Anda di halaman 1dari 6

PENALARAN

A. Pola Berpikir Deduktif


1. Pengertian
Cara berpikir dengan mengemukakan gagasan umum terlebih dahulu, kemudian
diikuti dengan gagasan-gagasan penjelas: peristiwa, bukti, alasan, pendapat, data-data
pendukung.
2. Hasil atau produk berpikir deduktif dapat digunakan untuk menyusun hipotesis, yakni
jawaban sementara yang sebenarnya masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses
keilmuan selanjutnya.
3. Macam-Macam Pola Berpikir Deduktif
a. Umum-khusus
Benda itu berbentuk kubus. Benda itu memiliki enam sisi dengan luas yang sama,
memiliki 12 rusuk yang panjangnya sama. Selain itu, memiliki 8 sudut, 12 bidang
diagonal, dan 4 diagonal ruang.
b. Silogisme
Proses berpikir yang bertolak dari proposisi (P1) (pernyataan = premis) umum =
mayor = universal dan premis khusus = minor (P2) menjadi sebuah kesimpulan.
(Kesimpulan disimpulkan berdasarkan premis yang ada).
1) JIka premis tunggal, kesimpulannya ganda
Contoh: P1 Semua segitiga sama sisi besar sudutnya sama.
K1 Segitiga yang tidak sama besar sudutnya bukanlah segita sama sisi.
K2 Segitiga yang salah satu sudutnya 90º bukanlah segitiga sama sisi.
K3 Segitiga yang salah satu sudutnya lebih kecil dari 60º bukanlah
segitiga sama sisi.
2) Jika premisnya ganda, kesimpulanya tunggal.
P1 Semua haji beragama Islam.
P2 Pak Abdullah seorang haji.
K Pak Abdullah beragama Islam.
SILOGISME

Dalam berargumentasi sering kita menggunakan macam deduksi yang disebut silogisme.
Silogisme adalah suatu bentuk penalaran dengan cara menghubung-hubungkan pernyataan yang
berbeda untuk ditarik kesimpulan.

Macam Silogisme
1. Silogisme Kategorial = silogisme golongan
Dalam silogisme ini kita dapati 2 premis dan 1 kesimpulan. Kedua premis itu
ialah premis umum dan premis khusus, yang disebut juga premis mayor dan premis
minor.
Premis Umum (PU), menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A)
memiliki sifat atau hal tertentu (B).
Premis Khusus (PK), menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah anggota
golongan tertentu itu (A).
Kesimpulan (K), menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (C) memiliki sifat atau
hal tersebut pada B.
Jika ketentuan-ketentuan itu dirumuskan, rumus itu adalah
PU : Semua A = B
PK : Semua C = A
K : Semua C = B
Contoh : PU : Semua profesor pandai.
PK : Pak Wijoyo Nitisastro adalah profesor.
K : Pak Wijoyo Nitisastro pastilah pandai.
2. Silogisme Negatif
Jika salah satu premis dalam silogisme bersifat negatif, kesimpulannya pun akan bersifat
negatif juga. Biasa dipakai kata tidak atau bukan.
Contoh:
a. PU : Semua penderita penyakit gula tidak boleh banyak makan tepung-tepungan.
PK : Ayah penderita penyakit gula.
K : Jadi, ayah tidak boleh banyak makan tepung-tepungan.
b. PU: Orang yang memperhatikan anak-anaknya adalah ayah yang baik.
PK : Ali bukan orang yang memperhatikan anak-anaknya.
K : Ali bukan ayah yang baik.
3. Silogisme yang Diperpendek = Entimem
Dalam penggunaan bahasa sehari-hari, silogisme terasa kaku bentuknya. Oleh
karena itu, kita perpendek dengan tidak menyebutkan premis umum. Langsung saja kita
mengetengahkan kesimpulan, dengan premis khusus menjadi penyebabnya. Bentuk
silogisme yang diperpendek semacam ini disebut Entimem.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Silogisme:
PU: Pegawai yang baik tidak mau menerima uang suap.
PK: Ali pegawai yang baik.
K : Ali tidak mau menerima ung suap.
Entimem:
Ali tidak mau menerima uang suap karena ia pegawai yang baik.
Dalam contoh di atas, kita mulai dengan silogisme, kemuadian
memperpendeknya, dan terjadilah entimem. Tetapi, jika kita diberikan entimem, dapat
kita mengembalikannya menjadi silogisme.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Entimem: Badu harus bekerja keras karena ia ingin hidup sukses.
Silogisme:
PU: Semua orang yang ingin hidupnya sukses harus bekerja keras.
PK: Badu orang yang ingin hidupnya sukses.
K : Badu harus bekerja keras.
4. Silogisme yang Salah
Dalam memilih premis kita harus hati-hati dan telit, sebab pada premislah biasanya letak
kesalahan kita. Perhatikan peringatan di bawah ini supaya kesalahan dapat kita hindari.
a. Dari dua premis khusus tidak dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipercaya.
PK: Ali pandai sekali di sekolah.
PK: Ali anak desa.
K : Anak desa pandai sekali di sekolah (?)
b. Dalam PK, A tidak menjadi predikat. C tidak dihubungkan dengan A, tetapi dengan
B. Dengan demikian, baik PU maupun PK dihubungkan dengan B. B menjadi
predikat. Dari silogisme semacam di atas tidak dapat ditarik kesimpulan yang dapat
dipercaya.
1) PU: Semua A = B Semua profesor pandai.
PK: C = B Pak Slamet pandai.
K : C = A (?) Pak Slamet profesor. (?)
2) PU: Murid yang pandai mendapat pujian guru,
PK: Ani mendapat pujian guru.
K : Tentulah Ani murid yang pandai. (?)
c. Jika PU tidak menyebutkan seluruh anggota golongan, tetapi hanya beberapa anggota
golongan itu saja, kita tidak dapat menarik kesimpulan apa-apa.
1) PU: Tidak semua orang kaya hidupnya mewah.
PK: Alex orangnya kaya.
K : Alex hidupnya mewah. (?)
2) PU: Beberapa orang kaya hidupnya mewah.
PK: Alex orang kaya
K : Alex hidupnya mewah. (?)
5. Silogisme Hipotesis (Silogisme Pengandaian)
Ialah silogisme yang bertolak dari suatu pendirian bahwa ada kemungkinan apa yang
disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi.
Contoh:
PU : Jika Anda tidak rajin belajar, Anda akan gagal.
PK : Anda tidak rajin belajar.
K : Sebab itu, Anda akan gagal.

PU : Jika Anda tidak rajin belajar, Anda gagal.


PK : Anda rajin belajar.
K : Sebab itu, Anda tidak gagal.
6. Silogisme Alternatif (Disjungtif)
Disebut silogisme alternatif karena proposisi mayornya merupakan proposisi alternatif,
yaitu mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan.
Contoh:
PU : Ayah ada di kantor atau di rumah.
PK : Ayah ada di kantor.
K : Ayah tidak ada di rumah.

Kerjakan soal-soal di bawah ini.


1. Berapa premis diperlukan dalam silogisme?
2. Apa yang dimaksud dengan A, B, dan C?
3. Berilah dua contoh silogisme golongan.
4. Berilah contoh silogisme negatif.
5. Sebutkan mengapa silogisme di bawah ini salah dan tidak dapat ditarik simpulan yang
dapat dipercaya.
a. Ali sakit influenza karena kehujanan kemarin.
Badu sakit perut karena makan rujak.
Kesimpulan (?)
b. Semua pasien di rumah sakit itu tidak mendapat perawatan yang baik.
Ali bukan pasien di rumah sakit itu.
Kesimpulan (?)
c. Beberapa murid kelas dua senang membolos.
Martin murid kelas dua.
Jadi, Martin pasti senang membolos (?)
6. Susunlah entimem dari silogisme di bawah ini.
a. Setiap ulama wajib memberi contoh hidup yang diridhoi Tuhan.
La Hade ialah ulama.
Jadi, La Hade wajib memberi contoh hidup yang diridhoi Tuhan.
b. Seluruh sawah di daerah itu disemprot dengan obat anti hama.
Sawah Parmin ada di daerah itu.
Sawah Parmin disemprot obat anti hama.
c. Setiap menteri luar negeri banyak berhubungan dengan diplomat asing.
Retno L.M. Marsudi menteri luar negeri.
Retno L.M. Marsudi banyak berhubungan dengan diplomat asing.
7. Susunlah silogisme dari entimem di bawah ini.
a. Maria harus berpakaian seragam nasional pada hari Kartini karena ia siswa SMA
Katolik St, Louis 1 Surabaya.
b. Nero harus dikarantina beberapa waktu lamanya karena ia binatang yang akan
dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia.
c. Iskandar banyak rezekinya karena ia orang yang rajin.
8. Susunlah silogisme pengandaian dan silogisme alternative.

Anda mungkin juga menyukai