22,5 cm. Dan dengan nilai atau panjang rata-rata
yaitu 21,8 cm. Kemudian pada perlakuan ketiga hasil pengukuran pada
ulangan pertama yaitu 20 cm, ulangan kedua 22,3 cm, dan ulangan ketiga 21,3
cm. Dan dengan nilai atau panjang rata-rata yaitu 21,2 cm. Kemudian pada
perlakuan keempat atau terakhir hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu
21 cm, ulangan kedua 19,8 cm, dan ulangan ketiga 20 cm. Dan dengan nilai
atau panjang rata-rata yaitu 20,3 cm.
Begitu juga dengan hasil pengukuran pada minggu ketiga dilakukan
sebanyak 4 kali perlakuan dan 3 kali ulangan. Dimana hasil pengukuran pada
minggu ketiga yaitu pada perlakuan pertama hasil pengukuran pada ulangan
pertama yaitu 25,5 cm, ulangan kedua 23 cm, dan ulangan ketiga 30 cm. Dan
dengan nilai atau panjang rata-rata yaitu 26,2 cm. Kemudian pada perlakuan
kedua hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu 24,5 cm, ulangan kedua
23,8 cm, dan ulangan ketiga 26,8 cm. Dan dengan nilai atau panjang rata-rata
yaitu 25 cm. Kemudian pada perlakuan ketiga hasil pengukuran pada ulangan
pertama yaitu 22 cm, ulangan kedua 25,3 cm, dan ulangan ketiga 25,7 cm.
Dan dengan nilai atau panjang rata-rata yaitu 24,3 cm. Kemudian pada
perlakuan keempat atau terakhir hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu
24,3 cm, ulangan kedua 23,1 cm, dan ulangan ketiga 20,1 cm. Dan dengan
nilai atau panjang rata-rata yaitu 22,5 cm.

20
Dan begitu juga dengan hasil pengukuran pada minggu keempat atau
minggu terakhir dilakukan sebanyak 4 kali perlakuan dan 3 kali ulangan.
Dimana hasil pengukuran pada minggu keempat yaitu pada perlakuan pertama
hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu 29 cm, ulangan kedua 25 cm,
dan ulangan ketiga 32 cm. Dan dengan nilai atau panjang rata-rata yaitu 28,7
cm. Kemudian pada perlakuan kedua hasil pengukuran pada ulangan pertama
yaitu 26,5 cm, ulangan kedua 24,3 cm, dan ulangan ketiga 27 cm. Dan dengan
nilai atau panjang rata-rata yaitu 25,9 cm. Kemudian pada perlakuan ketiga
hasil pengukuran pada ulangan pertama yaitu 21,8 cm, ulangan kedua 25,8
cm, dan ulangan ketiga 26,3 cm. Dan dengan nilai atau panjang rata-rata yaitu
24,6 cm. Kemudian pada perlakuan keempat atau terakhir hasil pengukuran
pada ulangan pertama yaitu 25,9 cm, ulangan kedua 24 cm, dan ulangan
ketiga 20,8 cm. Dan dengan nilai atau panjang rata-rata yaitu 23,6 cm.
Itulah hasil penjumlahan dari pengukuran yang didapat setelah
praktikum di lakukan, Kemudian untuk menentukan persaingan antara
tumbuhan sejenis (kompetisi intraspesifik) ini digunakan metode persamaan
yakni Uji ANOVA (Analysis of Varience). Anova merupakan metode analisis
yang bertujuan untuk mengukur perbedaan antar perlakuan melalui uji F.

21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan mengenai persaingan antara
tumbuhan yang sejenis (kompetisi intraspesifik) maka diambil kesimpulan
bahwa Persaingan antara tanaman sejenis (kompetisi Intraspesifik) merupakan
persaingan antara satu spesies yang sama. Tumbuhan yang sejenis ini
memperebutkan sumber daya alam yang terdapat ditempat yang sama pula.
Sumber daya alam yang diperebutkan antara lain air, cahaya, zat hara, CO2
dan ruang tumbuh. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap persaingan
intraspesifik pada tumbuhan antara lain jenis tumbuhan, kepadatan tumbuhan,
penyebaran tumbuhan dan waktu.
Pada persaingan intraspesifik persaingan yang terjadi meliputi persaingan
antar organ tumbuhan seperti antar organ vegetatif atau organ vegetatif vs
generatif dalam tubuh satu tumbuhan. Tumbuhan kacang hijau (Phaseolus
radiatus) dijadikan sebagai objek percobaan dalam melihat persaingan antara
tumbuhan sejenis (kompetisi intraspesifik). Pada kacang hijau yang dijadikan
objek pengamatan yakni tinggi batang, lebar daun dan jumlah daun. Pada
pengamatan tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada persaingan antara
tumbuhan intraspesifik tersebut. Metode persamaan uji ANAVA digunakan
untuk menentukan persaingan antara tanaman sejenis (kompetisi
intraspesifik). Anova merupakan metode analisis yang bertujuan untuk
mengukur perbedaan antar perlakuan melalui uji F.
B. Kritik
Tidak ada kritik dan saran karena co’ass sudah baik dalam membimbing
praktikum kami.

22
23

Anda mungkin juga menyukai