Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dimas Aji Cucu Darma

NIM : 043410358

Mata Kuliah : LOGIKA

“PREPOSISI KATEGORIS”

 Arti preposisi kategoris


Proposisi Kategoris adalah suatu pernyataan yang terdiri atas hubungan 2 term sebagai
subjek dan predikat serta dapat dinilai benar atau salah.
Di dalam proposisi ini, Predikat (P) menerangkan Subjek (S) tanpa syarat.
- Proposisi Kategoris terbagi dalam 2 bagian: kuantitas dan kualitas.
 Kuantitas berisikan 2 hal: universal (P menerangkan semua S,
Contoh : semua atlet voli berau tinggi) dan partikular (P menerangkan sebagian S,
contoh: sebagian atlet voli Berau itu orang Jawa).
 Kualitas berisikan 2 hal: afirmatif (P dipersatukan dgn S melalui kata penghubung
yang bersifat mengakui,
Contoh: Ikan adalah binatang) dan negatif (P dan S dihibungkan dengan kata
penghubung yang bersifat menyangkal,
Contoh : Istri Herman bukan Ega).
 Unsur-unsur dalam preposisi kategoris
- Term sebagai SUBJEK: hal yang diterangkan dalam pernyataan, yang sering
disimbolkan dengan ‘S’
- Term sebagai PREDIKAT: hal yang menerangkan dalam pernyataan, yang sering
disimbolkan dengan ‘P’
- KOPULA, hal yang mengungkapkan adanya hubungan antara subjek dan predikat,
dapat meng-iyakan atau meng-ingkari, yang menunjukkan kualitas pernyataan.
- PEMBILANG, yang menunjukkan kuantitas.
- Dalam proposisi kategoris, kuantitas dan kualitas kemudian digabungkan. Hasil
penggabungan itu menghasilkan 4 proposisi kategoris, yaitu: A, E, I dan O.

 Beberapa Jenis Penalaran Langsung


 KONVERSI
 Konversi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan
subjek dan predikat tanpa mengubah makna.
Contoh Konversi:
1. Semua manusia adalah berakal budi, jadi: semua yang berakal budi adalah
manusia
2. Semua anggota DPR adalah anggota MPR, jadi: sebagian anggota MPR adalah
anggota DPR.
3. Semua manusia bukan kera, jadi: semua kera bukanlah manusia
4. Semua sarjana hukum adalah politikus, jadi: sebagian politikus adalah sarjana
hukum
5. Sebagian rakyat Indonesia adalah suku Nias, jadi: semua suku Nias adalah
rakyat Indonesia
 INVERSI
Inversi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menegasikan (mengingkari)
subjek dan predikat pada proposisi.
Contoh :
1. Semua rakyat Indonesia diharuskan berpancasila, jadi: semua yang bukan rakyat
Indonesia tidak diharuskan berpancasila
2. Semua manusia adalah makhluk hidup, jadi: sebagian yang bukan manusia
adalah makhluk hidup; atau sebagian yang bukan manusia adalah bukan
makhluk hidup.
3. Sebagian makhluk adalah manusia, jadi: semua yang bukan makhluk adalah
bukan manusia.
 Beberapa Jenis Penalaran Langsung
 KONTRAPOSISI
- Kontraposisi adalah penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan
subjek dan predikat serta menegasikannya.
Contoh kontraposisi :
1. Semua sudut siku-siku adalah 90 derajat, jadi: semua yang bukan 90 derajat
adalah bukan siku-siku
2. Semua mahasiswa semester 2 STPDM adalah manusia, jadi: semua yang
bukan manusia adalah pasti bukan mahasiswa semester 2 STPDM
3. Semua mahasiswa tingkat 1 adalah bukan kera, jadi: sebagian yang bukan kera
adalah adalah mahasiswa tingkat 1 atau sebagian yang bukan kera adalah
bukan mahasiswa tingkat 1.
 OPOSISI
- Oposisi, penyimpulan secara langsung dengan membandingkan antara
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dalam term yang sama, tetapi
bisa berbeda kuantitas ataupun kualitasnya untuk menentukan keabsahan
sebuah proposisi (dapat berbentuk kontradiksi, kontraris, subkontraris,
subalternasi dengan hukumnya masing-masing).
Contoh Oposisi : Semua mahasiswa masuk kelas, maka: sebagian mahasiswa
tidak masuk kelas (kontradiksi)
 Beberapa penalaran tidak langsung
1. Penalaran Induktif
Adalah proses menarik kesimpulan yang berupa prinsip atau sikap yang berlaku
umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.
Dalam penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran :
a. Generalisasi
Adalah proses penalaran yang tidak sesuai dengan peristiwa individual dalam
menuju kesimpulan umumnya.
Contoh :
- Bunga mawar terlihat cantik, dan baunya harum.
- Bunga melati bunga yang cantik dan baunya harum.
Generalisasi : Semua bunga cantik berbau harum
Pernyataan “Semua bunga cantik berbau harum” hanya memiliki tingkat kebenaran
yang masih mungkin, karena kebenarannya pun juga belum diselidiki. Contoh
kesalahan : Bunga bangkai juga cantik, namun baunya tidak harum.
b. Analogi
Adalah cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran dengan membandingkan
dua hal yang mempunyai sifat sama. Analogi memiliki empat fungsi, yakni :
1) Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat
2) Meramalkan kesamaan
3) Menyingkapkan kekeliruan
4) Mengklasifikasi
Contoh : Jangan kita seperti katak dalam tempurung, yang kita merasa hebat dalam
wilayah kita sendiri, namun sebenarnya kita belumlah apa-apa karena masih banyak
yang belum kita ketahui di luar sana.
c.Hubungan Kausal
Adalah penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Penalaran hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam lagi :
1) Sebab – akibat : Andi tidak hati-hati dalam mengendarai sepeda motor, sehingga
menjadikan ia mengalami kecelakaan.
2) Akibat – sebab : Perut Ani sakit karena tadi pagi ia tidak sarapan.
3) Akibat – akibat : Pak guru yang mengajar sejarah tidak berangkat ke sekolah,
sehingga nanti pelajaran sejarah akan kosong.
2. Penalaran Deduktif
Adalah suatu penalaran yang bermula dari peristiwa umum, yang telah diketahui
dan diyakini kebenarannya, dan menghasilkan kesimpulan baru yang bersifat lebih
khusus. Bentuk sederhana dari penalaran adalah silogisme, yaitu proses penalaran
dimana dari dua pernyataan ditarik dalam satu pernyataa baru yang disebut
konklusi.
Contoh :
Premis 1 : Jika matahari terik, maka jemuran akan kering
Premis 2 : Sekarang jemuran kering
Konklusi : maka matahari terik

Anda mungkin juga menyukai