Oleh
DEDI WIJAYANTO
Skripsi
Pada
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dampak Ekonomi
2.2 Kesejahteraan Petani Tambak dan Masyarakat
2.3 Budidaya Tambak
2.4 Budidaya Udang Vanamei
2.5 Penelitian Terdahulu
III. KERANGKA PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2 Jenis dan Sumber Data
4.3 Metode Pengambilan Contoh
4.4 Metode Pengelolaan Analisis Data
4.4.1 Analisis Deskriptif
4.4.2 Analisis Surplus Produsen
4.4.3 Analisis Multiplier
I. PENDAHULUAN
1. Perikanan
Laut 4,70 4,81 5,04 5,34 5,44
2. Perikanan
0,30 0,29 0,34 0,37 0,37
Umum
Sub Total 5,00 5,10 5,38 5,71 5,81
II. Perikanan
Budidaya
1. Budidaya
Laut 1,97 2,82 3,51 3,73 5,60
belum terpenuhi. Apalagi harga udang yang cukup tinggi bila dibandingkan
dengan komoditas budidaya lain. Harga udang di pasar dalam negeri antara Rp
35.000 – 45.000/kg untuk udang ukuran 50 (dalam 1 kg terdapat 50 ekor) (Kordi,
2010b).
Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Provinsi DKI Jakarta tahun 2014, sekitar 72,56 persen Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta berasal dari sektor tersier (perdagangan,
keuangan, jasa, dan pengangkutan), sebesar 26,95 persen berasal dari sektor
sekunder (industri pengolahan, konstruksi, dan listrik-gas-air bersih) dan hanya
sebesar 0,49 persen dari sektor primer (pertanian dan pertambangan).
Perekonomian DKI Jakarta selain ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa,
properti, industri, dan keuangan, juga memperoleh pemasukan dari sektor
pertanian terutama perikanan yang berada di wilayah utara Jakarta walaupun tidak
terlalu besar. Hal ini dikarenakan kondisi geografis DKI Jakarta yang berbatasan
langsung dengan Teluk Jakarta. Potensi perikanan yang dikembangkan di DKI
Jakarta salah satunya adalah budidaya tambak. Pengembangan budidaya tambak
DKI Jakarta diharapkan dapat memicu meningkatnya laju produksi perikanan
budidaya dan meningkatkan kegiatan ekonomi di DKI Jakarta terutama di sektor
primer.
Daerah tambak di wilayah DKI Jakarta banyak terdapat di Kotamadya
Jakarta Utara. Jenis ikan yang banyak dibudidayakan di daerah tambak DKI
Jakarta adalah ikan bandeng, ikan mujair, dan udang windu. Komoditi ikan
bandeng dan udang windu menghasilkan produksi ikan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan produksi komoditi ikan tambak lainnya. Pada tahun 2008-
2009 dan 2011-2012, ikan bandeng dan udang windu mengalami penurunan
produksi sebagai akibat dari banjir besar yang melanda daerah tambak pada
musim penghujan. Hal ini menyebabkan petani tambak mengalami gagal panen
dan mengakibatkan produksi ikan bandeng dan udang windu pada tahun tersebut
mengalami penurunan yang cukup drastis. Setelah musim penghujan berakhir
produksi budidaya ikan bandeng dan udang windu kembali mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.
4
Tabel 4 Daftar nama dan alamat kelompok budidaya ikan konsumsi Jakarta Utara
tahun 2012
No. Nama Pokdakan Alamat Komoditas
Jl. SungaiKendal RT. 03/08
1. Mina Sejahtera Suken Lele
Rorotan, Cilincing
Jl. Malaka II RT.01/05
2. Budi Lima Sejahtera Lele
Rorotan, Cilincing
Jl. Rorotan IX RT.04/07
3. Bangun Sejahtera Rorotan, Cilincing Lele
Jl. Kapuk Raya GG Majid
4. Barakuda RT.06/02 Kapuk Muara, Lele
Penjaringan
Jl. Rorotan IX RT.08/07
5. Mekar Jaya Lele
Rorotan, Cilincing
6. Teguh Jaya Jl. Malaka Rorotan RW 06 Lele
Jl. Sungai Tiram RT.06/02
7. Mandiri Jaya Udang dan Bandeng
Marunda, Cilincing
Jl. Sungai Tiram RT.01/04
8. Bina Marunda Windu Marunda, Cilincing Udang dan Bandeng
Jl. Sungai Tiram RT.01/06
9. Karang Tengah Marunda, Cilincing Mujair
Sumber : Sudin Peternakan Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara, 2012
Keberadaan daerah tambak di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing,
Kotamadya Jakarta Utara, menjadi penting bagi masyarakat yang telah
menggantungkan mata pencahariannya pada sektor budidaya tambak ikan dan
udang atau pun unit usaha lain yang terkait didalamnya selama bertahun-tahun.
Daerah tambak tersebut dimanfaatkan oleh petani tambak untuk usaha budidaya
tambak ikan bandeng dan udang windu. Hasil pendapatan dari usaha budidaya
tambak dimanfaatkan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Jumlah lahan yang digarap oleh petani hanya sekitar 1-2 hektar saja per petani,
sehingga hasil produksi yang diperoleh tidak terlalu besar. Hal ini dikhawatirkan
mempengaruhi pendapatan petani yang akan berakibat pada sulitnya memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dengan jumlah pendapatan yang minim. Munculnya
usaha budidaya tambak ikan bandeng dan udang windu menyebabkan warga di
daerah sekitar tambak membuka usaha pakan dan obat ikan, usaha pembibitan
ikan bandeng dan udang windu, warung makan, dan lain-lain. Keberadaan
budidaya tambak sendiri secara tidak langsung menimbulkan dampak ekonomi
terhadap masyarakat lokal di Kelurahan Marunda.
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
7