Anda di halaman 1dari 4

3.

Jenis-jenis paragraf
Berdasarkan fungsinya dan wujudnya dalam karangan, paragraf dapat dibagi menjadi tiga jenis
yaitu paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup. Ketiga jenis paragraf itu
memiliki fungsinya masing-masing yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Paragraf Pembuka
Isi paragraf pembuka bertujuan untuk mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan
dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, paragraf pembuka
harus memiliki fungsi untuk : (1) mengantar pokok pembicaraan, (2) menarik perhatian
dan minat pembaca, (3) menyiapkan atau menata pikiran pembaca agar paham seluruh isi
karangan.

2. Paragraf Penghubung
Paragraf ini bertujuan menghubungkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya sudah dirumuskan di paragraf pembuka. Contoh dan ilustrasi, inti
permasalahan dan pembahasan adalah isi dari paragraf penghubung atau paragraf
pengembang. Paragraf penghubung memilik fungsi untuk : (1) mengemukakan inti
permasalahan, (2) memberi contoh dan ilustrasi permasalahan, (3) menjelaskan hal yang
akan diuraikan pada paragraf berikutnya, (4) meringkas paragraf sebelumnya, dan (5)
mempersiapkan dasar atau landasan untuk kesimpulan. Paragraf yang terletak antara
paragraf pembuka dan penutup digolongkan sebagai paragraf penghubung, Oleh karena
itu, antara paragraf yang satu dengan yang lainnya harus saling berhubungan secara logis.

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup terdapat pada akhir karangan yang akan mengakhiri sebuah karangan
atau tulisan. Paragraf penutup berisi simpulan dari semua pembahasan yang telah
dipaparkan di paragraf penghubung. Paragraf ini sering berisi penegasan atau pernyataan
kembali tentang permasalahan yang telah diuraikan di paragraf sebelumnya agar maksud
penulis menjadi lebih jelas dan dapat dipahami. Paragraf penutup dimaksudkan untuk
mengakhiri sebuah karangan, maka dari itu penyajiannya harus memperhatikan hal
berikut : (1) paragraf tidak boleh terlalu panjang, (2) isi paragraf harus berisi simpulan
yang bisa menggambarkan isi seluruh uraian dengan singkat, (3) sebagai bagian yang
terakhir dibaca, hendaknya dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca, dan
(4) isi paragraf penutup ditentukan oleh sifat karangan.
7. Pola Pengembangan Paragraf

1. Pola pengembangan dengan cara umum-khusus


Metode umum-khusus dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan
paragraf agar tampak teratur. Pola ini disarankan untuk penulis pemula, karena akan
memudahkan dalam menyusun dan mengembangkan paragraf. Selain itu, pola ini
banyak dipakai dalam karangan ilmiah, seperti artikel dalam media massa.
Dalam bentuk umum ke khusus, pikiran utama atau pokok kalimat diletakkan pada awal
paragraf lalu diikuti dengan perincian.
Contoh : (1) Indonesia digunakan sebagai bahasa nasional (2) kedudukan ini
didapatkan setelah dicetuskannya Sumpah pemuda. Kalimat pertama merupakan pokok
kalimat yang kemudian kalimat selanjutnya dilanjutkan dengan rincian dari pokok
kalimat.
Kemudian penulis juga dapat menggunakan pola sebaliknya yaitu khusus (rincian) ke
umum. Kalimat pertama diawali dengan perincian yang kemudian diakhiri dengan pokok
kalimat atau pikiran utama berdasarkan rincian tersebut.

2. Pola dengan Cara Alasan-alasan


Dalam pola ini, fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu akan dikemukakan lebih
dulu, kemudian dilanjut dengan rincian-rincian sebagai akibatnya. Dalam hal ini, sebab
merupakan pokok pikiran dan akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas.
Contoh : (1) Keluarga selalu berusaha menjamin kejayaan keluarga (sebab), (2) Anak-
anak pun tidak terlantar hidupnya (akibat).

Ada juga kebalikannya yaitu akibat-sebab, akibat sebagai pokok pikiran dan sebab
sebagai penjelas. Contoh : (1) Dia terpaksa tidak masuk sekolah hari ini (akibat), (2)
karena dia akan pergi ke luar kota (sebab).

