Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PENJAJAGAN INFORMASI PEDESAAN SECARA PARTISIPATIF

Kompetensi Dasar :

Mampu menjelaskan pengetahuan keseharian masyarakat dan menerapkan teknik PRA dalam menggali
informasi pedesaan

Materi Pokok :

5.1. Pengetahuan keseharian (IK) masyarakat desa.


5.2. Teknik-teknik penjajagan informasi partisipatif (PRA).

Indikator Capaian :
Mahasiswa mampu :
- Menjelaskan corak pengetahuan.
- Menjelaskan pengetahuan keseharian masyarakat dari berbagai aspek.
- Menjelaskan pengertian PRA.
- Menguraikan langkah-langkah penerapan PRA.
- Menggunakan teknik PRA dalam menggali informasi.
5.1. Pengetahuan Keseharian masayarakat desa (IK).
5.1.1. Pengantar.
Desakan untuk memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai berbagai aspek dari
lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-hari, terangkum dalam pengalaman yang selama berabad-abad
telah dipraktekan dalam kehidupan masyarakat menarik untuk dijadikan acuan pembelajaran.
Rangkuman pengalaman keseharian tersebut dikenal luas sebagai Indigenous knowledge (IK).
Pengetahuan keseharian (IK) meliputi berbagai aspek, yaitu bidang pertanian, peternakan, penyiapan
makanan, pendidikan, manajemen kelembagaan, manajemen sumberdaya alam, kesehatan, hubungan sosial
dan topik-topik lainnya.
IK merupakan sumber yang sangat bernilai bagi pembangunan. Dalam keadaan tertentu IK dapat
disamakan atau bahkan lebih dengan pengetahuan yang diperkenalkan dari luar. Oleh karenanya setiap
upaya pembangunan harus mempertimbangkan IK dan memanfaatkan IK sebaik mungkin.
Apa yang dimaksud dengan IK? Jawaban atas pertanyaan tersebut secara singkat dapat diberi defenisi
bahwa IK merupakan pengetahuan yang ada dan telah dikembangkan oleh anggota komonitas masyarakat
tersebut. Pengembangan pengetahuan itu didasarkan pada :
- Pengalaman.
- Teruji sepanjang waktu takala pengetahuan tersebut diaplikasikan.
- Ter-adaptasi dalam budaya dan lingkungan masyarakat.
- Dinamis dan terus berubah.
Dengan demikian IK tidak dibatasi oleh kelompok etnis atau segmen tertentu dalam komonitas
tersebut, misalnya kelompok orang asli. Bahkan tidak hanya terbatas bagi masyarakat pedesaan saja. Setiap
komonitas masyarakat baik di pedesaan mapun di perkotaan memiliki IK.
Ada berbagai nama yang diberikan kepada Indigenous knowledge (IK), misalnya "kebijakan
tradisional", "pengetahuan tradisional", "kearifan lokal", atau "pengetahuan teknis lokal" dan sebaianya.
Kita sepakati saja dengan pengistilahan Indigenous knowledge, yang untuk mudahnya disebut dengan " I K
".

5.1.2. Tipologo IK.


IK tidak dapat direduksi sebagai pengetahuan yang bersifat teknis dan praktis saja. Ia mencakup
pengetahuan yang bersifat atau berhubungan dengan :
1. Informasi.
- Jenis pohon atau tanaman yang dapat tumbuh bersama tanpa saling mematikan.
- Jenis tanaman yang tanaman yang mengindikasikan tingkat salinitas tanah, atau tanaman yang bertunas
dipenghujung musim kemarau.
- Jenis dan besarnya mahar/mas kawin dalam suatu komonitas, dll informasi.
2. Pengetahuan teknis dan praktis.
- Teknik penyimpanan makanan.
- Teknik pengawetan bahan pangan.
- Teknik pengobatan penyakit pada manusia dan ternak.
- Teknik pengolahan tanah, dan lain-lain.

3. Kepercayaan.
- Hutan keramat yang penting bagi pemeliharaan sumber air.
- Ritus-ritus keagamaan yang penting.
- Upacara-upayara adat yang berkaitan dengan siklus hidup dan mata pencaharian.
4. Alat.
- Peralatan budidaya pertanian, peternakan dan perikanan.
- Peralatan rumah tangga (masak, mengambil air dll).
5. Bahan.
- Jenis bahan untuk konstruksi rumah.
- Jenis bahan untuk kebutuhan ayam-ayaman.
6. Percobaan (eksperimentasi).
- Mengintegrasikan spesies baru kedalam sistem perladangan yang ada.
- Bereksperimen tanaman baru sebagai obat.
- Menerapkan sangsi hukum adat yang baru bagi pelanggar peraturan.
7. Sumberdaya alam dan hayati.
- Perkembang-biakan hewan.
- Spesies binatang dan tumbuhan spesifik.
- Sumberdaya alam abiotik (terumbu karang, batu gamping, tanah putih, batu hitam, batu berwarna, batu
akik, batu mulia dll).
8. Sumberdaya manusia.
- Para spesialis, seperti tukang kayu, tukang batu, tukang pahat tradisonal, penggali sumur, dukun dan
lain-lain.
- Organisasi lokal seperti kelompok kekerabatan dan organisasi gotong-royong.
9. Pendidikan.
- Metode pendidikan tradisional.
- Pembelajaran melalui pengamatan.
10. Komonikasi
- Ceritera rakyat, legenda dan tutur sejarah.
- Mekanisme pertukaran informasi dan lain-lain.

5.1.3. Siapa tahu apa.


Biasanya ada perbedaan corak atau tipe pengetahuan antara orang tua dan orang muda, perempuan
dan laki-laki, petani dan pedagang, orang terdidik dan tidak terdidik. Tipe pengetahuan yang berbeda
tersebut dirumuskan sebagai berikut :
- Common knowledge adalah tipe pengetahuan yang dimiliki oleh hampir semua orang dalam
komonitas (misalnya pengetahuan memasak).
- Shared knowledge adalah tipe pengetahuan yang dimiliki oleh banyak orang tetapi tidak seluruhnya
(misalnya penduduk yang telah lama memelihara ternak akan mempunyai pengetahuan esensial tentang
bagaimana memelihara ternak, demikian pula penduduk yang selalu membudidayakan tanaman
holtikultura akan mempunyai pengetahuan esensial tentang holtikultura tertentu).Tua-tua yang sering
menyelesaikan masalah/konflik akan tahu manac putusan yang adil.
- Specialized knowledge adalah tipe pengetahuan yang hanya dimiliki oleh sedikit orang yang terlatih
secara khusus untuk kegiatan tersebut (misalnya pandai besi, tukang urut, tukang ukir dll).
Corak pengetahun seperti ini berhubungan dengan usia, jenis kelamin, pendidikan, pembagian kerja
dalam rumah tangga atau industri, pekerjaan, lingkungan, status sosial ekonomi, pengalaman dan sejarah.
Hal ini penting dipahami, karena bertanya pada orang yang salah akan menghasilkan informasi yang
kurang akurat. Misalnya dalam kebiasaan setempat menggembalakan ternak dilakukan oleh anak muda dan
sebagai outsider kita bertanya pada orang tua tentang daerah padang pengembalaan yang terbaik, maka kita
akan memperoleh informasi yang separuh benar saja. Kadang-kadang seorang peneliti/ fasilitator/ penyuluh/
outsider beranggapan bahwa masyarakat desa tidak mengetahui apa-apa pada hal sebenarnya ousider
bertanya pada orang yang salah.

5.1.4. Sifat dari sistem IK.


Pengenalan akan sifat-sifat dari sistem IK akan mempengaruhi hasil dari sebuah proyek
pembangunan dalam suatu komonitas tertentu. Sifat-sifat tersebut antara lain :
- Kebanyakan penduduk lokal adalah generalis. Mereka cenderung tahu sedikit tentang banyak hal. Hal
ini tentu berbeda dengan seorang akademikus yang cenderung menjadi spesialis, yaitu tahu banyak hal
tentang hal-hal yang terbatas. Tetapi bila bertanya sebuah kegiatan tertentu pada orang yang tepat
dengan kegiatan tersebut, maka kita juga bisa melihat bahwa seorang lokal bisa merupakan seorang
spesialis.
- Sistem IK bersifat holistik. Penduduk lokal berhadapan dengan masalah yang kait mengait satu sama
lain. Karenanya mereka mencari solusi dengan mengaplikasikan pengetahuan secara holistik.
- Sistem IK mengintegrasikan agama dan budaya. Agama/ kepercayan merupakan bagian integral dari IK
dan karena itu tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan teknis. Kepercayaan dan superstisi bisa memberi
pengaruh dominan atas apa yang orang lakukan dan seberapa jauh mereka dapat menerima sebuah
instruduksi pengetahuan. Usaha untuk merubah kebiasaan itu bukanlah hal yang mudah karena ia telah
berurat akar dalam kepercayaan yang adalah suatu sub sistem budaya.
- IK cenderung meminimalkan resiko dari pada memaksimalkan keuntungan. Bagi banyak penduduk desa
hal yang paling penting adalah menghindari resiko. Petani lebih suka memelihara beberapa ekor
kambing, beberapa ekor babi atau ternak lainnya, sebagai bentuk tabungan keluarga. Bila anaknya jatuh
sakit, maka kambing atau ternak lain tersebut dapat dijual sebagai sumber uang untuk ongkos perawatan
anaknya. Oleh karena itu kambing, babi dan ayam bukan merupakan satu sumber pendapatan reguler,
maka ternak-ternak tersebut dilepas berkeliaran. Sumber pendapatan reguler biasanya diperoleh dari
ternak besar seperti sapi, kerbau dan dari ladang. Untuk sumber pendapatan reguler maka pemeliharaan
dilakukan lebih intensif, dengan memaksimalkan intensitas tenaga dan perhatian. Sistem budidaya
"mamar" juga merupakan bentuk sistem budidaya yang meminimalisasikan resiko gagal panen.

5.1.5. Manfaat IK Dalam Pembangunan.


Biasanya sebuah proyek atau kegiatan yang akan dilaksanakandalam suatu lokasi tertentu tertentu
diawali dengan mengidentifikasi masalah dan mendiskusikan cara mengatasinya. Misalnya dalam suatu desa
tertentu abrasi merupakan masalah utama, maka mungkin diskusi mengenai konservasi kawasan pantai akan
merupakan salah satu issue yang dibicarakan.
Bagaimana caranya proyek atau kegiatan tersebut memanfaatkan IK ?. Beberapa langkah berikut
merupakan jawab atas pertanyaan di atas.
1. Tentukan apakah ada IK yang relevan. Bersama masyarakat lokal merekan dan mendokumentasikan IK
yang relevan/ berhubungan dengan kegiatan tersebut. Teknik merekam dan mendokumentasikan akan
dibicarakan nanti dalam segmen PRA. Penggunaan jenis teknik-teknik PRA tergantung antara lain pada
dana, waktu dan kesediaan orang yang akan berpartisipasi.
2. Evaluasi efektivitas dan sustainibilitas IK. Bila IK yang berhubungan cukup tersedia maka dilanjutkan
dengan mendiskusikan dengan masyarakat lokal bagaimana mengimplementasikan dan menanyakan
pengalaman mereka bila kegiatan itu dibuat. Dengar saran mereka yang sudah berpengalaman dengan
kegiatan serupa dan bagaimana resiko atau dampaknya. Putuskan bersama apa yang akan dibuat.
3. Ujilah apakah IK tersebut dapat dinaikan kualitasnya. Perbaikan kualitas dapat dilakukan dengan
penelitian formal di laboraturium, lahan percobaan atau laboraturium sosial dimasyarakat itu sendiri.
4. Terapkan dan sebarkan IK yang telah dinaikan kualitasnya. Bila telah teruji di laboraturim sosial,
sosialisasikan temuan tersebut tidak sebagai temuan pribadi peneliti tetapi temuan bersama dengan
masyarakat.
5.1.6. Intellectual property rights.
Merekan IK sering menimbulkan dilema. Sebagai contoh Ik mengenai pengobatan tradisional, bila
kita tidak merekamnya maka pengetahuan itu bisa saja hilang selamanya. Bila kita merekamnya, maka
hasilnya bisa merugikan orang/ masyarakat yang memiliki pengetahuan tersebut.
Untuk mengatasi dilema tersebut berikut ini ada beberapa petunjuk praktis :
- Masukan pemberi informasi sebagai pengarang atau mengakui sumbernya bila direkam.
Selalu mencatat nama, tanggal dan tempat perekaman tersebut.
- Bantulah untuk mendokumentasi informasi mereka agar kelak dapat menjadi pengarang.
- Tinggalkan output kerja seperti sketsa, peta, kalender musim dan lain-lainnya bagi masyarakat.
- Bantulah masyarakat memperoleh copyright dan hak patent atas karya tersebut.
- Bantulah masyarakat untuk menentukan respons mereka terhadap permintaan orang luar atau
perusahaan yang ingin menggunakan karya masyarakat.
- Tanamkan dalam diri masyarakat untuk menghargai artifak agar tak mudah diekspor ke luar untuk
kepentingan orang luar. Usahakan masyarakat mengetahui peraturan tentang mengekspor sebuah
artifak.

5.1.7. Metode yang sesuai untuk penggalian IK.


Metode yang sesuai untuk penggalian IK adalah metode yang partisipatif. Oleh karena itu semua teknik-
teknik PRA dapat dipakai untuk penggalian IK. PRA (Participatory Rural Apparaisal) dalam bahasa
Indonesianya dapat diartikan sebagai Pengkajian Pedesaan Secara
Partisipatif.

Anda mungkin juga menyukai