Anda di halaman 1dari 25

PARAGRAF

Paragraf merupakan satuan dasar tulisan yang lebih panjang dari kalimat, tetapi lebih pendek dari tulisan secara keseluruhan. Paragraf merupakan sekelompok kalimat yang mengembangkan satu gagasan; paragraf mencakupi satu kalimat topik yang memuat gagasan itu, diikuti oleh kalimat tambahan yang memperluas, memperjelas, menganalisis, atau menerangkan kalimat topik tsb. Secara visual, paragraf ditandai oleh (1) perenggangan baris antarkelompok kalimat atau (2) penjorokan ke dalam baris pertama kelompok kalimat tersebut.

GAGASAN UTAMA DAN KALIMAT TOPIK

Karena itu, gagasan utama harus ada dalam setiap paragraf. Gagasan utama dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat topik, tetapi dapat juga hanya tersirat dalam paragraf. Walaupun kalimat topik sangat penting artinya dalam menjalin kesatuan paragraf, banyak paragraf yang baik tanpa menyatakan kalimat topik secara eksplisit. Paragraf seperti ini banyak ditemukan dalam tulisan yang deskriptif atau naratif.

Gagasan utama ialah pengendali isi paragraf.

Contoh: 1. (1) Aktivitas pembangunan sebuah gedung rumah sakit terbesar yang terletak di Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (3/2), tampak sepi. (2) Ribuan pekerja yang biasanya sejak pagi sibuk menangani konstruksi kini menghilang. (3) Sebagian besar alat berat terlihat menganggur akibat tiadanya operator. (4) Gedung dengan luas sekitar 6.000 meter persegi dan berlantai sepuluh yang direncanakan paling lambat pertengahan tahun ini sudah dimanfaatkan tersebut terancam tertunda.

Paragraf

tersebut tidak mempunyai kalimat topik. Namun, dapat dipastikan bahwa paragraf tersebut memiliki gagasan pokok yang dijadikan pengendali. Gagasan pokok atau gagasan utama paragraf di atas ialah Beginilah pembangunan salah satu rumah sakit terbesar di Kuala Lumpur.

2.

(1) Pada hari kiamat nanti, manusia dibangkitkan di padang mahsyar. (2) Ketika Allah membangkitkan seorang mukmin, dibangkitkan juga di depannya seseorang seperti dia. (3) Orang itu berjalan di depan dia seraya membimbing tangannya. (4) Ketika dia melihat sesuatu yang menakutkan, kawannya itu akan menentramkannya. (5) Ketika ia melihat hal-hal yang menyedihkan, kawannya itu akan juga menghiburnya. (6) Kemudian, di hadapan pengadilan Tuhan, ia akan bangkit membelanya. (7) Pada akhir pengadilan, ia akan mendengarkan keputusan: Adkhiluhul jannah. (8) Masuklah dia ke surga. (9) Kawannya itu kini mengantarkan dia ke tempat yang penuh kebahagiaan. (10) Mukmin itu terpesona dengan pembelaan kawannya dan bertanya: Siapakah kamu? (11) Orang itu berkata: Dahulu di dunia, setiap kali kamu memasukkan rasa bahagia pada sesama manusia, Allah menciptakan makhluk sepertiku untuk memberikan kepada kamu kebahagiaan pada hari ini.

Gagasan

utama paragraf di atas ialah inilah yang akan terjadi di akhirat nanti bagi orang yang suka membahagiakan sesamanya.

LETAK KALIMAT TOPIK


Selain

bermanfaat bagi penulis untuk mengontrol paragraf yang ditulisnya, kalimat topik juga bermanfaat bagi pembaca agar mudah memahami isi paragraf itu. Pada umumnya kalimat topik dinyatakan pada awal paragraf. Namun, kalimat topik pun dapat dinyatakan pada akhir, atau pada awal dan akhir paragraf sekaligus.

Contoh kalimat topik pada awal paragraf: (1) Bali kini punya sederetan nama warganya yang masuk kategori pengusaha sukses. (2) Sebagai daerah tujuan wisata dunia, maka para pengusaha sukses ini adalah mereka yang bergerak di sektor pariwisata. (3) Seorang di antaranya adalah Bagus Sudibya. Contoh kalimat topik pada akhir paragraf: (1) Menurut penelitian di Amerika Serikat, anak usia satu tahun yang menonton televisi selama tiga jam sehari mendapat stimulus yang berlebihan. (2) Akibatnya, anak terganggu konsentrasinya dan tidak fokus saat mengerjakan sesuatu. (3) Dengan

demikian, sebaiknya anak usia 0-3 tahun sama sekali tidak menyaksikan televisi.

Contoh kalimat topik pada awal dan akhir paragraf: (1) Ketika marah, kita punya pilihan yang

sedikit untuk berpikir atau bertindak, misalnya lari, menyerang, atau mengusir.

(2) Pilihan itu sedikit karena ketika marah, kita harus segera mengambil tindakan darurat. (3) Ketika diserang fitnah yang keji, misalnya, kita memilih keputusan yang cepat: membalas dendam atau menghindar. (4) Memang, tidak

banyak pilihan ketika kita dilanda emosi negatif.

Perlatihan: Tentukan gagasan utama atau kalimat topik dalam paragraf berikut ini.

Suryani (18) termasuk salah seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Kuala Lumpur yang mengalami penyiksaan dari majikannya. TKW asal Pontianak, Kalimantan Barat itu, sejak April 2003 bekerja sebagai PRT pada salah satu rumah di Petaling Jaya. Gaji yang dijanjikan sebesar 400 ringgit per bulan. Namun, semuanya nihil. Selama 21 bulan bekerja, Suryani tidak mendapatkan gaji sepeser pun. Bahkan, dia dibatasi makan, hanya sekali dalam sehari. Jadi, persoalan yang mereka hadapi umumnya sama, yakni disiksa majikan, diperkosa, dan gaji tidak dibayar selama lebih dari setahun.

Industri perbankan adalah industri yang menjual kepercayaan. Tidak satu pihak pun bersedia menempatkan uangnya di bank apabila tidak mempercayai bank tersebut. Menempatkan uang di bank adalah sebuah tindakan yang memberi potensi keuntungan berupa bunga sekaligus risiko kehilangan uang itu. Nosologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan bagaimana penyakit-penyakit digolong-golongkan, diberi nama, dan diberi batasan. Meskipun kelihatannya sangat sederhana, sebenarnya nosologi adalah masalah yang sangat penting dan sangat rumit. TBC tulang dan TBC paru-paru, misalnya, selama bertahun-tahun harus diteliti secara saksama hingga dapat dipastikan bahwa keduanya tergolong penyakit yang sama. Demikian pula penyakit kanker yang ternyata variasinya jauh lebih banyak.

CIRI PARAGRAF YANG BAIK


1. Kelengkapan Paragraf yang baik adalah paragraf yang lengkap. Artinya, di dalam paragraf tersebut telah tercakup semua informasi yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama.

Contoh paragraf lengkap: (1) Dalam proses penanggulangan bencana, ada dua jenis infrastruktur telekomunikasi yang diperlukan, yaitu suara dan data. (2) Keduanya diperlukan untuk berkomunikasi, baik antartitik di daerah bencana maupun dari daerah bencana ke dunia luar. (3) Suara diperlukan untuk berkomunikasi via telepon. (4) Komunikasi data diperlukan untuk mengirimkan tulisan, gambar, bahkan video ke dunia luar.

Contoh paragraf tak lengkap: (1) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. (2) Pertama, memberantas sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam berdarah. (3) Seperti kita ketahui, nyamuk penyebar demam berdarah biasanya berkembang biak di genangan air. (4) Benda-benda yang dapat menampung air harus dikubur di dalam tanah. (5) Dengan demikian, nyamuk-nyamuk itu tidak akan dapat berkembang biak.

Perbaikan

penyebaran penyakit demam berdarah adalah memberantas sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam berdarah. Seperti kita ketahui

[a] Salah satu cara mencegah

bersama, nyamuk. [b] Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah. Salah satu di antaranya adalah memberantas sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penyebar demam.

2. Kesatuan Paragraf yang baik harus terfokus pada satu gagasan. Dalam satu paragraf mungkin ada beberapa gagasan sederhana, tetapi semua gagasan sederhana itu harus menjelaskan atau mendukung satu gagasan utama. Gagasan sederhana itu biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat penjelas atau kalimat pengembang. Kesatuan dalam paragraf hanya akan terbentuk apabila informasi-informasi atau gagasan-gagasan dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Untuk itu, penulis harus selalu ingat, Apakah gagasan utama paragraf itu? dan Apakah kalimat-kalimat yang ditulis berhubungan erat dengan gagasan utama tadi?

Jika dalam sebuah paragraf terdapat gagasan yang tidak berkaitan dengan gagasan utama, gagasan itu harus dikeluarkan dari paragraf tersebut. Demikian juga jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan utama atau lebih, paragraf tersebut harus dipecah, dan setiap gagasan utama tadi dikembangkan dalam paragraf yang berbeda.

Contoh: (1) Gangguan stres pascatrauma ini bisa sembuh. (2) Namun, pada sejumlah kecil penderita, gangguan bisa berlanjut dan menjadi kronis. (3) Dalam jangka panjang, gangguan ini dapat mengubah kepribadian seseorang, seperti mudah putus asa, tidak percaya diri, merasa terpojok, dan terasing. (4) Perubahan kepribadian ini bisa muncul dua tahun setelah kejadian. (5) Pada anak-anak, gangguan seperti ini

sangat mengganggu kosentrasi belajar.

(1) Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. (2) Ia tidak tahu mengapa desanya itu dinamai Desa Kedunggalar. (3) Ia tidak tahu mengapa Sangkanurip, salah satu sungai yang ada di desa itu, kini mengering. (4) Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu. (5) Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan. (6) Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dulu, ia sudah memanggul cangkul menuju ke ladangnya. (7) Ia terus mengayun cangkulnya, membongkar tanah liat yang sudah keras karena musim kemarau yang panjang.

3.

Kepaduan

Paragraf dikatakan padu apabila kalimat yang satu dengan kalimat-kalimat yang lainnya secara logis dan secara gramatis berkaitan. Dengan begitu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis setapak demi setapak dengan perpindahan dari satu kalimat ke kalimat berikutnya secara runtut, tanpa ada lompatan berpikir. Pada prinsipnya, untuk membangun kepaduan paragraf diperlukan perpindahan yang tepat, baik dari kalimat yang satu ke kalimat berikutnya maupun dari paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. Ada beberapa sarana yang dapat digunakan untuk melakukan perpindahan secara tepat, di antaranya (1) kata-kata kunci atau sinonim, (2) kata ganti, dan (3) kata transisi.

1. Kata-kata Kunci atau Sinonim Cara ini biasanya dilakukan dengan mengulang kata-kata yang dianggap penting atau menjadi pembicaraan; atau mengulang-ngulang sinonim dari kata kunci tersebut. Jika topik pembicaraannya tentang virus HIV, misalnya, beberapa sebutan lain untuk virus tersebut, seperti virus penyebab AIDS, virus kematian, atau virus yang sulit ditaklukkan dapat digunakan sebagai pembangun paragraf.

Contoh: (1) Omzet penjualan telepon genggam di pasar gelap diperkirakan mencapai 370 juta dollar AS atau senilai Rp 3,3 triliun per tahun. (2) Perkiraan itu didasarkan pada perhitungan nilai impor telepon genggam resmi yang tercatat pada Badan Pusat Statistik dibandingkan dengan perkiraan volume penjualan telepon genggam di pasar domestik. (3) Sebagian besar telepon genggam di pasar diduga hasil impor ilegal.

2.

Kata Ganti

Suatu gejala universal bahwa dalam berbahasa, kata atau kelompok kata yang mengacu kepada manusia, benda, atau hal, tidak akan digunakan berulang-ulang dalam sebuah konteks yang sama. Pengulangan kata yang sama tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan rasa yang kurang enak. Pengulangan hanya dilakukan jika kata itu dipentingkan atau mendapat penekanan. Oleh sebab itu, untuk menghindarkan segi-segi yang negatif dari pengulangan itu, pemakai bahasa menggunakan kata ganti. Contoh: (1) Lima menit kemudian, truk dengan tangga dan selang tiba di rumah sakit. (2) Tangga diangkat ke atas jendela kamar Bopsy di lantai 3. (3) Empat belas orang pemadam kebakaran laki-laki dan dua orang perempuan menaiki tangga itu, masuk ke kamar Bopsy. (4) Dengan izin ibunya, mereka memeluknya, mendekapnya, dan membisikkan kepadanya betapa mereka mencintainya.

