Anda di halaman 1dari 35

Materi:

1. Eksposisi 6. Cerpen
2. Biografi 7. Fabel/Dongeng
3. Ulasan 8. Eksplanasi
4. Laporan observasi 9. Deskripsi
5. Prosedur 10. Tabel

SKL 1: menentukan makna kata/kalimat

Cari sinonim atau makna kata sesuai konteks kalimat.


 Peraturan yang baru sedang digodok oleh tim kesiswaan sekolah.
Makna kata digodok dalam konteks kalimat di atas adalah diolah,
sehingga bunyi kalimatnya bisa diubah menjadi
 Peraturan yang baru sedang diolah oleh tim kesiswaan sekolah.

SKL 2: menentukan isi tersurat teks

Beri penomoran untuk setiap kalimat untuk memudahkan


pengecekan. Soal seputar isi yang tersurat (tertulis) dalam teks. Contoh
soal

 Bacalah paragraf eksposisi di bawah ini.


1) Masyarakat perdesaan biasa memanfaatkan jantung pisang
yang sudah waktunya dipotong dari dahannya untuk dimasak. 2)
Kebiasaan masyarakat ini sudah turun-menurun. 3) Jantung
pisang mengandung plavonoid yang dapat menangkal radikal bebas
dan pemicu kanker. 4) Jantung pisang juga mengandung mineral,
serat, zat besi, fosfor, vitamin B1 dan C, serta protein. 5) Hal ini
memberikanbeberapa manfaat bagi kesehatan, seperti mencegah
strok, diabetes, anemia, gondok, dan dapat menurunkan
kolesterol.

1
Pernyataan tersurat yang sesuai dengan teks eksposisi tersebut ialah …
A. Masayarakat perdesaan terbiasa memanfaatkan daun pisang
untuk membungkus makanan. (bandingkan dengan kalimat
nomor 1)
B. Kebiasaan masyarakat yang sudah turun-temurun adalah
memanfaatkan semua bagian pohon pisang. (bandingkan
dengan kalimat nomor 1 dan 2)
C. Selain mengandung flavonoid, jantung pisang juga mengandung
mineral, serat, zat besi, fosfor, vitamin B1 dan C, serta protein.
D. Manfaat ajntung pisang dapat mencegah penyakit strok, diabetes,
hipertensi, anemia, dan gondok. (bandingkan dengan kalimat
nomor 5)

Jawaban yang tepat adalah C, sesuai dengan kalimat nomor 3) dan 4).
Pilihan yang lain hampir tepat, tapi lihat lagi bagian yang ditebalkan,
tidak sesuai dengan teks.

SKL 3: menentukan bagian teks

1) Teks Eksposisi
Tesis
Argumentasi TAPU
Penegasan Ulang

2) Teks Biografi
Orientasi
Peristiwa OPRe
Reorientasi

2
3) Teks Ulasan
Orientasi
Tafsiran/Sinopsis
Evaluasi OTER
Rangkuman

4) Teks Laporan Observasi

Definisi Umum
Deskripsi Bagian Defu Desba Desma
Deskripsi Manfaat

5) Teks Prosedur
Tujuan
Alat dan Bahan TABaL
Langkah-langkah

6) Teks Cerpen
Orientasi
Komplikasi OKRes
Resolusi

7) Teks Fabel
Orientasi
Komplikasi OKoReKo
Resolusi
Koda

3
SKL 4: menentukan ide pokok
Ide pokok/pokok pikiran/gagasan utama/gagasan pokok diambil dari
kalimat utama (tersurat) dan bagian awal, bagian akhir, atau di keseluruhan
kalimat. Berdasarkan letak kalimat utama dan gagasan utamanya secara
tersurat, paragraf dibagi menjadi 3 jenis.

1) Pola paragraf umum-khusus (deduktif)


Paragraf ini dikembangkan dengan memosisikan gagasan utama
pada kalimat utama yang terletak di awal paragraf, kemudian
diikuti beberapa gagasan penjelas (kalimat penjelas). Gagasan
utama tersirat pada kalimat utama dengan ciri berupa pernyataan yang
bersifat umum. Gagasan utama dikembangkan lebih lanjut ke dalam
beberapa kalimat penjelas disertai fakta, bukti, atau contoh pendukung.
Perhatikan contoh berikut.
Halimah memang gadis saleha. Salat sunah apalagi wajib tak
pernah ditinggalkannya. Dilaksanakannya dengan penuh
kekhusyukan pada awal waktu. Zikir dan selawat terucap lirih
setelahnya. Tadarus dan tahfiz pun menjadi aktivitas yang disenangi
olehnya. Jilbab yang menutupi auratnya membuatnya tampak anggun
dan bersahaja. Ilmunya pun teraplikasi dalam akhlaknya yang terpuji.

2) Pola paragraf khusus-umum (induktif)


Paragraf ini dikembangkan dengan cara menguraikan data empiris
berupa fakta, bukti, atau ulasan sebagai gagasan penjelas pada
awal paragraf dan diakhiri kesimpulan berisi gagasan utama
pada bagian akhir. Perhatikan contoh berikut.
Salat sunah apalagi wajib tak pernah ditinggalkannya.
Dilaksanakannya dengan penuh kekhusyukan pada awal waktu. Zikir
dan selawat terucap lirih setelahnya. Tadarus dan tahfiz pun menjadi
aktivitas yang disenangi olehnya. Jilbab yang menutupi auratnya
membuatnya tampak anggun dan bersahaja. Ilmunya pun teraplikasi
dalam akhlaknya yang terpuji. Halimah memang gadis saleha.

4
1) Pola paragraf umum-khusus-umum (campuran)
Paragraf ini dikembangkan dengan memosisikan gagasan utama pada
kalimat utama di awal paragraf yang diikuti dengan beberapa gagasan
penjelas (kalimat penjelas), kemudian gagasan utama ditegaskan
kembali pada akhir paragraf. Perhatikan contoh berikut.

Halimah memang gadis saleha. Salat sunah apalagi wajib tak


pernah ditinggalkannya. Dilaksanakannya dengan penuh
kekhusyukan pada awal waktu. Zikir dan selawat terucap lirih
setelahnya. Tadarus dan tahfiz pun menjadi aktivitas yang disenangi
olehnya. Jilbab yang menutupi auratnya membuatnya tampak
anggun dan bersahaja. Ilmunya pun teraplikasi dalam akhlaknya
yang terpuji. Pantaslah jika Halimah disebut gadis saleha.

Perbedaan kalimat utama dan gagasan utama


 Kalimat utama merupakan satu kalimat penuh, dari awal kata sampai
tanda titik, sedangkan gagasan utama diambil dari kalimat utama, bisa
sama persis atau diringkas lagi. Perhatikan contoh berikut.

Ide atau gagasan utama merupakan sumber kreativitas


manusia. Berbeda dengan ide yang berarti akal pikiran, ide dalam hal
ini menjadikan seseorang mempunyai kemampuan untuk
menciptakan suatu karya. Hal inilah yang menjadikan suatu karya
dapat bernilai tinggi dan berharga.

Kalimat utama : Ide atau gagasan utama merupakan sumber


kreativitas manusia.

Gagasan utama : Ide merupakan sumber kreativitas.

5
SKL 5: menyimpulkan isi teks
a. Simpulan merupakan pendapat terakhir yang berdasarkan pada
uraian sebelumnya, dapat diawali kata jadi ….

SKL 6: menyimpulkan pendapat pro/kontra

b. Biasanya disajikan sebuah masalah, baik positif maupun negatif,


pendapat pro berarti menyetujui/mendukung, sedangkan kontra
berarti tidak menyetujui/mendukung.

SKL 7: meringkas isi teks

c. Jika satu paragraf, ambil bagian awal dan akhir, kemudian


gabungkan.

Sepeda memiliki magnet bagi banyak orang. Bukan hanya anak-


anak yang menggemari sepeda, para remaja, orang dewasa usia
produktif hingga orang-orang yang sudah beranjak tua, senang
bersepeda. Bahkan, kini sepeda sudah menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat perkotaan.
Kesimpulan isi paragraf di atas adalah Sepeda digemari oleh berbagai
lapisan masyarakat.
d. Jika dua paragraf, ambil gagasan utamanya yang biasanya terletak
di awal paragraf, kemudian gabungkan.

6
Bacalah teks berikut.

Anoa merupakan hewan khas Indonesia. Satwa ini berasal dari


Sulawesi. Terdapat dua jenis spesies anoa, yaitu anoa pegunungan
(Nubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus dpressicornis).
Habitat anoa yaitu hutan tropika dataran atau savana. Savana
merupakan hamparan padang rumput yang luas. Di savana juga
terdapat pohon-pohon yang letaknya saling berjauhan.
Rangkuman yang tepat berdasarkan teks tersebut adalah Anoa
merupakan hewan khas Indonesia yang tinggal di hutan atau
savana.

SKL 8: Membandingkan penggunaan bahasa dan pola penyajian beberapa


jenis teks
Bahasa
a. Baku/tak baku
b. Denotasi/konotasi (lugas/kiasan)
c. Efektif/tidak efektif
d. Banyak menggunakan konjungsi/tidak
e. Banyak menggunakan kata ganti/tidak
f. Banyak menggunakan kata rujukan/tidak
g. Bahasa sehari-hari/puitis

Pola penyajian

 Apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana


 Dimulai dengan strutur tertentu
 Diakhiri dengan struktur tertentu

7
a. Bahasa Tak Baku dan Baku

Tak Baku Baku


aktip aktif
aktifitas aktivitas
analisa analisis
azas asas
atlit atlet
cidera cedera
cinderamata cendera mata
contek sontek
detil detail
diagnosa diagnonis
dramatisir dramatisasi
faham paham
fikir piker
hapal hafal
hektar hektare
ijasah ijazah
jadual jadwal
kadaluwarsa kedaluwarsa
karir karier
kreatip kreatif
kreatifitas kreativitas
komplek kompleks
komplit komplet
kwalitas kualitas
kwitansi kuitansi
Mie mi
nafas napas
nasehat nasihat
resiko risiko

8
sekedar sekadar
seksama saksama
sistim system
survey survey
praktek praktik
pungkir mungkir

b. Denotasi/konotasi (lugas/kiasan)

Denotasi Konotasi
Parfum ini mengharumkan Prestasinya mengharumkan
bajuku. nama sekolah.
Kakak terjatuh dari sepeda, Paman diangkat menjadi tangan
tangan kanannya terkilir. kanan bosnya.

c. Efektif/tidak efektif
Tidak Efektif Efektif
Mobil ayah baru sedang dicuci. Mobil baru ayah sedang
dicuci.
Para siswa semua melaksanakan Para siswa melaksanakan
upacara dengan sangat tertib sekali. upacara dengan sangat tertib.

d. Banyak menggunakan konjungsi/tidak


Lihat SKL 24

9
e. Banyak menggunakan kata ganti (rujukan)/tidak
Jenis Kata Contoh
Ganti/Rujukan
orang aku, kamu, dia, ia, beliau, kami, kalian, mereka, -
ku, ku-, -mu, -nya, -kau, kau-
benda ini, itu
peristiwa hal ini, hal itu
kejadian begini, begitu
tempat di sini, di sana, di situ

SKL 9: menilai keunggulan/kelemahan karya sastra


 Cermati bahasanya
 Cermati amanatnya
 Harus objektif

SKL 10: Menentukan makna kata dalam cerpen dan fabel


 Lihat SKL 1

SKL 11: Menentukan makna tersurat dalam cerpen dan fabel


a. Latar
 Latar waktu : pagi, siang, sore, petang, malam, dini hari
 Latar tempat : di kelas, di sekolah, di rumah, di pasar, dsb
 Latar suasana : kondisi psikologis tokoh dalam suasana
tertentu (tegang, sedih, haru, dsb.)

b. Watak
 Cermati bukti kalimatnya
 Cara penggambaran watak
1) Langsung oleh pengarang
Nek Uti ngomel lagi, selalu. Hanya hara-gara cucunya lama
membuatkan teh manis untuknya. Semua cucunya sepakat
berpendapat, bahwa Nek Uti memang tidak sabaran.

10
2) Penggambaran melalui perbuatan tokoh
Dudi berjalan di gang sempit itu. Di teras beberapa rumah,
terdapat ibu-ibu yang sedang mengobrol. Tak lupa Dudi
mengucapakan kata “permisi” sambil menganggukkan
kepalanya.

3) Penggambaran melalui jalan pikiran tokoh


Paman merenung, “Kurang ajar orang itu. Tak bisa kubiarkan
perbuatannya padaku. Akan kubalas dia.”

4) Penggambaran melalui dialog tokoh


“Cepatlah bawa barang-barang kalian dan angkat kaki dari
kontrakanku!” hardik Tuan Dudu.
“Maafkan kami Tuan, kami mohon, berikan kami waktu
seminggu lagi untuk melunasinya,” pinta Bu Asih.

5) Penggambaran melalui perkataan tokoh lain


“Kau ini, masih seperti dulu, masih saja merendah hati ketika
setiap lelaki memuji kecantikanmu.” Kata Paman Rahdi pada
Silma.
 Jika yang ditanyakan watak Silma, jawabannya adalah
rendah hati, diketahui melalui perkataan tokoh lain
(Paman Rahdi).
 Jika yang ditanyakan watak Paman Rahdi, jawabannya
suka memuji, diketahui dari perkataannya sendiri

c. Sudut Pandang
1) Orang pertama pelaku utama
Aku melangkah semakin pasti. Ini hidupku. Aku yang menjalani.
Dia, mereka, hanya orang sampingan dalam drama kehidupanku.

11
2) Orang pertama pelaku sampingan
Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari
samping kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang
langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi.Brak!!! Sekali lagi
aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku. Erika
pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia
terlambat kuliah lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia ramah
kepada semua orang. Tidak heran jika banyak orang
menyukainya.

3) Orang ketiga pengamat


Alisya duduk di kursi paling depan. Dibukanya halaman demi
halaman novel bersampul putih itu. “Ih, sedih…” sesekali ia
melontarkan komentarnya.

4) Orang ketiga serba tahu


Ray berjalan gontai. Tangannya mengepal. Sebetulnya Ray bukan
pendendam, tapi perbuatan Yuka kali ini sudah keterlaluan.
“Orang tua itu harus dihormati, tidak boleh dihina. Aku harus
memberi Yuka pelajaran,” pikirnya.

SKL 12: menentukan bagian cerpen dan fabel


Cerpen Fabel
Orientasi Orientasi
Komplikasi (sebab-konflik-akibat) Komplikasi
Resolusi Resolusi
Koda

12
SKL 13: menyimpulkan makna simbol dalam cerpen dan fabel
Contoh:
Semua tetangga yang berpapasan denganku menyalami dan
mengucapkan bela sungkawa. Aku terheran. Bagai tersengat petir, jantungku
berdebar tak karuan, bendera kuning yang terpampang di depan pagar
rumahku seakan menjadi jawaban.
(bendera kuning = simbol dari kematian)

SKL 14: menyimpulkan isi tersirat dalam cerpen dan fabel


 Tema (menceritakan apa?_
 Amanat (apa pesan/pelajaran yang dapat kita ambil setelah membaca
kutipan cerita, biasanya tentang nilai-nilai moral: kejujuran, toleransi,
saling menolong, tanggung jawab, bersyukur, dsb.)

SKL 15: menyimpulkan sebab/akibat konflik


Struktur komplikasi dibagi menjadi tiga bagian:
 pemunculan konflik (sebab),
 puncak konflik/konflik, dan
 akibat konflik.
Cermati benar pemintaan soal!
SKL 16: membandingkan pola pengembangan cerpen dan fabel
 Cermati perbedaan strukturnya
 Cermati perbedaan unsur intrinsiknya
Contoh
Cerita 1 Cerita 2
bagian orientasi bagian penyelesaian
benggambarkan watak tokoh menggambarkan latar

SKL 17: membandingkan penggunaan bahasa cerpen dan fabel


a. Baku/tak baku
b. Denotasi/konotasi (lugas/kiasan)
c. Efektif/tidak efektif
d. Banyak menggunakan konjungsi/tidak

13
e. Banyak menggunakan kata ganti/tidak
f. Banyak menggunakan kata rujukan/tidak
g. Bahasa sehari-hari/bermajas
h. Mengandung bahasa Melayu/tidak

SKL 18: mengomentari isi, pola pengembangan/bahasa


 Beri komentar secara factual dan lugas (jelas)
 Beri komentar secara objektif (apa adanya, tidak mengikuti selere
pribadi)
SKL 19: menunjukkan bukti latar dan watak
 Cermatik kalimat/frasa/kata yang membuktikan watak/latar yang
dimintas pada soal

SKL 20: melengkapi istilah/kata dalam kalimat


 Cek setiap jawaban, cocokkan dengan kalimat rumpang pada soal.
 Istilah = 1. kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.
Contoh:
Biologi : metamorfosis, fotosintesis, daur hidup
Kedokteran : injeksi, imunisasi, amputasi
Ekonomi : agen, fluktuasi, bursa komoditas
Pendidikan : universitas, pendidikan tinggi, remedial

SKL 21: menyusun urutan kalimat berbagai jenis teks


 Tentukan jenis teksnya
 Ingat struktur teksnya
 Susun urutan kalimat sesuai strukturnya

