Anda di halaman 1dari 11

DEDUKSI

(Makalah)

Disusun sebagai tugas mata kuliah Logika Bahasa


Dosen Pengampu: Rr. Dwiastuti, M. Pd.

Disusun oleh Kelompok 5 :


1. Fuji Setyakurnias Tuti (15040009)
2. Windi Astuti (15040024)
3. Dewi Amelia Lestari (15040033)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan kasih sayang baik berupa kenikmatan maupun kesehatan kepada kami, serta petunjuk
dan kemudahan sehingga kami dapat menyusun tugas makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat
menambah pengetahuan kita tentang Deduksi. Kami menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca dan
kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat fiddunya wal akhiroh.

Pringsewu,…........................2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujun Penulisan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Deduksi..................................................................................................2
B. Macam-macam Deduksi..........................................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah
hukum, yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan
penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah dapat menggunakan Penalaran Deduktif . Penalaran
deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk
memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala
tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks
penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu
gejala. Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah tersebut dapat digunakan
dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah
dan taat pada hukum-hukum logika.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumusan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah Pengertian Deduksi?
2. Apa sajakah macam-macam Deduksi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah, agar mahasiswa dapat mengetahui
tentang Deduksi. Serta mahasiswa dapat mengambil manfaat dari penulisan makalah ini
yang salah satunya dapat dijadikan sebagai pedoman.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Deduksi
Penalaran Deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum,
yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori,
hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Penalaran Deduktif bisa
disebut juga sebagai proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap
yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut
Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yaitu dimulai dari hal-hal
umum, mengarah kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah.

B. Macam-macam Deduksi
1. Silogisme

Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua
proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi
yang merupakan proposisi ketiga. Silogisme terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan.
Kedua premis tersebut adalah premis umum (PU) dan premis khusus (PK).
Premis umum : Berupa pernyataan yang menyatakan sebuah kelompok atau kumpulan
tertentu yang memiliki ciri atau sifat tertentu.
Premis khusus : Berupa pernyataan yang menyatakan salah satu anggota dari suatu
kelompok tersebut.
Kesimpulan : Kesimpulan yang menyatakan bahwa salah satu anggota kelompok memiliki
ciri atau sifat pada kelompok tersebut.
Maka rumusnya adalah sebagai berikut:
PU : A = B
PK : C = A
K:C=B

2
Contoh 1:
a. Barang siapa melanggar peraturan X harus dihukum.
b. Ia melanggar peraturan X.
c. la harus dihukum.
Contoh 2:
a. Semua Professor sangat pandai
b. Aria adalah seorang Professor
c. Maka Aria sangat pandai.
Contoh 3:
a. Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya.
b. Sapi adalah hewan mamalia.
c. Maka Sapi berkembang biak dengan cara melahirkan.
Bentuk seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis mayor) dan kalimat
kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan (kalimat
ketiga).
Macam-macam Silogisme:
1). Silogisme Kategorial
Silogisme Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorial.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor
(premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh 1:
a. Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
b. Akasia adalah Tanaman (premis minor)
c. Akasia membutuhkan air (konklusi)
Contoh 2:
a. Semua atlet harus giat berlatih.
b. Michel adalah seorang atlet.
c. Michel harus giat berlatih.
Kaedah- kaedah dalam silogisme kategorial adalah :

3
a. Silogisme harus terdiri atas tiga term, yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
b. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu, premis mayor, premis minor, dan
kesimpulan.
c. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
d. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
e. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
f. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
g. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
h. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

2). Silogisme Hipotesis


Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif
yang mengandung hipotesis. Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat
hipotetis. Rumus proposisi mayor dari silogisme:
Jika P, maka Q
Contoh:
Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor: Hujan tidak turun
Konklusi: Sebab itu panen akan gagal.
Atau
Premis Mayor: Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor: Hujan turun
Konklusi: Sebab itu panen tidak gagal.
Pada contoh premis mayor mengandung dua pernyataan kategorial, yaitu hujan tidak turun
dan panen akan gagal. Bagian pertama disebut antiseden, sedangkan bagian kedua disebut
akibat.
Terdapat asumsi: kebenaran antiseden akan mempengaruhi kebenaran akibat.
Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetis :
a. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagian antiseden, seperti:
a) Jika hujan, saya naik becak.
b) Sekarang hujan.

4
c) Jadi, saya naik becak.
b. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti:
a) Bila hujan, bumi akan basah.
b) Sekarang bumi telah basah.
c) Jadi, hujan telah turun.
c. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari antiseden seperti:
a) Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
b) Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa,
c) Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
d. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti:
a) Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
b) Pihak penguasa tidak gelisah.
c) Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

3). Silogisme Alternatif


Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan
menolak alternatif yang lain.
Contoh 1:
PU: Dia adalah seorang Kiyai atau Proffesor.
PK: Dia seorang Kiyai
K: Jadi, dia bukan seorang Profesor.
PU: Dia adalah seorang Kiyai atau Proffesor.
PK: Dia bukan seorang Kiyai.
K: Jadi, dia seorang Proffesor.
Contoh 2:
PU : Budi bersekolah di SMA atau SMP.
PK : Budi bersekolah di SMA.
K : Budi tidak bersekolah di SMP.

5
2. Entimen
Entimen merupakan silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi
tersebut dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain. Entimen pada dasarnya
adalah silogisme.
Contoh :
Premis mayor (MY): Manusia mahluk rasional
Premis minor (MN): Kucing bukan manusia
Kesimpulan (K): Kucing tidak rasional

Premis mayor (MY): Setiap manusia pernah lupa


Premis minor (MN): Mahasiswa adalah manusia
Kesimpulan (K): Mahasiswa pernah lupa

Contoh :
Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa
Lisa ingin sukses
Lisa harus belajar dan berdoa
Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Deduksi adalah Suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini,
dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Dan
Deduksi ada 2 macam yaitu Silogisme dan Entimen. Silogisme adalah Suatu bentuk proses
penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk
menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga. Sedangkan
Entimen adalah Silogisme yang salah satu proposisinya dihilangkan tetapi proposisi tersebut
dianggap ada dalam pikiran dan dianggap oleh orang lain. Entimen pada dasarnya adalah
silogisme.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kelompok kami masih memiliki banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan saran atau kritik yang membangun guna
untuk membuat makalah yang lebih baik kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kelasindonesia.com/2015/05/contoh-paragraf-silogisme-dan-entimen-beserta-
definisinya.html?m=1

http://andhitaririe.blogspot.co.id/2013/03/makalah-penalaran-deduktif.html?m=1

http://febry-dancing24.blogspot.co.id/2016/03/makalah-penalaran-deduktif.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai