Anda di halaman 1dari 76

Preview.

1. Apakah itu berfikir logis, kritis dan kreatif sama ?


Jelaskan dan berikan contohnya

2. Menurut anda, apakah yang memaksa seseorang


untuk berfikir dan mengapa seseorang itu sering
bertindak tidak logis, berikan contohnya dan
jelaskan?

3. Apakah seseorang yang di hipnotis dapat


menggunakan logika?
PENALARAN
DEKDUKTIF DAN INDUKTIF
Pengertian
Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan
indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sebuah konsep
dan pengertian.

Menurut Jujun Suriasumantri, Penalaran adalah suatu proses


berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri
1. Proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai
kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata
lain menurut logika tertentu.
2. Sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini
merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir
tertentu.
3. Rasional, artinya apa yang sedang di nalar merupakan suatu
fakta atau kenyataan yg memang dapat dipikirkan secara
mendalam.
Tahap-tahap penalaran

Menurut John Dewey, proses penalaran manusa dilakukan melalui


beberapa tahap:

1. Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi, atau


menerangkan hal hal yang muncul secara tiba-tiba
2. Adanya rasa sulit untuk mendefiniskan suatu permasalahan
3. Timbul suatu kemungkinan pemecahan berupa reka reka
hipotesis(jawaban sementara terhadap masalah), inferensi/teori
4. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui
pembentukan secara implikasi dengan cara mengumpulkan
bukti-bukti
5. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan
meyimpulkan keterangan-keterangan ataupun percobaan-
percobaan.
Penalaran dibagi menjadi dua, yaitu penalaran
deduktif dan penalaran induktif.
1. Penalaran Dekduktif
Adalah proses penaralaran untuk menarik
kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku Umum berdasarkan fakta-fakta yang
bersifat Khusus.
Penalaran deduktif dikembangkan oleh
Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf
Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300
SM.).
Menarik kesimpulan dapat di bagi menjadi:

A. Menarik kesimpulan secara langsung


Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari
satu premis.
“Premis adalah pernyataan yang digunakan
sebagai dasar penarikan kesimpulan”.
Pola penarikan simpulan langsung meliputi:

a. Semua S adalah P (Premis)


Sebagaian P adalah S (Simpulan)
Ex.
1.Semua ikan berdarah dingin (premis)
Sebagaian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan).

2.Semua manusia memiliki tangan (P)


Sebagian yang memiliki tangan adalah manusia (s)
3.Semua tawon menyengat
sebagian yang menyengat adalah tawon
b. Tidak satu pun S adalah P (premis
Tidak satu pun P adalah S (Simpulan

Ex.

1.Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat (premis)


Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk (simpulan)

2.Tidak seekor kodok pun adalah katak


Tidak seekor katak pun adalah kodok
c. Semua S adalah P (Premis)
Tidak satu pun adalah tak P (simpulan)

Ex.

1.Semua rudal adalah senjata berbahaya. (premis)


Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya.
(simpulan)

2.Semua pencuri adalah pelaku kriminal (p)


Tidak satu pun pencuri adalah pelaku tindak kriminal (p)
d. Tidak satu pun S adalah P (premis)
Semua S adalah tak P (simpulan)

Ex.

1.Tidak seekorpun harimau adalah singa. (premis)


Semua harimau adalah bukan singa. (simpulan)

2.Tidak seekor pun semut adalah manusia (p)


Semua semut adalah bukan manusia (s)
e. Semua S adalah P (premis)
Tidak satu pun S adalah tak P (simpulan)
Tidak satu pun tak P adalah S (simpulan)

Ex.

1.Semua gajah adalah belalai. (premis)


Tak satu pun gajah adalah tak berlalai. (simpulan)
Tidak satu pun tak belalai adalah gajah. (simpulan)

2.Semua pisau adalah tajam (p)


Tidak satu pun pisau adalah tak tajam. (s)
Tidak satupun yang tak tajam adalah pisau (s)
B. Menarik kesimpulan secara tidak langsung
Simpulan (konklusi) secara tidak langsung ditarik
dari dua premis.
Premis pertama adalah premis yang bersifat umum
(mayor) dan premis yang kedua adalah premis yang
bersifat khusus (minor).

Adapun jenis kesimpulan secara tdk langsung


dapat dibagi menjadi:
1. Silogisme Kategorial
2. Silogisme hipotesis
3. Silogisme alternatif
4. Entimen
 Bentuk Penalaran dengan cara menghubung-
hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk
dapat ditarik simpulannya.

 Atau
Penyimpulan tidak langsung, menyimpulkan
pengetahuan baru yang kebenarannya diambil
secara sistematis dari dua permasalahan yang
dihubungkan dengan cara tertentu.

 Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif.

13
Konklusi (kesimpulan) dapat ditarik jika
ada term yang menghubungkan dua
proposisi = term persamaan

Harus ada pangkalan umum tempat


berpijak dan dihubungkan dengan
permasalahan yang lebih khusus melalui
term yang ada pada keduanya.

14
1. Premis Umum (Premis Mayor)  menyatakan
bahwa semua anggota golongan tertentu (A)
memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
2. Premis Khusus (Premis Minor)  menyatakan
bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah
anggota golongan tertentu (A)
3. Simpulan: menyatakan bahwa sesuatu atau
seseoarng itu (C) memiliki sifat atau hal yang
tersebut pada B

15
 Silogisme kategorial adalah salah satu premis
merupakan anggota premis yang lain.
 Rumus:
PU: Semua A=B
PK: Semua C=A
S : Semua C=B

16
PU : Semua profesor pandai
PK : Pak Habibi adalah profesor
S : Pak Habibi Pandai
Pernyataan di atas dapat dianalisis sebagai
berikut
PU : Semua profesor (A) pandai (B)
PK : Pak Habibi (C) adalah profesor (A)
S : Pak Habibi (C) pandai (B)

ctt : kata “semua” dapat tidak disebutkan atau


dapat juga diganti dengan kata “setiap” atau
“tiap-tiap”

17
PU: Semua manusia tidak lepas dari
kesalahan
PK: Semua cendekiawan adalah manusia
Jadi S: semua cendekiawan tidak lepas dari
kesalahan

PU: Semua mahasiswa adalah terdidik


PK: Hasan adalah mahasiswa
Jadi S: hasan adalah terdidik

18
PU: Semua makhluk hidup membutuhkan makan
PK: Hewan adalah makhluk hidup
S : Hewan membutuhkan makan

PU: Semua pesawat terbang di udara


PK: Lion air adalah pesawat
S: Lion air terbang di udara

PU: Semua wakil rakyat harus merakyat


PK: William adalah wakil rakyat
S: William harus merakyat

19
 Ciri silogisme negatif yaitu ada kata bukan atau
tidak
 Contoh:
PU: Siswa yang baik selalu mengerjakan
pekerjaan rumah
PK: Asep Bukan Siswa yang baik
S : Asep tidak mengerjakan pekerjaan rumah

20
Contoh:

PU: Setiap anak orang miskin tidak perlu


membayar biaya kuliah
PK: Anto adalah anak orang miskin
S : Anto tidak perlu membayar biaya kuliah

PU: Semua hewan langka tidak boleh di buru


PK: Gajah dan harimau adalah Hewan Langka
S: Gajah dan harimau tidak boleh di buru

21
PU: Semua anggota keluarga pak rahmat tidak bisa berbahasa
inggris
PK: Andi adalah anggota pak rahmat
S: Andi tidak bisa berbahasa inggris

PU:Semua siswa SMP tunas bakti tidak boleh bolos sekolah


PK: Yanto adalah siswa SMP tunas bakti
S: Yanto tidak boleh bolos sekolah

22
 Silogisme hipotetis adalah silogisme yang
memiliki premis mayor berupa proposisi
hipotetis (jika), sementara premis minor dan
kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
 Contoh:
PU: Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke
rumahmu
PK: Hari ini ujan
S : Saya tidak datang ke rumahmu

23
PU : Jika tidak ada matahari, tumbuhan tidak akan
berfotosintesis.
PK : Tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
S : Tumbuhan tidak dapat matahari.

PU : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.


PK : Makanan tidak ada.
S : manusia akan kelaparan.

PU: Jika hujan, pelangi akan muncul


PK: Sekarang pelangi telah muncul
S : Hujan telah turun

24
 Silogisme alternatif adalah silogisme yang
terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
 Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya.
Kesimpulannya akan menolak alternatif yang
lain.
 Contoh
PU: Boim berada di Bandung atau Bogor
PK: Boim berada di Bandung
K : Boim tidak berada di Bogor

25
PU : Mirzal berada di Lenteng Agung atau Depok.
PK : Mirzal berada di Lenteng Agung.
S : Jadi, Mirzal tidak berada di Depok.

PU : Mirzal berada di Lenteng Agung atau Depok.


PK : Mmirzal tidak berada di Depok.
S : Jadi, Mirzal berada di Lenteng Agung.

26
 Suatu silogisme yang tidak mempunyai premis
mayor karena premis mayor itu sudah diketahui
secara umum, yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
 Rumus:
C=B karena C=A

27
PU: Semua siswa SMAN 1 Indramayu masuk
di universitas favorit yang mereka
impikan. (Semua A=B)
PK: Boim Siswa SMAN 1 Indramayu (C=A)
K : Boim masuk universitas favorit (C=B)

Bentuk Entimennya:
Boim masuk universitas favorit yang ia impikan
karena ia siswa SMAN 1 Indramayu. (C=B
Karena C=A)

28
PU : Anak yang sholeh selalu rajin beribadah.
PK : Ari adalah anak yang sholeh.
K : Ari rajin beribadah.
Entimen : Ari rajin beribadah, karena ia anak sholeh.

PU: Semua pemimpin yang jujur tidak mau melakukan korupsi.


PK: Pak Brewok seorang pemimpin yang jujur.
K : Pak Brewok tidak mau melakukan korupsi.
Entimem: Pak Brewok tidak melakukan korupsi, karena ia
seorang pemimpin yang jujur.

29
PU: Setiap warga negara berhak menyampaikan pendapat
PK: Andika adalah warga negara indonesia
S: Andika berhak menyampaikan pendapat
Entimen: Andika berhak menyampaikan pendapat karena ia adalah
warga negara indonesia.

PU: Semua anggota DPR sedang melakukan rampat


PK: Yanur adalah anggota DPR
S: Yanur sedang melakukan rapat
Entimen: Yanur sedang melakukan rapat karena ia anggota DPR

PU :
PK:
S:
Entimen : Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang
dalam sayembara itu.

30
2. Hukum silogisme
A. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular

Semua yang halal dimakan menyehatkan


Sebagian makanan tidak menyehatkan
Jadi, Sebagian makanan tidak halal dimakan

Semua cerita cabul tidak boleh untuk mendidik


Sebagian cerita Jaka Tarub adalah cabul
Jadi: Sebagian cerita Jaka Tarub tidak boleh untuk mendidik

B. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga


Semua korupsi tidak disenangi
Sebagian pejabat adalah korupsi, jadi
Sebagian pejabat tidak disenangi

C. apabila dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil


kesimpulan
Beberapa politikus tidak jujur
Banyak cendekiawan adalah politikus,
jadi..
Banyak cendekiawan tidak jujur.
D. Dari dua premis yang sama-sama negatif,
tidak menghasilkan apapun, karena tidak ada
mata rantai yang menghubungkan kedua
proposisi premisnya.

 Kerbau bukan bunga mawar


Kucing bukan bunga wawar
(tidak dapat diambil konklusi)

E. Paling tidak salah satu dari term penengah


harus tertebar (mencakup)

Semua ikan berdarah dingin


Binatang ini berdarah dingin
F. Term-predikat dalam kesimpulan harus
konsisten dengan term predikat yang ada pada
premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi
salah, seperti:

Kerbau adalah binatang


Kambing bukan kerbau
Jadi, Kambing bukan binatang (Binatang pada
konklusi merupakan term negatif sedangkan
pada premis adalah positif)
G. Term penengah harus bermakna sama, baik
dalam premis mayor maupun premis minor. Bila
term penengah bermakna ganda kesimpulan
menjadi lain, seperti:
Bulan itu bersinar di langit
Januari adalah bulan
Jadi, Januari bersinar di langit

(Bulan pada premis minor adalah nama dari


ukuran waktu yang panjangnya 31 hari,
sedangkan pada premis mayor berarti planet
yang mengelilingi bumi)
H. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu
term subjek, term predikat dan term middle.

