Anda di halaman 1dari 24

PROPOSISI

Term ialah kata ( bagian dari suatu kalimat yang berfungsi


sebagai subyek dan predikat )
Proposisi adl perangkaian dari term-term (Tidak pernah
ada term yang berdiri sendiri didalam pikiran)/ kalimat/
pernyataan
 Proses pembentukan proposisi terjadi begitu rupa, sehingga
ada pengertian yang menerangkan tentang pengertian lain
 Ex: Anak kecil itu menangis.
“ Menangis “ menerangkan Anak kecil, pengertian yang
menerangkan disebut predikat, sedang yang menerangkan
subyek Anak kecil
Penalaran
Proses pengambilan keputusan berdasarkan
proposisi-proposisi yang mendahuluinya
Gerak pemikiran dari proposisi
Proses berpikir
Terdiri dari premis dan kesimpulan
Premis: proposisi yang dipakai sebagai dasar penarikan
kesimpulan (premis mayor & premis minor)
Kesimpulan: proposisi akhir
SILOGISME: suatu penyimpulan sebagai sebuah
keputusan baru dan berhubungan presmis-premisnya.
SILOGISME terdiri dari dua macam: (1) silogisme
kategoris; di mana premis-premis dan kesimpulannya
berupa keputusan kategoris. Silogisme tunggal dan
silogisme tersusun; (2) silogisme hipotesis premis-
premisnya bisa tunggal atau lebih berupa keputusarn
hipotesis.

Silogisme kategori tunggal adalah bentuk silogisme


yang terdiri dari Subyek (S); Predikat (P); Term antara
(M).
Contoh: Setiap manusia pasti mati M-P
Budi adalah manusia S –M
Jadi, Budi pasti mati S –P
4
Sebuah silogisme harus terdiri dari 3 proposisi:
premis mayor, premis minor dan konklusi

P.mayor
Semua petani desa itu adalah orang-orang jujur
P.minor
Michael adalah seorang petani desa itu
Konklusi
Jadi, MICHAEL adalah seorang jujur
Syarat silogisme;
Harus terdapat 3 term:
Term mayor Term predikat pada Orang jujur
konklusi

Term minor Term subyek pada Michael


konklusi

Term tengah Term yang petani


menghubungkan
premis mayor dan
minor
Setiap term yang terdapat dalam kesimpulan harus
tersebar atau sudah disebut dalam premis-premisnya

P.mayor Semua petani desa itu


adalah orang-orang jujur

P.minor Michael adalah seorang


petani desa itu
Konklusi Jadi, Michael adalah
seorang jujur  logis
Jadi, Michael adalah
seorang jujur  tidak logis
Bila salah satu presmisnya universal, dan lainnya
partikular, maka konklusi harus bersifat partikular

P.mayor Semua mahasiswa adalah


orang-orang yang rajin

P.minor Tommy adalah seorang


mahasiswa
Konklusi Jadi, semua anak bimbingan
saya adalah orang-orang
yang rajin  tidak logis
konklusinya harus bersifat
universal

P.mayor Semua buruh adalah orang


yang suka bekerja

P.minor Semua tukang batu adalah


buruh

Konklusi Jadi, semua tukang batu


adalah orang yang suka
bekerja
Jika sebuah silogisme mengandung premis yang positif
dan negatif, maka konklusinya harus negatif
P.mayor Semua calon mahasiswa
yang berusia di atas 30
tahun tidak mengikuti
perpeloncoan

P.minor Nina adalah calon


mahasiswa yang berusia di
atas 30 tahun
Konklusi Jadi, nina tidak mengikuti
perpeloncoan
Dari dua premis yang negatif tidak
dapat ditarik kesimpulan
P.mayor Semua anggota PKI
bukan warga negara
yang baik

P.minor Ia bukan seorang warga


negara yang baik

Konklusi seorang anggota PKI


tidak logis
Dari dua premis yang bersifat partikular, tidak
dapat ditarik konklusi yang sahih
P.mayor Muhammad Ali adalah seorang petinju

P.minor Muhammad Ali adalah warga negara AS

Konklusi Jadi, petinju adalah warga negara AS


tidak logis
ENTIMEN: penalaran deduktif secara
langsung
Ia seorang warga negara yang baik, sebab setiap ada
aksi-aksi sosial untuk kepentingan bangsa ia selalu
ikut
P.mayor Semua orang yang selalu ikut setiap ada aksi-
aksi sosial (A) adalah warga negara yang baik
(B)
P.minor Ia (C) selalu ikut setiap ada aksi-aksi sosial (A)

Konklusi Ia( C) adalah warga Negara yang baik (B)


P.mayor Semua warga negara yang baik (A)
selalu ikut setiap ada aksi-aksi sosial
(B)

P.minor Ia (C )adalah warga negara yang baik (A)

Konklusi Ia (C )selalu ikut setiap ada aksi-aksi


sosial (B)
Ia pasti seorang ahli dalam bidang matematika,
karena ia mengajar matematika di fakultas tersebut

P.mayor Semua orang yang mengajar matematika


di fakultas tersebut (A) adalah ahli dalam
bidang matematika. (B)

P.minor Ia (C) mengajar matematika di fakultas


tersebut(A)
Konklusi Ia (C) pasti seorang ahli dalam bidang
matematika (B)
Kita harus membantu usaha peri kemanusiaan yang
telah dicetuskan oleh presiden, karena usaha itu
merupakan jalan yang paling baik untuk memajukan
putra-putri Papua

P.mayor Jalan yang paling baik untuk memajukan putra-putri Papua


(A) adalah dengan membantu usaha peri kemanusiaan
yang telah dicetuskan oleh presiden (B)

P.minor Kita (C ) ingin jalan yang paling baik untuk memajukan


putra-putri Papua (A)

Konklusi Kita (C ) membantu usaha peri kemanusiaan yang telah


dicetuskan oleh presiden (B)
Mereka menerima syarat kerja itu, karena
mengandung pasal-pasal yang memberikan harapan
untuk perbaikan nasibnya

P.mayor Semua syarat-syarat kerja yang dapat mereka


terima (A) adalah yang mengandung pasal-
pasal yang memberikan harapan untuk
perbaikan nasib (B)

P.minor Syarat-syarat kerja itu (C) adalah syarat-syarat


kerja yang dapat mereka terima (A).

Konklusi Syarat-syarat kerja itu (C) mengandung pasal-


pasal yang memberikan harapan untuk perbaikan
nasib dapat (B)
Ia pasti berhasil dalam dunia usaha internasional,
karena ia menguasai lima bahasa dunia

P.mayor Semua orang yang menguasai bahasa dunia


(A) adalah orang yang pasti berhasil dalam
dunia usaha internasional (B)
P.minor Ia (C) adalah orang yang menguasai bahasa
dunia (A)

Konklusi Ia (C ) pasti berhasil dalam dunia usaha


internasional (B)
Ia harus memasuki perguruan tinggi, karena ia
berbakat

P.mayor Setiap orang yang berbakat (A) harus


memasuki perguruan tinggi (B)

P.minor Ia (C ) adalah orang yang berbakat (A)

Konklusi Ia (C ) harus memasuki perguruan tinggi (B)


SILOGISME KATEGORIK
Prinsip-prinsip Penyimpulan

Penyimpulan tidak langsung, struktur penalarannya diwujudkan


dalam bentuk silogisme, yaitu yang secara umum diartikan dengan
susunan pikir. Silogisme merupakan salah satu bentuk
penyimpulan deduktif yang sering digunakan, baik dalam
kehidupan sehari-hari dalam suatu perbincangan maupun dalam
bentuk penelitian-penelitian ilmiah. Khusus silogisme kategorik
sebagai salah satu bentuk penyimpulan tidak langsung dirumuskan
sebagai “Suatu bentuk penyimpulan berdasarkan perbandingan
dua proposisi yang di dalamnya terkandung adanya term
pembanding dan yang dapat melahirkan proposisi lain sebagai
kesimpulannya.
Dalam penyimpulan bentuk silogisme kategorik ada tujuh prinsip yang harus diikuti,
3 prinsip atas dasar konotasi term, dan 4 prinsip atas dasar denotasi term, yaitu
berikut ini.
1.Hukum pertama. Dua hal yang sama, apabila yang satu diketahui sama dengan hal
ketiga maka yang lain pun pasti sama.
2.Hukum kedua. Dua hal yang sama, apabila sebagian yang satu termasuk dalam hal
ketiga maka sebagian yang lain pun termasuk di dalamnya.
3.Hukum ketiga. Antara 2 hal, apabila yang satu sama dan yang lain berbeda dengan
hal ketiga maka dua hal itu berbeda.
4.Hukum keempat: Jika sesuatu diakui sebagai sifat sama dengan keseluruhan maka
diakui pula sebagai sifat oleh bagian-bagian dalam keseluruhan itu.
5.Hukum kelima. Jika sesuatu diakui sebagai sifat sama dengan bagian dari suatu
keseluruhan maka diakui pula sebagai bagian dari keseluruhan itu.
6.Hukum keenam. Apabila sesuatu hal diakui sebagai sifat yang meliputi keseluruhan
maka diakui pula sebagai bagian dari keseluruhan itu.
7.Hukum ketujuh. Apabila sesuatu hal yang tidak diakui oleh keseluruhan maka
tidak diakui pula oleh bagian-bagian dalam keseluruhan itu.
Silogisme Beraturan

Silogisme kategorik adalah suatu bentuk penyimpulan


berdasarkan perbandingan dua proposisi yang di dalamnya
terkandung adanya term pembanding dan yang dapat
melahirkan proposisi lain sebagai kesimpulannya.
Dirumuskan juga: penalaran berbentuk hubungan 2
proposisi kategorik yang terdiri atas tiga term sehingga
melahirkan proposisi ketiga sebagai kesimpulannya. Dalam
definisi di atas jelaslah bahwa silogisme kategorik harus
terdiri atas 3 term, hal ini merupakan suatu prinsip
sehingga silogismenya disebut dengan silogisme
beraturan.
Silogisme beraturan adalah hanya terdiri atas tiga term.
1.Silogisme Sub-Pre: Suatu bentuk silogisme yang term
pembandingnya dalam premis pertama sebagai subjek
dan dalam premis kedua sebagai predikat.
2.Silogisme Bis-Pre: Suatu bentuk silogisme yang term
pembandingnya menjadi predikat dalam kedua premis.
3.Silogisme Bis-Sub: Suatu bentuk silogisme yang term
pembandingnya menjadi subjek dalam kedua premis.
4.Silogisme Pre-Sub: Suatu bentuk silogisme yang term
pembandingnya dalam premis pertama sebagai
predikat dan dalam premis kedua sebagai subjek.

Anda mungkin juga menyukai