Silogisme merupakan suatu proses berfikir dimana bertolak dari satu atau lebih (premis), yaitu
pernyataan – pernyataan yang mendahului agar dapat ditarik suatu kesimpulan berdasarkan
prinsip – prinsip logis perlawanan ataupun pendasaran yang mencukupi.
Didalam silogisme terdapat dua kategori premis dan satu kesimpulan. Kedua premis itu ialah
premis umum (premis mayor) dan premis khusus (premis minor).
Premis Umum ( =PU ) menyatakan jika seluruh anggota golongan tertentu (= semua A)
mempunyai sifat ataupun hal tertentu ( =B ). Premis Khusus ( =PK ) menyatakan jika sesuatu
ataupun seseorang ( =C ) merupakan suatu anggota golongan tertentu itu ( =A ).
Sedangkan simpulan ( =S ) menyatakan jika sesuatu atau seseorang itu ( =C ) mempunyai sifat
ataupun hal tersebut pada B ( =B ). Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
PU : A = B
PK : C = A
S:C=B
Misal :
Jenis Silogisme
Setelah mengetahui penjelasan diatas, ternyata silogisme mempunyai 2 jenis bentuk yaitu :
Silogisme Negatif
Silogisme Negatif ditandai dengan adanya kata “bukan ataupun tidak” pada premis dan begitu
juga simpulan. Jika satu premis pada silogisme bersifat negatif, maka simpulannya pun bersifat
negatif juga.
Contoh :
PU : Semua penderita penyakit lambung tidak boleh memakan makanan yang pedas.
Silogisme Salah
1. Jika terdapat dua premis khusus, maka tidak bisa ditarik simpulan yang dipercaya
2. Dalam PK, A tidak menjadi predikat. C tidak dihubungkan dengan A, tetapi dengan B. Jadi, baik
PU maupun PK dihubungkan dengan B. B menjadi predikat. Dari silogisme demikian, tidak bisa
ditarik simpulan dipercaya. Contoh :
3. Jika terdapat dua premis yang negatif, maka tidak dapat ditarik simpulan dipercaya.
4. Jika PU tidak menyebutkan seluruh anggota golongan, tetapi hanya beberapa anggota golongan
itu saja, tidak dapat ditarik simpulan.
PU : tidak semua A = B : Tidak semua orang di Kota Bali penganut agama Hindu.
PK : C = A : Putu orang Bali.
K : C = B (?) : Putu Penganut agama Hindu?
K :
PU :
PK :