14
SKL 22: melengkapi paragraf
 Tentukan jenis teksnya
 Ingat struktur teksnya
 Isi paragraf rumpang dengan kalimat yang sesuai dengan karakteristik
struktur teks

SKL 23: menggunakan kata bentukan (mengisi kata sesuai kaidah kata)
 Kata bentukan = kata berimbuhan
1) Awalan (prefiks)
meN- + abdi  mengabdi peN- + diri  pendiri
ber- + main  bermain per- + jelas  perjelas
di- + pukul  dipukul se- + musim  semusim
ter- + pukul  terpukul ke- + tiga  ketiga

2) Sisipan (infiks)
-el- + patuk  pelatuk
-em- + tali  temali
-er- + suling  seruling

3) Akhiran (sufiks)
hitam + -kan  hitamkan
tindak + -an  tindakan
alam + -i  alami

4) Konfiks (simulfiks)
ke- + adil + -an  keadilan ber- + dekat + -an  berdekatan
per- + adil + -an  peradilan se- + harus + -nya  seharusnya
peN- + adil + -an  pengadilan

*Catatan:
1) kata dasar berawalan huruf k, t, s, dan p mengalami proses
perubahan bunyi /nasalisasi jika ditambah imbuhan
Contoh:

15
meN- + kutuk  mengutuk
meN- + tarik  menarik
meN- + sulam  menyulam
meN- + pilih  memilih

2) Frasa berimbuhan
ber- + garis bawah  bergaris bawah
garis bawah + -i  garis bawahi
meN- + garis bawah + -I  menggarisbawahi

SKL 24: mengisi konjungsi dalam kalimat


Konjungsi Berdasarkan Fungsi
1. penambahan dan, serta, lagi pula
2. pertentangan tetapi, sedangkan, akan tetapi, sebaliknya, namun
3. waktu setara: sebelumnya, setelahnya
bertingkat: ketika, bila, sampai, demi, sementara,
semenjak, tatkala, seraya
4. tujuan supaya, agar, untuk
5. sebab karena, sebab, karena itu, sebab itu
6. akibat sehingga, akibatnya, sampai
7. syarat asalkan, jika, apabila, kalau, jikalau
8. tak bersyarat walaupun, biarpun, meskipun
9. perbandingan seperti, bagai, bagaikan, ibarat, umpama, seakan-
akan, sebagaimana
10. korelatif tidak hanya … tetapi juga …, semakin … semakin …,
baik … maupun …
11. penegas yakni, apalagi, misalnya, yaitu, akhirnya
12. penjelas bahwa
13. urutan lalu, kemudian, mula-mula
14. pembatasan kecuali, selain
15. situasi padahal, sedangkan, sambil

16
SKL 25: memperbaiki kesalahan penggunaan kata, kalimat, dan
ketidakpaduan paragraf
 Cermati kata yang bercetak miring, ganti dengan diksi yang tepat
 Cermati kalimat yang bercetak miring atau diberi tanda, perbaiki
keefektifannya
Syarat kalimat efektif:
1) Sesuai ejaan bahasa Indonesia
X Kolesterol beresiko terhadap jantung.
 Kolesterol berisiko terhadap jantung.

2) Sistematis
X Berangkat Kakak ke negeri seberang
 Kakak berangkat ke negeri seberang
3) Tidak boros kata dan bertele-tele
X Para hadirin dimohon berdiri.
 Hadirin dimohon berdiri
4) Tidak ambigu
X Mobil Ayah baru dicuci tadi pagi.
 Mobil baru Ayah dicuci tadi pagi.

 Cermati kalimat-kalimat dalam paragraf, hilangkan kalimat yang tidak


berhubungan

SKL 26: menentukan alasan kesalahan penggunaan kata, kalimat, dan


ketidakpaduan paragraf
 Berkaitan dengan SKL 25

SKL 27: menunjukkan kesalahan penggunaan ejaan


 Cermati penggunaan huruf kapital
 Cermati penulisan bahasa baku
 Cermati penggunaan spasi

17
SKL 28: menggunakan ejaan
 Sama dengan SKL 27
SKL 29: memperbaiki kesalahan penggunaan ejaan
 Sama dengan SKL 27
SKL 30: menggunakan tanda baca
PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik (.)
1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
Mereka duduk di sana.
Dia akan datang pada pertemuan itu.
2) Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis,
tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Catatan:
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.

18
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
atau pembilangan.
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,


melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis
panorama.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang


mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang
luas.

19
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia
menjadi bintang pelajar.
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya
berhasil menjadi sarjana.

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o,


ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan,
seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian


lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena
manusia adalah makhluk sosial.”

20
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung yang
berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari bagian
lain yang mengikutinya.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
“Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.

7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis,
Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba
Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang

8. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau


keterangan aposisi.
Misalnya:
Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum
diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti
latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri Gerakan
Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), wajib, menindaklanjuti laporan dalam waktu paling lama tujuh
hari.

21
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca
cerita pendek.

2. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian


pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunaka tanda koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus;
pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan
program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

D. Tanda Titik Dua (:)


Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau
mati.

22
Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil Dewa Pedang
Alessandro Volta André-Marie Ampère
Mujair Rudolf Diesel
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt

(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang
bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama
kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur Mutiara dari Selatan

23
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
“Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.

5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik
yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik
yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim Imam Hambali
Nabi Ibrahim Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora

24
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta
nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.
Silakan duduk, Prof.
Mohon izin, Jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali

25
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan

8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,


bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab

26
Selat Lombok Lembah Baliem
Sungai Musi Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan
atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.

Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula
aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan nama jenis.


Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan
batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian
Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.

27
10.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil
Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

11.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta
nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.

12.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hokum S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora M.Si. magister sains
K.H. kiai haji Hj. hajah
Mgr. Monseigneur Pdt. pendeta
Dg. Daeng Dt. datuk
R.A. raden ayu St. sutan
Tb. Tubagus Dr. doktor
Prof. professor Tn. tuan
Ny. Nyonya Sdr. Saudara

28
13.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.


Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

SKL 31: menunjukkan kesalahan penggunaan tanda baca


Lihat halaman sebelumnya
Tambahan: Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
mengorek-ngorek

2. Tanda hubung dipakai untuk merangkai


a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-
Indonesia, se-Jawa Barat);

29
b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan –an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H,
sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang berupa huruf
kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).
Catatan:
Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia)
LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia)
P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

3. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan


unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)
ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)
di-back up
me-recall
pen-tackle-an

SKL 32: memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca


Lihat penjelasan tentang tanda baca.

SKL 33: menentukan alasan kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca
1) Lihat SKL 8 (Kata baku dan tak baku)

30
2) Kata Berimbuhan
Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
antarkota pascasarjana
dwiwarna pramusaji
ekstrakurikuler prasejarah
narapidana proaktif
nonkolaborasi purnawirawan
subbagian swadaya
transmigrasi tunakarya
Catatan:
a. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
sing-kattan yang berupa huruf capital dirangkaikan dengan tanda
hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia non-ASEAN
pan-Afrikanisme anti-PKI
pro-Barat

b. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau
sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

c. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau
sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

31
3) Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar model linear
kambing hitam persegi panjang
orang tua rumah sakit jiwa
meja tulis cendera mata

b. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.


Misalnya:
adakalanya kacamata saptamarga
apalagi kasatmata saputangan
dukacita kilometer saripati
beasiswa matahari segitiga
belasungkawa olahraga sukacita
4) Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.

32
5. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?

b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.


Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah berkunjung ke
rumahku.

Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.

c. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

33
6. Kata Sandang si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.
Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya.

Catatan:
Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang merupakan unsur
nama Tuhan.
Misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang Hyang Widhi
Wasa.

SKL 34: memvariasikan kata dan kalimat


Cari sinonimnya atau mengandung makna sepadan

SKL 35: menulis dengan ilustrasi tertentu


Cermati dan pahami ilustrasi pada soal, cari jawaban yang paling lengkap dan
paling sesuai.

SKL 36: menunjukkan kata yang tidak sesuai kaidah


Lihat SKL 33

SKL 37: menunjukkan kalimat yang tidak sesuai kaidah


Lihat SKL 25

34
SKL 38: melengkapi bagian teks
Tentukan jenis teksnya, ingat-ingat struktur teksnya, cari
kalimat/paragraf yang paling sesuai untuk melengkapi.

SKL 39: mengomentari unsur intrinsik


 Cermati kutipan teksnya
 Tentukan termasuk unsur intrinsik apa (tema, alur, tokoh, latar,
sudut pandang, atau amanat)
 Beri komentar secara objektif

SKL 40: mengubah teks ke bentuk lain


Baca baik-baik kutipan teksnya, cari teks jenis lain yang isinya paling
sesuai dengan ilustrasi soal.

35

Anda mungkin juga menyukai