Anda di halaman 1dari 103

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT

• RENUNGAN MENGENAI SEGALA


SESUATU, SEBAGAI UPAYA
PEMAHAMAN DAN MEMPEROLEH
MAKNANYA, YANG PENTING BAGI
LANDASAN PERTIMBANGAN
KELAYAKAN TINDAKAN, SESUAI
DENGAN NORMA YANG BERLAKU
PENGETAHUAN
• PRA-ILMIAH
SEGALA SESUATU YANG DICATAT
DALAM OTAK, HASIL PENCERAPAN
INDERAWI (EMPIRIK) ATAU YANG
DIPEROLEH SECARA INTUITIF
. EMPIRIK : SECARA SADAR DIKETAHUI
PROSESNYA
. INTUITIF : SECARA TAK SADAR TAK
DIKETAHUI PROSESNYA
ILMU
• HIMPUNAN PENGETAHUAN YANG TELAH :
1. DISISTEMATISASI
2. DIORGANISASI
3. MEMILIKI:
- METODE TERTENTU
- SIFAT INTERSUBYEKTIF (DAPAT
DIPELAJARI OLEH SIAPA SAJA YANG
MEMENUHI PERSYARATAN DAN METODENYA
- SIFAT REPRODUKTIF (DPT DIULANG UTK DIUJI
KEBENARANNYA DGN METODE DAN KONDISI YG
SAMA
ILMU YANG MANDIRI
• 1. DIAKUI SEBAGAI DISIPLIN LMU
• 2. MEMILIKI METODE ILMIAH YG KHAS
• 3. CIRI KHAS UNSUR-UNSUR
STRUKTUR
ILMU:
- ISTILAH
- DEFINISI
- PROPOSISI
- KONSEP
- TEORI
- HUKUM
- DALIL
STRUKTUR ILMU
• 1. FAKTA : KONSEP AWAL YG PALING
SEDERHANA, BERUPA ABSTRAKSI
DARI HASIL PENCERAPAN INDERAWI
(DICATAT DALAM OTAK, DIINGAT
DALAM PIKIRAN)
(1) DIBERI LAMBANG/NAMA DIAMBIL DARI KATA
SEHARI-HARI
(2) SEHINGGA DPT DIKOMUNIKASIKAN SECARA
ABSTRAK (TANPA MELIHAT WUJUD YBS)
• ISTILAH : SETIAP KATA ATAU DIKSI YG
MEMPUNYAI MAKNA ARTI SPESIFIK, DLM
BAHASA YBS, DAN DALAM LMU YBS
• DEFINISI : PERNYATAAN ATAU PENJELASAN
TENTANG APA MAKNA ARTI SESUATU KATA,
AGAR DITAFSIRKAN SAMA
• FAKTOR : FAKTA YG SATU YG
MEMPENGARUHI YG LAIN
DATA : ANGKA ATAU TOLOK UKUR
MENGENAI FAKTA/KONSEP YBS
• KONSEP : MENYATAKAN SUATU ABSTRAKSI
YG DIBENTUK MELALUI GENERALISASI DARI
HAL-HAL YG KHUSUS, MISALNYA PAJAK,
SIKAP DLL
• KONSTRUK: KONSEP YG LEBIH ABSTRAK: -
KEBJAKSANAAN
- INTELEGENTIA
. PROPOSISI : MENYATAKAN SUATU
HUBUNGAN ANTAR FAKTA (EMBRIO TEORI)
. TEORI : PERANGKAT SALING HUBUNGAN
ANTAR-KONSEP, ANTAR-DEFINSI. ANTAR-
PROPOSISI, YG DICANANGKAN UNTUK
MENGGANTISIPASI, MERAMALKAN GEJALA-
GEJALA
• HUKUM: TEORI YG SUDAH BERULANG
KALI TERBUKTI TAHAN UJI & PASTI
• DALIL : PROPOSISI TANPA BUKTI DIRI,
TETAPI DAPAT DIBUKTIKAN DARI
PREMIS-PREMIS YG DITERIMA,
SEHINGGA DIJADIKAN HUKUM ATAU
ASAS YG PASTI
• POSTULAT ; YANG DIANGGAP BENAR,
AKSIOMATIK, BUKTI DIRI
• ASUMSI : TITIK TOLAK ATAU ASAS YG
DAPAT DITERIMA (SECARA LOGIKA)
BEDA :
• HIPOTESIS : JAWABAN TENTATIF THDP
MASALAH
• TEORI : PUNYA LANDASAN KUAT
UNTUK PREDIKSI GEJALA
• HUKUM: PUNYA KEPASTIAN
BERLAKUKNYA KERUNTUNAN ASAS
FILSAFAT LMU
• CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
YANG MEMENUHI KEBENARAN LMIAH
DEFINISI
Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas
obyek (riil dan gaib) atau fakta.
Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan
yang benar disusun dengan sistem dan metode
untuk mencapai tujuan yang berlaku universal
dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya
Ilmu Pengetahuan :
bukan satu, melainkan banyak (plural)
bersifat terbuka (dapat dikritik)
berkaitan dalam memecahkan masalah
Lanjutan . . .

Jadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan mempelajari


esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu
secara rasional
Filsafat Ilmu Pengetahuan :
Cabang filsafat yang mempelajari teori
pembagian ilmu, metode yang digunakan
dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan
jenis keterangan yang berkaitan dengan
kebenaran ilmu tertentu.
Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut juga Kritik Ilmu,
karena historis kelahirannya disebabkan oleh
rasionalisasi dan otonomisasi dalam mengeritik
dogma-dogma dan tahayul
MEMBANGUN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
“TERTENTU”
Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga
aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka
perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti
atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau
kenyataan yang benar dari ilmu tersebut.
Contohnya :
Membangun Filsafat Ilmu Teknik perlu menelusuri dari
aspek :
Ontologi  eksistensi (keberadaan) dan essensi
(keberartian) ilmu-ilmu keteknikan.
Epistemologi  metode yang digunakan untuk
membuktikan kebenaran ilmu-ilmu
keteknikan
Aksiologi  manfaat dari ilmu-ilmu keteknikan.
ASPEK ONTOLOGI
Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya
diuraikan secara :
a. Metodis; Menggunakan cara ilmiah
b. Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara
teratur dalam suatu keseluruhan
c. Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian yang bertentangan
d. Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang
benar (logis)
e. Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu
sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional –
atau secara keseluruhan (holistik)
f. Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau
esensinya
g. Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum
yang berlaku di mana saja.
ASPEK EPISTEMOLOGI
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan atau kajian
tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau
kepercayaan.
Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai berikut
[AR Lacey] :
1. Menemukan kebenaran dari masalah
2. Pengamatan dan teori untuk menemukan kebenaran
3. Pengamatan dan eksperimen untuk menemukan
kebenaran
4. Falsification atau operasionalism (experimental
opetarion, operation research)
5. Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan kebenaran
6. Metode hipotetico – deduktif
7. Induksi dan presupposisi/teori untuk menemukan
kebenaran fakta
Lanjutan . . .
Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori
kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau
mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. :
Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat
utama untuk mencari kebenaran
Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan
mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang
peranan utama
Logical Positivism; Menggunakan logika untuk
menumbuhkan kesimpulan yang positif benar
Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran
yang disepakati adalah kegunaannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah praktis.

