1. Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Istilah paragraf diserap dari bahasa Inggris
paragraph yang bersumber dari bahasa Yunani, yaitu para grafein dengan makna
’sebelum menulis/menggores’. Istilah alinea diserap dari bahasa Belanda dengan
ejaan yang sama, yang bersumber dari bahasa Latin, yaitu a linea dengan makna
’mulai dari garis baru’.
Di dalam ragam tulis paragraf dapat dikenali sebagai sejumlah kalimat yang
dikelompokkan dengan tanda tertentu, misalnya, jarak/spasi antarbaris yang lebih
merenggang atau awal baris yang menjorok ke dalam. Paragraf yang ditulis dengan
merenggangkan jarak baris disebut “paragraf merenggang”, sedangkan paragraf
yang ditulis dengan menjorokkan awal baris disebut “paragraf bertakuk”.
Perhatikan contoh berikut!
(1) Tim utusan khusus RI pimpinan Ali Alatas mendapat respons yang baik
dari Pemerintah Swedia ….
Selain dari segi bentuk, paragraf dapat dipahami dari segi isi. Berdasarkan isi, paragraf
adalah sekumpulan informasi yang membentuk keutuhan gagasan karena adanya gagasan
utama atau gagasan pokok sebagai pengendali. Dengan kata lain, gagasan utama merupakan
informasi yang tidak dapat dikembalikan ke gagasan utama, informasi itu harus dihilangkan.
1
Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf harus memenuhi
ciri-ciri berikut.
(a) Paragraf harus memiliki satu gagasan utama sebagai pengendali informasi. Gagasan
utama itu biasanya tertuang dalam kalimat topik.
(b) Selain gagasan utama, paragraf memiliki informasi-informasi tambahan sebagai
bang itu tertuang ke dalam kalimat-kalimat di luar kalimat topik, yaitu kalimat
(c) Secara visual, paragraf ditandai oleh perenggangan jarak atau spasi
Paragraf yang baik harus memenuhi empat syarat, yaitu (1) kelengkapan, (2)
Paragraf yang baik adalah paragraf yang lengkap. Artinya, di dalam paragraf
itu harus tercakup semua penjelasan tentang gagasan utama. Paragraf yang baik
tidak akan ”menyisai” pertanyaan kepada pembaca. Dalam hubungan itu, sesudah
dengan maksud atau isi paragraf. Dengan kata lain, pembaca telah mendapatkan
(3) Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran
2
berkembang biak di genangan air. Benda-benda bekas yang dapat
(3a) Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah penyebaran
2.2 Kesatuan
Paragraf yang baik harus terfokus pada satu gagasan, yaitu gagasan utama.
Gagasan-gagasan lain yang terdapat dalam paragraf itu harus sekadar menjelaskan
atau mendukung gagasan utama. Gagasan utama tertuang ke dalam kalimat topik,
sedangkan gagasan penjelas atau pengembang tertuang ke dalam kalimat penjelas
atau pengembang. Perhatikanlah contoh berikut!
(4) Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak
tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai Desa Kedunggalar. Ia tidak
3
tahu-menahu mengapa Sungai Sangkanurip kini mengering. Ia juga
tidak tahu mengapa nenek moyangya dahulu sampai ke situ. Meskipun
sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Begitu bangun pagi,
tanpa harus minum kopi dahulu, ia memanggul cangkul dan menuju ke
ladang. Ia terus mengayun cangkulnya untuk membongkar tanah liat
yang sudah mengeras karena musim kemarau yang panjang.
(4a) Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak
tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai Desa Kedunggalar. Ia
tidak tahu-menahu mengapa Sungai Sangkanurip kini mengering. Ia
juga tidak tahu mengapa nenek moyangya dahulu sampai ke situ.
(4b) Meskipun sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Begitu
bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia memanggul cangkul
dan menuju ke ladang. Ia terus mengayun cangkulnya untuk
membongkar tanah liat yang sudah mengeras karena musim kemarau
yang panjang.
Jika tidak memiliki kesatuan gagasan, sebuah kumpulan kalimat tidak akan
membentuk paragraf yang baik. Perhatikan contoh berikut.
(5) *Dua pemain PSS harus berurusan dengan polisi karena tertangkap
basah ketika sedang berpesta sabu-sabu di sebuah hotel. Pertandingan
antara kedua kesebelasan itu diwarnai kerusuhan karena ulah para
sporter. Pelaksanaan Kompetisi Liga Bank Mandiri 2002 berjalan lancar
dan sesuai dengan target.
2.3 Kepaduan
4
kepaduan, paragraf terhindar dari kemungkinan terjadinya ”lompatan pemikiran” di
dalam pemahamannya.
Secara mendasar prinsip kepaduan menuntut adanya pengembangan
informasi yang bersifat tepat. Ketepatan pengembangan informasi itu ditentukan
oleh empat kriteria, yaitu pemakaian (a) kata ganti (ia, -nya, mereka, dsb.), (b) kata
tunjuk (ini, itu, tersebut, dsb.), (c) repetisi (pengulangan kata-kata pokok), dan ( d)
kata-kata transisi (di samping itu, dengan kata lain, akan tetapi, namun, dan
sebaginya).
Contoh:
(6) Setelah Bagong dewasa, Semar menyuruh Bagong untuk memilih jodohnya
yang serasi agar dapat dipersunting menjadi seorang istri. Pada mulanya ia
menolak, tetapi akibat desakan Semar yang terus-menerus akhirnya ia
memenuhi maksud baik Semar. Tidak lama kemudian Bagong menghadap
Semar dan meminta agar ayahnya itu melamar gadis yang telah dipilihnya.
Contoh:
(7) Kesenian pop ialah kesenian massa masyarakat Indonesia yang mudah
dinikmati dan mudah dipahami. Kesenian itu dimanfaatkan untuk
melewatkan waktu luang. Kesenian pop tidak berisi renungan mendalam
tentang kehidupan. Kesenian tersebut bukan juga kegiatan yang bersifat
intelektual.
Contoh:
(8) Tidak dapat disangkal bahwa masyarakat memiliki pengaruh yang besar
terhadap pendidikan remaja. Adat-istiadat, cara bergaul, dan tata
5
kehidupan masyarakat akan berpengaruh terhadap remaja yang sedang
berkembang di dalam masyarakat itu. Jika masyarakat melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif, tentulah akan berpengaruh positif pula
terhadap remaja. Sebaliknya, jika di dalam masyarakat itu dilakukan hal-
hal yang negatif, para remaja pun akan terpengaruh oleh hal-hal yang
negatif. Dengan kata lain, masyarakat merupakan faktor yang penting
dalam usaha pembinaan remaja, termasuk usaha mengatasi kenakalan
remaja.
Contoh:
(9) Pada dasawarsa terakhir ini perkembangan kajian bahasa cenderung
mengarah ke analisis wacana. Berbagai jenis wacana dalam bahasa
mulai banyak dikaji oleh para peneliti di lembaga-lembaga penelitian
bahasa. Ada kecenderungan pula bahwa wacana dijadikan objek
penelitian dalam rangka penyusunan karangan ilmiah seperti skripsi,
tesis, dan disertasi. Di samping itu, wacana semakin sering diangkat
sebagai bahan diskusi dalam pertemuan ilmiah kebahasaan.
Kecenderungan ini muncul bersamaan dengan timbulnya kesadaran
para ahli bahasa, yaitu bahwa untuk mencapai pemahaman hakikat
bahasa secara lebih utuh, selain harus memahami bunyi, morfem, kata,
dan kalimat, mereka harus juga memahami wacana.
2.4 Keruntutan
6
Setiap paragraf haruslah memiliki gagasan utama sebagai pengendali
informasi. Pada umumnya gagasan utama dikemukakan dalam kalimat topik.
Namun, gagasan utama sebuah paragraf dapat juga tidak diungkapkan dalam
sebuah kalimat topik. Pada kasus sedemikian, paragraf lalu tidak memiliki kalimat
topik. Gejala seperti itu, kadang, ditemukan pada paragraf deskripsi. Perhatikanlah
contoh berikut!
(10) Setiap hari Ida bangun sekitar pukul 05.00 pagi. Sesudah
bersembahyang subuh, ia menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya
sendiri. Sekitar pukul 07.00 ia mandi dengan air hangat. Setelah makan
pagi, pada pukul 08.00 ia berangkat ke kantor hingga menjelang sore
baru tiba di rumah. Malam harinya dipergunakannya untuk bersantai
dengan menikmati acara TV.
Contoh (10) menunjukkan bahwa gagasan utama paragraf tidak diungkapkan dalam
kalimat topik. Dengan demikian, kalimat-kalimat pada contoh itu semuanya utama.
Hal itu berbeda dengan contoh berikut.
(11) Anisa memang gadis yang cantik. Ranbutnya panjang terurai. Hidungnya
mancung. Senyumnya memikat setiap lelaki yang memandangnya.
Contoh (11) menunjukkan adanya kalimat topik, yaitu Anisa memang gadis yang cantik.
Kalimat-kalimat yang lain merupakan kalimat penjelas.
Kalimat topik dapat terletak pada awal, tengah, akhir, atau awal dan akhir
paragraf.
7
mengada-kan pesta panen yang agak berlebihan. Siang hari beberapa
kelompok reog didatangkan langsung dari Ponorogo dan diarak
keliling kampung. Malam harinya wayang kulit yang menjadi
kesenian leluhur desa itu pun digelar semalam suntuk. Tanpa harus
diminta, setiap warga seolah berlomba-lomba menyumbangkan
sebagian hasil buminya untuk diolah dijadikan makanan di pesta itu.
8
adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan
yang nomor tiga masih duduk di bangku SMU. Sungguh berat beban
hidup Nyonya Muharti.
4. Jenis Paragraf
9
berang-kat pagi dan pulang malam hari. Waktu yang seharusnya
mereka sisih-kan untuk memperhatikan anak, tidak mereka lakukan.
Akhirnya, anak remaja berperilaku nakal untuk minta perhatian.
10
biasa terjadi pada antar-pelajar. Akan tetapi, pada hari kelima
(tepatnya Sabtu, tanggal 12 November 1989) tanpa disangka-sangka
sejumlah pemuda mendatangi SMA Negeri 6 dan secara bertubi-tubi
melempari gedung SMA Negeri 6 dengan batu. Belum hilang
keterkejutan para siswa dan guru SMA Negeri 6 yang ketika itu tengah
belajar di kelas, pemuda itu mulai melemparkan bom molotov yang
rupanya telah dipersiapkan secara rapi sebalumnya. Akibatnya,
sebagian besar sekolah itu, termasuk laboratorium fisika dan
perpustakaan, terbakar habis. Mereka benar-benar tidak percaya bahwa
masalah besar itu bermula dari pertengkaran kecil siswa SMA Negeri 6
dengan pemuda yang biasa menongkrong di Gang Asem Gede.
11
4.2.1 Paragraf Kisahan (Narasi)
Paragraf kisahan (narasi) adalah paragraf yang digunakan untuk
menceritakan suatu peristiwa secara kronologis.
Contoh:
(19) Pukul 05.00 pagi Nurdin, anakku, sudah bangun tidur. Setelah
menggosok gigi dan mencuci muka, ia mencoba bergerak badan sebentar
kemudian mandi dengan air hangat yang sudah disediakan ibunya.
Tanpa harus me-nunggu, makan pagi pun sudah tersedia. Seperti orang
pulang berperang, dalam sekejap makan pagi itu pun tandas disikatnya.
Setelah itu, dua hal yang paling saya benci ialah minta uang jajan dan
minta diantarkan ke sekolah. Padahal, saya sendiri belum benar-benar
membuka mata.
12
kemampuan pengembangan adalah kemampuan menata paragraf dan
kemampuan membedakan pokok ba-hasan dengan subpokok
bahasan. Kemampuan membedakan pokok dan subpokok bahasan
perlu diikuti dengan penyajian yang sistematis.
5. Pengembangan Paragraf
13
perasaan kecewa seseorang karena tidak berhasil memperoleh sesuatu
yang diinginkan.
14
komponen impor. Tingkat ketergantungan yang masih tinggi itu
berakibat pada masih tingginya harga otomotif di tanah air.
DAFTAR PUSTAKA
15
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
-----------. 1993. Paragraf, Alur dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Andi Offset.
16
LAMPIRAN
Konjungsi/Penghubung Intrakalimat
17
lagi pula atau
baik ... maupun .... entah
tidak ..., tetapi .... tetapi
tidak hanya ..., tetapi juga .... sedangkan
bukan ..., melainkan .... melainkan
bukan hanya ..., melainkan juga .... apakah ... atau ....
Konjungsi/Penghubung Antarkalimat
Konjungsi/Penghubung Antarparagraf
18
itu dipakai secara bergantian oleh penuturnya dengan maksud….
(belum ada namanya, bukan paragraf bertakuk atau merenggang)
19