Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGEMBANGAN PERSONALITY DAN SOCIAL GURU


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu :
Bapak Fauzi Annur, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok : 7 (Tujuh)
Nama Anggota Kelompok :
1. Gilang Mutiasari (203111072)
2. Nisa Rizki Isnaini (203111088)
3. Salma Khairus Saada (203111093)
4. Aditiya Nur Rohmatin (203111096)

KELAS 6 C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Pengembangan
Personality dan Social Guru ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Profesi Kependidikan. Selain itu, juga untuk menambah wawasan tentang Pengembangan
Personality dan Social Guru untuk para pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fauzi Annur, S.Pd.I., M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sukoharjo, 17 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3

A. Pengertian Pengembangan Personality dan Social Guru ...................................................... 3

B. Urgensi Pengembangan Personality dan Social Guru ........................................................... 4

C. Strategi Pengembangan Personality dan Social Guru ........................................................... 5

D. Implikasi Pengembangan Personality dan Social Guru ........................................................ 6

BAB III ...................................................................................................................................... 8

PENUTUP.................................................................................................................................. 8

A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 8

B. Saran ...................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang luhur dan mulia, baik
ditinjau dari sudut masyarakat dan negara maupun ditinjau dari sudut
keagamaan. Guru sebagai pendidik adalah seorang yang berjasa besar terhadap
masyarakat dan negara. Tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat,
maju atau mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat dan negara,
sebagian besarnya tergantung kepada pendidikan dan pengajaran yang
diberikan oleh guru-guru. Makin tinggi pendidikan guru, makin baik pula mutu
pendidikan dan pengajaran yang diterima oleh anak-anak, dan makin tinggi
pula derajat masyarakat.3 Oleh sebab itu, guru harus berkeyakinan dan bangga
bahwa ia dapat menjalankan tugas itu. Guru hendaklah berusaha menjalankan
tugas kewajiban sebaik-baiknya sehingga dengan demikian masyarakat
menginsafi sungguh-sungguh betapa berat dan mulianya pekerjaan guru.
Kepribadian guru akan mempengaruhi perilaku murid-murid mereka,
kemampuan guru untuk membangun hubungan yang sehat dengan murid-
murid mereka, gaya mengajar mereka, dan persepsi-persepsi dan pengharapan-
pengharapan mereka tentang diri mereka sendiri sebagai guru, dan harapan dari
murid-murid sebagai orang yang sedang belajar. Pengajaran yang berhasil oleh
guru diukur dari prestasi murid oleh masyarakat, untuk itu diperlukan guru-
guru yang mampu membangun hubungan manusiawi yang memuaskan dan
menciptakan suatu etos ruang kelas yang hangat, mendukung dan mampu
menerima murid-murid dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sikap
guru dalam menciptakan suasana yang hangat, mendukung, komunikasi
antarpribadi yang lancar akan memudahkan penampilan siswa. (Burn, 1993:
393)
Guru-guru harus mampu mengubah konsep diri mereka sebelum mereka
dapat menimbulkan perubahan untuk keadaan yang lebih baik dalam konsep
diri murid-murid mereka. Di dalam menerima diri mereka sendiri guru-guru
akan lebih hangat dan mampu menerima keadaan murid, dan suasana yang
mendukung, menyenangkan, agar dapat menghasilkan yang terbaik dari murid-
murid mereka. Artinya kualitas dari hubungan antara guru dengan muridnya

1
sangat penting, kondisi ini dapat tercipta apabila didukung oleh kepribadian
guru yang menyenangkan. (Burn, 1993:104)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengembangan personality dan social guru?
2. Bagaimana urgensi dari pengembangan personality dan social guru?
3. Bagaimana strategi dari pengembangan personality dan social guru?
4. Bagaimana implikasi dari pengembangan personality dan social guru?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengembangan personality dan social guru.
2. Untuk mengetahui urgensi dari pengembangan personality dan social guru.
3. Untuk mengetahui strategi dari pengembangan personality dan social guru.
4. Untuk mengetahui implikasi dari pengembangan personality dan social guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Personality dan Social Guru


Kepribadian (personality) merupakan ciri, karakteristik, gaya atau sifat
khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
dari lingkungan dan masyarakat, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga
bawaan seseorang sejak lahir (Habibullah, 2019)
Kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri khas seseorang yang
dimanifestasikan melalui pola tingkah laku atau cara dia merespon yang
konsisten dalam situasi-situasi termasuk relasinya dengan lingkungan. Tingkah
laku atau sikap ini akan lebih kelihatan dalam cara-cara mereka berinteraksi
dengan orang lain (peserta didik). Seperti menampilkan sikap simpati, empati
(merupakan sikap untuk dapat memahami apa yang sedang dipikirkan dan
dirasakan orang lain), terbuka, berwibawa, bertanggung jawab, dan mampu
membuat penilaian terhadap diri sendiri. Semua sikap tersebut seharusnya
dapat dikembangkan oleh guru dalam bekerja dan dalam kehidupannya, untuk
dapat memiliki kepribadian yang sehat. (Nursyamsi, 2014)
Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru dalam
berkomunikasi dan berinteraksi ketika menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa, selain peserta didik guru juga mampu berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, serta masyarakat sekitar. (Masita, 2018)
Tanpa mengabaikan kompetensi yang lainnya, menurut Zakiyah
Daradjat.dalam (Purwanto, 2015), kompetensi sosial dan kompetensi
kepribadian merupakan kompetensi yang terpenting. Dalam hal ini, ada
korelasi yang erat antara kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Dari
kompetensi kepribadian, guru dapat dievaluasi apakah ia seorang guru yang
baik atau tidak. Kepribadian yang utuh meliputi tingkah laku maupun tata
bahasanya. Sebab, kepribadian guru akan mudah diperhatikan dan ditiru oleh
peserta didiknya, termasuk budi bahasanya.
Guru merupakan sosok yang digugu lan ditiru atau tut wuri handayani.
Tentunya guru yang memiliki kompetensi sosial serta kompetensi kepribadian

3
yang menggunakannya dalam sebuah pembelajaran akan bisa mempengaruhi
kualitas siswanya. Seperti memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
kepada siswanya dengan memanfaatkan kompetensi sosial dan kompetensi
kepribadian yang dapat memudahkan guru tersebut.
B. Urgensi Pengembangan Personality dan Social Guru
Sempat viral kejadian beberapa bulan lalu yang diunggah dalam kanal
YouTube tvOneNews pada 8 Februari 2023 yang berjudul “Miris! Siswa SMK
Bentak Guru di Dalam Kelas”. Berita ini sempat menghebohkan warga +62
lantaran aksi tak biasa yang dilakukan oleh seorang siswa kepada gurunya.
Peristiwa tersebut berawal saat siswa datang terlambat, lalu sang guru meminta
siswa yang terlambat untuk memanggil orang tuanya. Namun jawabannya
menyepelakan sang guru yang membuat guru emosi dan memukul meja. Tak
terima dengan hal tersebut siswa langsung menghampirinya dengan perkataan
tak pantas seolah ingin menyerang sang guru.
Fenomena serupa terkait kepribadian siswa yang buruk bukan menjadi hal
yang sulit ditemukan di zaman sekarang ini, baik berupa perkataan kotor
ataupun perilaku yang tidak sopan. Baik yang terekam kamera ataupun tidak.
Hal ini terjadi karena beberapa faktor, seperti kurangnya pendidikan orang tua,
meniru perbuatan orang lain, dan bisa juga kurangnya pendidikan guru.
Kebanyakan siswa melakukan suatu perbuatan karena melihat suatu kejadian
lalu menirunya. Disinilah peran penting pengembangan kepribadian seorang
guru.
Guru, “digugu dan ditiru” dimaknai dengan seorang guru itu didengar
perkataanya dan diikuti tindakannya. Memang, peran guru tidak bisa
membentuk 100% kepribadian siswa. Namun sudah menjadi tugas guru
menjadikan siswa-siwanya berakhlak karimah (akhlak mulia). Bagaimana
mungkin jika seorang guru mengajarkan akhlak mulia sedangkan dirinya tidak
memilikinya.
Dalam Permendiknas RI No.16 Tahun 2007 terdapat beberapa kompetensi
kepribadian pendidik diantaranya :
a. Tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia

4
b. Penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa
d. Kepemilikan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri
e. Penghormatan terhadap kode etik profesi guru. (H. Syamsu Nahar, 2017).
Penguasaan kompetensi kepribadian pendidik memiliki arti penting, baik
bagi pendidik, sekolah dan bagi peserta didik. Sekolah yang menjanjikan bagi
peserta didiknya haruslah menyiapkan guru/pendidik yang tidak saja
menguasai bidangnya, tetapi juga memiliki prospek, dedikasi, dan pengabdian
yang tinggi dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik.
Selain mengembangkan kepribadian, guru juga harus melakukan
pengembangan sosial. Pengembangan sosial ini akan membantu dalam
berinteraksi dengan siswa, baik di dalam maupun di luar pembelajaran.
Pengembangan sosial yang baik dapat memupuk keakraban dan kedekatan
dengan siswa. Sering ditemukan fenomena terkait hubungan guru dan siswa
yang hanya terjalin di lingkungan sekolah saja, diluar itu mereka seolah tak
saling mengenal. Namun ada juga fenomena guru dan siswa seolah seperti
orang tua dan anak. Saling menyayangi, menghormati, dan terus menjalin
silaturahmi. Selain interaksi dengan siswa, pengembangan sosial juga
menyangkut interaksi dengan masyarakat. Oleh karena hubungan sekolah
dengan masyarakat sangat erat, maka guru harus melakukan pengembangan
sosial. Karena interaksi sosial guru dengan masyarakat akan dinilai, maka guru
tidak bisa berlaku sewenang-wenang agar humas (hubungan masyarakat)
terjalin dengan baik.
C. Strategi Pengembangan Personality dan Social Guru
1. Strategi Pengembangan Personality (Kepribadian) Guru
Sondang P. Siagian mengatakan bahwa untuk meningkatkan
kemampuan para guru termasuk di dalamnya kompetensi kepribadian dan
leadership perlu dilakukan tujuh langkah pengembangan antara lain, 1)
penentuan kebutuhan, 2) penentuan sasaran, 3) penetapan isi program, 4)

5
identifikasi prinsip-prinsip belajar, 5) pelaksanaan program, 6) identifikasi
manfaat, 7) penilaian pelaksanaan program. (Sondang P. Siagian, 2011)
Pendapat lain dari Anwar Prabu Mangkunegara mengatakan bahwa
tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyusunan program
pengembangan sumber daya manusia yang termasuk di dalamnya
pengembangan kompetensi kepribadian, adalah 1) mengidentifikasikan
kebutuhan dan sasaran pengembangan, 2) menetapkan tujuan dan sasaran
pengembangan, 3) menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya,
4) mengadakan percobaan dan revisi, 5) mengimpletasikan dan
mengevaluasi.(A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2011)
2. Strategi Pengembangan Social Guru
Menurut Wijaya strategi pembelajaran afektif adalah strategi dalam
proses pembelajaran yang menekankan pada sikap yang diukur serta
menyangkut kesadaran seseorang. Strategi pembelajaran afektif bertujuan
bukan hanya mencapai pendidikan kognitif saja, melainkan juga bertujuan
mencapai sikap dan tindakan. (Jaka Imam Mahesa Wijaya, 2020) Strategi
yang digunakan guru dalam mengembangkan sikap sosial pada aspek
disiplin, tanggung jawab, dan percaya diri dalam pembelajaran.
Terdapat tujuh pengembangan sosial yang harus dimiliki seorang guru
agar mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif, meliputi : 1).
Pengetahuan tentang adat istiadat, baik sosial maupun agama. 2).
Pengetahuan tentang budaya. 3). Pengetahuan tentang demokrasi. 4).
Pengetahuan tentang estetika. 5). Memiliki apresiasi serta kesadaran sosial.
6). Memiliki sikap yang baik terhadap pengetahuan dan pekerjaan. 7). Setia
kepada harkat dan martabat manusia. (Mulyasa, 2009)
D. Implikasi Pengembangan Personality dan Social Guru
Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sebagai
makhluk Tuhan. Seorang guru wajib menguasai pengetahuan yang akan
diajarkannya kepada peserta didik secara benar dan bertanggung jawab.
Seorang guru harus memiliki pengetahuan penunjang tentang kondisi
fisiologis, psikologis, dan pedagogis dari para peserta didik yang dihadapinya.
Seorang guru menjadi panutan bagi peserta didik. Maka dari itu seorang guru
harus memiliki kepribadian yang baik seperti berakhlak mulia, bertanggung

6
jawab, dan berwibawa sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta
didik. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
mewajibkan seorang guru untuk memiliki kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantab dan stabil, arif dan bijaksana,
berwibawa, dewasa, berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi peserta didik.
Kemampuan yang terpancar lewat perilaku dan tindakan sehari-hari serta
memberikan gambaran tentang diri sendiri atau profesi yang diperankan.
Dalam hal ini, guru harus memiliki kepribadian yang mantap sehingga mampu
mengendalikan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
peserta didik serta menjadi sumber inspirasi (Angga Bima Sakti, 2017).
Kompetensi sosial bagi seorang guru juga meliputi:
1. Memiliki empati kepada orang lain
2. Memiliki toleransi kepada orang lain
3. Memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta melekat pada setiap
kompetensi yang lain
4. Mampu bekerja sama dengan orang lain. (Irsyad Syamsuhadi, 2015)
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru yang berhubungan dengan
partisipasi sosialnya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, baik di tempat
kerja maupun di tempat tinggalnya. Misalnya kemampuan berkomunikasi
dengan siswanya, sesama teman guru, kepala sekolah, orang tua siswa, pegawai
tata usaha, dan lain-lain, baik secara formal maupun informal. Kompetensi
sosial termasuk juga kemampuan berkomuniasi dan berperan serta dalam
kegiatan kemasyarakatan di lingkungan sekitarnya.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan mengenai pengembangan personality dan sosial
guru dapat disimpulkan bahwa kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri
khas seseorang yang dimanifestasikan melalui pola tingkah laku atau cara dia
merespon yang konsisten dalam situasi-situasi termasuk relasinya dengan
lingkungan. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan seorang guru
dalam berkomunikasi dan berinteraksi ketika menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa, dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, serta masyarakat sekitar.
Guru, “digugu dan ditiru” dimaknai dengan seorang guru itu didengar
perkataanya dan diikuti tindakannya. Memang, peran guru tidak bisa
membentuk 100% kepribadian siswa. Namun sudah menjadi tugas guru
menjadikan siswa-siswanya berakhlak karimah (akhlak mulia). Kompetensi
kepribadian dan sosial guru memang memiliki hubungan yang erat, maka guru
harus melakukan pengembangan sosial. Karena interaksi sosial guru dengan
masyarakat akan dinilai, maka guru tidak bisa berlaku sewenang-wenang agar
humas (hubungan masyarakat) terjalin dengan baik.
Ada beberapa strategi pengembangan personality untuk meningkatkan
kemampuan guru yaitu 1) penentuan kebutuhan, 2) penentuan sasaran, 3)
penetapan isi program, 4) identifikasi prinsip-prinsip belajar, 5) pelaksanaan
program, 6) identifikasi manfaat, 7) penilaian pelaksanaan program.
Sedangkan strategi pengembangan sosial guru yaitu 1). Pengetahuan tentang
adat istiadat, baik sosial maupun agama. 2). Pengetahuan tentang budaya. 3).
Pengetahuan tentang demokrasi. 4). Pengetahuan tentang estetika. 5). Memiliki
apresiasi serta kesadaran sosial. 6). Memiliki sikap yang baik terhadap
pengetahuan dan pekerjaan. 7). Setia kepada harkat dan martabat manusia
B. Saran
Berkenaan dengan tulisan ini, penulis menyadari adanya banyak
kekeliuran dan kurang lengkapnya pembahasan yang tercantum didalamnya.
Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran untuk perbaikan
penulisan makalah ke depannya.

8
DAFTAR PUSTAKA
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (Bandung: Refika Aditama, 2011).
Bima Sakti, Angga. (2017). Peran Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian Guru
dalam Mencapai Keberhasilan Pembelajaran.
Burns, R.B. 1993. Konsep Diri Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Jakarta:
Arcan
E. Mulyasa (2009) Standar Komepetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Jaka Imam Mahesa Wijaya, Metode, Strategi, Evaluasi, Model, dan Permainan
Pengajaran
Habibullah, N. (2019). Hakikat Kepribadian Guru Sebagai Tenaga Pendidik. Jurnal At-
Ta’lim, Vol 1. Edisi I, 6-7.
Syamsuhadi, Irsyad. Guru yang Profesional. Bandung: PT Alfabeta. 2015.
Masita. (2018). Pengembangan Kompetensi Sosial Guru-Guru Di Pondok Pesantren
Darul Hamid Kecamatan Bolo Kabupaten Bima .
Nahar, H. Syamsu. Standar Kompetensi Kepribadian Guru. (Yogyakarta : Atap Buku,
2017.
Nursyamsi. (2014). Pengembangan Kepribadian Guru. Jurnal Al-Ta’lim, Volume 21,
Nomor 1, 38.
Purwanto, E. ( 2015). Implikasi Kompetensi Kepribadian dan Sosial Guru Membentuk
Perilaku Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Sunan Kalijogo Malang. Skripsi.
Sahara, dkk. (2018). Upaya Peningkatan Kompetensi Sosial Guru PPKN dI SMP Negeri
2 Baraka Kabupaten Enrekang.
Sondang P. Siagian. Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 185-186.

Anda mungkin juga menyukai