(1) Ibu yang berusia 26 tahun itu menatap anaknya yang sedang menghadapi kematian karena leukemia stadium terminal. (2) Walaupun hatinya dipenuhi kesedihan, ia punya tekad yang kuat seperti orang tua lainnya. (3) Ia ingin anaknya tumbuh besar dan mencapai cita-citanya. (4) Sekarang semuanya tidak mungkin lagi. (5) Leukemia telah menggerogoti hidup anaknya. (6) Namun, ia masih ingin mimpi-mimpi anaknya menjadi kenyataan.

3. Kata Transisi Kata transisi digunakan untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf atau paragraf yang satu dengan paragraf yang lain dalam sebuah tulisan. Melalui sarana kata-kata transisi, penulis dapat memainkan argumen dan penalarannya karena pemakaian kata transisi tertentu akan menimbulkan pengertian tertentu pula meskipun kalimat-kalimat yang dirangkaikannya sama.

Contoh: a. Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Walaupun demikian, rumahnya sangat kotor. b. Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Akan tetapi, rumahnya sangat kotor. c. Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Selain itu, rumahnya sangat kotor. d. Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Dengan perkataan lain, rumahnya sangat kotor. e. Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Setelah itu, rumahnya sangat kotor. f. Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Akibatnya, rumahnya sangat kotor. g. Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Dengan demikian, rumahnya sangat kotor. k. Ia memelihara beberapa ekor ayam di rumahnya. Oleh sebab itu, rumahnya sangat kotor. Walaupun banyak kata penghubung yang dapat digunakan untuk merangkaikan kalimat-kalimat pada contoh di atas, harus disadari bahwa ada kata-kata penghubung tertentu yang tidak mungkin digunakan karena logika menolaknya.

Perlatihan: (1) Ubahlah teks di bawah ini menjadi dua paragraf dengan memperhatikan pemakaian ejaan, diksi, dan kalimat! (1) Berbahagialah orang-orang yang suka melakukan olahraga lari secara teratur. (2) Sebuah penelitian yang dilansir British Medical Journal seseorang yang secara teratur melakukan olahraga lari akan hidup lebih lama dibanding orang yang tak pernah melakukannya sama sekali. (3) Dimana penelitian itu memakan waktu lebih dari 5 tahun dilakukan oleh Copenhagen City Heart Study. (4) Tidak kurang dari 4658 responden yang memberikan jawaban. (5) Usia mereka antara 2079 tahun dan tak pernah terserang penyakit jantung. (6) Sebanyak 217 orang mengakui melakukan olah raga lari secara teratur dimana selama 5 tahun itu mereka dichek kesehatannya 2 kali. (7) Kesimpulan yang diambil Dr. Peter Schnohr dari Copenhagen City Heart Study secara tegas menyebutkan ada hubungan yang signifikan antara melakukan latihan olahraga lari dengan panjang umur. (8) Orang yang tidak melakukan olahraga lari secara teratur lebih cepat meninggal dibanding orang yang melakukannya secara teratur.

Perlatihan: (2) Susun seperangkat kalimat di bawah ini menjadi paragraf yang baik! 1. Tempat tinggal perlu memenuhi syarat kesehatan, ketenangan, dan penerangan. 2. Dari segi penerangan, tempat tinggal harus cukup terang agar dapat tidak melelahkan mata dan otak. 3. Harus terdapat peredaran udara yang langsung berhubungan dengan udara bersih di luar. 4. Dari segi ketenangan, tempat tinggal harus bebas dari keramaian sebab tempat tinggal yang ramai akan mengacaukan konsentrasi belajar. 5. Dari segi kesehatan, tempat tinggal harus bebas dari udara lembap dan bau busuk.

Anda mungkin juga menyukai