Dalam berargumentasi sering kita menggunakan macam deduksi yang disebut silogisme.
Silogisme adalah suatu bentuk penalaran dengan cara menghubung-hubungkan pernyataan yang
berbeda untuk ditarik kesimpulan.
Macam Silogisme
1. Silogisme Kategorial = silogisme golongan
Dalam silogisme ini kita dapati 2 premis dan 1 kesimpulan. Kedua premis itu
ialah premis umum dan premis khusus, yang disebut juga premis mayor dan premis
minor.
Premis Umum (PU), menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A)
memiliki sifat atau hal tertentu (B).
Premis Khusus (PK), menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah anggota
golongan tertentu itu (A).
Kesimpulan (K), menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (C) memiliki sifat atau
hal tersebut pada B.
Jika ketentuan-ketentuan itu dirumuskan, rumus itu adalah
PU : Semua A = B
PK : Semua C = A
K : Semua C = B
Contoh : PU : Semua profesor pandai.
PK : Pak Wijoyo Nitisastro adalah profesor.
K : Pak Wijoyo Nitisastro pastilah pandai.
2. Silogisme Negatif
Jika salah satu premis dalam silogisme bersifat negatif, kesimpulannya pun akan bersifat
negatif juga. Biasa dipakai kata tidak atau bukan.
Contoh:
a. PU : Semua penderita penyakit gula tidak boleh banyak makan tepung-tepungan.
PK : Ayah penderita penyakit gula.
K : Jadi, ayah tidak boleh banyak makan tepung-tepungan.
b. PU: Orang yang memperhatikan anak-anaknya adalah ayah yang baik.
PK : Ali bukan orang yang memperhatikan anak-anaknya.
K : Ali bukan ayah yang baik.
3. Silogisme yang Diperpendek = Entimem
Dalam penggunaan bahasa sehari-hari, silogisme terasa kaku bentuknya. Oleh
karena itu, kita perpendek dengan tidak menyebutkan premis umum. Langsung saja kita
mengetengahkan kesimpulan, dengan premis khusus menjadi penyebabnya. Bentuk
silogisme yang diperpendek semacam ini disebut Entimem.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Silogisme:
PU: Pegawai yang baik tidak mau menerima uang suap.
PK: Ali pegawai yang baik.
K : Ali tidak mau menerima ung suap.
Entimem:
Ali tidak mau menerima uang suap karena ia pegawai yang baik.
Dalam contoh di atas, kita mulai dengan silogisme, kemuadian
memperpendeknya, dan terjadilah entimem. Tetapi, jika kita diberikan entimem, dapat
kita mengembalikannya menjadi silogisme.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Entimem: Badu harus bekerja keras karena ia ingin hidup sukses.
Silogisme:
PU: Semua orang yang ingin hidupnya sukses harus bekerja keras.
PK: Badu orang yang ingin hidupnya sukses.
K : Badu harus bekerja keras.
4. Silogisme yang Salah
Dalam memilih premis kita harus hati-hati dan telit, sebab pada premislah biasanya letak
kesalahan kita. Perhatikan peringatan di bawah ini supaya kesalahan dapat kita hindari.
a. Dari dua premis khusus tidak dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipercaya.
PK: Ali pandai sekali di sekolah.
PK: Ali anak desa.
K : Anak desa pandai sekali di sekolah (?)
b. Dalam PK, A tidak menjadi predikat. C tidak dihubungkan dengan A, tetapi dengan
B. Dengan demikian, baik PU maupun PK dihubungkan dengan B. B menjadi
predikat. Dari silogisme semacam di atas tidak dapat ditarik kesimpulan yang dapat
dipercaya.
1) PU: Semua A = B Semua profesor pandai.
PK: C = B Pak Slamet pandai.
K : C = A (?) Pak Slamet profesor. (?)
2) PU: Murid yang pandai mendapat pujian guru,
PK: Ani mendapat pujian guru.
K : Tentulah Ani murid yang pandai. (?)
c. Jika PU tidak menyebutkan seluruh anggota golongan, tetapi hanya beberapa anggota
golongan itu saja, kita tidak dapat menarik kesimpulan apa-apa.
1) PU: Tidak semua orang kaya hidupnya mewah.
PK: Alex orangnya kaya.
K : Alex hidupnya mewah. (?)
2) PU: Beberapa orang kaya hidupnya mewah.
PK: Alex orang kaya
K : Alex hidupnya mewah. (?)
5. Silogisme Hipotesis (Silogisme Pengandaian)
Ialah silogisme yang bertolak dari suatu pendirian bahwa ada kemungkinan apa yang
disebut dalam proposisi itu tidak ada atau tidak terjadi.
Contoh:
PU : Jika Anda tidak rajin belajar, Anda akan gagal.
PK : Anda tidak rajin belajar.
K : Sebab itu, Anda akan gagal.