Anda di halaman 1dari 19

Tugas Kelompok Mata Kuliah Statistika Kimia

ANALISIS CHI-SQUARE (X2)

KELOMPOK II B

JESI JECSEN PONGKENDEK 12B16020 ISLAWATI ST. HUMAERAH SYARIF 12B16027 12B16037

PROGRAM PASCASARNA JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

Chi square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi atau aktual dengan frekuensi harapan. Yang dimaksud dengan frekuensi harapan adalah frekuensi yang nilainya dapat di hitung secara teoritis (e), sedangkan dengan frekuensi observasi adalah frekuensi yang nilainya didapat dari hasil percobaan (o). Distrubusi chi-square sangat berguna sebagai kriteria untuk pengujian hipotesis mengenai varians dan juga untuk uji ketepatan penerapan suatu fungsi (test goodness of fit) apabila digunakan untuk data hasil observasi atau data empiris. Dengan demikian, kita dapat menentukan apakah distribusi pendugaan berdasarkan sampel hampir sama atau mendekati distribusi teoritis, sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa populasi dari mana sampel itu kita pilih mempunyai distribusi yang kita maksud (Supranto, J, 2001). Dalam statistik, distribusi chi square termasuk dalam statistik nonparametrik. Distribusi nonparametrik adalah distribusi dimana besaran-besaran populasi tidak diketahui. Distribusi ini sangat bermanfaat dalam melakukan analisis statistik jika kita tidak memiliki informasi tentang populasi atau jika asumsi-asumsi yang dipersyaratkan untuk penggunaan statistik parametrik tidak terpenuhi. Rumus: ( ( Keterangan: f0 = frekuensi observasi fh = frekuensi harapan (ekspektasi) ) ) ( )

(Subana, 2000)

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

Contoh penggunaan tes Chi-Quadrat, yaitu sebagai berikut:

1. Tes chi-quadrat untuk mengetes perbedaan frekuensi variabel tunggal. 2. Tes chi-quadrat untuk mengetes perbedaan frekuensi variabel ganda. 3. Tes chi-quadrat untuk mengetes perbedaan persentase. 4. Tes chi-quadrat untuk mengetes signifikansi korelasi. 5. Tes chi-quadrat untuk mengetes signifikansi normalitas distribusi.
Penggunaan tes Chi-Quadrat tersebut dijelaskan melalui contoh-contoh di bawah ini. 1. Uji X2 untuk mengetes perbedaan frekuensi variabel tunggal Contoh: 24 guru SLTP diwawancarai berkenaan dengan pendirian sebuah koperasi di sekolahnya, 9 orang menganggap koperasi ada manfaatnya, 8 orang berpendirian bahwa ada tidaknya koperasi sama saja, dan 7 orang tidak berpendapat apa-apa tentang koperasi. Untuk keperluan penelitian di atas diperlukan frekuensi teoritis sebagai pembanding frekuensi hasil obsevasi. Besarnya frekuensi teoritir ditentukan menurut keadaan bila setiap pendapat tidak ada perbedaan frekuensinya. a. Rumusan hipotesis: H0= tidak terdapat perbedaan signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi teoritis. H1= terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi teoritis. b. Menghitung X2hitung Ditetapkan dahulu besarnya tiap-tiap frekuensi teoritis untuk ketiga jenis pendapat pada guru itu. Karena jumlah respondennya 24 orang, besarnya frekuensi yang diharapkan (teoritis) masing-masing pendapat adalah 8.

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

Pendapat a. Kooperasi bermanfaat b. Ada tidaknya koperasi sama saja c. Tidak ada pendapat Jadi X2hitung= 0,25 c. Mencari X2 tabel X2tabel= X2(1-)(n-1) X2tabel= X2(1-0,05)(3-1) X2tabel= X2(0,95)(2) = 5,99 Jadi X2tabel = 5,99 d. Menguji hipotesis

f0 9 8 7

fh 8 8 8

f0-fh 1 0 -1

( 0,125 0 0,125 0,25

Kriteria pengujian: Jika X2hitung > X2tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Karena X2hitung > X2tabel, maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi teoritisnya. e. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis yang menerima H0 memperlihatkan bahwa meskipun pendapat guru yang menerima koperasi itu paling banyak (9 orang), hal ini tidaklah dapat dijadikan alasan bagi pimpinan sekolah untuk memustuskan jadi didirikannya koerasi. Paling tidak, usul pendirian koperasi hendaknya dipertimbangkan kembali., hingga guru-guru yang diwawancarai menyatakan persetujuannya tentang pendirian koperasi. 2. Uji X2 untuk mengetes perbedaan frekuensi variabel ganda Contoh: 200 orang siswa sebuah SMU dijadikan sampel utnuk penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal apresiasi sastra antara siswa laki-laki dan siswa perempuan yang diketahui dari frekuensi gemar membaca puisi, gemar menulis cerpen, dan gemar menulis kritik dan saran.

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

Datanya terkumpulkan sebagai berikut: Puisi (A) L 40 P 20 60 a. Rumusan hipotesis: L/P Kegemaran Cerpen (B) Kritik dan Saran (C) 60 25 40 15 100 40 125 75 200

H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam hal mengapresiasi sastra H1 = terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam hal apresiasi sastra. b. Menghitung Frekuensi Observasi (f0) dan frekuensi teoritis (fh) L/P
foA fhA

Kegemaran
foB 37,5 22,5 60 40 fhB 62,5 37,5 foC 25 15 fhC 25 15 40 20

125 75 200

L P

60

100

40

Menentukan frekuensi harapan atau frekuensi teoritis (Fh) tiap-tiap sel (4 sel adalah):

Jadi, Sel1 : fh1 = Sel2 : fh2 = Sel3 : fh3 = Sel4 : fh4 = Sel5 : fh5 = Sel6 : fh6 =

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

c. Menghitung X2 Soal 1 2 3 4 5 6 f0 40 60 25 20 40 15 fh 37,5 62,5 25 22,5 37,5 15 ( Jadi X2hitung = 0,72 d. Mencari X2 tabel X2tabel = X2(1-)(baris-1)(kolom-1) X2tabel = X2(1-0,05)(2-1)(3-1) X2tabel = X2(0,95)(2) = 5,991 e. Menguji hipotesis Kriteria pengujian: Tolak H0 jika X2hitung X2tabel Karena X2hitung< X2tabel maka H0 diterima Artinya: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam hal mengapresiasi sastra. 3. Uji X2 untuk mengetes perbedaan persentase Rumus X2 yang kita gunakan disini sama saja dengan rumus-rumus X2 yang telah dikemukakan sebelumnya. Hanya saja disini harus diingat, harga X2 yang kita peroleh adalah X2 yang merupakan angka persentase. Karena itu sebelum diberikan interpretasi X2, harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk angka frekuensi, dengan rumus: f0-fh 25 -2,5 0 -2,5 2,5 0 ) (f0-fh)2 6,25 6,25 0 6,25 6,25 0 ( 0,17 0,1 0 0,28 0,17 0 )

Contoh: Misalkan sejumlah 400 orang mahasiswa pada sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan antara lain untuk mengetahui apakah dikalangan para siswa

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

yang berbeda sekolah asalnya (MA dan SMA) terdapat perbedaan prestasi belajar dalam bidang studi Ilmu Tafsir yang signifikan. Dari 400 orang mahasiswa itu, 62,5% diantaranya berasal dari MA sedangkan 37,5% berasal dari SMA. Angka Persentase Keberhasilan Studi Para Mahasiswa PTAI yang berbeda sekolah asalnya, pada ujian utama dan ujian ulangan dalam bidang studi Ilmu Tafsir Sekolah Lulus pada Lulus pada Gagal Total Asal Ujian Utama Ujian Ulangan MA 20 30 12,5 62,5 SMA 10 20 7,5 37,5 Total 30 50 20 100 ( 0,0833 0,0500 0 0,1389 0,0833 0 0,3555 )

Sel 1 2 3 4 5 6

f0 20 30 12,5 10 20 7,5

fh 18,75 31,25 12,50 11,25 18,75 7,50 Jumlah

f0-fh +1,25 -1,25 0 -1,25 +1,25 0

(f0-fh)2 1,5625 1,5625 0 1,5625 1,5625 0

Jadi X2 hitung= 0,3555 a. Mencari X2 tabel X2tabel = X2(1-)(baris-1)(kolom-1) X2tabel = X2(1-0,05)(3-1)(2-1) X2tabel = X2(0,95)(2) = 5,991 f. Menguji hipotesis Kriteria pengujian: Tolak H0 jika X2hitung X2tabel Karena X2hitung< X2tabel maka H0 diterima Artinya: tidak terdapat perbedaan prestasi studi yang disignifikan antara kedua kelompok mahasiswa PTAI.

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

4. Uji X2 untuk mengetes signifikansi korelasi Tes X2 juga berguna untuk mengetes apakah korelasi antar variabel yang kita selidiki korelasinya, termasuk korelasi yang signifikan atau tidak. Contoh: Sejumlah 210 orang mahasiswa telah ditetapkan sebagai sampel yang diambil secara random dalam kegiatan penelitian yang antara lain bertujuan untuk mengetahui apakah dengan secara meyakinkan dapat dinyatakan bahwa perbedaan bentuk pendidikan yang mereka alami (sekolah negeri dan swasta) ada hubungannya dengan sikap pergaulan mereka di sekolah (dalam hal ini aktif, netral, dan pasif). Data Hasil Penelitian Perilaku di Sekolah Perilaku Aktif Sekolah Asal Swasta 42 Negeri 28 Total 70 a. Rumusan hipotesis: Netral 20 60 80 Pasif 28 32 60 Total 90 120 210

H0= tidak terdapat perbedaan signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi teoritis. H1= terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi teoritis. b. Menghitung X2hitung Sel 1 2 3 4 5 6 f0 42 20 28 28 60 32 fh 30 34,29 25,71 40 45,71 34,29 Jumlah f0-fh +12 -14,29 +2,29 -12 +14,29 -2,29 (f0-fh)2 144 204,20 5,24 144 204,20 5,24 ( 4,8 5,9 0,2 3,6 4,5 0,1 19,18 )

Jadi X2hitung= 19,18

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

c. Mencari X2 tabel X2tabel= X2(1-) (baris-1)(kolom-1) X2tabel= X2(1-0,05)(3-1)(2-1) X2tabel= X2(0,95)(2) = 5,99 Jadi X2tabel = 5,99 d. Menguji hipotesis Kriteria pengujian: Jika X2hitung > X2tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Karena X2hitung > X2tabel, maka H1 diterima. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi teoritisnya. e. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis yang menerima H1 memperlihatkan bahwa perbedaan sekolah asal di kalangan mahasiswa (negeri dan swasta) ada korelasi yang signifikan dengan perbedaan perilaku mereka. Karena kecenderungan yang nampak ialah para mahasiswa yang bersekolah asal swasta lebih banyak bersikap aktif dalm perilakunya, maka lebih lanjut disimpulkan bahwa para mahasiswa yang berasal dari sekolah swasta cenderung lebih bersikap aktif daripada mahasiswa yang berasal dari sekolah negeri. 5. Uji X2 untuk mengetes signifikansi normalitas distribusi X2 dapat digunakan untuk mengetes signifikansi normalitas distribusi, yaitu untuk menguji hipotesis nol yang yang menyatakan bahwa Frekuensi yang diobservasi dari distribusi nilai-nilai yang sedang diselidiki normalitas distribusinya, tidak menyimpang secara signifikan dari frekuensi teoritiknya dalam Distribusi Normal Teoritik.

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

Contoh: Misalkan dari sejumlah 40 siswa mengikuti ujian Tengah Semester Kimia. Dari hasil tes diperoleh data hasil ujian siswa sebagai berikut: Siswa Skor Nilai 1 16 53.33333 2 18 60 3 15 50 4 9 30 5 15 50 6 6 20 7 20 66.66667 8 12 40 9 15 50 15 10 33.33333 11 20 66.66667 12 10 33.33333 13 18 60 14 18 60 15 21 70 16 12 40 17 24 80 18 12 40 19 24 80 20 27 90 Ujilah kenormalan data tersebut! a. Banyaknya interval kelas K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 40 K = 1 + 3,3(1,6) K = 6,28 6 b. Jangkauan data (R) R = Nilai terbesar Nilai terkecil R = 93,33 30 R = 63,33 63 c. Panjang kelas (P) P= P= P = 10,5 11 Siswa 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Skor 16 17 16 21 21 16 6 17 10 27 20 20 20 9 9 11 12 23 23 23 Nilai 53.33333 56.66667 53.33333 70 70 53.33333 20 56.66667 33.33333 90 66.66667 66.66667 66.66667 30 30 36.66667 40 76.66667 76.66667 76.66667

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

10

d. Tabel data hasil penelitian No. Nilai (X) 1 30 40 2 41 51 3 52 62 4 63 73 5 74 84 6 85 95 Jumlah e. Nilai Rata- Rata No. Nilai (X) 1 30 40 2 41 51 3 52 62 4 63 73 5 74 84 6 85 95 Jumlah = 63,05 f. Standar Deviasi No. Nilai 1 30 40 2 41 51 3 52 62 4 63 73 5 74 84 6 85 95 Jumlah
( ) (

Frekuensi (f) 3 5 1 5 15 11 40 Frekuensi (fi) 5 6 6 12 7 4 40 Nilai tengah (Xi) 35 46 57 68 79 90 fi x Xi 175 276 342 816 553 360 2522

fi 5 6 6 12 7 4 40
)

Xi 35 46 57 68 79 90

fi x Xi 175 276 342 816 553 360 2522

Xi2 1225 2116 3249 4624 6241 8100 25555

fi xXi2 6125 12696 19494 55488 43687 32400 169890

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

11

g. Varians data (S2) S2 = (16,7)2 S2 = 278,92 h. Pengujian Normalitas Kelas Interval 1 30 40 40.5 41 51 51.5 52 62 62.5 63 73 73.5 74 84 84.5 85 95 95.5 1.94301 ( ) 6.931732 1.28436 0.0741 2.964 4 1.398548 0.62571 0.164 6.56 7 0.029512 -0.0329 0.2237 8.948 12 1.040982 -0.6916 0.246 9.84 6 2.38065 -1.3502 0.1535 6.14 6 0.003192 Batas kelas 2 29.5 Z batas kelas 3 -2.0089 Luas Z tabel 4 0.0663 Ei 5 2.652 Oi 6 5 ( 7 2.078848 )

Keterangan /penjelasan perhitungan Kolom 1 = kelas interval diperoleh dari skor terendah + panjang kelas yaitu 30 + 11 = 41 + 11 dst sehingga ditulis : 30 40 Kolom 2 = batas kelas 30 0,5 = 29,5 (BK1) 41 0,5 = 40,5 (BK2) Kolom 3 = Z batas kelas = Kolom 4 = luas Z tabel ( menggunakan Tabel Z ) ( Luas 1) Z tabel = Z-2,01 Z-1,35 = 0,4778 0,4115 = 0,0663 Kolom 5 = fekuensi espektasi = n x luas Z tabel = 40 x 0,0265 = 1,06

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

12

Kolom 6 = (Oi) yaitu frekuensi observasi, yakni banyaknya data yang termasuk pada suatu kelas interval. Kolom 7 = X2 hitung =
( )

= 6,93

Derajat kebebasan (dk) = k 3 =63=3 Taraf signifikan () = 0,05 2 Jadi X tabel = X2 (1-)(dk) = X2 (1- 0,05)(3) = 7,81 Kriteri pengujian Normalitas : Jika X2 hitung < X2 tabel, maka data berdistribusi normal. Oleh karena X2 hitung < X2 tabel yakni 5,01< 7,81 maka data dinyatakan berdistribusi normal. Bentuk analisis Chi-Square tidak hanya dapat dilakukan dengan cara manual saja, tetapi dapat dilakukan melalui program SPPS (Statistic Package for Social Science). SPSS for windows merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik yang cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. Beberapa aktivitas dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan pointing dan clicking mouse. SPSS yang pertama kali di-release adalah SPSS/PC + yang berbasis teks. Aplikasi ini dapat menggunakan program atau kode eksternal, artinya membutuhkan software bantu lain berupa editor. Sejalan dengan perkembangan sistem operasi, SPSS dikembangkan menjadi aplikasi berbasis Windows, dimulai dari SPSS 6,0 for Windows diikuti versi SPSS 7, SPSS 10, SPSS 11,5 hingga sekarang SPSS 20,0 for Windows. Beberapa kemudahan yang dimiliki SPSS dalam pengoperasiannya adalah karena SPSS menyediakan beberapa fasilitas seperti data editor, viewer, multidimensional pivot tables, highresolution graphics, database access, data transformations, electronic

distribution, online help, akses data tanpa tempat penyimpanan sementara, interface dengan database relasional, analisis distribusi, multiple sesi, PLUM, mapping, tes multiple variabel dengan kurva ROC, tampilan regresi logistic dan regresi cox, dan prosedur penskalan. Uji chi-square melalui program SPSS for windows 17 dapat dilakukan melalui:

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

13

Contoh kasus: Sebuah penelitian ingin mengetahui apakah perusahaan produsen laptop ingin mengetahui apakah konsumen menyukai 5 jenis model lapotop yang diproduksinya. Data diambil dengan mengamati pembelian laptop selama satu bulan. Data penelitian sebagai berikut: Jenis Model Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Model 5 Langkah pengujian: 1. Defenisikan variabel dan masukkan data ke SPSS. Jumlah Konsumen 38 26 15 27 25

2. Klik Data Weight Cases untuk pembobotan, lalu klik OK.

3. Klik Analyze Non Parametric Test Chi-Square

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

14

4. Masukkan variabel Model ke kotak Test Variabel List OK

5. Akan muncul kotak output

Uji Hipotesis: a. H0 = kelima model laptop disukai konsumen H1 = setidaknya ada satu model yang lebih disukai kunsumen daripada setidaknya satu model lain. b. = 0,05 c. Daerah kritis H0 ditolak jika nilai Asymp. Sig. < 0,05 d. Statistik uji Dari tabel Test Statistic didapat nilai Asymp. Sig = 0,037

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

15

e. Kesimpulan Karena Asymp. Sig < 0,05, maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata konsumen tidak mempunyai kesukaan yang sama terhadap kelima model laptop yang diproduksi.

Untuk Uji Normalitas dilakukan dengan urutan sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Langkah Pengujian: 1. Defenisikan variabel tinggi dan masukkan data ke SPSS. 2. Pilih menu Analyze Descriptives Statistic Explore. Tinggi 170.2 172.5 180.3 172.5 159.6 168.5 168.5 172.5 174.5 159.6 170.4 161.3 172.5 170.4 168.9 No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Tinggi 168.9 177.5 174.5 168.6 164.8 170.4 168.9 164.8 167.2 167.2

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

16

3. Masukkan variabel tinggi ke Dependent List dan variabel lain ke Factor List (jika ada lebih dari satu kelompok data) 4. Klik tombol Plots. 5. Pilih Normality Test with Plots.

6. Klik Continue lalu OK. 7. Akan muncul kotak output.

Uji Hipotesis: a. H0 = data diambil dari populasi berdistribusi normal. H1 = data diambil bukan dari populasi yang berdistribusi normal. b. = 0,05 c. Daerah kritis H0 ditolak jika nilai p value (Sig.) < 0,05 d. Statistik uji p value (Sig.) = 0,164. e. Kesimpulan Karena p value (Sig.) > 0,05, maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal.

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

17

DAFTAR PUSTAKA

Subana, 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

18

LAMPIRAN

PPs Universitas negeri Makassar | Statistika Pendidikan

19

Anda mungkin juga menyukai