3. Pola dengan Cara Perbandingan


Pada pola ini, penulis memaparkan persamaan dan perbedaan dua objek/ gagasan.
Contoh : (1) Pantun dan syair mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. (2) Syair
keempat barisnya merupakan isi, sedangkan pantun isinya terletak pada baris ketiga dan
empat.

4. Pola dengan Cara Contoh-Contoh


Dalam pola pengembangan ini terlebih dahulu dikemukakan suatu pernyataan, kemudian
disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh agar pembaca lebih paham apa yang
disampaikan penulis. Dalam karangan ilmiah contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan.
Contoh : (1) Kata-kata gaul pun mulai banyak digunakan oleh masyarakat, seperti:
nongki, gasken, dan kuy.
5. Pola dengan Cara Definisi Luas
Definisi luas ini dapat dipakai untuk mengembangkan pokok pikiran. Jadi definisi luas
adalah usaha penulis dalam menerangkan pengertian dan konsep istilah tertentu.
Contoh : Apakah pahlawan itu? Pahlawan adalah orang yang berbuat baik, melaksanakan
kewajiban dengan baik, berjuang tanpa pamrih. Mereka tidak menuntut balas jasa dan
tidak minta pengakuan orang lain.

6. Pola dengan Cara Campuran


Pada pola ini penulis dapat memberi rincian untuk kalimat utama yang terdiri dari dua
atau lebih cara pengembangan paragraf. Jadi, misalnya dalam satu paragraf terdapat
campuran pola umum-khusus dan pola contoh-contoh.
Contoh : (1) Bahasa tutur adalah bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. (2)
Bahasa tutur memiliki bentuk yang sederhana dan singkat. (3) Lafalnya pun sering
menyimpang, seperti dapet (dapat), malem (malam), engga (tidak).

7. Pola dengan Cara Proses


Sebuah paragraf bisa dikatakan memakai metode proses apabila isi paragraf menguraikan
suatu proses. Bila urutan atau tahapan kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda,
penulis harus menyusun kejadian tersebut secara urut. Jadi penulis harus menjelaskan
proses suatu gagasan dan menyusunnya dengan urut.
Contoh : Proses pembuatan donat. Pertama buat adonan terigu. Kemudian cetak adonan
dalam bentuk gelang. Lalu goreng adonan. Selanjutnya beri tambahan topping ke donat.
Akhirnya donat siap dimakan.

8. Pola dengan Cara Klasifikasi


Pengembangan dengan cara mengkelompokkan masalah atau topik yang dikemukakan.
Penulis bisa membagi dan mengkelompokkan suatu objek/ gagasan berdasarakan ciri
yang dimiliki. Dengan demikian, pembaca dapat lebih mudah memahami informasi yang
ditulis.
Contoh : Hewan dapat digolongkan ke beberapa jenis berdasarkan makanannya.
Herbivora adalah hewan yang makan tumbuhan seperti sapi dan kambing. Karnivora
adalah hewan yang memangsa hewan jenis lain seperti singa dan macan.

9. Pola dengan Cara Fakta


Pada pola pengembangan ini, pengembangan paragraf dilakukan dengan menyertakan
sejumlah fakta atau bukti penjelas untuk memperkuat pendapat yang dikemukakan.
Fakta-fakta dapat dihubungkan menjadi satu paragraf apabila dapat menggambarkan
suatu sifat seseorang, suatu peristiwa, atau permasalahan lain.
Contoh : Kesan pertama bertemu dengan dia sangat seru, orangnya asik dan lucu. Dia
sangat wangi dan rapi. Nada bicaranya pun juga lembut, terasa nyaman bersamanya.
10. Pola Cara Pertanyaan
Mengembangkan paragraf dengan cara ini berarti kita menyusun kalimat topik dalam
kalimat tanya. Dengan cara ini penulis bisa menghidupkan kesan dari pesan yang
disampaikan.
Contoh : Telah terjadi kenaikkan BBM bulan kemarin. Apakah hal itu membuat
masyarakat protes? Tentu saja, lalu apa tujuan naiknya harga BBM? Pemerintah
mengatakan bahwa agar masyarakat mengurangi penggunaan transportasi berlebih.

Anda mungkin juga menyukai