Anda di halaman 1dari 25

PENALARAN DEDUKTIF

SMA PERTEMUAN KE-13 MATERI 2


Penalaran deduktif adalah proses penalaran

Penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau


sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas
fakta-fakta yang bersifat umum. Proses

deduktif penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan


deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni
dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada
hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih
rendah proses pembentukan kesimpulan
deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil
atau hukum menuju kepada hal-hal yang
kongkrit
Macam-macam
Penalaran Deduktif

1. SILOGISME
2. ENTIMEN
SILOGISME

Silogisme merupakan suatu proses berfikir dimana bertolak dari satu atau lebih
(premis), yaitu pernyataan – pernyataan yang mendahului agar dapat ditarik suatu
kesimpulan berdasarkan prinsip – prinsip logis perlawanan ataupun pendasaran
yang mencukupi.

Didalam silogisme terdapat dua kategori premis dan satu kesimpulan. Kedua
premis itu ialah premis umum (premis mayor) dan premis khusus (premis
minor).
RUMUS Premis Umum ( =PU ) menyatakan jika seluruh anggota
golongan tertentu (= semua A) mempunyai sifat ataupun hal
SILOGSIME tertentu ( =B ). Premis Khusus ( =PK ) menyatakan jika
sesuatu ataupun seseorang ( =C ) merupakan suatu anggota
golongan tertentu itu ( =A ).

Sedangkan simpulan ( =S ) menyatakan jika sesuatu atau


seseorang itu ( =C ) mempunyai sifat ataupun hal tersebut
pada B ( =B ). Berdasarkan penjelasan diatas dapat
dirumuskan sebagai berikut :

PU : A = B
Rumus Silogisme

Jika ditulis dengan menggunakan rumus maka


silogisme memiliki rumus sebagai berikut:

PU terdiri dari A = B

PK terdiri dari C = A

K terdiri dari C = B
PK : C = A

S:C=B

Misal :

PU : Semua pemilik mobil wajib membayar


pajak.

PK S : Pak Wan wajib membayar pajak.

S : Pak Wan memiliki sebuah mobil.


Jenis Silogisme

Silogisme Negatif

Silogisme Salah
Silogisme
Negatif Silogisme Negatif ditandai dengan adanya kata “bukan
ataupun tidak” pada premis dan begitu juga simpulan. Jika
satu premis pada silogisme bersifat negatif, maka
simpulannya pun bersifat negatif juga.

Contoh :

PU : Semua penderita penyakit lambung tidak boleh


memakan makanan yang pedas.

PK : Ridho mengidap penyakit lambung.

S : Ridho tidak boleh memakan makanan yang pedas.


Silogisme Salah
Dalam suatu argumentasi harus berhati-hati menggunakan penalaran
silogisme. Jika tidak berhati-hati dapat timbul masalah ketika menarik
simpulan.

Jika merumuskan premis harus dengan cermat sebab kesalahan


sering terjadi pada penyusunan premis. Untuk menghindari kesalahan
perlu diperhatikan peringatan dibawah ini :

1. Jika terdapat dua premis khusus, maka tidak bisa ditarik


simpulan yang dipercaya

PK : A = B : Pina diterima sebagai mahasiswa UINLA.


PK : A = D : Pina remaja yang taat beribadah (bukan C)
S : D = B(?) : Remaja yang taat beribadah diterima
sebagai mahasiswa UINLA ?

Dari contoh tersebut di atas tidak terdapat PU.


1. Jika terdapat dua premis khusus, maka tidak bisa
ditarik simpulan yang dipercaya

PK : A = B : Pina diterima sebagai mahasiswa


UINLA.
PK : A = D : Pina remaja yang taat beribadah
(bukan C)
S : D = B(?) : Remaja yang taat beribadah
diterima sebagai mahasiswa UINLA ?

Dari contoh tersebut di atas tidak terdapat PU.


2. Dalam PK, A tidak menjadi predikat. C
tidak dihubungkan dengan A, tetapi dengan
B. Jadi, baik PU maupun PK dihubungkan
dengan B. B menjadi predikat. Dari silogisme
demikian, tidak bisa ditarik simpulan
dipercaya. Contoh :

PU : Semua A = B : Semua siswa jurusan


administrasi perkantoran ialah wanita.
PK : C = B : Annisa seorang wanita.
K : C = A (?) Annisa seorang siswa
jurusan administrasi perkantoran ?
3. Jika terdapat dua premis yang negatif, maka
tidak dapat ditarik simpulan dipercaya.

PU : semua A ǂ B : Semua katak tidak menyusui


anaknya.

PK : C ǂ A : Kura – kura bukan katak.

K : C = B (?) : Jadi kura – kura menyusui


anaknya?
1. Jika PU tidak menyebutkan seluruh
anggota golongan, tetapi hanya beberapa
anggota golongan itu saja, tidak dapat
ditarik simpulan.

PU : tidak semua A = B : Tidak semua


orang di Kota Bali penganut agama Hindu.
PK : C = A : Putu orang Bali.
K : C = B (?) : Putu Penganut agama
Hindu?
Contoh Untuk lebih memahaminya berikut beberapa contoh – contoh,
semoga dapat lebih mudah paham.
Kalimat
Silogisme
PU : Semua anak kelas XII suka pelajaran Akuntansi

PK : Pina anak kelas XII

K : Pina suka pelajaran Akuntansi


PU : Semua iklan ditampilkan di TV

PK : Marjan adalah sebuah iklan

K : Iklan Marjan ditampilkan di TV


PU : Semua anak – anak suka makan buah

PK : Nisa adalah anak-anak

K : Nisa suka makan buah


Soal Silogisme

Dibawah ini terdapat


beberapa soal yang mungkin
dapat mengasah anda lebih
memahaminya
1. Buatlah kesimpulan dari premis berikut

PU : Semua anak kecil suka lolipop


PK : Sifa adalah anak kecil
K :
2. Buatlah Premis Umum dari kalimat
silogisme berikut

PU :

PK : Dodi adalah murid kelas X

K : Dodi suka bermain bola


3. Buatlah Premis Khusus dari kalimat silogisme
berikut

PU : Semua anak kecil senang bermain

PK :

K : Mereka semua senang bermain


Entimem adalah silogisme singkat atau
tidak memiliki premis umum karena premis
umum dianggap sudah dikenal luas.
Karenanya, entemem hanya berisi premis
dan kesimpulan tertentu. Rumus entime
adalah C = B karena C = A.
Pengertian
Dalam silogisme ada dua kategori premis
dan kesimpulan. Dua kamar tersebut
adalah persyaratan umum (premis besar)
dan persyaratan khusus (premis kecil).
Contoh
Entimen 1) Persyaratan umum: Semua komputer yang terkena virus
tidak dapat memprogram.

Persyaratan khusus: Andis Computer memiliki virus.

Kesimpulan: Komputer Andi tidak dapat memprogram.

Entimem: Komputer Andi tidak dapat memprogram karena ia


memiliki virus.
Persyaratan umum: Setiap aparatur sipil negara
dilarang menerima suap dan tip.

Persyaratan khusus: Sinta adalah aparatur sipil


negara.

Kesimpulan: Sinta dilarang menerima suap dan tip.

Entimem: Sinta dilarang menerima suap dan tip


karena ia adalah aparat sipil negara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai