Anda di halaman 1dari 35

PARAGRAF

1
Paragraf atau Alinea
seperangkat/himpunan kalimat yang
membahas satu topik atau hanya
mengacu pada satu gagasan pokok.

Topik dituangkan ke dalam suatu


kalimat yang disebut dengan kalimat
topik atau kalimat utama,
sedangkan kalimat yang menjelaskan
kalimat topik disebut kalimat
penjelas. 2
Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
1. Kesatuan
semua kalimat dalam paragraf itu
secara bersama-sama mendukung
satu ide atau gagasan pokok.
Jadi, tidak boleh ada kalimat
sumbang atau menyimpang dari
pikiran utamanya.

3
Contoh paragraf berkalimat sumbang

Hari akan hujan. Angin bertiup


kencang. Debu-debu beterbangan.
Awan hitam bergerak dengan cepat.
Burung-burung berkicau riang. Para
pedagang kaki lima sibuk mengemas
dagangannya.

4
2. Koherensi
kepaduan atau kekompakan
hubungan antara kalimat satu
dengan kalimat lain dalam paragraf
tersebut.
Kepaduan kalimat dalam suatu
paragraf dapat dijalin dengan
penanda hubungan, baik penanda
hubungan eksplisit maupun implisit.

5
a. Penanda Hubungan secara Eksplisit

1) pengulangan kata
Contoh:
Semua isi alam ini adalah makhluk,
artinya ciptaan Tuhan. Ciptaan Tuhan yang
paling sempurna dan paling mulia adalah
manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan
memanfaatkan semua isi alam ini untuk
keperluan hidupnya. Akan tetapi, tidak
diizinkan menyakiti, menyiksa, dan
menyia-nyiakan.
6
2) kata ganti

Contoh
Maya anak Pak Karto. Sekarang ia
kelas III SMP. Tiap pagi teman-
temannya selalu menghampirinya.
Mereka berangkat dan pulang bersama-
sama.

7
3) kata-kata penghubung

Contoh
Semalam suntuk Darto
menonton pertandingan sepakbola
di televisi. Oleh karena itu, ia
bangun kesiangan. Akibatnya, ia
terlambat masuk ke sekolah.

8
b. Penanda Hubungan secara Implisit

Contoh
Matahari belum tinggi benar, baru
sepenggalah. Sinarnya yang keemas-
an membuat suasana sangat cerah.
Angin segar bertiup sepoi-sepoi
basa menggerak-gerakkan daun
pepo-honan. Burung-burung pun
berkicau riang. Tampak segalanya
indah. 9
3. Pengembangan
Pengembangan ide atau gagasan
dengan menggunakan kalimat-
kalimat pendukung.

4. Efektif
Disusun dengan menggunakan
kalimat efektif sehingga ide bisa
tersampaikan dengan tepat.
10
 JENIS-JENIS PARAGRAF 

A. Berdasarkan Letak Kalimat Utama

1. Paragraf Deduktif: kalimat utama


berada di awal paragraf (tidak selalu
kalimat pertama, sebab banyak
paragraf yang kalimat pertamanya
berupa kalimat transisi).
Contoh 1.
Kegiatan seorang penulis dapat
disamakan dengan seorang petani yang
mencangkul sawah ladangnya. Petani akan
bertenaga kalau cukup makan dan minum. Bila
kurang makan dan minum, ia akan cepat merasa
lelah, letih, dan loyo. Demikian pula seorang
penulis. Bila penulis sedikit membaca, kurang
melakukan riset untuk bahan tulisannya, dan
tidak sensitif terhadap lingkungannya, tentu saja
ia akan kehabisan ide.
Contoh 2
Perbandingan yang lebih nyata sebagai berikut.
Seorang penulis dapat disamakan dengan sebuah
kendi, yaitu tempat air minum dari tanah yang
dibakar. Kendi mempunyai dua lubang, satu di atas dan
satu di samping. Lubang bagian atas untuk memasukkan
air dan lubang di samping untuk mengeluarkan air. Bila
kendi tidak diisi, tentu tak akan ada air yang keluar
meskipun kendi itu dijungkirbalikkan. Sebaliknya, bila
kendi itu penuh, digoyang sedikit saja air keluar dengan
lancar. Demikian pula seorang penulis, membaca bagi
penulis merupakan upaya mengisi pengetahuan ke
dalam otaknya. Semakin banyak membaca, semakin
banyak pula bahan yang dapat ditulisnya.
2. Paragraf Induktif: kalimat utama berada
di bagian akhir (biasanya
menggunakan konjungsi penyimpul
antarkalimat: jadi, maka, dengan
demikian, akhirnya, karena itu).
Contoh
Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 6,7%
dari luas Indonesia saat ini dihuni oleh 60% penduduk
Indonesia. Kepadatan penduduk di Jawa kurang lebih
900 orang per kilometer persegi. Di wilayah Semarang
mencapai 1.832 orang per kilometer persegi. Kepadatan
penduduk ini sangat luar biasa bedanya dengan wilayah
Indonesia lainnya. Di Papua kepadatannya hanya 4
orang per kilometer persegi. Bahkan, di Kabupaten
Merauke yang luasnya hampir sama dengan Pulau
Jawa dan penduduknya hanya 270.000 orang itu,
kepadatannya hanya 2 orang per kilometer persegi.
Karena itu, siapa pun tidak akan ragu-ragu
mengatakan bahwa penyebaran penduduk
Indonesia tidak merata.
3. Paragraf Deduktif-Induktif:
kalimat utamanya berada di awal
dan sekaligus di akhir paragraf
Contoh:

Mulai sekarang kita harus membiasakan


hidup bersih. Kita buang sampah di tempatnya.
Jangan sampai ada sampah tercecer di sembarang
tempat sebab selain mengesankan jorok dan
menimbulkan bau busuk, sampah juga menjadi
sarang penyakit. Berbagai bibit penyakit yang
berkembang biak di dalam sampah itu mengancam
kesehatan kita. Semakin banyak sampah di sekitar
kita, semakin besar pula ancaman itu. Sebaliknya,
semakin bersih lingkungan kita, semakin besar pula
harapan kita untuk hidup sehat. Karena itu, kita
harus menjaga kebersihan lingkungan.
4. Paragraf Ineratif: kalimat utama berada di
tengah paragraf.
Etos kerja masyarakat Jepang sangat tinggi.
Mereka juga sangat berdisiplin. Masalah disiplin itu
sudah mendarah daging bagi mereka. Di mana-mana,
baik di rumah, di jalan, di tempat umum, maupun di
kantor, semuanya sangat disiplin. Masyarakat Jepang
memang layak diteladani. Mereka rajin membaca
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Di
mana saja, asal ada kesempatan, mereka membaca.
Bagi mereka, membaca tidak harus di ruang baca.
Mereka melakukannya di dalam gerbong kereta yang
melaju, di stasiun, dan bahkan sambil berdiri antre beli
tiket.
5. Paragraf tanpa Kalimat Utama (biasanya digunakan dalam narasi atau
deskripsi)

Begitu upacara pengibaran bendera


selesai, rakyat dan pemuda Magelang
berduyun-duyun meninggalkan puncak
Gunung Tidar. Mereka menuruni lereng
gunung bagian barat dengan rasa bangga
sebagai bangsa merdeka. Namun, tiba-tiba
terdengar letusan senjata api dari balik
gunung sebelah utara. Bukan satu dua
letusan, melainkan berondongan peluru
Rupanya pengibaran bendera merah putih
di puncak Gunung Tidar terlihat jelas dari markas
tentara Jepang yang berada tidak jauh dari kaki
gunung. Tentara Jepang ingin menurunkan
bendera merah putih dan mengibarkan
benderanya di puncak Gunung Tidar. Dalam
keadaan kacau, tiba-tiba datang dua orang
tentara Jepang, ngotot ingin mengibarkan
benderanya. Para pemuda menghadapi dengan
tegas sehingga kedua tentara Jepang itu lari
terbirit-birit kembali menuju markasnya.
 
Gunung Tidar berada di tengah-tengah Kota
Magelang. Meskipun disebut gunung, sebenarnya hanya
berupa bukit kecil yang dapat didaki sampai puncaknya
dengan berjalan kaki selama lima belas menit. Ada tiga
jalan yang biasa dilalui menuju puncak, yaitu dari arah
barat, utara, dan selatan. Semuanya jalan setapak yang
mudah dilalui. Bahkan jalan dari arah barat lebih mudah
lagi dilewati karena dibuat mirip tangga rumah
bertingkat.
Semua jalan setapak menuju puncak dipayungi
pepohonan besar dan rindang. Perjalanan ke puncak
seakan menerobos belantara dengan aneka pohon dan
semak. Beberapa pohon besar menjulurkan akar-akar
gantungnya. Kicauan aneka burung melengkapi
keindahan hutan. Embusan angin sejuk memperkuat
suasana alam pegunungan.
B. Berdasarkan Sifat dan Tujuan
1. Deskripsi
bertujuan memberikan kesan/impresi
kepada pembaca tehadap objek,
gagasan, tempat, peristiwa, dan
semacamnya yang ingin disampaikan
penulis. Dengan deskripsi yang baik,
pembaca dapat dibuat seolah-olah
melihat, mendengar, merasakan, atau
terlibat dalam peristiwa yang diuraikan
penulis.
2. Narasi: bertujuan mengisahkan atau menceritakan
sesuatu (mementingkan urutan/kronologis).

3. Eksposisi: bertujuan memaparkan,


menjelaskan, menyampaikan informasi,
mengajarkan, dan menerangkan sesuatu
tanpa disertai ajakan atau desakan agar
pembaca menerima atau mengikutinya.
Biasanya digunakan untuk menyajikan
pengetahuan/ilmu, definisi, pengertian,
langkah-langkah suatu kegiatan, metode,
cara, dan proses terjadinya sesuatu.
4. Argumentasi:
bertujuan menyampaikan suatu
pendapat, konsepsi, atau opini
tertulis kepada pembaca. Untuk
meyakinkan pembacaa bahwa
yang disampaikan itu benar, penulis
menyertakan bukti, contoh, dan
berbagai alasan yang sulit
dibantah.
5. Persuasi: merupakan kelanjutan atau
pengembangan argumentasi.persuasi mula-
mula memaparkan gagasan dengan alasan,
bukti, atau contoh untuk meyakinkan
pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan,
bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada
pembaca.
Perbedaan argumentasi dan persuasi: sasaran
yang dibidik
 Argumentasi => sasarannya logika pembaca
 Persuasi => emosi/perasaan pembaca
(dengan tidak melepaskan logika)
MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF

1. Pengembangan Umum-Khusus
Paragraf yang dimulai dengan
pikiran pokok kemudian diikuti
oleh pikiran-pikiran penjelas.

26
Contoh:
Pada waktu menulis surat kita
harus tenang. Kalau sedang sedih,
bingung, kesal, atau marah kita
jangan menulis surat. Kesedihan,
kebingungan, kekesalan, dan
kemarahan itu akan tergambar dalam
surat kita. Mungkin akan tertulis kata-
kata yang kurang terpikir, terburu
nafsu, dan dapat merusak suasana.
27
2. Pengembangan Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan
pikiran-pikiran penjelas kemudian
diikuti oleh pikiran pokok atau
kesimpulan.

28
Contoh
Dengan bahasa, manusia dapat
menyampaikan bermacam-macam
pikiran dan perasaan kepada sesama
manusia. Dengan bahasa pula, manusia
dapat mewarisi dan mewariskan semua
pengalaman dan pengetahuannya.
Seandainya manusia tidak berbahasa,
alangkah sunyinya dunia ini. Memang
bahasa memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia.
29
3. Pengembangan dengan Alasan-
alasan atau Sebab Akibat

Paragraf ini didahului dengan sebab


terjadinya sesuatu dan diikuti
rincian-rincian sebagai akibatnya
atau sebaliknya.
Sebab sebagai pikiran utama dan
akibat sebagai pikiran-pikiran
penjelas.

30
Contoh
(1) Itik Indonesia baik sekali untuk
diternakkan. (2) Pemeliharaannya
sederhana sekali. (3) Telurnya
banyak. (4) Tahan terhadap berbagai
penyakit. (5) Ia kuat sekali berjalan
jauh.
Kalimat (1) sebagai akibat dan
kalimat (2 ), (3), (4), (5) sebagai
sebab
31
4. pengembangan dengan
perbandingan

Pengembangan paragraf jenis ini


mengungkapkan persamaan dan
perbedaan dua objek atau lebih.

32
Contoh
(1) Kota Jakarta dan Bandung mempunyai
persamaan dan perbedaan. (2) Keduanya
termasuk kota besar bahkan sebagai ibukota
provinsi. (3) Ditinjau dari suasana, Jakarta
bersuhu panas sedangkan Bandung sejuk. (4)
Di samping itu, Kota Jakarta memiliki peran
lain, yaitu sebagai ibukota negara.

Persamaan ditunjukkan oleh kalimat (2) dan


perbedaan oleh kalimat (3) dan (4).
33
4. Pengembangan dengan Contoh
Pengembangan jenis ini
dikemukakan suatu pernyataan
yang diikuti rincian berupa
contoh-contoh.

34
Contoh
Sejalan dengan perkembangan
sejarahnya, perbendaharaan kata
Indonesia diperkaya oleh berbagai
bahasa. Ada yang berasal dari bahasa
daerah, ada pula yang berasal dari
bahasa asing. Yang berasal dari
bahasa daerah, misalnya nyeri, babak,
beres, dan sewenang-wenang. Adapun
yang berasal dari bahasa asing lampu,
motor, ahli, akhlak, dan lain-lain. 35

Anda mungkin juga menyukai