SKRIPSI
Disusun oleh :
Lidyana Candrawati
NIM. 10305141022
i
PERSETUJUAN
ii
PERNYATAAN
iii
PENGESAHAN
iv
MOTTO
(Qs.Al-Mu’min:60)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila telah
selesai (urusan dunia), bersungguh-sungguhlah (dalam ibadah).
Ilmu merupakan pendamping saat takut, teman saat terasing, teman bicara dikala
sendirian, dalil atas kesenangan dan kesusahan, senjata dalam menghadapi musuh,
hiasan di hadapan teman.
5
PERSEMBAHAN
Adik- adikku yang terbaik dan ‘nyebeli’ Dynmas Pahendra, Dyan Ajeng Chandrawati,
Pahendra Dhewa Pratama, terimakasih untuk setiap keramaian yang kalian ciptakan.
Oleh: Lidyana
Candrawati NIM.
10305141022
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb,
Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains (S.Si). Sejak awal kuliah hingga terselesainya tugas akhir ini,
penulis mendapat dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
urusan akademik.
Pembimbing Akademik.
8
88
4. Ibu Dwi Lestari, M.Sc selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
6. Bapak, ibu dan keluarga yang tidak pernah lelah dalam memberikan
akhir ini.
sehingga penulisan tugas akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat menghargai segala kritik dan saran yang dapat membangun
Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat tidak hanya
Wassalamu’alaikum wr wb.
Lidyana Candrawati
NIM. 10305141022
9
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii
PERNYATAAN..................................................................................................... iii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN.................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiv
DAFTAR SIMBOL............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1. 1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1. 2 Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
1. 3 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1. 4 Tujuan....................................................................................................... 6
1. 5 Manfaat Penulisan .................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 7
2.1. Nilai Eigen dan Vektor Eigen................................................................... 7
2.2. Persamaan Diferensial............................................................................ 10
2.3. Persamaan Diferensial Linear Orde Satu ............................................... 11
2.4. Sistem Persamaan Diferensial ................................................................ 15
2.4.1. Sistem Persamaan Diferensial Linear ............................................. 16
2.4.2. Sistem Persamaan Diferensial Nonlinear........................................ 17
2.5. Titik Ekuilibrium.................................................................................... 18
2.6. Linearisasi Sistem Persamaan Diferensial Nonlinear ............................ 19
2.7. Kestabilan Titik ekuilibrium .................................................................. 23
2.8. Radius Spektral....................................................................................... 31
2.9. Bilangan Reproduksi Dasar.................................................................... 32
2.10. Kriteria Routh-Hurwitz .......................................................................... 34
2.11. Limit superior dan limit inferior............................................................. 39
2.12. Model Matematika ................................................................................. 40
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 43
3.1. Formulasi Model Matematika ................................................................ 43
3.2. Titik Ekuilibrium.................................................................................... 51
3.3. Bilangan Reproduksi Dasar (R0) ............................................................ 55
3.4. Kestabilan Titik Ekuilibrium.................................................................. 57
3.5. Simulasi Model....................................................................................... 78
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 87
4.1 Kesimpulan............................................................................................. 87
4.2 Saran....................................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90
LAMPIRAN.......................................................................................................... 92
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
13
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Limit superior fungsi f(x)
xvi
Proporsi populasi acute infection yang sembuh total (masuk
(1-ρ)
kompartemen recovered)
Titik ekuilibrium bebas penyakit
Titik ekuilibrium endemik
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
faktor epidemiologi, perilaku jangka panjang dari dinamika awal invasi, atau
Salah satu fenomena penyebaran penyakit yang dapat dimodelkan dalam bentuk
pertama kali ditemukan pada tahun 1989, dan menjadi penyebab kasus
hepatitis NANB (non-A non-B) pasca transfusi. Namun pada tahun 1975,
1
keluarga Flaviviridae genus Hepacivirus (DirJen PP &PL Kementrian Kesehatan,
2012).
dengan virus hepatitis yang lainnya, karena 70%-80% penderita terinfeksi dapat
Hepatitis C merupakan penyebab utama pada 27% kasus sirosis dan 25% kasus
kanker hati. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sirosis juga
mengalami gagal hati, kanker hati, atau pembuluh yang sangat membengkak
virus Hepatitis C dan ribuan infeksi baru muncul setiap tahun, namun
transfusi darah, pencangkokan organ dari donor yang terinfeksi, kelahiran dari ibu
cukur, dan peralatan sejenis lainnya. Adapun sumber penularan yang terbesar
tidak steril secara bersamaan, terutama oleh pengguna narkoba melalui jarum
narkoba suntik
mencapak 77,3% (PKNI, tanpa tahun). Berdasarkan hasil Evaluasi Pengumpulan
Data Hepatitis C Tahap I yang dilakukan oleh Depkes pada Oktober 2007 sampai
dengan 9 September 2008, terungkap bahwa hampir 40% pasien hepatitis C yang
yang lain relatif kecil, seperti melalui transfusi darah, hubungan seks dan
diperhatikan.
(2003) dalam Diseases with chronic stage in a population with varying size,
the transmission of hepatitis C in injecting drug users, dan Dontwi dkk (2010)
drug users and the impact of vaccination, dalam penelitian tersebut dibahas
chronic carrier-recovered.
penyakit yaitu model SIR. Model ini awalnya dipelajari oleh Kermack dan
penyakit),
recovered (kelompok individu yang telah bersih dari penyakit). Meskipun model
yang memiliki karateristik penyebaran yang lebih kompleks, model ini kurang
individu carrier (Keeling dan Pejman, 2008). Individu yang terinfeksi akut
(acute infection) dalam suatu periode tertentu akan sembuh (recovered) total
(carrier) (Keeling dan Pejman, 2008). Pada umumnya, model ini dapat
kecil).
Oleh karena itu, pada skripsi ini akan dibahas mengenai pembentukan dan
yang dibentuk ini difokuskan pada penyebaran virus melalui jarum suntik
yang tidak steril pada pengguna narkoba suntik, karena mengingat besarnya
prosentase penularan melalui cara ini. Selanjutnya dari model yang terbentuk,
akan dilihat perilaku solusi disekitar titik ekuilibrium agar dapat dianalisa
kestabilan titik
ekuilibrium, sehingga dapat diketahui kapan penyakit ini menghilang dan kapan
yang terbentuk.
1. 2 Pembatasan Masalah
(S), Acute Infection (A), Chronic carrier (C) dan Recovery (R),
anggota populasi relatif memiliki karakteristik yang sama, yaitu pada rata-
1. 3 Rumusan Masalah
adalah :
narkoba suntik.
1. 5 Manfaat Penulisan
LANDASAN TEORI
Pada bab ini, akan diuraikan landasan teori yang akan digunakan dalam bab
selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi yang
akan diuraikan berisi definisi-definisi dan teori kajian matematika, antara lain
nilai eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial
matematika.
n
Jika A adalah matriks , maka vektor taknol x dalam dinamakan vektor
( Persa
mempunyai bentuk
dengan .
Contoh 2.1
Diberikan matriks
Penyelesaian:
b. Akan ditentukan vektor-vektor eigen yang bersesuaian dengan nilai eigen dari
matriks A
Untuk
Misalkan , maka
adalah .
Untuk
Persamaan ekuivalen dengan .
Misalkan , maka
adalah .
satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu atau lebih variabel bebas.
turunan dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu variabel bebas.
melibatkan turunan dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap dua
Contoh 2.3:
atau
dengan dan .
(2.5) dengan faktor integrasi yang tergantung pada x yaitu , maka diperoleh
merupakan faktor integrasi dari persamaan (2.6) jika dan hanya
jika
Pada persamaan (2.7) fungsi P merupakan fungsi atas variabel bebas x, sementara
adalah fungsi atas x yang tidak diketahui, sehingga persamaan (2.7) dapat ditulis
didapat
Kemudian dengan mengintegralkan kedua ruas pada persamaan (2.10), diperoleh
sehingga
Contoh 2.4
faktor integrasi
yaitu suatu sistem persamaan diferensial dengan variabel bebas yang implisit
berikut:
diferensial linear homogen, sedangkan jika bernilai taknol, maka sistem (2.15)
linear homogen.
linear.
selain satu.
turunan-
turunannya.
Contoh 2.6
dengan variabel bebas t dan variabel tak bebas dan . Sistem (2.18)
terdapat
Titik ekuilibrium merupakan titik tetap yang tidak berubah terhadap waktu.
Contoh 2.7
Titik ekuilibrium dari sistem (2.18) dapat diperoleh jika , sehingga sistem
tersebut menjadi
Saat , maka
Saat , maka
Sehingga dari sistem (2.18) diperoleh dua titik ekuilibrium yaitu dan
perilaku sistem disekitar titik ekuilibrium sistem tersebut. Linearisasi pada sistem
, dan . Misalkan
Taylor
dengan
Jika tidak memiliki nilai eigen yang bernilai nol pada bagian
sekitar titik yang sama, jika titik ekuilibrium dari sistem nonlinear tersebut
jika bagian real nilai eigen dari . Jika bagian real nilai eigen
Contoh 2.8
Diperoleh dua nilai eigen, yaitu dan . Dapat disimpulkan bahwa titik
nilai eigen yang bagian realnya bernilai nol. Sehingga, perilaku kestabilan sistem
nonlinearnya.
ekuilibrium.
(iii) Titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik jika titik titik ekuilibriumnya
sehingga ,
asalkan .
Berikut simulasi titik ekuilibrium stabil dan titik ekuilibrium stabil asimtotik
mengenai sifat kestabilan suatu sistem nonlinear yang ditinjau dari nilai
(i) Diberikan semua bagian real nilai eigen matriks jacobian bernilai
negatif, maka titik ekuilibrium dari sistem (2.19) stabil asimtotik lokal.
(ii) Sementara, jika terdapat paling sedikit satu nilai eigen matriks
jacobian
Selanjutnya, diberikan pula teorema yang menyajikan sifat kestabilan suatu sistem
(i) Titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik jika dan hanya jika
(ii) Titik ekuilibrium dikatakan stabil jika dan hanya jika untuk
maka multiplisitas aljabar dan geometri untuk nilai eigen harus sama.
(iii) Titik ekuilibrium dikatakan tidak stabil jika dan hanya jika terdapat
Bukti:
Bukti ke kiri
stabil asimtotik.
titik
ekuilibrium
) untuk , sehingga sistem tidak stabil. Hal ini sesuai dengan
stabil, maka .
Bukti ke kiri
nilai eigen
dibuktikan bahwa banyak nilai eigen dan vektor eigen adalah sama.
Vektor eigen
dari
diperoleh
Sehingga vektor eigen yang bersesuaian dengan adalah
diperoleh
Sehingga vektor eigen yang bersesuaian dengan adalah
eigen.
Bukti ke kiri
tidak stabil.
Sehingga titik
nilai eigen matriks Jacobian mempunyai bagian real negatif. Sementara itu,
titik ekuilibrium dikatakan stabil asimtotik global jika untuk sebarang
nilai
awal yang diberikan, solusi sistem (2.14) berada dekat dengan
titik ekuilibrium .
Contoh 2.9
sistem nonlinearnya yaitu tidak stabil karena terdapat bagian real dari nilai eigen
maka titik ekuilibrium bebas penyakit stabil simtotik lokal dan penyakit tidak
menyerang populasi, namun jika R0 > 1 maka titik ekuilibrium bebas penyakit
tidak stabil dan penyakit sangat mungkin untuk menyebar (Driessche dan
Watmough, 2001).
Secara istilah, penyakit memiliki definisi yang lebih luas dari definisi klinis
yaitu mencakup tahap asimtomatik infeksi serta gejala artinya bahwa yang
dimaksud individu yang terinfeksi adalah individu yang terkena penyakit dengan
menyatakan subpopulasi kelas tidak terinfeksi (rentan dan atau sembuh), dan
, untuk , sehingga
dengan adalah laju infeksi sekunder yang menambah pada kelas terinfeksi dan
sistem persamaan diferensial yang didekati pada titik ekuilibrium bebas penyakit.
Persamaan kompartemen terinfeksi yang telah dilinearisasi dapat
V .
dengan K disebut sebagai next generation matrix. Nilai harapan dari infeksi
sekunder pada populasi rentan adalah radius spektral (nilai eigen dominan)
Contoh 2.10
populasi individu sembuh dari infeksi pada saat t. Sistem (2.27) mempunyai titik
ekuilibrium bebas
penyakit . Next generation matrix dapat diperoleh dari kelas I,
dengan dan ,
positif. Tanda
negatif ataupun positif di sini dapat digunakan untuk menentukan sifat kestabilan
Jika maka
Pembuat nol dari polinomial (2.29) mempunyai bagian real negatif jika dan
Pembuat nol polinomial (2.29) mempunyai bagian real yang negatif jika
Bukti
Matriks (2.32) dibentuk menjadi matriks segitiga atas sehingga ada diagonal
berikut
atau
Bukti kekanan
Bukti kekiri
real negatif.
Diketahui bahwa
Contoh 2.11
Bukti:
Misalkan . Karena , maka
. Sehingga .
Misalkan . Maka
2. Membuat asumsi
3. Formulasi persamaan/pertidaksamaan
persamaan) yang sesuai sehingga dapat diselesaikan dan relistik. Jika pada
perlu dilakukan pengkajian ulang asumsi dan membentuk asumsi yang baru.
4. Menyelesaikan persamaan/pertidaksamaan
5. Interpretasi Hasil
dunia nyata. Interpretasi ini dapat diwujudkan dalam berbagai cara seperti
PEMBAHASAN
Infeksi hepatitis C dikatakan kronis jika deteksi RNA HCV dalam darah
hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C dapat menular melalui kontak darah antar
individu, dan resiko tertinggi terjadi saat penggunaan jarum suntik narkoba secara
bersama-sama.
Individu baru dapat masuk ke dalam populasi karena adanya kelahiran atau
(emigrasi). Populasi total adalah semua individu yang rentan untuk tertular
C. Dalam kasus ini, individu yang rentan terinfeksi adalah pengguna narkoba
narkoba suntik. Individu yang lebih sering menggunakan jarum suntik secara
Penderita hepatitis C berada dalam fase akut sekitar 6-10 minggu. Sebagian
besar penderita infeksi akut akan berkembang menjadi kronis, sedangkan sebagian
(pengerasan hati) dalam waktu 15-20 tahun atau dapat pula menjadi kanker hati
setelah 20-30 tahun, atau akan meninggal. Hampir semua kematian dari
semua pengguna narkoba suntik yang belum terinfeksi virus Hepatitis C. Individu
2. populasi bersifat homogen, artinya bahwa setiap orang memiliki resiko yang
sama untuk tertular virus dan frekuensi pengggunaan jarum suntik secara
dengan individu Acute infection dan` atau individu Chronic carrier dengan
carrier, namun ada sebagian kecil yang langsung sembuh masuk ke dalam
kelas Recovered,
model penyebaran virus hepatitis C melalui jarum suntik disajikan dalam Tabel 1
berikut
narkoba suntik:
per satuan waktu (λS). Oleh karena itu diperoleh persamaan diferensial berikut
Laju infeksi per satuan waktu dipengaruhi oleh laju kontak yang berupa
acute
individu yang mati alami per satuan waktu (μA) dan banyaknya individu yang
carrier berkurang karena adanya kematian alami individu chronic carrier per
dan individu chronic carrier yang bebas dari virus hepatitis C (σ2C) akan
mengurangi populasi
seperti berikut:
(Kretzschmar,2006)
Teorema 3.2.1.
(i) Jika , maka sistem (3.7) memiliki titik ekuilibrium bebas penyakit yaitu
endemik dengan
Bukti
dengan .
(3.10) diperoleh
seperti pada persamaan (3.15), (3.6), (3.17) dan (3.18). Jadi terbukti
endemik dengan
3.3. Bilangan Reproduksi Dasar (R0)
Bilangan reproduksi dasar merupakan harga harapan dari suatu kasus baru
dalam suatu populasi individu rentan. Jika R0 < 1 penyakit tidak menyerang
populasi, namun jika R0 > 1 maka penyakit sangat mungkin untuk menyebar.
matrix dari Sistem (3.7). Pada model ini, kelas terinfeksi adalah acute
digunakan
sebagai berikut:
maka diperoleh
Kemudian dilinierisasi. Hasil masing-masing linierisasinya adalah
Pada awal kemunculan virus dalam populasi, hampir semua individu rentan
dasar didefinisikan sebagai spektral radius dari next generation matrix, maka
diperoleh
Sistem (3.7). Kestabilan titik ekuilibrium dari sistem (3.7) disajikan dalam
teorema berikut:
Teorema 3.4.2.
tidak stabil.
Bukti
Sehingga diperoleh:
Persamaan (3.26) dapat ditulis menjadi
dengan
. Karena μ bernilai positif, maka bagian real dari kedua nilai eigen
persamaan karakteristik
dinyatakan menjadi:
kriteria Routh Hurwitz, pembuat nol dari persamaan (3.28) akan bernilai negatif
jika dan . Hal ini menunjukkan bahwa semua nilai eigen dari
memiliki satu nilai eigen yang bernilai positif. Oleh karena itu, titik
Teorema 3.4.3
Bukti
atau
(3.35), diperoleh
Selanjutnya, akan ditentukan nilai limitnya dengan mengambil lim sup untuk
Dalam hal ini, dibentuk suatu barisan fungsi dan untuk setiap
. Sehingga diperoleh
Akan ditentukan pula solusi untuk persamaan (3.31). Persamaan diferensial
Selanjutnya, akan ditentukan nilai limit dari persamaan (3.40) dengan mengambil
atau , diperoleh
diperoleh
ditunjukkan
persamaan (3.33).
Sesuai paparan sebelumnya, dibentuk suatu barisan fungsi
atau , maka
maka
Selanjutnya, akan ditentukan nilai limit dari persamaan (3.48) dengan mengambil
dengan
Bukti
Misalkan
maka persamaan (3.51) dapat dinyatakan sebagai
dengan
bernilai positif, maka bagian real nilai eigen tersebut adalah negatif.
mensubtitusi
kembali persamaan x, y, z, m, n ke dalam persamaan k1, k2, dan k3, maka
diperoleh:
Selanjutnya
74
dapat dinyatakan sebagai
Kemudian
75
dapat dinyatakan sebagai
dengan =
Diperoleh semua nilai eigen dari persamaan (3.53) bernilai negatif, sehingga
narkoba suntik sekitar 77,3% (PKNI, tanpa tahun). Menurut Kretzschmar dan
terinfeksi akut (acute infection) dan tingkat kontak individu rentan (susceptible)
Berdasarkan asumsi pertama, laju rekruitmen dan laju kematian adalah sama,
maka diperoleh .
fase akut. apabila diasumsikan rata-rata durasi virus Hepatitis C dalam fase akut
yaitu
berkembang menjadi kanker hati dan sirosis. Diasumsikan bahwa rata-rata durasi
model yang akan menunjukkan pengaruh dari variasi nilai parameter terhadap
berikut
3.5.1. Simulasi
akut (acute infection), proporsi individu kronis (chronic carrier), dan proporsi
individu
sembuh dari penyakit hepatitis C (recovered) masing-masing adalah
(chronic carrier), dan terbebas (recovered) dari virus Hepatitis C semakin lama
semakin menurun. Hal ini menunjukkan perilaku solusi yang lambat laun akan
individu chronic carrier adalah (0, 0.06, 0.015, 0.2), (0, 0.14, 0.25, 0.3), dan (0,
0.49, 0.2,
0.1) untuk memperoleh potret fase solusi sistem pada bidang s,a,c. Berdasarkan
nilai-nilai parameter dan nilai awal yang diberikan diperoleh potret fase
Untuk beberapa nilai awal yang berbeda, terlihat bahwa grafik proporsi
merah) dan chronic carrier (grafik berwarna hijau) mengalami penurunan menuju
chronic carrier yang menuju titik nol menunjukkan bahwa proporsi individu acute
bergerak menuju titik ekuilibrium E0. Hal ini berarti hasil simulasi sesuai
dengan hasil analitik pada teorema 3.4.4 yang menyatakan bahwa saat titik
3.5.2. Simulasi
(chronic carrier) meningkat dan menuju suatu titik di . Hal ini akibat dari
adanya kontak antara individu rentan dengan penderita hepatitis C akut dan kronis.
Saat proporsi individu yang terinfeksi akut dan individu kronis meningkat,
maka proporsi individu sembuh (hilangnya HCV dalam tubuh penderita) juga
, , . Untuk diperoleh
, , , .
, , .
gambar 8, terlihat bahwa saat frekuensi penggunaan jarum suntik secara bersama-
proporsi penderita hepatitis C akut dan kronis dan proporsi individu yang terbebas
sistem (3.7) semakin lama akan menuju titik ekuilibrium , dan nilai pun
semakin besar.
Hal ini berarti bahwa jika frekuensi rata-rata pwnggunaan jarum suntik
secara bersamaan semakin besar, maka laju infeksi akan semakin besar pula,
individu chronic carrier masing-masing adalah (0, 0.06, 0.015, 0.2), (0,
0.14,
0.25, 0.3), dan (0, 0.49, 0.2, 0.1). Untuk melihat perilaku solusi sistem (3.7)
disekitar titik ekuilibrium endemik pada bidang s, a dan c, diambil nilai parameter
penurunan proporsi
baik pada proporsi susceptible, acute infection, maupun chronic carrier.
susceptible dan adanya individu susceptible yang terinfeksi akibat kontak dengan
penurunan proporsi karena adanya kematian alami dari kelas tersebut dan
alami kelas tersebut dan adanya individu bebas dari penyakit hepatitis C.
ekuilibrium bebas penyakit E0. Hal ini berarti hasil simulasi sesuai dengan
hasil analitik pada teorema 3.4.4 yang menyatakan bahwa saat titik
ekuilibrium endemik stabil asimtotik dan teorema 3.4.2 (ii) yang menyatakan
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada skripsi ini telah dibahas mengenai model penyebaran virus Hepatitis C
diferensial
yang baru, yang berupa proporsi diperoleh dua titik ekuilibrium yaitu titik
endemik
, dengan
4.1.3 Model penyebaran virus hepatitis C pada pengguna narkoba suntik ini
4.1.4 Pada kondisi titik ekuilibrium bebas penyakit stabil asimtotik lokal
dan ketika stabil asimtotik global. Hal ini berarti bahwa untuk
berkurang atau bahkan menghilang sehingga virus tidak ada lagi dalam
populasi.
Sementara itu, pada saat titik ekuilibrium bebas penyakit tidak stabil
tetap ada.
maka penderita hepatitis C akut dan kronis dan individu yang bebas
akan
semakin menurun. Peningkatan dan penurunan banyaknya
bersama-sama.
4.2 Saran
pada pengambilan kasus khusus yaitu untuk laju infeksi dengan frekuensi
penggunaan jarum suntik bersama yang homogen. Oleh sebab itu, untuk penelitian
tertularnya hepatitis C. Selain itu dapat pula dibahas untuk model yang laju
narkoba untuk lebih bijaksana dalam penggunaan jarum suntik, yaitu dengan
>
>
>
>
>
>
>
>
Lampiran 2. Program maple untuk gambar proyeksi potret fase bidang s,a,c
dengan
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
Lampiran 3. Program maple untuk gambar proyeksi potret fase solusi-solusi
s,a,c,r terhadap t dengan ( )
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
Lampiran 4. Program maple untuk gambar proyeksi potret fase solusi-solusi
s,a,c,r terhadap t dengan ( )
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
Lampiran 5. Program maple untuk gambar proyeksi potret fase solusi-solusi
s,a,c,r terhadap t dengan ( )
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
Lampiran 6. Program maple untuk gambar proyeksi potret fase bidang s,a,c
dengan
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>