Anda di halaman 1dari 17

SILOGISME

OLEH:
ESTRI KUSUMAWATI
Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan
non ilmiah
Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat
dibedakan sebagai penalaran deduktif dan induktif.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau
lebih pernyataan yang lebih umum.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan khusus dan
menghasilkan simpulan yang umum.
Penalaran Deduktif
Menarik simpulansecara langsung
Misalya 1:
Misalnya 2:
Semua S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah P.
Sebagian P adalah S (simpulan)
(Premis)
Semua S adalah tidak P. (Simpulan)
Contoh : Contoh:
Semua ikan berdarah dingin. (Premis) Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat.
(premis)
Sebagian yang berdarah dingin adalah
ikan. (simpulan) Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.
(Simpulan)
Misalnya 3: Misalnya 4:
Semua S adalah P. (Premis) Tidak satu punS adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah tidak-P. Semua S adalah tidak P. (Simpulan)
(Simpulan)
Contoh : Contoh :
 Semua rudal adalah senjata Tidak seekor pun harimau adalah singa.
berbahaya. (Premis) (Premis)
 Tidak satu pun rudal adalah senjata Semua harimau adalah bukan singa.
tidak berbahaya. (Simpulan) (Simpulan)
Penalaran Deduktif
Menarik simpulan secara langsung

Misalnya 5 ;
Semua S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah tidak P.
(Simpulan)
Silogisme
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal.
Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.
Silogisme adalah bentuk penalaran dengan cara menghubung-
hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik
simpulannya
Aturan Silogisme
1. Silogisme terdiri dari tiga proposisi : premis mayor, premis minor dan
kesimpulan
2. Dalam ketiga proposisi terdapat 3 term : term mayor yang merupakan
predikat dari konklusi, term minor yang merupakan subjek dari konklusi,
term tengah yang menghubungkan premis mayor dan minor
3. Setiap term dalam kesimpulan harus tersebar dan disebut dalam
premisnya.
4. Bila salah satu premis bersifat universal dan yang lain bersifat partikular,
maka konklusinya bersifat partikular
5. Dari dua jenis premis universal, konklusi harus bersifat universal
6. Jika silogisme mengandung premis positif dan sebuah premis negatif, maka
konklusinya negatif
7. Dari sebuah premis negatif tidak dapat ditarik kesimpulan
8. Dari dua premis yang bersifat partikular, tidak dapat ditarik kesimpulan yang sahih.
Silogisme Kategorial
Silogisme sederhana adalah salah satu premis merupakan anggota premis yang lain.
Rumus:
PU : semua A=B
PK : C=A
S : C=B
Contoh Silogisme Kategorikal
Unsur Silogisme
A. Premis umum(=premis mayor): menyatakan bahwa semua anggota golongan
tertentu
(A) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
B. Premis khusus (= premis minor): menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang
(=C) adalah anggota golongan tertentu itu(=A).
C. Simpulan : menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C ) memiliki sifat
atau hal yang tersebut pada B (=B)..
Contoh :
PU : Semua profesor pandai.
PK : Pak Habibie adalah profesor.
S : Pak Habibie pandai.
Pernyataan di atas dapat dianalisis sebagai berikut
PU : Semua profesor (A) pandai (B).
PK : Pak Habibie (C) adalah profesor (A).
S : Pak Habibie (C) pandai (B).
Entimem
Entimem adalah silogisme yang diperpendek.
Rumus Entimem
PU : Semua A = B : Pegawai yang baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datangterlambat
Entimem : Nyoman tidak pernah datang terlambat karena ia pegawai yang
baik
Silogisme Hipotesis
PU : Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke rumahmu
PK : Hari ini hujan
S : Saya tidak datang ke rumahmu
Silogisme alternatif
PU : Kegagalan panen daerah itu selalu disebabkan oleh banjir atau serangan hama
PK : Tahun ini kegagalan panen daerah itu tidak disebabkan oleh banjir
S : Kegagalan panen daerah ini disebabkan oleh serangan hama

Anda mungkin juga menyukai