Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH ISLAM ASIA

TENGGARA
NAMA KELOMPOK :
WAN DENADA DAMAWANGSA
MUZAKI RISNANDA

Sejarah Masuknya Islam Di Thailand


Thailand biasa disebut juga Muangthai, atau Muangthai Risabdah, atau Siam, atau
negeri gajah putih, terletak di sebelah utara Malaysia, dan sering dilukiskan sebagai
bunga yang mekar diatas sebuah tangkai. Thailand merupakan satu-satunya negeri di
Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh kekuasaan barat atau Negara lain, karena
dua hal yaitukarena Thailand memiliki system suksesi yang mantap pada abad ke-19
dan yang kedua Thailand mampu mengeksploistasi persaingan dan ketegangan antara
indocina Perancis dan kerajaan Inggris. Di Thailand, negeri yang mayoritasnya
beragama Budha, terdapat lebih dari 10% penduduk muslim dari seluruh populasi
penduduk Thailand yang berjumlah kurang lebih 67 juta orang.

A. SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI


THAILAND
Selanjutnya

Diperkirakan para penyebar Agama Islam yang paling banyak datang ke Nusantara
diperkirakan sekitar tahun 1400M atau secara berturut datang setelah itu hingga
abad ke-15 dan ke-16. Dan diduga bahwa penyebar-penyebar tersebut adalah
keturunan bani Abbasyiah. Adapun pendapat lain mengatakan bahwa Islam
diperkirakan datang ke negara Thailand sekitar pada abad ke-10 atau 11 melalui
jalur perdagangan. Yang mana penyebaran Islam ini dilakukan oleh para guru sufi
dan pedagang yang berasal dari wilayah Arab dan pesisir India. Pendapat lain ada
yang mengatakan Islam masum ke Thailand melalui Kerajaan Samudra Pasai di Aceh.
Salah satu bukti yang menguatkan pendapat ini adalah ditemukannya sebuah batu
nisan yang bertuliskan Arab di dekat Kampung Teluk Cik Munah, Pekan Pahang yang
bertepatan pada tahun 1028 M. Dahulu, ketika Kerajaan Samudera Pasai ditaklukkan
oleh kerajaan Siam (Thailand), banyak orang-orang Islam yang ditawan, yang mana
ketika itu Raja Zainal Abidin lah salah satu tawanan kerajaan Siam yang kemudian di
bawa ke Thailand. Para tawanan itu akan dibebaskan apabila telah membayar uang
tebusan. Kemudian para tawanan yang telah bebas itu ada yang kembali ke
Indonesia dan ada pula yang menetap di Thailand dan menyebarkan agama Islam di
wilayah Thailand Selatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
B. PERKEMBANGAN ISLAM DI THAILAND

Dilihat dari sejarah, berkembangnya islam di thailand sudah sejak abad ke-12 M
yang berakhir dari kesultanan Pattani. Masyarakat melayu muslim Pattani hingga
sekarang tinggal di Thailand bagian selatan, yaitu Pattani, Yalla, Narathiwat, dan
Satun. Sebagian muslim lain juga mendiami Provinsi Songkla.Seluruh provinsi yang
mayoritas muslim ini dulunya adalah termasuk wilayah kesultanan Pattani pada abad
ke-17 dan 18. Kesultanan Pattani ini banyak melahirkan ulama besar, salah satunya
adalah Daud bin Abdullah al Fattani (1874M). Namun akhirnya Pattani Raya dipaksa
Mengintegrasi diri dengan pemerintah thai pada masa Raja Chulalongkorn (Rama v)
tahun 1902.
Selanjutnya

Perkembangan Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa pekerja muslim dari
Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka
membantu kerajaan Thailand membangun beberapa kanal dan system perairan di Krung
Theyp Mahanakhon (sekarang dikenal sebagai Propinsi Bangkok). Beberapa keluarga
muslim bahkan mampu menggalang dana dan mendirikan masjid sebagai sarana ibadah,
sebuah masjid yang didirikan pada tahun 1949 oleh warga Indonesia dan komunitas muslim
asli Thailand.
a. Kelompok tertua adalah Barisan Nasional Pembebas
Patani (BNPP) yang didirikan oleh seorang aristrokat
Melayu.

b. Barisan Revolusi Nasional (BRN)

c. Kelompok yang paling sedikit dikenal adalah Desember Hitam


1902

d. Kelompok yang paling terkenal adalah Patani United Liberation


Organization (PULO)

C. LEMBAGA-LEMBAGA ISLAM DI THAILAND


D. PENDIDIKAN DI
THAILAND

Pendidikan yang digalakkan oleh pemerintah Kerajaan Thailand tergolong bersifat


deskriminatif terhadap Islam. Pada saat-saat tertentu anak-anak sekolah pun harus
menyanyikan lagu-lagu bernafaskan Budha dan kepada guru harus menyembah
dengan sembah Budha. Kementrian pendidikan memutar balik sejarah, dikatakannya
bahwa orang Islam itulah yang jahat ingin menentang pemerintahan shah di Siam dan
menjatuhkan raja. Dampak yang menonjol dari perkembangan yang berorientasi ke
dalam hal ini. Misalnya, pada tahun 1966, sekitar 60% anak-anak di Pattani tidak dapat
berbicara bahasa nasional. Hal itu berkaitan dengan banyaknya orang tua Muslim yang
lebih senang mengirimkan anak-anaknya ke sekolah agama.
E. KONDISI PEMERINTAHAN DI THAILAND

Pada perkembangan Muslim Pattani antara 2004 hingga Mei 2007.


Periode ini sangat urgen. Sehingga di penghujung tahun 2008, Thailand
ingin memiliki Perdana Menteri baru yang diharapkan dapat membawa
angin perubahan. Dengan rezim barunya harus berjuang keras mencari
alternative dalam menangani masalah konflik Thailand Selatan.
Keterpaksaan dalam menggunakan bahasa melayu dari melaysia
dirasakan masyarakat Melayu Muslim di Thailand Selatan selama
puluhan tahun. Oleh karena penggunaan bahasa Thai diwajibkan oleh
pemerintah, baik itu di kantor kerajaan, pemerintah, sekolah dan
media. Dan ternyata strategi pemerintah Thailand memang
membuahkan hasil. Dalam waktu sekitar 50 tahun, banyak generasi
muda Melayu Muslim lebih suka berbahasa Thai dibandingkan bahasa
Melayu, baik di sekolah maupun dalam pergaulan sehari-hari. Tetapi
mereka ’dipaksa’ keluarga untuk berbicara dalam bahasa Melayu ketika
mereka berkumpul dilingkungan keluarga.
F. KEHIDUPAN BERAGAMA DI THAILAND
Ummat Islam di Thailand tidak seberuntung seperti Ummat Islam di Malaysia yang
mana hampir semua sarana da’wah seperti masjid-masjid disediakan oleh pemerintah
Malaysia. Demikian pula dengan Imam, Khotib, Bilal, dan pengurus-pengurus masjid
digaji langsung oleh pemerintah. Sarana media seperti TV maupun radio di Malaysia
diberikan waktu tiap malam untuk da’wah Islam.
Kawasan Thailand bagian selatan yang merupakan basis masyarakat melayu-muslim
adalah daerah konflik agama dan persengketaan wilayah dengan latar belakang ras
dan agama yang berkepanjangan. Muncul aksi-aksi perlawanan dan ditanggap
pemerintah pusat sebagai separatisme, hingga diberlakukan darurat militer di wilayah
tersebut.
G. PROBLEM-PROBLEM
1. Politik, Keamanan dan Sosial MUSLIM DI THAILAND
Dinamika politik, keamanan dan sosial telah
menumbuhkan gerakan di tingkat lokal di
Thailand Selatan, khususnya di tiga provinsi:
Narathiwat, Yala dan Pattani. Diantaranya adalah
Barisan Revolusi Nasional (BRN), Pattani United
Liberation Organisation (PULO), dan Gerakan
Mujahidin Islam Pattani (GMIP).

2. Ekonomi
Berbagai upaya pembaruan dan pemusatan
pemerintahan yang dilakukan Raja Chulalongkorn,
terutama sejak 1890-an, membuat pendatang Siam
dan pedagang Cina semakin menguasai kendali
ekonomi Thailand, termasuk juga Pattani.
Munculnya usaha pertambangan dan perkebunan
karet yand dimodali non-muslim sejak awal abad
ke-20 ternyata tidak banyak mengubah struktur
ekonomi lokal.
Negara bukan Islam yang berjulukan Negara Gajah Putih, tercatat minoritas kaum Muslim yang
berjumlah sekitar 5% atau 1,5 juta jiwa dari penduduk Thailand, Mayoritas Muslim tinggal di
wilayah selatan khususnya Pattani, Yala, dan marathiwat. Mereka kerap terdiskriminasi dalam
segala sektor kehidupan. Pada saat ini mayoritas penduduk Thailand yang beragama Budha
sekitar 80%. Daerah-dareh tersebut awalnya merupakan bagian dari sebuah kerajaan Melayu
Islam Pattani Darusalam.Daerah yang sekarang disebut Thailand selatan pada masa dahulu
berupa kesultanan-kesultanan yang merdeka dan berdaulat, diantara kesultanan yang terbesar
adalah Patani.

H. MUSLIM DI THAILAND SEBAGAI


MINORITAS
Selanjutnya

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antar kerajaan Thai dengan masyarakat melayu-
muslim tampak membaik. Putra mahkota kerajaan sering berkunjung ke propinsi-propinsi yang
berbatasan dengan Malaysia itu. Pembangunan jalan dan gedung-gedung sekolah menandai
adanya perhatian yang serius dari pihak kerajaan. Dan yang tak kalah pentingnya bagi melayu
muslim adalah bahwa sejak tahu 1990-an mereka mulai mendapat kebebasan dalam
menjalankan syari’at islam. Namun keinginan untuk memberlakukan hokum islam diwilayah
mereka itu tetap terus mereka perjuangkan.
I. PROSES ISLAMISASI
1. Melalui perdagangan

2. Melalui perkawinan

3. Melalui tasawuf

4. Melalui Politik

5. Melalui pendidikan

6. Melalui kesenian

7. Pengislaman raja
Masuknya wilayah Pattani ke dalam kekuasaan Siam menyebabkan terjadinya integrasi budaya
dalam sendi sendi kehidupan masyarakat Pattani. Kerajaan Siam berusaha mengintegrasikan
kebudayaan Pattani ke dalam kebudayaan Siam, sesuatu yang menurut masyarakat Pattani
dimaknai sebagai upaya disintegrasi kebudayaan Pattani. Masyarakat Pattani memiliki identitas
yang berbeda dengan mayoritas penduduk Siam.

J. PENGARUH TERHADAP BUDAYA


K. KEISTIMEWAAN ISLAM

Agama islam mempunyai ajaran yang sangat berguna kepada manusia untuk bekalan akhirat dan
di dunia yang fana ini dan jika kita selalu mempraktikan dalam kehidupan seharian kita,INSHA-
ALLAH hidup kita aman dan tenteram sehingga akhirat kelak.Hal ini dikatakan sedemikian kerana
ALLAH telah berfirman dalam surah al-hijr ayat 9 yang bermaksud “Sesungguhnya kamilah yang
menurunkan al-quran dan kamilah yang memelihara dan menjaganya”.
Merujuk hal ini,kita dapat mengetahui bahawa kesucian islam itu selalu berada dibawah
lindungan ALLAH S.W.T maka dengan ini jelaslah bahawa ajaran agama islam sangat istimewa.
Salah satu ajara agama islam adalah akhlak yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
atau pun mengatur hubungan manusia dengan manusia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai