Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT DAN

TEORI
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
Pendahuluan

Secara etimologi, filsafat berasal


Berfilsafar dimulai dari kekaguman yang
dari bahasa Arab menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan
Yakni Falsafah, dalam bahasa terhadap alam semesta. Berfilsafat sering
Yunani disebut philosophia, pula dimulai dari keraguan dan kesangsian.
Philos berarti mencintai dan Sophia Rasa kagum terhadap alam semesta
berate kebenaran, merupakan awal berfilsafat seperti yang
Kearifan dan kebahagiaan. dialami oleh Plato. Dari rasa kagum muncul
rasa ingin tahu terhadap aoa yang
dikaguminya dengan langkah menyelidiki dan
Orang yang berfilsafat adalah meneliti sehingga diperoleh kebenaran hakiki
mereka yang berpikir yang memberi kebahagiaan.
Mendalam, meluas dan
menyeluruh sehingga ditemukan
Akar permasalahannya.
ALAM SEMESTA

KEKAGUMAN RASA INGIN KERAGUAN

RENUNGAN

HOLISTIK RADIKAL SPEKULATIF

FILSAFAT

ILMU

ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI

KEBENARAN

KEBAHAGIAAN

Proses Berfilsafat
Arti Kebenaran

T1 T2 T3 T4
Kebenaran pertama (T1) Kebenaran kedua (T2) adalah Kebenaran ketiga (T3) Kebenaran keempat (T4) adalah
adalah kebenaran metafisik. kebenaran etik yang merujuk adalah suatu kebenaran kebenaran empirik yang lazimnya
Sesungguhnya kebenaran kepada perangkat standart logika. Sesuatu dipercayai melandasi pekerjaan
ini tidak bisa diuji moral atau profesioanl dianggap benar apabila ilmuan dalam melakukan penelitian.
kebenarannya (baik melalui tentang perilaku yang pantas secara logik atau Sesuai (kepercayaan asumsi, dalil,
justifikasi maupun dilakukan, termasuk kode etik matematis konsisten dan hipotesis, proposisi ) dianggap
falsifikasi/kritik) berdasarkan (code of conduct). Seseorang koheren dengan apa benar apabila konsisten dengan
norma eksternal seperti dikatakan benar secara etik yang telah diakui kenyataan alam, dalam arti dapat
kesesuaian dengan alam, bila ia berperilaku sesuai sebagai benar, (dalam diverifikasi, dijastifikasi atau kritik.
logika deduktif atau dengan standart perilaku itu. pengertian T3) atau Dalam konteks ini, teori
standart-standart perilaku Sumber T2 bisa dari T1 atau sesuai dengan apa yang korespondensi anatara teori
prosefional. Kebenaran dari norma sosial budaya benar menurut dengan fakta antara pengetahuan a
metafisik merupakan suatu kelompok masyarakat kepercayaan metafisik prioriti dengan pengetahuan a
kebenaran yang paling atau komunitas profesi (T1). Aksioma metafisik posteriori (demikian Immanuel Kant
mendasar dan puncak dari tertentu. Kebenaran ini ada yang menyatakan menyebutnya), menjadi persoalan
seluruh kebenaran (basic, yang mutlak (memenuhi bahwa sudut-sudut utama.
ultimate truth), karena itu standar etika universal) dan segitiga sama sisi
harus diterima apa adanya ada pula yang relatif. masing-masing 60
(given for granted). Misalnya derajat, atau 1+1= 2,
kebenaran Iman dan adalah contoh
doktrin-doktrin absolut kebenaran logika. 
agama
Teori Kebenaran

Korespondensi Teori Korespondensi


Dikatakan benar bila ada relasi interaksional
Koherensi
Pragmatisme
1 antara subyek dengan obyek(knower &
knower). Materi yang terkandung dalam
pernyataan koresponden dengan obyek yang
sebenarnya
Teori Koherensi
Dikatakan benar bila merujuk kepada
2 kebenaran yang sesuai dengan pernyataan
sebelumnya. merujuk pada kebenaran logis
yang mendahuli kebenaran empiris
Teori Pragmatisme
Kebenaran tersimpul dalam sesuatu yang
3 fungsional bagi kehidupan manusia.
Kebenaran dilihat dari sudut pandang nilai
kegunaan bagi kehidupan manusia
Cara Berpikir

Suatu proses berpikir Suatu kegiatan perpikir


dalam menarik suatu non analitik bercampur
kesimpulan yang berupa dengan perasaan
pengetahuan (cirinya logis
dan analitik

Berpikir
Penarikan kesimpulan
Pengkajian untuk berpikir
yang tidak berdasarkan
secara sahih
penalaran
Kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan

Secara umum ilmu dapat berarti pengetahuan yang


mendalam, pengetahuan tentang hakekat segala
sesuatu yang dipahami dengan yakin dan gambling.
Ilmu bertolak dari pengalaman empiris sebagai
proses penggaliannya. Ilmu harus memiliki ciri-ciri
standar, yakni: Dalam filsafat, syarat dari sesuatu yang dapat
a. Obyektivitas dikatakan sebagai ilmu ditandai oleh adanya
unsur ontology, epistemology dan aksiology.
b. Ada pokok persoalan tertentu (obyek studi)
Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai
c. Memiliki sistematika content dan area of berikut:
studies 1. Ontologi: pembahasan tentang hakekat
d. Terbuka – dapat dijelaskan secara ilmiah atau tentang apa yang dikaji
e. Ada metodologi 2. Epistemologi: pembahasan secara
f. Memiliki terminologi-terminologi yang standar mendasar tentang bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan untuk metode
yang digunakan untuk memperoleh ilmu
3. Aksiologi: pembahasan tentang
kegunaaan dan fungsi dari suatu ilmu.
Proses Berpikir Ilmiah secara logico-hypotetico-verifikatif

Proses menerima atau


menolak kesimpulan,
apakah hipotesis diterima
Perumusan Masalah Perumusan hipotesis atau ditolak

1 3 5

2 4
Penyusunan kerangka Menguji hipotesis, untuk ini
berpikir dalam pengajuan diperlukan data dan informasi
hipotesis (studi pustaka empiric yang relevan, proses
dan dokumentasi ilmiah) dan cara-cara mengujinya
harus valid dan sahih disebut
verifikasi data
Filsafat Administrasi

Filsafar, upaya manusia untuk mengetahui


secara benar tentang sesuatu dengan
sedalam-dalamnya baik mengenai hakekat,
fungsi, ciri kegunaan, masalah dan solusi dari
masalah itu sendiri

Administrasi, keseluruan proses kerja sama


antara dua orang atau lebih yang didasari
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya,
1) Administrasi sebagai seni adalah menunjuk pada
proses diketahui hanya permulaan sedang akhirnya
tidak ada
2) Administrasi memiliki unsur-unsur:
a. Adanya dua manusia atau lebih
b. Adanya tujuan yang hendak dicapai
c. Adanya tugas-tugas yang harus dilaksanakan
d. Adanya peralatan atau perlengkapan termasuk
waktu dan tempat untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut
3) Bahwa administrasi sebagai proses kerjasama
bukan merupakan hal yang baru, ia timbul bersama
peradaban manusia (social Phenomenon)
Faktor Ekologis (Lingkungan) Ilmu Administrasi

3. Tingkat
2. Sistem politik
1. Filsafat pembangunan
yang dianut oleh
Negara ekonomi yang
negara
telah dicapai

4. Tingkat
pendidikan 5. Bahasa 6. Agama
rakyat

7. Letak
8. Struktur
(Geografi)
Masyarakat
Negara
Filsafat Pendidikan

Secara konseptual filsafat ilmu pendidikan


didefinisikan sebagai analisis kritis
komprehensif tentang pendidikan sebagai
salah satu bentuk teori pendidikan yang
dihasilkan melalui riset, baik kualitatif maupun
kuantitatif.

Pendidikan tidak terlepas dari filsafat Negara


Esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya
yang menjadi fondasi utama dari setiap bentuk
ialah pengalihan (transmisi) kebudayaan (ilmu
pendidikan dalam suatu bangsa karena
pengetahuan, teknologi, ide-ide dan nilai-nilai
menyangkut sistem nilai-nilai yang memberi
spiritual serta (estetika) dari generasi yang
warna dan menjadi “semangat zaman yang
lebih tua kepada generasi yang lebih muda
dianut oleh setiap individu, keluarga, anggota-
dalam setiap masyarakat atau bangsa
anggota komunitas ataupun masyarakat
tertentu pada gilirannya bangsa dan Negara
Filsafat Adminstrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan merupakan ilmu yang membahas pendidikan dari sudut pandang kerjasama dalam proses
mencapai tujuan pendidikan. Ruang lingkup atau wilaya kerja Administrasi Pendidikan dapat dilihat pada bagan berikut:

Garapan SDM SB (K) SDF TP


Fungsi PD G PJ SL M A D F
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengawasan

Keterangan:
PS : Peserta Didik M : Metode pengajaran
G : Guru A : Alat/Media/Buku belajar
PJ : Pengguna Jasa Pendidikan D : Dana
SL : Silabus F : Fasilitas
SDM: Sumber Daya Manusia SDF : Sumber Dana dan Fasilitas
SB(K) : Sumber Belajar TP : Tujuan Pendidikan
Kriteria Keberhasilan Produktivitas Pendidikan

1. Mangkus (efektivitas)
a. Prestasi
1) Masukan yang merata sebagai realisasi
prinsip demokrasi pendidikan
2) Keluaran yang banyak, bermutu dan
relevan (link and match) dengan
kebutuhan pembangunan
3) Nilai ekonomik yang baik bagi keluaran
khususnya tamatan Produktivitas
b. Proses Pendidikan
4) Menggairahkan dan memberi motivasi
siswa belajar
5) Semangat dan disiplin kerja yang tinggi
kepada para tenaga kependidikan
6) Memiliki tingkat kepercayaan berbagai
pihak
2. Sangkil (efisiensi)
Menggunakan fasilitas, tenaga, dana dan
waktu seminimal mungkin tetapi dengan hasil
yang baik/tinggi
Kepala Sekolah Sebagai Administrator Pendidikan

1 2 3 4

Kajian kepala sekolah


sebagai administrator
pendidikan dipandang
Esensi dari ditetapkannya UU Keberhasilan pelaksanaan Kepala sekolah perlu
sebagai suatu kesatuan
No 22 tahun 1999 dan PP Manajemen Berbasis Sekolah membangun visi yang
dalam filsafat administrasi
nomor 25 tahun 2000 tentang (MBS) memerlukan sosok kepala harus disosialisasikan,
pendidikan karena pada
otonomi daerah adalah sekolah yang memiliki dikomunikasikan,
hakekatnya kebenaran yang
penyerahan wewenang dari kemampuan manajerial dan dihidupkan, bahkan
mendasari sikap dan perilaku
pemerintah pusat kepada integritas profesional yang tinggi dikembangkan agar
kepala sekolah akan
daerah untuk mengurus rumah serta demokratis dalam proses mempunyai arti, bermakna
membibingnya ke arah cita-
tangganya sendiri (MBS) pengambilan keputusan di bagi kehidupan sekolah itu
cita pendidikan secara benar
dan konsisten dalam sekolah
menjalankan tugas
memimpin sekolah
Elemen Kunci yang Perlu Diperhatikan Kepala Sekolah

Suatu kepekaan yang


mendalam menyangkut
pencapaian tujuan, yang
sering diungkapkan sebagai
Penataan atau penempatan
suatu visi (untuk apa suatu
diri guru-guru dan staf
sekolah didirikan dan
berkaitan dengan visi tersebut
beroperasi serta apa yang
ingin dicapai

Penekanan pada kinerja guru-


guru dan staf serta penciptaan
Struktur yang efektif yang suatu lingkungan yang
memperhatikan aspek memberdayakan semua unsur
sistemik sekolah dan suatu dalam sekolah yang
kapasitas untuk dipimpinnya
mengintegrasikan akal dan
intuisi
Elemen Kunci yang Perlu Diperhatikan Kepala Sekolah

1 2

Sebagai edukator, kepala sekolah harus


Apabila kepala sekolah ingin berhasil senantiasa meningkatkan kualitas
menggerakkan bawahan, seorang kepala pembelajaran yang dilakukan oleh para guru.
sekolah harus: Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat
• Menghindarikan diri dari sikap perbuatan mempengaruhi profesionalisme kepala
yang bersifat memaksa atau bertindak sekolah, terutama dalam mendukung
keras terbentuknya pemaham tenaga kependidikan
• Mampu melakukan tindakan yang terhadap pelaksanaan tugasnya. Pengalaman
melahirkan kemauan untuk bekerja dengan semasa menjadi guru, menjadi wakil kepala
semangat dan percaya diri sekolah, atau menjadi anggota organisasi
• Mampu membujuk bawahan sehingga kemasyarakatan sangat mempengaruhi
bawahan yakin apa yang dilakukan adalah kemampuan kepala sekolah dalam
benar (induce). melaksanakan pekerjaannya, demikian halnya
pelatihan dan penataran yang pernah
diikutinya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai