UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SUMMARY
1. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna
melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Dengan kata lain hak
warga negara merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar warga negara
diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut.
Kewajiban warga negara adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh
warga negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara. Kewajiban
warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus
diperbuat oleh seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada warga
lainnya.
Dari pengertian di atas tersirat suatu makna bahwa hak dan kewajiban warga negara itu
timbul atau bersumber dari negara. Maksudnya negaralah yang memberikan ataupun
membebankan hak dan kewajiban itu kepada warganya. Pemberian/pembebanan
dimaksud dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sehingga warga negara
maupun penyelenggara negara memiliki peranan yang jelas dalam pengaplikasian dan
penegakkan hak serta kewajiban tersebut.
2. Hak dan Kewajiban dalam Perspektif Egoisme, Altruisme, dan Ultilitarianisme
Perspektif Egoisme
Perspektif egoism lebih mementingkan haknya daripada kewajiban kepada orang
lain. Egoisme mereduksi tujuan tindakan atau keputusan demi kepentingan diri
sendiri tanpa perlu memperhatikan kepentingan orang lain. Seorang manajer yang
membuat peraturan tentang system penggajian baru dengan hanya menaikan
tunjangan bagi para manager tanpa menyertakan kenaikan gaji para karyawan
merupakan contoh praktik etika egoisme dalam bisnis.
Hedonisme merupakan teori etika yang dekat dengan etika egoisme. Karena
hedonisme pun memfokuskan diri pada kebahagiaan atau kesenangan pribadi.
Adalah Epicurus (341-270 SM), filsuf Yunani kuno pasca trio Yunani (Socrates,
Plato, dan Aristoteles) meletakan dasar bagi etika hedonisme ini. Berbeda dengan
utilitarianisme yang mengembangkan etika kegunaan dan kebahagiaan pada tingkat
sosial-masyarakat, hedonisme merupakan teori etika yang memfokuskan diri pada
kebahagiaan dan kesenangan pribadi. Bagi Epicurus dan Epicurean (pengikut
Epikurus) ‘tujuan hidup manusia adalah untuk memperoleh keamanan, kesenangan,
atau kebahagiaan abadi; yaitu suatu kehidupan di mana rasa sakit diterima hanya
jika rasa sakit itu menyebabkan kesenangan yang lebih besar, dan kesenangan akan
ditolak jika kesenangan itu menyebabkan rasa sakit yang lebih besar’ (Brooks &
Dunn, 2011).
Perspektif Altruisme
ltruisme merupakan paham (sifat) yang lebih memperhatikan dan mengutamakan
kepentingan orang lain (kebalikan dari egoisme), sikap yang ada dalam diri
manusia yang bersifat naluri, berupa dorongan untuk berbuat jasa kepada orang lain
(KBBI, 2019). Kata altruisme pertama kali muncul pada abad ke-19 oleh Comte.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu Alteri yang berarti orang lain. Menurut
Comte, seseorang memiliki tanggung jawab moral untuk melayani umat manusia
sepenuhnya sehingga altruisme menjelaskan sebuah perhatian yang tidak
mementingkan diri sendiri untuk kebutuhan orang lain. Senada menurut menurut
Baston, altruisme adalah respon yang menimbulkan p ositive f eeling , seperti
empati. Seseorang yang altruis memiliki motivasi altruistik, keinginan untuk selalu
menolong orang lain yang menimbulkan p o sitiv e f e elin g dalam dirinya yang
berasal dari motivasi altruistik sehingga dapat memunculkan tindakan untuk
menolong orang lain (Arifin, 2015). Altruisme merupakan perilaku menolong yang
tidak mementingkan diri sendiri dan dimotivasi oleh keinginan untuk bermanfaat
bagi orang lain.
Perspektif Ultilitarianisme
Utilitarianisme juga memberikan ruang pada responsibility (tanggung jawab),
namun terbatas pada pengertian bahwa kewajiban atau tanggung jawab manusia
sejak lahir adalah melakukan perbuatan baik dan bukan perbuatan jahat. Hal
tersebut merupakan bagian dasar dari apa yang dimaksud sebagai aliran atau faham
dalam filsafat ilmu, khususnya dalam ruang lingkup aksiologi (etika) yang secara
eksplisit mengatakan bahwa etika utilitarian sendiri bergerak pada “prinsip
kebermanfaatan” dan prinsip “kebahagiaan terbesar”. Ada dua jenis utilitarianisme
yang berkembang saat ini, yaitu “act utilitarianism” dan “rule utilitarianism”. Act
utilitarianism atau biasa disebut dengan utilitarianisme yang bersifat tindakan,
merupakan jenis utilitarianisme yang membebaskan seseorang untuk bertidak,
selama tindakannya tersebut membawa kebermanfaatan yang lebih besar daripada
kejahatan. Sedangkan rule utilitarianism atau lebih familiar dengan utilitarianisme
yang bersifat aturan, mengatakan bahwa manusia harus bertindak berdasarkan
norma-norma yang dapat mengahasilkan lebih besar manfaat dibanding keburukan.
3. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Bidang Politik, Hukum, Ekonomi, dan Sosial
Budaya
Bidang Politik
Pasal 28 : “ Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebaganya di tetapkan dengan undang-undang.”
o Hak : Bebas berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan.
o Kewajiban : Menggunakan hak sesuai dengan undang-undang.
Bidang Hukum
Pasal 27 ayat (1) : “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.”
o Hak : Mendapatkan kedudukan yang sama di depan hukum.
o Kewajiban : Menjunjung hukum.
Bidang Ekonomi
Pasal 27 ayat (2) : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
o Hak : mendapat pekerjaan dan penghidupan yak layak
o Kewajiban : Bekerja keras
Pasal 33 ayat (1) : “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan.”
o Hak : Mendapat pekerjaan yang berdasarkan asas kekeluargaan.
o Kewajiban : Membangun usaha bersama yang berdasar asas kekeluargaan.
Pasal 33 ayat (2) : “ Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”
o Hak : Mendapat pertanggung jawaban dari negara.
o Kewajiban : Memproduksi sesuatu yang penting bagi negara.
Pasal 33 ayat (3) : “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.”
o Hak : Mendapatkan jaminan kemakmuran dari negara.
o Kewajiban : Menjaga kelestarian sumber daya alam.
Pasal 33 ayat (4) : “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
o Hak : Mendapat pekerjaan yang layak
o Kewajiban : Menjaga keseimbangan dan kesatuan ekonomi nasional.
Pasal 34 ayat (1) : “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
negara.”
o Hak : Mendapatkan pemeliharaan dari negara.
o Kewajiban : Bekerja untuk meningkatkan perekonomian dan mengurangi
jumlah fakir miskin
Bidang Sosial dan Budaya
Pasal 29 ayat (1) : “ Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Pasal 31 ayat (2) : “ Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.”
Pasal 31 ayat (5) : “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.”
Pasal 32 ayat (2) : “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.”