Anda di halaman 1dari 4

PERATURAN DASAR KETATANEGARAAN

(Esai Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan)

DOSEN PEMBIMBING
Yayuk Hidayah, M.Pd

DISUSUN OLEH
Hasna’ Sekar Setyaningrum
1800005048 / 2A

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2019
Dalam berdirinya suatu negara, sangat dibutuhkan adanya aturan yang mengatur suatu negara
tersebut. Baik dari sistem pemerintahannya sampai ke warga negaranya. Maka dari itu,
negara harus memiliki konstitusi untuk mengatur hal-hal yang amat mendasar yang dijadikan
pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi itu sendiri berasal dari bahasa
Perancis constituer yang berarti membentuk. Menurut Lord James Bryce konstitusi adalah
suatu kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan
lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya. Fungsi
konstitusi itu sendiri untuk membatasi kekuasaan pemerintah supaya para penguasa tidak
sewenang-wenang terhadap rakyat dan konstitusi juga berfungsi sebagai rangka dasar hukum
dalam menyelenggarakan suatu negara.

Undang-Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Undang-Undang Dasar 1945 dijadikan konstitusi negara Indonesia karena di dalamnya
menurut Noor MS Bakry (1994: 120), berisi suatu materi, yaitu pengaturan tentang fungsi
sistem pemerintahan negara, ketentuan fungsi dan kedudukan lembaga negara, hubungan
antar negara dengan warga negaranya, dan ketentuan hal-hal lain sebagai pelengkap. Dari
awal merdeka,Indonesia pernah menggunakan beberapa konstitusi mulai dari UUD 1945,
Konstitusi RIS 1949, UUDS 1950, UUD 1945 orde lama, UUD 1945 orde baru, namun
kembali lagi dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang sudah diamandemen, karena Undang-
Undang Dasar 1945 merupakan konstitusi yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia
yang heterogen. Diadakannya amandemen supaya ketatanegaraan dapat diperbaiki atau
diperbaharui jika mengalami kekacauan, namun tidak mengubah nilai isi pokok yang
terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945 tersebut supaya kelangsungan hidup Negara
Kesatuan Republik Indonesia tetap berlangsung.

Perjalanan Undang-Undang Dasar 1945 untuk menjadi konstitusi Negara Republik Indonesia
tidaklah mudah. Indonesia pernah mengalami krisis moneter yang mengakibatkan demo
dimana-mana, nilai tukar rupiah mengalami kemerosotan, dan harga barang pokok yang
semakin meningkat. Krisis moneter ini yang dapat mengacaukan sistem ketatanegaraan yang
seharusnya berjalan dengan baik. Maka dari itu, dalam mengamandemen Undang-Undang
Dasar 1945 perlu dilakukan referendum (meminta pendapat rakyat). Proses amandemen juga
dilakukan dengan cara bertahap dan tidak terburu-buru supaya menghasilkan Undang-
Undang yang dapat disesuaikan dengan tuntutan rakyat dan dapat menghadapi tantangan
yang ada pada saat itu.
Saat ini di Indonesia juga sedang mengalami tantangan, yaitu banyaknya kasus penembakan
yang mengatasnamakan agama, pertikaian antar suku, maraknya berita hoaks, kekerasan yang
dilakukan oleh remaja, dan masih banyak lagi. Hal tersebut mengakibatkan memudarnya nilai
moral bangsa Indonesia dan dapat mempengaruhi konstitusi. Dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut, pemerintah diharapkan dapat berpegang teguh pada konstitusi yang
sudah ada dan menyelesaikan masalahnya dengan sebaik mungkin.

Warga negara yang baik adalah warga negara yang setia kepada bangsa dan negaranya,
dengan cara setia pada dasar negara, setia pada peraturan perundang-undangan yang ada,
setia pada konstitusi yang berlaku, dan setia kepada kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu,
warga negara harus berperilaku positif terhadap konstitusi, mempelajari isinya,
mengamalkannya di kehidupan sehari-hari, dan berani menegur jika ada yang berbuat tidak
sesuai dengan konstitusi.

Contoh perilaku konstitusional sebagai warga negara adalah dengan mematuhi peraturan
yang berlaku, melaksanakan hak dan kewajiban dengan seimbang, tidak main hakim sendiri,
selalu menjaga persatuan dan kesatuan, dan saling terbuka dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan sebagai penyelenggaraan negara tugasnya adalah mengubah dan menetapkan
UUD (MPR), melantik dan memberhentikan presiden dan wakil presiden (MPR), membahas
rancangan undang-undang bersama Presiden (DPR), tidak pernah menghianati negara
(Presiden dan Kementrian Negara), dan yang lainnya.

Kita sebagai warga negara yang baik harus tetap menjaga dan melaksanakan konstitusi yang
berlaku, para penyelenggara negara juga harus melaksanakan tugasnya sebaik mungkin
supaya sistem ketatanegaraan dapat berjalan dengan seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan


untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press.

https://www.academia.edu/10976608/Perilaku_Konstitusional_dalam_Hidup_Berbangsa_dan_Bern
egara

Anda mungkin juga menyukai