Anda di halaman 1dari 28

ILMU PENGETAHUAN

DAN KEBENARAN

1
KRITERIA KEBENARAN ilmu
 TEORI KOHERENSI
(Plato&Aristoteles).
Suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren/ konsisten dengan pernyataan2
sebelumnya yang dianggap benar.
Manusia adalah mortal
Wawan adalah manusia
Jadi wawan adalah mortal

2
• TEORI KORESPONDENSI
(Bertrand Russell)
Suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang
terkandung pernyataan itu berkorespondensi/ berhubungan
dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.

Benar Salah
Ibukota RI jakarta Ibukota RI London

Secara faktual Ibukota RI memang jakarta


bukan London

3
SUBSTANSI FILSAFAT ILMU

 fakta atau kenyataan,


 kebenaran (truth),
 konfirmasi dan
 logika inferensi
1). Fakta atau kenyataan
Menurut :

 Positivistikberpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila ada


korespondensi antara yang sensual satu dengan sensual lainnya.
 Fenomenologis memiliki dua arah perkembangan mengenai
pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus ke arah teori
korespondensi yaitu adanya korespondensi antara ide dengan
fenomena. Kedua, menjurus ke arah koherensi moralitas,
kesesuaian antara fenomena dengan sistem nilai.
 Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada
koherensi antara empirik dengan skema rasional, dan
 Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila
ada koherensi antara empiri dengan obyektif.
 Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu yang
berfungsi
2). Kebenaran (truth)
3 teori kebenaran yaitu koherensi,
korespondensi dan pragmatik (Jujun S.
Suriasumantri, 1982)
Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran
dalam ilmu, yaitu : kebenaran koherensi,
kebenaran korespondensi, kebenaran
performatif, kebenaran pragmatik dan kebenaran
proposisi.
Noeng Muhadjir menambahkannya satu teori
lagi yaitu kebenaran paradigmatik
2).a. Kebenaran koherensi
Kebenaran koherensi yaitu adanya
kesesuaian atau keharmonisan antara
sesuatu yang lain dengan sesuatu yang
memiliki hirarki yang lebih tinggi dari
sesuatu unsur tersebut, baik berupa
skema, sistem, atau pun nilai.
2).b. Kebenaran korespondensi

Berfikir benar korespondensial adalah


berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu
relevan dengan sesuatu lain.
Koresponsdensi relevan dibuktikan
adanya kejadian sejalan atau berlawanan
arah antara fakta dengan fakta yang
diharapkan, antara fakta dengan belief
yang diyakini, yang sifatnya spesifik
2).c. Kebenaran performatif
Ketika pemikiran manusia menyatukan
segalanya dalam tampilan aktual dan
menyatukan apapun yang ada dibaliknya,
baik yang praktis yang teoritik, maupun
yang filosofik, orang mengetengahkan
kebenaran tampilan aktual. Sesuatu benar
bila memang dapat diaktualkan dalam
tindakan.
2).d. Kebenaran pragmatik

Yang benar adalah yang konkret, yang


individual dan yang spesifik dan memiliki
kegunaan praktis.
2).e. Kebenaran proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan yang
berisi banyak konsep kompleks, yang
merentang dari yang subyektif individual
sampai yang obyektif. Suatu kebenaran
dapat diperoleh bila proposisi-
proposisinya benar
2).f. Kebenaran struktural
paradigmatik
Sesungguhnya kebenaran struktural
paradigmatik ini merupakan perkembangan dari
kebenaran korespondensi. Sampai sekarang
analisis regresi, analisis faktor, dan analisis
statistik lanjut lainnya masih dimaknai pada
korespondensi unsur satu dengan lainnya.
Padahal semestinya keseluruhan struktural tata
hubungan itu yang dimaknai, karena akan
mampu memberi eksplanasi atau inferensi yang
lebih menyeluruh.
3). Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi
proses dan produk yang akan datang, atau
memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut
dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut
atau probalistik. Menampilkan konfirmasi
absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat,
atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi
tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan
postulatnya. Sedangkan untuk membuat
penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk
mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh
secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
4). Logika inferensi

Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih


kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan
menurut cara tertentu, yakni berdasarkan
logika. Secara garis besarnya, logika terbagi
ke dalam 2 bagian, yaitu logika induksi dan
logika deduksi. (Jujun Suriasumantri)
PENGERTIAN ILMU

15
1. PENGERTIAN ILMU
a. Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata ‘ilm (Arab),
science (Inggris), watenschap (Belanda), dan wissenschaf
(Jerman). (Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Qur’an
(Yogyakarta: UII Press, 2000), hal. 26.)

b. R. Harre menulis ilmu adalah a collection of well-attested


theories which explain the patterns regularities and
irregularities among carefully studied phenomena, atau
kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang menjelaskan
tentang pola-pola yang teratur atau pun tidak teratur di antara
fenomena yang dipelajari secara hati-hati. (R. Harre, The
Philosophies of Science, an Introductory Survey (London: The Oxford
University Press, 1995), hal. 62.)
c. Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga menjadi
suatu “ilmu”, menurut Archie J. Bahm dapat diuji
dengan enam komponen utama yang disebut dengan
six kind of science, yang meliputi problems, attitude,
method, activity, conclusions, dan effects. (Archie J.
Bahm, What’s Science, (TTP: TP, TT), hal. l )
d. Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan, tetapi
tidak semua pengetahuan dapat dinamakan sebagai
ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan
cara-cara tertentu berdasarkan-kesepakatan para
ilmuwan. (Dawam Raharjo, “Ilmu, Ensiklopedi al-Qur’an”, dalam
Jurnal Ulumul Qur’an, No. 4. Vol. 1, Jakarta, 1090, hal. 56.)
e.Akhirnya Ilmu dapat didefinisikan : Ilmu
adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif dengan berbagai metode
berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-
gejala kealaman, kemasyarakatan atau
individu untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan
penjelasan ataupun melakukan penerapan. (The
Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty,Yogyakarta,1991,hal.90)
2. HAKEKAT ILMU
AKTIFITAS
(SEBAGAI PROSES)

ILMU

METODE PENGETAHUAN
(SEBAGAI PROSEDUR) (SEBAGAI PRODUK)
ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES)

1. Rasional Proses pemikiran yang berpegang


pada kaidah-kaidah logika

Ilmu
Sbg 2. Kognitif Proses mengetahui dan
Aktifitas memperoleh pengetahuan

- Mencapai kebenaran
- Memperoleh pemahaman
3. Teknologis
- Memberikan penjelasan
- Melakukan penerapan dengan
melalui peramalan atau
pengendalian
ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR)
-Pengamatan - Percobaan
- Pengukuran - Survey
1. Pola Prosedural
- Deduksi - Induksi
- Analisis - Lainnya

1. Menentuan Masalah
2. Tata Langkah 2. Perumusan Hipotesis (bila Perlu)
Ilmu 3. Pengumpulan Data
Sbg 4. Penurunan Kesimpulan
Metode 5. Pengujian Hasil
Ilmiah
3. Berbagai Teknik - Daftar pertanyaan
- Wawancara
- Perhitungan
- Pemanasan
- Lainnya
4. Aneka Alat
- Timbangan
- Meteran
- Perapian
- Komputer
- Lainnya
ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)

Obyek Material
1. Segi Obyek
Pengetahuan
Obyek Formal
Ilmu Sbg
Pengetahuan
Ilmiah - Empiris
2. Segi Sifat - Sistematis
Pengetahuan - Obyektif
- Analitis
- Verifikatif
3. DIMENSI ILMU
1. Dimensi ekonomik
2. Dimensi linguistik
1. Cabang Ilmu 3. Dimensi matematis
4. Dimensi politik
5. Dimensi psikologis
6. Dimensi sosiologi

Dimensi
2. Pengetahuan 1. Dimensi filsafati
Ilmu reflektif-abstrak 2. Dimensi logis

1. Dimensi Kebudayaan
2. Dimensi sejarah
3. Aspek realitas 3. Dimensi kemanusiaan
4. Dimensi rekreasi
5. Dimensi sistem
6. Dimensi lainnya
5. PENGGOLONGAN
PENGETAHUAN ILMIAH

A. Ilmu Teoritis
1. Ragam Ilmu B. Ilmu Praktis

Pembagian
Sistematis I. Ilmu Matematis
Pengetahuan
II. Ilmu Fisis
Ilmiah
III. Ilmu Biologis
2. Jenis Ilmu IV. Ilmu Psikologis
V. Ilmu Sosial
VI. Ilmu Linguistik
VII. Ilmu Interdipliner
METODE ILMIAH
SEJARAH PERKEMBANGAN
METODE ILMIAH
1. JAMAN SEBELUM MASEHI
Di dalam buku kedokteran Mesir kuno, yakni
the Edwin Smith papyrus, (kira-2 1600 SM)
disebutkan bahwa beberapa komponen dasar
metode ilmiah telah dilakukan seperti
pengujian (examination), diagnosa, treatment
dan prognosis terhadap suatu penyakit;
Di Babilonia, sebagaimana termaktub dalam
buku The Ebers papyrus (kira-2 1550 SM)
juga sudah terdapat upaya pembuktian secara
empirik.
2. YUNANI KUNO (500 SM)
BEBERAPA KOMPONEN DASAR
METODE ILMIAH TELAH DILAKUKAN
PADA MASA INI.
BAHKAN GEOMETRI TELAH DIJADIKAN
UKURAN UNTUK MEMBUAT SEPATU DI
DI YUNANI PADA MASA ITU.
• TEORI PRAGMATIS
(Charles S. Peirce).
Suatu pernyataan adalah Benar, jika pernyataan
itu atau konsekuensi dari pernyataan itu
mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia.
“ Kebenaran ini didasarkan kepada
perspektif waktu”.
Kelompok ini percaya pada agama sebab agama
memberi pegangan moral

28

Anda mungkin juga menyukai