3. Absah dan Benar


Absah (valid) berkaitan dengan prosedur
penyimpulannya, apakah pengambilan konklusi
sesuai dengan patokan atau tidak
Benar berkaitan dengan proposisi dalam
silogisme itu, apakah ia didukung atau sesuai
dengan fakta.
A. Prosedur valid, premis salah dan konklusi
benar
Semua yang baik itu haram (salah)
Semua yang memabukkan itu baik (Salah)
Semua yang memabukkan itu haram (benar)

B. Prosedur invalid (tak sah) premis benar


konklusi (salah)
Plato adalah filosof (benar)
Aristoles bukan Plato (benar)
Aristoles bukan filosof (salah)
C. Prosedur invalid (tak sah), premis salah,
konklusi benar
Sebagian politikus adalah binatang (salah)
Sebagian manusia adalah binatang (salah)
Jadi, sebagian manusia adalah politikus (benar)

D. Prosedur Valid, premis salah dan konklusi


salah
Semua yang keras tidak berguna (salah)
Adonan roti adalah keras (salah)
Adonan roti tidak berguna (salah)
Figur I
Medium menjadi subjek pada premis mayor dan
menjadi predikat pada premis minor

Semua yang dilarang Tuhan mengandung bahaya


Mencuri adalah dilarang Tuhan
Mencuri adalah mengandung bahaya
Figur II
Medium menjadi predikat baik pada premis
mayor dan premis minor

Semua tumbuhan membutuhkan air


Tak satu pun benda mati membutuhkan air
Tak satu pun benda mati adalah tumbuhan
Figur III
Medium menjadi subjek baik pada premis
mayor dan premis minor

Semua politikus adalah pandai bicara


Beberapa politikus adalah sarjana
Sebagian sarjana adalah pandai bicara
 Figur IV
Medium menjadi predikat pada premis mayor
dan menjadi subjek pada premis minor

Semua pendidik adalah manusia


Semua manusia akan mati
Semua yang akan mati adalah manusia
1. Tentukan PK
PU: Setiap pemilik kendaraan bermotor wajib membayar pajak
PK: ……………………………………………..
S : Pak Lurah wajib membayar pajak

2. Tentukan PU
PU : …………………………………………….
PK : Ikan Paus termasuk binatang menyusui
S : jadi, ikan paus melahirkan anaknya

3. PU: Jika sebuah siku siku maka salah satu sudutnya 90 derajat
PK: Jika salah satu sudut 90 derajat maka berlaku teorema
pythagoras
S: jika sebuah segitiga siku siku maka berlaku teorema pythagoras

43
3. Buatlah contoh kalimat silogisme
hipotesis, selogisme alternatif dan
Entimen

44
PENALARAN
Preview

1. Suatu penalaran itu dapat valid, tetapi dalam


mengambil suatu kesimpulan terkadang kita
dapat salah, mengapa? Jelaskan menurut anda
dan berikan contohnya

2. Apa yang dimaksud dengan kebenaran dan


kesalahan, jelaskan dan berikan dg contoh
Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan
indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sebuah konsep
dan pengertian.

Kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri


1. Proses berpikir logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai
kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata
lain menurut logika tertentu.
2. Sifat analitik dari proses berpikirnya. Sifat analitik ini
merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir
tertentu.
 Menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007:
14) penalaran induktif adalah cara menarik
kesimpulan yang bersifat Khusus dari kasus-kasus
yang bersifat Umum.

At

 adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan


berupa prinsip atau sikap yang berlaku Khusus
berdasarkan fakta fakta yang bersifat Umum.

48
Contoh:
Perny 1. Duku 1 keras dan hijau adalah masam
Perny 2. Duku 2 keras dan hijau adalah masam
Kesimp: semua duku keras dan hijau adalah masam
Perny 1. Harimau memiliki taring.
Perny 2. Anjing memiliki taring.
Perny 3. Serigala memiliki taring.
Kesimp. Semua hewan karnivora memiliki taring.

Perny 1. Jika ada udara, manusia akan hidup


Perny 2. Jika ada udara, hewan akan hidup
Perny 3. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup
Kesimp: Jika ada udara mahluk hidup adak
hidup

Bentuk penalaran induktif


A. Generalisasi
B. Analogi
C. Hubungan Kausal
A. Generalisasi
Proses penalaran yang mengandalakan beberapa
pernyataan yang memiliki sifat tertentu untuk
mendapatkan simpulan yang bersifat umum.

Ex.
Jika dipanaskan, besi menuai
Jika dipanaskan, tembaga menuai
Jika dipanaskan emas menuai
Jadi, jika dipanaskan logam menuai

Duku 1 keras dan hijau adalah masam


Duku 2 keras dan hijau adalah masam
Duku 3 keras dan hijau
Jadi, duku 3 adalah masam
Contoh :
Murid laki-laki itu pergi ke sekolah, dia
memakai seragam sekolah.
Murid perempuan itu pergi ke sekolah, dia
memakai seragam sekolah.
Jadi, Semua murid yang pergi ke sekolah
memakai seragam sekolah.

52
 benar atau tidak benar simpulan dari
genealisasi, yaitu:

a. Data itu harus memadai jumlahnya. Makin


banyak data yang dipaparkan, makin benar
simpulan yang diperoleh.
b. Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data
yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang
benar.
c. Pengecualian perlu diperhitungkan karena
data-data yang mempunyai sifat khusus tidak
dapat dijadikan data.

53
Macam macam generalisasi
1. Generalisasai sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang
menjadi dasar simpulan yang diselidiki.

Ex:
Jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi.

Kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan


Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31.

Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena


yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki
tanpa ada yang kita tinggalkan.
EX:
Setelah bertanya pada masing-masing mahasiswa
kosma H2 tentang kewarganegaraan mereka,

Kemudian disimpulkan bahwa : Semua mahasiswa


kosma H2 adalah warga negara Indonesia.

Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu


kewarganegaraan masing-masing mahasiswa, kita
selidiki tanpa ada yang ketinggalan.
Ex:
Sensus Penduduk
2. Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagaian
fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki.
Contoh:
Sebagian bangsa Indonesia adalah manusia yang
suka bergotong-royong,

Kemudian kita simpulkan bahwa bangsa


Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-
royong.
B. Analogi
Cara penarikan penalaran secara membandingkan dua
hal yang mempunyai sifat yang sama.

Ex.
Nina adalah lulusan akademi A.
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademik A.
Jadi kesimpulannya, ali dapat menjalankan tugas dengan baik.

Sarno anak pak sastro adalah anak yg rajin dan jujur


Sarni anak pak sastro adalah anak yang rajin dan jujur
Sardi anak pak sastro adalah anak yang rajin dan jujur
Sarto adalah anak pak sastro
Jadi kesimpulannya: Sarto anak pak sastro adalah anak yg rajin
dan jujur
1. Bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih.
2. Bayi dibentuk kepribadiaannya sesuai dengan didikannya
seperti kertas putih.
3. Bayi yang dididik dengan baik maka akan sepertin kertas
putih seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan
bermanfaat bagi siapa pun
Jadi kesimpulan: Membentuk kepribadian baik seseorang anak
ibarat kertas putih dengan hal-hal yang
bermanfaat
Jenis-jenis Analogi:

1. Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan
persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik
kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi
juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu
metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan
yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan.

Contoh analogi induktif :


Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih
setiap hari.
Tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap
hari.
Nindy terpaksa di cutikan dari Universitas
Gunadarma karena terlambat mengisi KRS.

Tria juga akan di cutikan dari Universitas


Gunadarma jika dia terlambat mengisi KRS.
Contoh dalam kalimat analogi antara roda dan kehidupan

Tina adalah seorang tamatan fakultas ekonomi oxford university, ia


telah memberikan prestasi yang luar biasa pada perusahaan tempat ia
bekerja dengan cara mengajukan usulan mengenai pemecahan
kesulitan yang di hadapi perusahaannya. Pada waktu penerimaan
pegawai baru, direktur perusahaan langsung menerima Rina karena
Rina tamatan yang sama dengan Tina, maka pasti ia akan memiliki
kecerdasan dan kualitas yang lebih atau sekurang-kurangnya sama
dengan Tina.
2. Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar,
dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat
bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat
diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita
ketahui atau kita percayai.

contoh analogi deklaratif :


Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan
sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya.
Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar
diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
CONTOH:

Metode pengajaran yang diberikan oleh dosen kepada


mahasiswanya haruslah memiliki waktu yang efektif.
Pemberian materi kepada mahasiswa sebaiknya sesuai
dengan kapasitas mahasiswa sejauh mana mahasiswa
dapat menampung materi yang diberikan. Sama halnya
dengan ember yang terus menerus diisi air, pada
akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus diisi
dengan air.
Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana
rumah itu dibangun oleh batu-batu. Tetapi tidak semua
kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak semua
tumpukan batu adalah rumah.
Kesimpulan: Otak itu menciptakan pikiran sebagaimana buah
ginjal mengeluarkan air seni.

Dari contoh ini, menjelaskan struktur ilmu yang masih asing


bagi pendengar dengan struktur rumah yang sudah begitu
dikenal. Begitu pula penjelasan tentang hubungan antara
pikiran dan otak yang masih samar dijelaskan dengan
hubungan antara buah ginjal dengan air seni.
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan
kesamaan.
2. Analogi digunakan untuk menyingkapkan
kekeliruan.
3. Analogi digunakan untuk menyusun
klasifikasi.
3. Hubungan kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala gejala yang saling
berhubungan.

Macam-macam bentuk hubungan kausal


A. Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B

Contoh:
Penebangan liar dihutan akan menyebabkan longsor
Contoh dalam kalimat 1.
Banyak sekali kasus penebangan hutan liar yang terjadi 10 tahun
belakangan. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai aturan
untuk menghukum para penebang liar. Namun faktanya
penebangan liar terus terjadi sehingga merugikan banyak pihak.
Akibat dari penebangan liar tanah tidak mampu menyerap air
dengan baik dan juga tanah tidak adalagi yang mengikat.
Olehkarena itu tiap datang musim hutan selalu terjadi bencana
banjir dan juga tanah longsor.
Ex 2:
Budi adalah anak yang baik. Ia suka membantu orang tua
kapanpun. Kebiasaan menabung, belajar, dan suka menolong
sudah ia lakukan sejak masih kecil. Sekarang di sudah
tumbuh menjadi seorang pemuda yang siap menjalani hidup.
Akibat kebiasaan lamanya ia sudah siap menghadapi berbagai
masalah yang datang silih berganti.
Ex : Pengangguran.....

Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus


diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan
dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars
berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan.
Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam waktu
dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup.
Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau
rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya
pengangguran diibukota.
B. Akibat-Sebab : Pergi kedokter
Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang
pergi kedokter. Kedokter merupakan (akibat) dan sakit
merupakan (sebab), jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi,
dalam penalaran jenis akibat sebab ini, peristiwa sebab
merupakan kesimpulan
Ex: tindak kriminal
Dewasa ini marak terjadi tindak kriminal diperkotaan
seperti tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah
dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga BBM
sehingga mengalami kesulitan ekonomi

Ex: akibat krisis moneter


Coba anda bikin kalimatnya ????
C. Akibat-Akibat
akibat akibat adalah suatu penalaran yang enyiratkan
penyebab. Peristiwa akibat langsung disimpulkan pada suatu
akibat yang laen.

Ex:
Ketika pulang dari pasar, ibu saya melihat tanah dihalamannya
becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran
dibelakang rumahnya pasti basah.

Ex: Kecelakaan – lalu lintas


 Teori adalah suatu pemikiran, penelaahan,
bisa juga penelitian yang telah diakui
kebenarannya secara ilmiah dan dapat
dipercaya untuk menerangkan fenomena
yang ada.

72
1. Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu
yang diteliti
Mis: jika penelitian yang dikaji adalah motivasi,
maka untuk mengetahui dan menjelaskan
tentang
motivasi tersebut dapat dilihat melalui teori

2. Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti


dengan hal lainnya.
Mis: menjelaskan hubungan motivasi dengan
prestasi kerja

73
1. Buku teks (text book)
2. Jurnal (terbitan hasil penelitian ilmiah)
3. Proseding (kumpulan makalah seminar
ilmiah)
4. Dll

74
 Hipotesis adalah dugaan/jawaban sementara
terhadap permasalahan penelitian yang telah
dirumuskan
 Hipotesis terlahir dari teori atau pengalaman
empiris. Jika teori menyatakan bahwa A
berpengaruh terhadap B, maka hipotesisnya
adalah A berpengaruh terhadap B.

75
3. Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian.
Mis: Teori menyatakan bahwa motivasi
berpengaruh terhadap prestasi kerja. Maka
hipotesisnya adalah ”ada pengaruh motivasi
terhadap prestasi kerja”, bunyi hipotesis ini sama
seperti apa yang dinyatakan teori tersebut
4. Acuan untuk membahas hasil penelitian
Mis: dari hasil penelitian yang telah dilakukan (bab
IV skripsi) diperoleh hasil bahwa ada pengaruh
motivasi terhadap kinerja, maka untuk membahas
hasil penelitian ini, kita bisa mengkaitkannya
dengan teori (bab II skripsi)

76

Anda mungkin juga menyukai