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis,


tersusun sebagai teori-teori yang saling mengeritik,
mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaran
Teori
Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup
penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu
disiplin ilmu, dan dianggap benar
Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu :
pernyataan (statement) yang menjelaskan hubungan
kausal antara dua variabel atau lebih
Teori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, yaitu
bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori
ilmiah
Tiga syarat utama teori ilmiah :
1. Harus konsisten dengan teori sebelumnya
2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
3. Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok
dengan pengujian empiris dan fakta
Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi
ilmu pengetahuan :
Axioma
pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena
telah terlihat kebenarannya
Postulat
suatu pernyataan yang diterima “benar” semata-mata
untuk keperluan berkomunikasi
Presumsi
suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau
percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif
dianggap sebagai benar walaupun kemungkinannya
tinggi bahwa pernyataan itu benar
Asumsi
suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya
maupun kemungkinan benar tidak tinggi
Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan :
dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan.

1. Dinamis : dengan aktivitas/perkembangan


pengetahuan sistematik dan rasional yang
benar sesuai fakta
dengan prediksi dan hasil
ada aplikasi ilmu dan teknologi, dinamika
perkembangan karena ilmu pengetahuan
bersimbiose dengan teknologi

2. Metode Ilmiah : dengan berbagai ukuran riset yang


disesuaikan.

3. Ciri Ilmu : perlu memperhatikan dua aspek, yaitu :


sifat ilmu dan klasifikasi ilmu
Lanjutan . . .
Sistematik
Konsisten (antara teori satu dengan
yang lain tak bertentangan)
Sifat ilmu Eksplisit (disepakati dapat secara
universal, bukan hanya
dikalangan kecil)
Ilmiah, benar (pembuktian dengan
metode ilmiah
Salah satu Klasifikasi Ilmu :
Ilmu Alam (Natural Wissenschaft)
Ilmu Alam / Eksakta
Ilmu
Pengetahuan
Ilmu Sosial
Ilmu Moral
Ilmu Humaniora
ASPEK AKSIOLOGI

Tujuan dasarnya : menemukan kebenaran atas


fakta “yang ada” atau sedapat
mungkin ada kepastian
kebenaran ilmiah
Contohnya :
Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar air
tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut.
Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi
berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa teori
tersebut benar.
PENGENALAN FILSAFAT

I. ASPEK ONTOLOGI
II. ASPEK AKSIOLOG
III. ASPEK EPISTEMOLOGI
I. ASPEK ONTOLOGI (BEING, WHAT, WHO)
 Filsafat dipelajari karena ketakjuban manusia atas fakta (Plato + Aristoteles, 381-322 SM).
 Philosophi = The Greek Miracle (Keajaiban Yunani).
Philein = Philos = Cinta
Sophia = Kebijaksanaan
 Filsafat :
 Ilmu tentang Kebijaksanaan atau Ilmu mencari kebijaksanaan
 Ilmu pengetahuan umum tentang kebijaksanaan / kebenaran
 Filsuf = Pencinta / Pencari Kebenaran atau kebijaksanaan (K)
= Pencari kebijaksanaan (relatif) akal budi untuk tindakan.
Kebijaksanaan Absolut : - ada pada Tuhan
- Adimanusiawi
Pythagoras (582-496 SM) -> Seorang Filsuf = Filosofos -> mendapatkan Rumus Pythagoras, namun tidak merasa hebat.
 Philosophos = Kawan kebijaksanaan, bukan orang bijaksana
= Pencari / Pencinta Kebijaksanaan
Bukan Sofis yang merasa hebat tahu segalanya.
 Mitos = kepercayaan akan kebenaran (mis. Hantu) merupakan warisan turun temurun, tabu ditanyakan, dan
menghindari ratio (logos, akal budi)
 Setiap fakta dari aspek ontologi dapat dinyatakan kebenaran definisinya dan dapat dipandang dari dua obyek, yaitu
obyek materi dan obyek formal.
 Filsafat (Ontologi) : Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran
Yang dipelajari adalah obyek sebenarnya
Obyek sebenarnya :
 Obyek materi : Seluruh fakta kenyataan, misalnya : manusia, alam, dll
 Obyek formal : bidang kajian semua pengetahuan, mis : biologi, faal, kedokteran, dll
 Menurut Witgenstein, Titus :
Filsafat : Usaha untuk menyatakan kebenaran fakta secara menyeluruh, mendalam dan sejelas mungkin.
II. ASPEK AKSIOLOGI
For What (Untuk Apa, Apa Nilainya)
A. Filsafat = Ilmu tanpa batas dan universal untuk
menemukan pengetahuan secara
menyeluruh dan dapat diungkapkan
dengan jelas
B. Filsafat = Ilmu yang mencari kebenaran paling dalam tentang
seluruh kenyataan.
Usaha menjawab secara metodis, sistematis
koheren tentang seluruh fakta / kenyataan
C. Filsafat = Ilmu pengetahuan umum untuk mencari kebenaran
seluruh fakta / kenyataan

 Filsafat (Aksiologi) : Adalah untuk mencari kebenaran tentang


seluruh fakta / kenyataan.
 Kegunaannya : 1. Menemukan kebenaran
2. Menimbulkan keyakinan
3. Menemukan ide
III. ASPEK EPISTEMOLOGI (WHY, HOW)
 WHY :
karena keinginan berfilsafat untuk menemukan kebenaran dengan :

 memakai ratio-logos-akal budi. Seterusnya ditanyakan mengapa


benar karena didiskusikan, dianalisis dengan ratio untuk
menemukan kebenaran.
 mengapa ditanyakan oleh karena :

1. Ketakjuban akan dirinya “yang ada” (Plato & Aristoteles ± 350


SM), dan ketakjuban akan moral hukum dan langit dengan
bintang. Imanuel Kant (± 1750) memikirkan untuk ditemukan
bagaimana kebenarannya.
2. Kesangsian kemampuan panca indra (Agustinus ± 400,
Descartes ±1600) karena indrawi seringkali menipu ->
bagaimana kebenarannya
3. Kesadaran eksistensi dirinya yang kecil dibanding alam
semesta -> bagaimana kebenaran fakta / kenyataan tersebut.
 HOW

1. Bagaimana pendekatannya berdasarkan


gejala atau phenomenologi?
2. Bagaimana klasifikasinya?
3. Bagaimana model atau metodenya?
1. Pendekatan Fenomenologi / Gejala
• Gejala hubungan kesatuan asasi subyek (manusia)-
obyek (pengetahuan, benda untuk menemukan hasil
bersifat sementara dan terbuka) yang dapat dikritik.
• Gejala jasmani-inderawi yang merupakan hasil
pengalaman kongkrit (hasil tergantung tempat +
waktu)
• Gejala umum, pengalaman abstrak (hasil tak
tergantung tempat + waktu)
Cara/metode pendalaman gejala tersebut terus
dilakukan dan filsafat mencari kebenaran sesuai
klasifikasi filsafat dan model pendalamannya.
2. Klasifikasi Filsafat Menuju Filsafat
Pengetahuan
1. Filsafat Manusia
2. Filsafat Alam
3. Filsafat KeTuhanan
4. Filsafat Etika
5. Filsafat Pengetahuan
 Filsafat Pengetahuan Umum
 Filsafat Ilmu Pengetahuan
diperlukan ilmu alam
ilmu pasti
ilmu kemanusiaan
3. Model/Metode (Cara Mencari Kebenaran)
• Apriori (Plato) : universal partikuler

• Aposteriori (Aristoteles) : partikuler universal


Kebenaran pengetahuan (Epitesmi)
 Episteme : pengetahuan yang sejati berdasar :
- obyektifitas (empiri+rasio)
- untuk menemukan kebenaran
- kepastian
- abstraksi
- intuisi
 Epistemologi : pengetahuan sejati tentang :
- Apa : fakta
- Mengapa : causa
- Bagaimana : metode
- Benar : Verifikasi
Bila Kumpulan pengetahuan yang benar/episteme/diklasifikasi,
disusun sitematis dengan metode yang benar dapat menjadi

epistemologi .

Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta / kenyataan dari sudut pandang


mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan
kembali kebenarannya.
Filsafat : Kebenaran yang dibuktikan secara :  Radikal
(individu)
 Rasional (obyektif)
 Sistemik (ilmiah)
 Semesta (universal)
Pembuktian Filsafat lebih luas daripada pembuktian Ilmu, oleh karena
mempertimbangkan :
 Ratio  Agama
 Ilmu sendiri + Ilmu lain  Seni
 Moral  Kebahagiaan
 Nilai  Kesemestaan
Menurut Witgenstein, Titus :
Filsafat : Usaha untuk menyatakan kebenaran
ilmiah secara menyeluruh sejelas mungkin.
Menurut KattSoff (1963) :
Filsafat : Berpikir secara kritis, sistematis,
rasional, dan komprehensif hingga menghasilkan
suatu yang runtut dan benar

Jadi Filsafat adalah berpikir dengan cara yang


benar (teoritis) untuk menemukan keputusan
pengetahuan yang benar (praktis)
Klasifikasi Lain dari Filsafat

Logika Deskriptif (Apa adanya)


Etika Normatif (seharusnya)
F. Kategori Metaetik (Analisis)
Metafisika = Ontologi = Filsafat
Pertama

Epistemologi = Filsafat Pengetahuan

Filsafat
Umum
Matematika
Filsafat Ilmu Pengetahuan Hukum
Agama
Dan lain-lain
RINGKASAN SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT

1. Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM – Akhir Abad


3 SM)
2. Masa Abad Pertengahan (Akhir Abad 3 SM –
Awal Abad 15)
3. Masa Modern (Akhir Abad 15 – Abad 19)
4. Masa Kontemporer (Abad 20)
Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM)
1. Filsafat = pengetahuan tahyul, dongeng, mitos
= mitologi : Mitos -> Logos (mitos mengurang, ratio tumbuh)
Thales / air
Pythagoras / bilangan
Demokritos / atom
2. Filsafat = Logos
Sokrates : (469-399 SM) Dialektika Salah
Sokratik -> kesimpulan Benar
Plato : (427-347 SM) penyair, inspirasi tinggi
(Aristokles) – Melawan sofis -> Mencari kebenaran Sokrates dengan tulisan Filsafat : Apologia
(pembelaan Sokrates).
- Model abstrak dan matematik = apriori dengan ratio menemukan episteme (ingatan
yang benar atau ide abadi)
Kebenaran adalah : relatif, subyektif, ide dalam diri
obyektif : kenyataan / fakta diluar yang benar
Tulisannya : 1. Apologia, Kriton, Politea : negara
2. Simposium : diskusi tentang cinta
3. Phaedo : diskusi tentang jiwa yang tak mati
4. Phaidros : diskusi tentang ide
5. Parmenides : kritik terhadap ide ajarannya
6. Timaios : susunan alam semesta
7. Nomoi : Hukum-hukum
Mendirikan Akademi yang menjadi dasar Perguruan Tinggi jaman Pertengahan
Ajarannya = Platonisme yaitu kebenaran jasmani yang tak kekal dan kebenaran rohani / ide yang
kekal.
Lima abad kemudian = Neo Platonisme yang menggabungkan Platonisme dengan ajaran Gereja
3. Aristoteles (384 – 322 SM)

• Murid terpandai Akademi, guru Alexander Agung


• Mendirikan Lyceum dengan ajaran model kongkrit
• Ajaran Aristotelesanisme yaitu pengenalan inderawi atau empiris-aposteriori
(terikat pada waktu dan tempat) ; lalu pengenalan rasional yaitu episteme =
pengetahuan benar yang diperoleh dari sebab musabab.
• Tujuh karya : Logika / organon (analisis apriori- aposteriori), Ilmu eksakta,
Biologi, Psikologi, Metafisika, Etika & Politik, Sastra/Retorika
• Ia membagi 3 ilmu pengetahuan (IP) :
 I.P. Produktif = Pedomen bidang kesenian
 I.P. Praktis = Etika & Moral atau pedoman tingkahlaku
 I.P. Teoritis = Tak memihak
Fisika, Matematika, Filsafat Pertama
(metafisika = ontologi)
Masa Abad Pertengahan (akhir abad 3 SM – awal abad 15)

1. Filsafat Yunani Kuno diambil alih Mesir (Cleopatra 69-30 SM)


2. Filsafat dilarang -> kembali ke Dogma Gereja = Theologi (Kaisar
Justianus ± 529 M)
3. Filsuf Islam Bagdad -> Cordoba Ibnu Sina (980 -1037)
4. Filsafat : kembali ke mitos = mistik
Plotinus -> Neo Platonisme ( abad ke 13) yaitu Platonisme manunggal
dengan Dogma Gereja.
5. Thomas Aquines (1225 – 1274)
Filsafat Yunani kuno tak dilarang malah untuk justifikasi Dogma Gereja.
Masa Modern (Akhir abad 15 – 19)
1. Gerakan Renaissance (kelahiran kembali)
mentalitas individual – kebebasan, persamaan, emansipasi, otonomi diri.
2. Revolusi Copernicus (1473 – 1543)
Matahari : pusat alam semesta
Metode induktif – experimental
3. Zaman Aufklarung (pencerahan / abad 18)
Menggunakan akal budi dengan inti :
a. Ajaran Rasionalisme (Descartes, 1596-1650)
b. Ajaran Empirisme (Francis Bacon, 1561-1626) Pengetahuan inderawi
c. Ajaran Kritisisme (Immanuel Kant, 1724-1804)gabungan a + b
d. Filsafat Pragmatisme (William James, 1842-1910)
Kebenaran konsep/ide harus dilihat konsekuensi praktisnya
/ kegunaannya.
e. Filsafat Fenomenologi (Edmund Husserl, 1839-1939)
kebenaran = kenyataan benda itu sendiri
Tiga tahap dalam metode fenomenologis yaitu :
 Reduksi Fenomenologis
 Reduksi Eidetis
 Reduksi Transendental
f. Filsafat Eksistensialisme (S. Kierkegaard, 1813-1855)
Masa Kontemporer (abad 20)
1. Filsafat Analitik (Ludwig Wittgenstein, 1889-1951).

2. Filsafat Ekstensialisme (lanjutan Jean Paul Sarte, 1905 – 1980)


 Ia menganggap manusia bebas memilih moralitas yang diinginkan hingga menciptakan eksistensi
dirinya. Manusia melakukan kebaikan, pendidikan bagi keturunannya dan hidup bermasyarakat.
 Menganggap Tuhan tidak ada dan manusia dapat memerankan peranan Tuhan (Vincent Martin)
 Ada 2 kelompok : anti agama & kelompok agama (percaya pada Tuhan)

3. Ethics and Limits of Philosophy (Bernard Williams)


Perangkat Ilmu
Istilah Ilmiah
Istilah Ilmiah
• Ilmu memerlukan sejumlah pengertian yang dituangkan ke dalam istilah ilmiah
Meliputi bidang
• Besaran atau dimensi
• Aturan
• Penjelasan aturan

Besaran atau Dimensi


Mencakup
• Konstanta dan variabel
• Faktor
• Definisi
• Fakta
• Konsep
• Konstruk
• Data
• Sekor
• Dan sejenisnya
Aturan Ilmu
Mencakup
• Masalah
• Hipotesis
• Proposisi
• Aksioma dan Asumsi
• Postulat
• Dalil dan Hukum
• Prinsip
• Dan sejenisnya

Penjelasan Aturan
Mencakup
• Teori
• Model dan Paradigma
• Dan sejenisnya
Besaran atau Dimensi

1. Konstanta dan Variabel


• Konstanta memiliki nilai yang tetap;
• Variabel memiliki nilai yang dapat berubah
• Berubah tak acak (matematik)
• Berubah acak (probabilitas, statistik)

Variabel
Berkenaan dengan
apa dari siapa
atribut obyek
makhluk
benda
peristiwa
Contoh Variabel

Atribut Obyek
Kepemimpinan manajer (orang)
Hasil belajar mahasiswa (orang)
Kebuasan buaya (hewan)
Kekuatan gajah (hewan)
Kesuburan pohon mangga (tumbuhan)
Nilai saham (benda)
Titik didih air (benda)
Keterjualan rumah (benda)
Kecepatan olah data (peristiwa)
Temperatur kebakaran (peristiwa)
Kelancaran penjualan (peristiwa)
Simbol Variabel
• Variabel sering dinyatakan dalam bentuk simbol
• Simbol variabel dapat berbentuk:

• Gambar
    . . .

• Abjad Latin
A B X Y a b c . . .

• Abjad Yunani
Φ Δ Γ Ω α β μ . . .

• Sering ditambahkan dengan lambang indeks atau pangkat


Abjad Yunani
Nama Kapital kecil Nama Kapital kecil
alpha Α α nu Ν ν
beta Β β xi Ξ ξ
gamma Γ γ omicron Ο ο
delta Δ δ pi Π π
epsilon Ε ε rho Ρ ρ
zeta Ζ ζ sigma Σ σς
eta Η η tau Τ τ
theta Θ θ upsilon Υ υ
iota Ι ι phi Φ φ
kappa Κ κ khi Χ χ
lambda Λ λ psi Ψ ψ
mu Μ μ omega Ω ω
2. Faktor
• Sering dimaksudkan sebagai variabel penyebab

Sebab ----- akibat


(faktor)

• Ada kalanya diartikan sebagai kumpulan variabel


sejenis

Faktor 1 Faktor 2

A = Membaca D = Tambah
B = Menulis E = Kurang
C = Mengisi rumpang F = Kali
Faktor 1 = verbal Faktor 2 = numerik
3. Definisi

• Definisi adalah batasan secara singkat tentang pengertian


dan lingkup suatu besaran

• Definisi Substansi
Batasan tentang pengertian substansinya

• Definisi Operasional
Batasan pengertian berkenaan dengan cara pengukurannya

• Biasanya rumusan definisi berupa satu kalimat saja


sedangkan pengertian luas atau pengertian lengkapnya
dijelaskan di dalam konsep atau konstruk
4. Fakta

• Merupakan kenyataan konkrit yang teralami


• Biasanya dinyatakan di dalam bentuk sekor atau data

Contoh:
• Umur di dalam tahun
• Tingkat pendidikan
• Tempat lahir
• Jumlah mahasiswa
• Luas kampus
• Gaji karyawan

• Sering dicatat melalui inventori (misalnya melalui


kuesioner).
5. Konsep
• Berkenaan dengan pengertian secara lengkap tentang sesuatu

Misalnya: Arti dari


• Mahasiswa
• Karyawan
• Manajer
• Komputer
• Jurusan teknik elektro
• Bayi
• Remaja

• Sesuatu yang sama bisa saja memiliki uraian konsep yang


berbeda karena perbedaan bidang ilmu, aliran, atau pakar
• Dicari dari literatur; memerlukan diskusi
6. Konstruk
• Berkenaan dengan besaran abstrak yang dikonstruksi oleh para pakar; uraian
tentang pengertiannya secara lengkap

Misalnya:
• Sikap
• Minat
• Inteligensi
• Kepemimpinan
• Agresivitas
• Status sosial ekonomi

Dapat berbeda pengertiannya karena perbedaan


• Bidang ilmu
• Aliran/paham
• Pakar
Dicari melalui literatur; memerlukan analisis dan sintesis
Analisis dan sintesis pada konstruk

Variabel (konstruk)
Literatur literatur literatur
. . .
. . .
. Analisis (urai) .
. . .
. . .
. Diskusi (bahas) .
. . .
. . .
. Sintesis (gabung) .
. . .
. . .
konstruk
(sesuai dengan konteks kita)
7. Data dan Sekor

Data
• Catatan hasil pengamatan atau pengukuran yang obyektif, berbentuk
– Deskripsi
– Numerik
• Memerlukan alat ukur yang valid dan dapat dipercaya hasil ukurnya

Sekor
• Angka atau bilangan pada atribut dari subyek yang diperoleh melalui
aturan tertentu (pengukuran)
– Numerik
• Memerlukan alat ukur yang valid dan dapat dipercaya hasil ukurnya
Perangkat Ilmu Aturan Ilmu

1. Masalah
• Masalah adalah rumusan pertanyaan ilmiah yang memerlukan
jawaban (biasanya belum terjawab atau jawaban yang ada masih
diragukan)
• Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya serta diakhiri
dengan tanda tanya (?)
• Berisikan variabel yang biasanya berkaitan dengan
• variabel yang mengandung atribut serta responden pemilik
atribut
• pertanyaan tentang perbandingan variabel, atau
• pertanyaan tentang ketergantungan variabel

2. Hipotesis
• Hipotesis adalah rumusan pernyataan ilmiah sebagai jawaban
terhadap masalah serta masih memerlukan pengujian empiris
• Rumusan hipotesis harus sepadan dengan rumusan masalah
(supaya dicocokkan)
• Biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
Hipotesis Induktif
• Dari data diduga (dicurigai) ada keterkaitan di antara variabel
sehingga ingin dipastikan melalui pengujian hipotesis (statistika)
• Data harus sangat banyak dan representatif
• Setelah hipotesis teruji, barulah data digunakan untuk
digeneralisasi, sebab-akibat, ditemukan teorinya

Hipotesis Deduktif
• Dari premis mayor (teori, hukum, asumsi) dan premis minor
(kasus yang dipertanyakan di dalam masalah) dengan armentasi
(logika) ilmiah dihasilkan keterkaitan variabel
• Hipotesis ini diuji secara empiris (sering melalui sampel dan
diinferensi ke populasi)
3. Proposisi
• Proposisi adalah istilah umum untuk pernyataan ilmiah yang
memiliki kemungkinan benar (true) dan palsu (false)
• Hipotesis adalah suatu bentuk proposisi; demikian juga dengan
hukum, teori, dan pernyataan ilmiah lainnya

4. Aksioma dan Asumsi


• Aksioma adalah suatu pernyataan yang diterima tanpa
pembuktian serta dapat digunakan sebagai dasar (premis) untuk
deduksi
• Asumsi sama dengan aksioma
• Digunakan pada logika, matematika, atau ilmu
Beberapa Contoh Aksioma

• Benda yang sama-sama sama dengan benda yang sama adalah sama satu
terhadap lainnya

X=A dan Y = A
maka X = Y

• Jika sama ditambahkan kepada sama, maka jumlahnya adalah sama

X = Y
+ A A
--------------------
X+A = Y+A
• Hanya ada satu garis lurus yang menghubungkan dua titik
yang diketahui

A ---------------------------- B

• Jika suatu titik O bergerak dari A ke B sepanjang suatu


garis lurus AB, maka O harus melewati suatu titik yang
membagi AB ke dalam dua bagian yang sama besarnya

--A-----------------0-----------------B--
Beberapa Contoh Asumsi

Asumsi dari Aristoteles


• Benda berat jatuh lebih cepat dari benda ringan
• Benda yang bergerak akan berhenti dengan sendirinya
• Alam semesta terbuat dari tanah, air, udara, api, dan unsur kelima (quintessential)
Asumsi Ptolemaeus
• Semua benda langit beredar mengelilingi bumi dalam bentuk lingkarran
Asumsi Determinisme
• Di dalam alam ada sebab-akibat
• Di dalam alam ada keteraturan
Asumsi Empirisisme
• Ada pengalaman, klasifikasi, kuantifikasi, hubungan, serta pendekatan ke ke
kebenaran
5. Postulat
• Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa pembuktian dan dapat
digunakan sebagai premis pada deduksi
• Ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat
dipertukarkan
• Ada yang berpendapat bahwa ada harapan bahwa pada suatu saat postulat
dapat dibuktikan

Contoh Postulat
Postulat Geometri
Dengan mistar dan jangka,
• dapat dilukis garis lurus dari suatu titik ke titik lain
• dapat dihasilkan garis lurus terhingga dengan sebarang panjang
• dapat dilukis lingkaran dengan sebarang titik sebagai pusat dan jari-
jari sebarang panjang
Postulat Ekivalensi Massa

• Hukum lembam Newton menggunakan massa lembam, m

G = ma

• Hulum gravitasi Newton menggunakan massa gravitasi, m


dan M

• Postulat: massa lembam m = massa gravitasi m


(dapat diterangkan oleh Einstein)
Postulat Robert Koch (berupa etiologi
spesifik)

• mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu (setelah


Pasteur menemukan mikroba)
• dengan kata lain: setiap penyakit disebabkan oleh satu sebab
mikroba tertentu
6. Dalil dan Hukum Ilmiah
• Dalil (theorem) biasanya digunakan pada
matematika, hukum pada ilmu alam
(a) Dalil hungan tetap di antara besaran
Contoh:

Dalil Pythagoras

c a 2 + b 2 = c2
a

b
Dalil Garis Singgung
Garis singgung tegak lurus kepada jari-jari
(b) Hukum Ilmiah
Aturan tentang hubungan tetap di antara
besaran yang teramati di antara benda atau
peristiwa

Ungkapan umum untuk memaparkan


• Fakta umum untuk keteraturan di dalam alam
• Hubungan di antara peristiwa
• Hubungan di antara variabel
yang teruji atau dapat diuji kebenarannya

Hubungan invarian (matematik atau statistik) di antara konsep ilmiah (ada


kalanya dapat dituangkan ke dalam bentuk rumus)
Bentuk hubungan pada hukum ilmiah
Ada beberapa macam bentuk

Ciri atau sifat


• mis. Zat terdiri atas molekul
• Ruang-waktu terdiri atas 4 dimensi

hubungan korelasi atau ketergantungan

hubungan sebab akibat

urutan tak berubah


• mis. Urutan siang dan malam
Contoh Hukum Ilmiah

• Hukum Boyle
Pada gas dengan temperatur tetap
pv = konstan

• Hukum Snellius
Pada pantulan cahaya
sudut pantul = sudut masuk

• Hukum Avogadro
Di dalam satu gram-mol zat terdapat
6. 1023 molekul

• Hukum Konversi Massa-Tenaga


E = m c2
Jenis Hukum dilihat dari Sumber

Hukum teoretik
• mengacu kepada sesuatu atau ciri yang tidak dapat
diobservasi secara langsung
• mis. Hukum Avogadro tentang jumlah molekul
• di dalam satu gram-mol

Hukum empirik
• generalisasi yang mengacu kepada obyek atau ciri
yahg dapat diobservasi secara langsung
• mis. Hukum Boyle tentang tekanan dan volume gas
• ada kalanya berbentuk pendekatan (approximation)
Jenis Hukum dilihat dari Ketepatan

Hukum universal
• menunjukkan keteraturan yang berlaku tanpa perkecualian
• mis. Hukum Newton
• gerak komet, gerhana, dapat diprediksi dengan kecermatan
tinggi

Hukum statistik
• menunjukkan keteraturan menurut suatu persentase tertentu
(berdasarkan probabilitas)
• mis. Prediksi cuaca, keluruhan inti atom uranium
• dapat melakukan prediksi dengan kecermatan agak rendah
Penemuan Hukum (dan Teori)

• segera diakui (penemu partikel W langsung


memperoleh hadiah Nobel)
• ditolak dulu, baru kemudian diakui (temuan ion oleh
Svante Arrhenius)
• baru diakui setelah penemunya meninggal (hukum
Mendel)
• penemunya lebih dari seorang di tempat lain
(telepon)
• diterima tetapi kemudian ditolak (bumi datar)

Di beberapa cabang ilmu, penemuan yang hebat


memperoleh hadiah
7. Prinsip atau Asas
Hukum yang mendasar pada cabang ilmu

Contoh: Asas Indeterminisme Heisenberg (1928)

Pada partikel subatomik terdapat indeterminisme; secara teoretis


• kalau massa terukur tepat, maka kecepatan tak bisa terukur tepat
• kalau kecepatan terukur tepat, maka masa tidak bisa terukur tetap
ada celah ketidakpastian
• kecil sekali yakni dalam orde konstanta Planck seukuran
6,626. 10-34
Perangkat Ilmu
Penjelasan Aturan

1. Pengertian Teori Ilmiah

Ada sejumlah pengertian tentang teori ilmiah, mecakup


• strutur sistematik yang luas, dihasilkan oleh imaginasi manusia,
mencakup serumpun hukum empirik (pengalaman) tentang keteraturan
yang ada pada obyek dan peristiwa, baik yang terlihat maupun yang
tidak. Teori ilmiah disusun untuk menjelaskan hukum secara ilmiah
• sajian sistematik tentang hubungan seperangkat variabel
• penjelansan tentang gejala
• maksud dasar ilmu melalui perolehan teori yang memberi penjelasan ayng
sah tentang gejala alamiah
• dan lain-lain
Teori Menurut Kerlinger
• teori adalah seperangkat konstruk [konsep], definisi, dan proposisi
yang saling berhubungan yang menampilkan pandangan sistematik
dari gejala dengan jalan menspesifikasikan hubungan di antara
variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksti gejala itu

Teori Menurut Mouly


• 1. Suatu sistem teori harus memungkinkan deduksi yang dapat diuji
secara empirik
• 2. Teori harus cocok dengan observasi dan dengan teori yang sudah
tervalidasi
• 3. Teori harus dinyatakan dengan cara sederhana (parsimoni)
Perbedaan Hukum dan Teori
• Pada hukum, aturan penamatan cukup jelas, sehingga
hukum dapat langsung diuji
• Pada teori, sebagian besarnya mungkin saja tidak
teramati; teori dapat menjelaskan hukum

Misal: Hukum Boyle dengan teori dinamika gas

• Hukum Boyle
pv = konstan pada temperatur tetap
• Teori Dinamika
gas terdiri atas molekul yang bergerak dan
membentur dinding (- -> tekanan)
volume diperkecil, benturan molekul ke
dinding makin hebat (--> tekanan naik)
Beberapa Hukum dan Teori
hukum Archimedes
hukum Boyle
hukum Newton
hukum Snellius
hukum Mendel
hukum Bernoulli
hukum Pascal
hukum Ohm

teori gravitasi
teori relativitas
teori kinetika (dinamika) gas
teori kuantum
teori elektromagnetik
teori ion
teori Maslow
Teori sebagai Realitas atau Instrumen

• Teori dapat dianggap sebagai suatu realitas; apa yang


diteorikan memang betul-betul ada
• misalnya, teori molekul, apakah molekul betul ada?

• Teori dapat juga dianggap sebagai instrumen untuk


menjelaskan (instrumental)
• misalnya, teori molekul, tidak menjadi soal apakah
molekul betul ada atau tidak, yang penting sebagai alat,
teori berguna untuk menjelaskan dan dibunakan sebagai
premis

Parsimoni
• Teori dikontrol oleh parsimoni yakni harus yang paling
sederhana (pisau cukur Ochkam)
2. Model atau Paradigma

• Secara luas, paradigma adalah semua bentuk yang biasa kita gunakan
sehingga menjadi model dari kehidupan kita
• Secara sempit, model atau paradigma adalah bentuk contoh guna
mempermudah pemahaman tentang sesuatu (konsep, hukum, atau
teori)

Wujud Paradigma
• model fisik (maket bangunan, manekin)
• model matematika (rumus)
• simulasi (planetarium)
Perangkat Ilmu
Pandangan terhadap Teori

Pandangan terhadap Teori

• Ada kalanya teori tidak lagi cocok dengan keadaan tertentu


• Ada kalanya teori baru muncul sebagai saingan terhadap teori lama
• Bagaimana sikap kita terhadap teori yang dapat mengalami hal-hal seperti ini

Perkembangan Beberapa Teori


• Teori bumi datar, sudah ditinggalkan orang, diganti dengan bola dunia
• Teori geosentris, sudah ditinggalkan orang, diganti dengan heliosentris
• Teori eter, sudah diuji, ternyata tidak ada
• Teori phlogiston, sudah ditinggalkan orang
Perangkat Ilmu
Pandangan terhadap Teori

Perkembangan Beberapa Teori


Teori Cahaya Huygens
• Cahaya adalah gelombang, bagus menerangkan
pantulan, refraksi, dan sejenisnya; untuk tiba dari
matahari ke bumi, dianggap ruang tidak hampa
tetapi berisi eter (nilai teori ini tinggi)

Teori Cahaya Newton:


• Cahaya adalah pancaran partikel, tidak bisa menerangkan
pantulan, refraksi, dan sejenisnya (nilai turun); kemudian
dapat menerangkan fotoelektrik yang tidak bisa
diterangkan oleh teori gelombang (nilai teori naik lagi)

Teori Cahaya Kuantum:


• Cahaya adalah partikel yang bergelombang (gelombang
elektromagnetik--EM); cahaya berubah-ubah dari medan
EM ke foton dan sebaliknya
Teori Hampa
• Aristoteles dan cendekiawan Yunani Kuno beranggapan
bahwa tidak ada hampa
• Torricelli dengan tabung air raksa, menunjukkan adanya
hampa
• Dengan teori E = m c2, apakah ruang hampa tidak berisi E
sehingga tidak hampa

Teori Newton
• Tidak cocok untuk planet Uranus
• Ditemukan planet Neptunus yang mengganggu gerak
Uranus sehingga tampak tidak cocok dengan teori
Newton

Teori Paritas
• Dianut oleh fisikawan
• Kemudian ditinggalkan karena tidak cocok
Ilmuwan dan Teori
• Ilmuwan dapat menganut suatu teori dan dapat juga meninggalkannya
• Ada kalanya teori yang sudah ditinggalkan bangkit lagi dan dianut lagi oleh
ilmuwan
• Di sini, dilihat pandangan dari Popper, Lakatos, dan Kuhn terhadap teori

Kebenaran Teori
• Kita tidak dapat mengatakan teori itu benar atau tidak benar; yang dapat
dikatakan bahwa teori itu masih cocok untuk menerangkan gelaja yang
teramati
• Teori dapat ditinggalkan orang karena orang menganut teori lain; tetapi dalam
keadaan tertentu, orang dapat kembali ke teori yang telah ditinggalkan
Perangkat Ilmu
Falsifikasi Popper
Karl Raimund Popper (1902-
• Penyusunan teori berlangsung melalui “imaginasi kreatif” manusia, dan bukan
melalui induksi
• Teori adalah spekulatif, falsifiabel (bisa palsu), sehingga perlu diuji secara ketat
• Pengujian dapat terjadi berulang kali, tanpa batas

Falsifikasi
• Untuk menjadi bagian dari ilmu, hipotesis, hukum, teori harus memiliki
kemampuan untuk palsu
• Kepalsuan akan tampak manakala ada amatan logis yang tidak cocok dengan
hipotesis, hukum, teori
• Hipotesis, hukum, teori yang tidak memiliki kemampuan untuk palsu, bukan
bagian dari ilmu
Contoh tidak bisa falsifikasi
Psikoanalisis Freud
• Ketika ada orang menenggelamkan anak ke air, hal ini
dapat diterangkan dengan alasan depresi
• Ketika ada orang menempuh bahaya menolong anak itu
dari ari, hal ini diterangkan dengan alasan sublimasi
• Jadi psikoanalisis ini bisa menerangkan hal yang
berlawanan, sehingga tidak pernah bisa salah
• Ini bukan bagian dari ilmu

Contoh falsifikasi
Relativitas Einstein
• Dengan teorinya, Einstein menghitung lenturan cahaya
karena melewati daerah dekat massa matahari
• Diuji pada gerhana matahari tahun 1919, ternyata cocok
• Kalau hitungan Einstein tidak cocok dengan kenyataan
maka teori Einstein keliru
Derajat Falsifiabel

• Makin umum atau makin luas cakupan suatu teori, makin mudah teori itu
mengalami kasus ketidakcocokan, sehingga derajat falsifiabel menjadi tinggi

Contoh:
• (A) Planet Mars mengedari matahari menurut elips
• (B) Semua planet mengedari matahari menurut elips
• Derajat falisfiabel (b) lebih tinggi dari dari derajat falsifiabel (A)

• Derajat falsifiabel menjadi ukuran keluasan atau keumuman suatu teori


• Suatu teori makin baik jika derajat falsifiabelnya makin tinggi
Modifikasi Ad Hoc
• Kalau teori tidak cocok dengan suatu kenyataan,
maka teori itu dimodifikasi ad hoc
• Modifikasi ad hoc adalah modifikasi kecil dan sering
tidak diuji lagi

Modifikasi
• Dapat juga teori yang tidak cocok dengan
kenyataan dimodifikasi
• Modifikasi berukuran lebih besar dan diuji lagi
• Melalui modifikasi, teori yang bertahan, bisa terus
bertahan; kalau tidak bertahan, teori itu bisa
ditinggalkan orang
• Contoh: Hukum Newton pada planet Uranus
Contoh Modifikasi Ad Hoc
Nasi
• Nasi menyehatkan orang
• Kalau di suatu tempat orang sakit karena makan nasi, maka dibuat modifikasi ad hoc
• Kecuali di tempat itu, nasi menyehatkan orang
Permukaan bulan
• Menurut Aristoteles, bulan bulat sempurna
• Setelah diteropong, permukaan bulan bergunung, maka dibuat modifikasi ad hoc
• Permukaan bulan ditutup oleh zat yang tak tampak di teropong; bulan tetap bulat sempurna
Phlogiston
• Dulu pembakaran dan karatan dianggap terjadi karena di dalam zat ada phlogiston (bakar)
• Phlogiston keluar terjadi kebakaran atau karatan, sehingga zat menjadi ringan
• Ada kasus karatan, zat bertambah berat; perlu dimodifikasi ad hoc
• Ada phlogiston positif dan negatif
Bertahan dan Lenyap

Hipotesis, hukum, atau teori dapat bertahan (terus dianut


orang) atau lenyap (ditinggalkan orang)

Bertahan
• Karena selalu cocok dengan pengalaman; tidak ada kasus
yang tidak cocok
• Karena setelah dimodifikasi, tidak ada lagi kasus yang
tidak cocok

Lenyap
• Karena sering tidak cocok dengan pengalaman
• Karena setelah dimodifikasi, masih saja tidak cocok
dengan kenyataan
• Karena bersama ketidakcocokan, muncul teori baru yang
menjadi lawannya
Sejumlah pertanyaan tentang teori
1. Apa yang dimaksud dengan teori ?
Hanya ada stu macam saja teori itu, atau beberapa macam?
Adakah teori yang tidak benar, atau apakah semua teori itu
benar?
2. Apa yang diartikan dgn kebenaran teori atau kebenaran ilmiah?
Jika pasti memang ada, apa kriterianya? Apakah kebenaran
teori atau ilmiah tentang sesuatu soal, hanya ada satu atau bisa
lebih dari satu? Tetap, pasti, atau dapat berubah?
3. Teori atau pernyataan ilmiah yang benar itu diperoleh atau
ditemukan dengan cara-cara kerja bagaimana? Dengan
metode logis deduktif, atau empirik-induktif, atau harus reduktif,
atau semuanya sekaligus?
4. Apa syaratnya bagi sesuatu pernyataan itu untuk dapat diterima
sebagi teori atau pernyataan ilmiah, atau pernyataan kebenaran
ilmiah
5. Siapa yang punya otoritas menilai mutu dari sesuatu teori itu?
Penemu pertama, kelompok para akhli, atau setiap orang
yang mengerti dan berkepentingan+
6. Apakah tiap pernyataan yang benar itu memuat kebenaran
ilmiyah? Apa sesungguhnya kebenaran itu, apa bedanya
antara kebenaran dengan pemikiran logis-rasional, atau
dengan ketepatan, kesesuaiaan dengan sesuatu kaidah
7. Apakah kebenaran itu obyektif, terdapat dan melekat pada
obyek atau pada data tenang obyek, ataukah kebenaran
itu suatu interpretasi yang paling tepat yang disimpulkan
para ahli mengenai obyek ybs? Apa pula syarat bagi
interpretasi yg demikian tu?
8. Apakah kebenaran itu akhirnya sesuatu yang nyata (reality), yg
faktual, adakah realita yang tak faktual, yang tak dialami
langsung secara fisik? Adakah sesuatu kebenaran atau realita
lain, selain yang faktual?
9. Adakah metode lain untuk menguji suatu ketepatan hipotetikal
sebagai kebenaran sementara, selain uji statistik dan uji
signifikansinya?
10. Jika kluster dan datanya tidak (berasal dari sampel atau
populasi) normal dan homogin, jika perilaku sampel tidak tetap
melainkan berubah terus-menerus, jika perilaku populasi begitu
ompleks dan mendekati kesemrawutan (chaos), uji statistik
mana yg masih ampuh?
11. Lalu apa fungsi, egunaan atau manfaat teori itu yang
sebenarnya, untuk epuasan mental saja, untuk menjadi dasar
sesuatu model, untuk dasar sesuatu desain untuk jadi dasar
bagi kebijakan, bagi operasi/perilaku sesuatu RLS (Real Life
System) untuk dasar kontrol dan evaluasi operasi/perilaku
RLS?
PASCA POSITIVISME: SATU VISI TENTANG TEORI

• KARL POPPER TERKENAL DENGAN METODE UJI TEORI,


MENJELASKAN SOAL FALSIFIKASI DALAM BUKUNYA The Logic
of Scientific Discovery tahun 1959
• Pokok-pokok pikiranya:
1. Pengetahuan dapat dianggap bernilai
ilmiah jika obyektif dan teoritikal, yaitu dapat mengungkapkan yang
esensial dari dunia yang telah dan dat diobservasi;
2. Ada kecocokan atau kesesuaian
antara pernyataan teori tentang
dunia yang diobservasi;
3. Nilai atau mutu dari pernyataan ilmiah bersifat probable,
yaitu tentang suatu ketepatan yang mungkin, yang
sementara, bukan yang pasti dan tetap, karena ia
dianggap tepat selama belum dapat dibuktikan yang
berlainan, berbeda, atau bertentangan;
4. Nilai atau mutu dari sesuatu pernyataan ilmiah harus
terbuka untuk dikaji dan diuji dari beberapa sudut oleh
para pakar lain, berkali-kali atau terus-menerus sehingga
mencapai bukti-bukti yang menyanggahnya;
5. Cara kerja yg tepat ialah metode deduktif dengan
membuat dalil umum dalam bentuk premis atau
hipotesis yang berfungsi sebagai lampu pencari (search
light), yang dengan bantuan data faktual dapat
diturunkan ke proposisi partikularnya
6. Menggunakan metode induktif murni tidaklah tepat. Cara
kerja induktif harus ditolak, arena aan menghasilkan premis
atau hipotesis pertikular;
7. Metode uji verifikasi juga harus ditolak, karena dianggap
tidak memadai untuk menemukan nilai ilmiah baru;
8. Untuk memajukan nilai ilmiah, yang lebih tepat ialah
metode uji falsifikasi sebagai kriteria pengontrol dan
pengujinya
THOMAS KUHN
The Structure of Scientific
Revolutions (1962, 19700)
• Paradigma, krisis, revolusi ilmiah, pra-paradigma, ilmu
normal, dan anomali

• Tahap I: Ilmu dengan teori yg pra-paradigmatik


• Tahap II: Ilmu normal tatkala dari fakta dan
kesimpulannya berkembang teori-teori yg bersaingan,
maka mengemukalah suatu teori yg mendapat
• Tahap III: dengan bekerja kerasnya para ilmuwan lain
itu, ditemukan ada anomali,
• Tahap IV; Jika anomali dapat dipecahkan dengan teori
baru, dengan presisi lebih tinggi yg mengandung daya
prediktif lebih mapan,
PHILOSOPHY OF SCIENCE: SIR KARL POPPER
Popper has devoted much of his career to answering the questions: What is science? How is
science performed? Although these questions may at first seem easy to you, consider such
areas as astrology and Marxism. Could these approaches be considered scientific? Why
not?
Falsificationism is the name given to Popper’s description of how science is performed.
Falsificationism suggests that science should be concerned with disproving or falsifying
theories through logic based on observation. How is this accomplished? First, a scientist
must create a consistent falsifiable hypothesis. A falsifiable hypothesis is one that can be
shown to be false. For example, the hypothesis “It will rain in Tuscaloosa, Arizona, on
Tuesday, December 23, 1997” is a testable hypothesis. Likewise the hypothesis “All objects
regardless of weight will fall to earth at approximately the same speed” is a testable
hypothesis. However, a hypothesis such as “ESP (extrasensory perception) exists” is an
untestable hypothesis. Even the hypothesis “Gravity exists” is untestable. It may be true that
both ESP and gravity exist, yet until the hypothesis is stated in a form that can be falsified,
the hypothesis is not testable. Second, once a scientist has a falsifiable hypothesis, the task
is to develop a test of the hypothesis. Third, the hypothesis is tested. Fourth, if the
hypothesis is shown to be false, a new bold hypothesis is developed.
Perangkat Ilmu
Program Penelitian Lakatos
Imre Lakatos
• Ilmu adalah program penelitian terstruktur, dan bukan
trial and error
• Penganut suatu teori melindungi teorinya dengan sabuk
pengaman
• Kalau ada ketidakcocokan, penganutnya akan membela
dengan berbagai alasan
• Anomali, kesalahan observasi, gangguan pada observasi,
kesalahan ukur, . . .

Heuristik
• Lakatos mengemukakan heuristik positif dan negatif
• Heuristik positif adalah hal yang dianjurkan untuk
dilakukan
• Heuristik negatif adalah hal yang dianjurkan untuk tidak
dilakukan (termasuk tidak langsung menolak teori anutan
yang tidak cocok dengan kenyataan)
Contoh Pelindung
Pada Astronomi Ptelomaeus
• Gerak planet maju mundur,
• Pelindung: ada gerak episiklus
• Demi parsimoni, beralih ke teori Kopernikus

Pada Teori Newton


• Leverrier menemukan bahwa gerak planet Uranus tidak
cocok dengan teori
• Pelindung: ada benda pengganggu
• Galle menemukan planet Neptunus sebagai pengganggu

Pada Gelombang Cahaya


• Bagaimana gelombang cahaya melewati ruang hampa
• Pelindung: ada zat eter di dalam ruang “hampa”
• Ternyata eter tidak ada; Maxwell menunjukkan bahwa
gelombangnya adalah elektromagnet
Sistem Geosentris dan Ptolemaeus menyebabkan
gerak planet maju mundur. Pelindung melalui
pembuatan episiklus

SATURNUS
JUPITER

MARS

EPISIKLUS

VENUS

MATAHARI

MERKURI

BUMI

BULAN
Fakta Baru
• Program penelitian (teori) memiliki karakeristik sama yakni dapat
memprediksi fakta baru
Contoh:
• Prediksi Halley tentang kembalinya komet 72 tahun kemudian
• Prediksi Einstein tentang terlihatnya bintang di balik matahari ketika
gerhana matahari
• Prediksi Mendeleyev (melalui tabel periodik) tentang sifat unsur
yang belum ditemukan

Progresif dan Degeneratif


• Program penelitian (teori) progresif menghasilkan fakta baru (yang
belum diketahui); ada kalanya memerlukan waktu lama
– Program penelitian (teori) degeneratif hanya menampung fakta yang
sudah diketahui; bisa ditinggalkan orang
PHILOSOPHY OF SCIENCE: IMRE LAKATOS
Imre Lakatos suggests that the important advances in science are made through the adherence to research
programs. By saying this, Lakatos means that science is more than following trial-and-error hypotheses. A
research program is the examination of a number of major and minor hypotheses concerning a topic. Some
examples Lakatos gives of research programs are Newton’s theory of gravity, Einstein’s relativity theory, and
the theories of Freud.
An important point, specifies Lakatos, is whether the research program is progressive or degenerating. How
do you tell the difference? The main characteristic of a progressive research program is that it predicts novel
facts. Thus a progressive program leads to the discovery of new facts, whereas a degenerating program only
interprets known facts in light of that theory. By this he means that a degenerating research program only
explains the results of already existing experiments, whereas a progressive research program leads one into
new directions and predicts new facts. In this way, Lakatos proposes that science changes not by sudden
revolutions, as Kuhn suggested, but through the replacement of degenerating research programs with
progressive ones.
Perangkat Ilmu
Paradigma Kuhn
Thomas S. Kuhn
• Melihat teori sebagai struktur terorganisasi
• Struktur teori berbentuk paradigma
• Teori bisa mengalami krisis sehingga dapat saja diganti
oleh teori lawannya

Paradigma Kuhn menurut Larry Laudan


Pertama dan terutama
• Paradigma memberikan kerangka konseptual untuk
mengklasifikasikan dan menjelaskan obyek alamiah
Kedua
• Paradigma menspesifikasikan metoda, teknik, dan alat
yang layak di dalam inkuiri untuk mempelajari obyek pada
wilayah aplikasi yang relevan
Ketiga
• Penganut paradigma berbeda akan mendukung perangkat
tujuan dan ideal yang berbeda
Teori Normal dan Teori Revolusioner

Teori normal
• Teori yang digunakan menurut paradigma serta dianut oleh
seluruh komunitas

Krisis
• Jika muncul banyak anomali, maka teori normal mengalami krisis

Teori revolusioner
• Paradigma tandingan yang dapat mengatasi anomali

Penggantian teori
• Dalam keadaan tertentui, teori revolusioner dapat saja
menggantikan teori normal; kemudian teori revolusioner ini
menjadi teori normal (sampai krisis lagi) dan berlangsung secara
siklus
Pergeseran Paradigma

• Ilmuwan dapat saja berpindah dari paradigma (teori) ke


paradigma (teori) lain

Contoh: Teori panas


• Teori phlogiston (dianut oleh Priestly)
• Bergeser ke teori oksigen (Lavoisier dan Dalton)
• Bergeser lagi ke teori tenaga (Joule)
PHILOSOPHY OF SCIENCE: THOMAS KUHN
When Newton said, “I stand on the shoulders of giants,” he was referring to
those individuals who came before him and on whose work he was able to
build his scientific system. Many of us have similar ideas when it comes to the
progression of science. We think that each new discovery is simply added to
old discoveries with the result being a gradual accumulation of knowledge.
In 1962, Thomas Kuhn suggested that this view is wrong. Kuhn proposed that
science actually goes through a series of revolutions. Following each
revolution, a new system or method for performing science is instituted. The
new system or world view is referred to as a paradigm or set of assumptions,
which guide scientific activity until a new revolution and paradigm shift take
place. The stable period between revolutions is referred to as normal science.
Normal science is the process of problem solving, which most of us think of
when someone uses the term science. Normal science for Kuhn is always
science performed in relation to a particular paradigm.
As an example of the role of paradigms, assume you were a mapmaker before
the time of Columbus. You would draw your map as if the world were flat,
since that was the accepted belief. You, as a mapmaker, would never think to
question this belief; it was a given in your task of drawing maps. Then in the
Middle Ages, there was there was the mapmaker’s version of a scientific
revolution. The

Anda mungkin juga menyukai