Anda di halaman 1dari 12

KISI – KISI UJIAN KOMPREHENSIF PRODI PGMI TAHUN 2022

A. KETERAMPILAN UMUM

a. Identifikasi problem dalam pembelajaran di MI/SD


a. Guru kurang menguasai materi pembelajaran
Guru yang kurang menguasai materi akan membuat siswa sulit untuk
memahami apa yang telah diajarkan karena pemahaman setiap siswa berbeda-
beda. Bisa-bisa konsep yang diajarkan akan melenceng dari konsep yang
seharusnya.
Solusi : Guru haruslah sering membaca dan mempelajari dengan detail apa yang
akan dia ajarkan kepada siswanya sehingga pada waktu pembelajaran
berlangsung semua tersampaikan dengan baik. Guru mengajak siswa
untuk sama-sama berfikir dan membangun (menkonstruksi)
pengetahuannya juga secara bersama-sama.

b. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam mengajar


Guru hanya menggunakan metode ceramah dan siswa hanya sebagai
pendengar sehingga pelajaran terasa kurang menarik sehingga siswa menjadi
jenuh dan kurang memperhatikan.
Solusi : Guru harus sering melatih diri untuk lebih banyak berkreasi dalam
mengajar, seperti mengikuti seminar-seminar atau workshop yang
dapat menambah pengalaman baru. Sering bertukar pikiran dan
pengalaman sesama guru agar lebih banyak ilmu yang didapat. Guru
harus mampu membuat media-media pembelajaran yang inovatif dan
kreatif sehingga menarik siswa untuk lebih memperhatikan proses
pembelajaran.

c. Kurangnya kesiapan guru dalam mengajar


Guru tidak siap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam
dunia pendidikan. Seperti contohnya saat ini ketika pergantian kurikulum
terjadi, dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum
2013, terjadi kebingungan luar biasa dari guru-guru dalam menjalankan metode
dan model pembelajaran. Dari pembelajaran yang terpisah-pisah antar bidang
studi menjadi pembelajaran terpadu tematik integratif membuat kebingungan
guru dalam mengajar.Sehingga tidak semua guru mampu menerapkan dengan
cepat perubahan tersebut. Hal tersebut membuat pembelajaran kurang maksimal
karena proses ini memerlukan sosialisasi yang tidak sebentar. Guru pun juga
harus siap mengahdapi perubahan terhadap pergantian siswa setiap tahunnya.
Setiap tahun siswa berganti-ganti, tentunya dengan watak dan karakter yang
berbeda pula.
Solusi : Guru harus bersiap diri atas segala kemungkinan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam dunia pendidikan. Pergantian terhadap kurikulum
harus dikaji secara mendalam sehingga tidak membuat guru dan siswa
kebingungan terhadap perubahan.

d. Kurangnya konsentrasi siswa


Konsentrasi siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain :
1) Lingkungan : Faktor lingkungan di sini adalah faktor dari sekelilingnya.
Misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang
bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu lebih menarik
perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti
lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.

2) Psikologi : Faktor psikologis anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi


anak.Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan
sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang berbeda,
misalnya “suasana di sekolah yang berbeda dengan suasana di
rumah.
Jadi, karena faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya
kemampuan bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang berkonsentrasi
di sekolah.

3) Internal : Faktor internal adalah faktor dari dalam diri sendiri. Dapat terjadi
karena adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang
dihasilkan lebih banyak sehingga anak cenderung menjadi
hiperaktif. Jika anak lamban/lambat disebabkan karena hormon
yang dihasilkan oleh neurotransmitter-nya kurang sehingga bisa
mengakibatkan lambannya konsentrasi.

e. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa


Guru yang cenderung kaku dan kurang bersahabat dengan siswanya
akan membuat hubungan terasa ada jarak. Sehingga jika terjadi kebingungan
siswa terkadang malu dan takut untuk bertanya sehingga siswa menjadi pasif.
Solusi : Guru haruslah bersikap hangat terhadap siswanya dan lebih sering
berinteraksi sehingga hubungan terasa lebih nyaman dan tidak
membuat siswa takut bertanya dan memancing keaktifan siswa.
Menjadikan guru benar-benar sebagai orangtua ke dua di sekolah.
Guru harus mampu mengenali berbagai karakter siswanya sehingga
mampu memberikan solusi atas apapun yang dialami oleh siswa.

b. Mengaplikasikan teknologi dalam memecahkan pembelajaran di MI/SD


a. Memanfaatkan Kecanggihan Media Pembelajaran
Kolaborasi antara internet dan jaringan komputer telah membawa
manusia menuju peradaban yang mungkin tak pernah terbayangkan
keberadaannya beribu tahun silam. Hal ini patut kita syukuri karena pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan membuat kita dapat mengetahui bagaimana
rasanya pekerjaan yang dibantu teknologi mutakhir. Semua terasa menjadi lebih
mudah untuk dilakukan dengan kehadiran teknologi.

b. Video Conference untuk Sistem Belajar Jarak Jauh


Video conference merupakan teknologi yang menggabungkan
telekomunikasi audio dan video untuk membawa orang dari tempat yang
berbeda dalam satu waktu untuk bertemu. Sederhananya, video conference
sebagai wadah untuk menghubungkan percakapan di antara dua orang atau lebih
pada sebuah ruangan maya dalam waktu yang sama walau dari lokasi yang
berbeda. Tak hanya menyampaikan audio dan video, teknologi ini juga dapat
digunakan secara bersamaan untuk pertukaran dokumen dan mengetik pesan.
Bahkan beberapa platform video conference dapat memperlihatkan layar
komputer informan kepada si penerima pesan.
c. Menelisik Jendela Dunia Lewat Pustaka Online
Internet dapat menembus batas ruang dan waktu. Oleh karena itu,
pemanfaatannya dalam dunia pendidikan sangat krusial. Salah satu yang sering
dilakukan para pelajar dalam penggunaan internet yaitu menjadikannya sumber
informasi. Terbukti dari banyaknya siswa jaman sekarang yang langsung
membuka internet ketika ada Pekerjaan Rumah (PR) yang tidak dipahami guna
menemukan cara penyelesaiannya. Internet telah menjelma menjadi
perpustakaan maya tempat menyimpan segala arsip keilmuan. Tak hanya
pengetahuan yang sedang berkembang di Indonesia, internet juga membuat kita
dapat mengakses ilmu dari berbagai belahan dunia melalui gawai pintar yang
kita punya. Kita tidak perlu ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang. Bahkan
Google Maps dapat membuat kita untuk melihat Gedung Putih di Amerika
Serikat dari rumah. Sekarang, internet merupakan jembatan penghubung
berbagai benua yang tak kasat mata.

d. Menggunakan Platform Latihan Soal Online


Platform ini menyediakan berbagai jenis soal latihan, rangkuman
belajar yang interaktif, serta fitur tanya tutor yang dapat membantu siswa untuk
memahami bahan ajar. kejarcita.id menyediakan bank soal SD, soal HOTS SD,
ujian sekolah, video, printable worksheet, dan lain-lain, untuk jenjang SD
hingga SMA.

e. Guru Sebagai Fasilitator, Bukan Satu-satunya Sumber Ilmu


sebagian siswa yang hanya belajar dengan materi yang diberikan oleh
gurunya tanpa berusaha untuk menggali lagi potensi yang sebenarnya ada dalam
dirinya. Padahal guru sejatinya merupakan instrumen pendidikan yang bertugas
mengajari hal yang siswa belum ketahui sesuai rancangan pembelajaran atau
kurikulum yang dibuat. Oleh karena itu, anda sebagai guru dapat memancing
siswa untuk mempelajari sesuatu yang tidak ada di dalam kelas melalui tugas
sekolah namun tetap sesuai rancangan pembelajaran yang ada. Anda dapat
membuat beberapa tugas yang mengharuskan siswa untuk melihat buku atau
jurnal penelitian sebagai referensinya, sehingga mereka terbiasa mengakses
lebih dari satu sumber ilmu. Atau anda bisa membuatkan kelompok belajar pada
siswa agar mereka dapat saling bertukar ilmu dan gagasan.

c. Menguraikan rancangan penelitian skripsi


1. Rancangan Penelitian Skripsi (Penelitian Kuantitatif)
a. BAB I : Latar Belakang, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kajian Literatur
b. BAB II : Teori dan Kerangka Berpikir
c. BAB III : Metodelogi Penelitian
d. BAB IV : Hasil Penelitian dan Analisis
e. BAB V : Kesimpulan dan Saran
f. Daftar Kepustakaan
g. Lampiran

2. Rancangan Penelitian Skripsi (Penelitian Kualitatif)


a. BAB I : Latar Belakang, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Kajian Literatur, Penjelasan Judul
b. BAB II : Teori dan Kerangka Berpikir
c. BAB III : Metodelogi Penelitian
d. BAB IV : Hasil Penelitian dan Analisis
e. BAB V : Kesimpulan dan Saran
f. Daftar Kepustakaan
g. Lampiran

d. Menyajikan strategi pemb. yang inovatif dalam meningkatkan kemampuan


berpikir kritis siswa di MI/SD

a. Guru dapat memberikan topik atau isu yang dimunculkan dalam suatu
pembelajaran sehingga dapat melatih siswa untuk berpikir secara objektif.
Contoh : siswa di berikan materi tentang kerusakan alam kemudian siswa
dapat mengidentifikasi faktor apa yang dapat mempengaruhi atau
menyebabkan kerusakan alam.
b. Meningkatkan rasa percaya diri. Guru harus melakukan pembelajaran yang
menarik akan membuat siswa mau bertanya sehingga kondisi pembelajaran
menjadi interaktif. Hal tersebut dapat menjadikan rasa ingin tahu siswa
meningkat dan suasana di dalam kelas menjadi lebih hidup. Dengan bertanya
dan berdiskusi siswa menjadi jauh lebih paham akan materi yang dipelajari.
c. Memberikan kemerdekaan dalam berpikir. Guru dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan pendapat atau bertukar pendapat
dengan temannya terkait topik atau isu tersebut, sehingga siswa dapat
menyimpulkan bahwa pendapat tersebut relevan atau tidak.
d. Mandiri dalam berpikir adalah suatu sikap berani berpikir sendiri. di kondisi
pandemi seperti ini tentunya pembelajaran di sekolah tidaklah seperi dulu.
Para siswa dibatasi saat pembelajaran di sekolah. Guru dapat memberikan
penugasan berupa indetifikasi masalah dilingkungan dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar masing-masing siswa.
e. Membangun Pondasi Ilmu. Guru sebaiknya tidak hanya mengajarkan materi di
dalam buku saja. Hendaknya guru dapat mengembangkan materi tersebut.
Guru juga bisa memangun pondasi ilmu dengan meningkatkan minat baca
siswa.
f. Mengajak siswa untuk menulis. Salah satu cara mengajarkan siswa untuk
berpikir kritis yaitu dengan menulis. Lewat menulis siswa dapat
mengkontruksikan suatu pemikiran dahulu sebelum mengambil keputusan
atau suatu kesimpulan yang terbaik.
g. Memberikan evaluasi untuk membuktikan agar pendapat siswa tersebut valid
atau tidak.
h. Memperhatikan kondisi siswa. Dalam kondisi pandemi seperti ini kegiatan
belajar mengajar masih bisa dilakukan baik saat tatap muka maupun daring.
Dalam proses pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggunakan
aplikasi zoom.
B. KETERAMPILAN KHUSUS

1. Menganalisis kurikulum 2013 pada pembelajaran tematik MI/SD


Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu, peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta
didik.
a. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna
2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan
informasi
3. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai
luhur yang diperlukan dalam kehidupan
4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain
5. Meningkatkan minat dalam belajar
6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajaran Tematik Terpadu memiliki beberapa macam
karakteristik, diantaranya (Panduan Pengembangan Pembelajaran
Tematik Terpadu Depdiknas,2004)
1. Berpusat pada peserta didik
2. Memberi pengalaman langsung pada peserta didik
3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
peserta didik
7. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses
pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
proses penilaian.

c. Penilaian Pembelajaran Tematik Terpadu


Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan
penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil
belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi-
kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil
belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Penilaian proses dan
hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan
akibat dari suatu proses belajar

d. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu


1. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
2. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
3. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa
peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar,
4. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar.

2. Menyajikan proses pembelajran tematik di MI/SD


a) Melakukan Analisis SKL, KI, KD, membuat Indikator

Membca semua SKL, KI dan KD dari semua mata pelajaran, karena


meskipun semua indikator sudah tersedia, guru dapat menambahkan indikator
yang sesuai dengan tema yang sudah dipilihnya dengan mengikuti kriteria
pembuatan indikator.
b) Melakukan pemetaan KD, Indikator dengan Tema

Setelah indikator selesai dibuat, kemudian guru melakukan pemetaan


terhadap kompetensi dasar dan indikator yang berkaitan dengan tema yang
sudah dipilih dan memasukkannya ke dalam format agar lebih memudahkan
dalam penyajian pembelajaran dan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

c) Membuat Jaringan Kompetensi Dasar

Setelah dilakukan pemetaan KD, Indikator dengan tema dalam satu


tahun, maka dilanjutkan dengan membuat jaringan KD dan Indikator dengan
cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format jaringan KD dan
Indikator.

d) Menyusun Silabus Tematik Terpadu

Langkah guru selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk


memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap Tema
sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran.

Adapun komponen-komponen yang terdapat pada Silabus Tematik


Integratif yakni :

o Kompetensi Dasar (di ambil dari jaringan KD yang sudah terpilih)


o Indikator( dibuat oleh guru, juga diturunkan dari jaringan)
o Kegiatan Pembelajaran dan Penilaian (memuat perencanaan penyajian untuk
beberapa minggu Tema tersebut akan dibelajarkan, dan penilaian proses serta
penilaian hasil yang wajib memuat penilaian dari aspek keterampilan, sikap,
dan pengetahuan selama proses pembelajaran berlangsung)
o Alokasi waktu (ditulis secara utuh komulatif satu minggu berapa jam
pertemuan, misalnya 30Jp x 35 menit) x 4 minggu)
oSumber dan Media
e) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Integratif(TI)
Menyusun RPP merupakan langkah terakhir dari sebuah perencanaan.
Di dalam RPP TI tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat
berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam Tema.
Adapun komponen-komponen yang termuat dalam RPP TI , meliputi :
1. Identitas : Satuan Pendidikan, Kelas / Semester, Tema, Pertemuan ke-,
Alokasi Waktu
2. Kompetensi Inti (KI)
3. Kompetensi Dasar (KD)
4. Indikator
5. Tujuan Pembelajaran
6. Materi Pembelajaran (meliputi berbagai mata pelajaran)
7. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
8. Langkah Pembelajaran
9. Sumber dan Media
10. Penilaian (meliputi penilaian proses dan hasil, instrument dan rubric
dilampirkan)

3. Menguraikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemb.


tematik MI/SD
Penggunaan TIK sebagai sumber dan media pembelajaran dapat melalui
pemanfaatan perangkat komputer sebagai sumber dan media pembelajaran yang
inovatif. Diharapkan dengan penggunaan sumber dan media ini dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga
proses pembelajaran dapat berjalajan dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran
akan lebih efektif karena penggunaan TIK sebagai sumber dan media pembelajaran
memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses komunikasi guru dengan
peserta didik. Penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dapat melalui
pemanfaatan perangkat komputer sebagai media pembelajaran yang inovatif.
Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan,
minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran
dapat berjalajan dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif
karena penggunaan TIK sebagai media pembelajaran memungkinkan teratasinya
hambatan dalam proses komunikasi guru dengan peserta didik seperti hambatan
fisiologis, psikologis, kultural, dan lingkungan.
Jenis-jenis sumber dan media pembelajaran berbasis TIK lainnya yang dapat
dimanfaatkan oleh guru sekolah dasar dalam proses pembelajaran anatara lain yaitu
(1) Komputer, (2) LCD Projector, (3) Internet, (4) CD Pembelajaran, (5) E-mail,
dan (6) Persentasi Power Point. Dalam hal meningkatkan kemampuan penguasaan
TIK bagi guru dapat dilakukan beberapa diantaranya dengan mengikuti kegiatan
pelatihan atau seminar mengenai TIK, melengkapi sarana dan parasarana berbasis
TIK guna menunjang pembelajaran selain itu dengan mengadakan studi banding ke
sekolah yang dipandang lebih maju dalam bidang TIKnya.

4. Menguraikan prosedur penilaian dan mengevaluasi proses dan hasil


pembelajaran tematik di MI/SD
a. Merumuskan atau mempertegas tujuan – tujuan pengajaran.
Mengingat fungsi penilaian hasil belajar adalah mengukur tercapai-tidaknya
tujuan pengajaran, maka perlu dilakukan upaya mempertegas tujuan pengajaran
sehingga dapat memberikan arah terhadap penyususnan alat – alat penilaian.
b. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata
pelajaran.
Hal ini penting mengingat isi teks atau pertanyaan penilaian berkenaan dengan
bahan pengajaran yang diberikan. Penguasaan materi pengajaran sesuai dengan
tujuan – tujuan pengajaran merupakan isi dan sasaran penilaian hasil belajar.
c. Menyusun alat – alat penilaian, baik tes maupun non tes, yang cocok digunakan
dalam menilai jenis – jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan
pengajaran. Dalam penyusunan alat penilaian hendaknya diperhatikan kaidah –
kaidah penulisan soal.
d. Menggunakan hasil – hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut,
yakni untuk kepentingan pendiskripsian kemampuan siswa, kepentingan
perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupuan kepentingan
laporan pertanggungjawaban pendidikan. (Sudjana, 2008:9)
Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui perencanaan,
pengumpulan informasi, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
siswa. Secara teknis, penilaian bisa dilakukan dengan cara – cara berikut :
a. Melihat kompetensi yang ingin dicapai pada kurikulum.
b. Memilih alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
c. Mempertimbangkan kondisi anak, manakala penilaian sedang berlangsung.
d. Penilaian dilakukan secara terpadu, dengan kegiatan belajar mengajar.
e. Penilaian dapat dilakukan dalam suasana formal maupun informal.
f. Memberikan petunjuk secara jelas dalam pelaksanaan penilaian dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
g. Membuat kriteria penskoran secara jelas sehingga tidak menimbulkan
multitafsir.
h. Menggunakan berbagai bentuk dan alat untuk menilai beragam kompetensi.
i. Melakukan rangkaian aktivitas penilaian melalui: pemberian tugas, pekerjaan
rumah, ulangan, pengamatan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai