Anda di halaman 1dari 6

A.

NEGARA

1. Defenisi Negara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara dapat diartikan
kedalam dua hal. Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang berapa pada suatu
wilayah dan memiliki kekuasaan tertinggi secara sah serta ditaati oleh masyarakat di
dalamnya. Yang kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang
mendiami sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di bawah lembaga politik
maupun pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang memiliki tujuan
nasional yang ingin dicapai oleh suatu wilayah tersebut.

2. Pengertan Negara Menurut para Ahli

Aristoteles (384 - 322 SM), salah seorang pemikir negara dan hukum zaman
Yunani misalnya, memberikan pengertian negara, yaitu suatu kekuasaan masyarakat
(persekutuan dari pada keluarga dan desa/kampong) yang bertujuan untuk mencapai
kebaikan yang tertinggi bagi umat manusia.1

Ibnu Khaldum (1332 – 1406), sebagai seorang pemikir Islam tentang masyarakat dan
negara, merumuskan bahwa negara adalah masyarakat yang mempunyai wazi’ dan
mulk, yaitu memiliki kewibawaan dan kekuasaan.2

Selain yang dikemukakan di atas, para sarjana dan pemikir ketatanegaran abad ke-20
seperti Logemen, juga mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi
kemasyarakatan yang bertujuan dan dengan kekuasaannya mengatur dan mengurus suatu
masyarakat tertentu.3

Sementara H.J Laski, seorang pemikir negara dan hukum zaman berkembangnya teori
kekuatan abad ke-20, juga mengatakan bahwa negara adalah suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah
lebih agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat

3. Fungsi Negara

1
G.S. Diponalo, Ilmu Negara, jilid 1, (Jakarta: Balai Pustaka, 1975), h.23
2
Deliar Nur, Pemikiran Politik di Negara Barat, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), h.5
3
Mukhtar Affandi, Ilmu-ilmu Kenegaraan, (Bandung: Alumni, 1971), h. 9
Berkaitan dengan fungsi negara dalam pengelolaan pemerintahan dapat dilihat melalui
pemikiran para ahli. John Locke misalnya, mengemukakan bahwa pada dasarnya fungsi
negara itu dapat diamati pada tiga hal yaitu:

1) fungsi Legislasi, yakni fungsi membuat undang-undang dan peraturan,


2) fungsi Eksekutif, yaitu fungsi untuk melaksanakan peraturan dan
3) fungsi Federatif, yaitu fungsi untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan
perang dan damai.4

Pandangan John Locke yang dielaborasi oleh Soetomo di atas, menegaskan bahwa
fungsi mengadili merupakan bagian dari tugas eksekutif. Teori John Locke tersebut
kemudian disempurnakan oleh Montesquieu dengan membagi negara itu ke dalam tiga
fungsi yaitu:

1) fungsi Legislasi, membuat undang-undang.


2) fungsi Eksekutif, melaksanakan undang-undang dan
3) fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi
mengadili), yang lebih populer dengan teori trias politika.5

Fungsi Federasi dalam pandangan Montesquieu dimasukkan menjadi satu dengan fungsi
eksekutif, dan fungsi mengadili dijadikan fungsi yang berdiri sendiri. Hal ini dapat
dipahami karena tujuan Montesquieu dalam memperkenalkan trias politika adalah untuk
kebebasan berpolitik yang hanya dapat dicapai dengan kekuasaan mengadili (lembaga
Yudikatif yang berdiri sendiri).

Fungsi regular ini meliputi:

1) Fungsi politik (political fungtion).


2) Fungsi diplomatik (diplomatical function).
3) Fungsi yuridis (legal function).
4) Fungsi administrasi (administrative function).

KEWARGANEGARAAN

4
Soetomo, Ilmu Negara, di dalamnya mengutip pendapat John Locke dan Muntesquieu, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986),
h.37
5
Ibid. h.37
Kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang
menunjukan hubungan atau ikatan negara dengan warga negara. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, warga negara adalah penduduk dalam sebuah negara berdasarkan
keturunan, tempat kelahiran. Mereka punya hak dan kewajiban penuh sebagai warga di
negara itu. kewarganegaraan adalah hubungan individu dengan negara.

Kewarganegaraan menunjukan kebebasan dan warga warga negara memiliki hak,


tugas, dan tanggung jawab tertentu warga negara punya hak politik penuh. Hak untuk
memilih dan memegang jabatan publik. Kewarganegaraan adalah bentuk kebangsaan
yang paling istimewa. Istilah yang lebih luas ini menunjukan berbagai individu dan
negara yang tidak serta merta memberikan hak politik. Tapi menyiratkan hak-hak
istimewa lainnya, khususnya perlindungan di luar negeri. Ini adalah istilah yang
digunakan dalam hukum internasional.6

1. Sejarah Konsep kewarganegaraan

Konsep kewarganegaraan pertama kali muncul di kota-kota Yunani Kuno. Ini sebagai
reaksi ketakutan soal berbudakan. Di Yunani mengembangkan konsep demokrasi
langsung. Setiap warga negara berperan secara aktif dalam menentukan nasibnya maupun
kehidupan masyarakatnya.

2. Asas kewarganegaraan

Negara memiliki kewenangan dalam hal menentukan asas kewarganegaraan. Penentuan


warga negara oleh negara sifatnya penting, hal ini berhubungan dengan penentuan
status hukum warga yang berada di dalam negara. Secara teoritis penentuan status
kewarganegaraan terdapat dua teori yang sangat populer, yaitu; asas ius soli dan asas ius
sanguinis. Namun selain kedua teori tersebut terdapat pula teori lain. Ruslan (2015)
menjelaskan setiap negara bebas dalam menentukan asas kewarganegaraan. Adapun asas
tersebut:

a. Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan


tempat atau daerah kelahiran sesorang.

6
Sumber, https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/28/080000669/kewarganegaraan-arti-sejarah-jenis-dan macamnya?
page=all, diakses tanggal, 30, september, 2021.
b. Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan
pertalian darah atau keturunan.
c. Asas perkawinan. Penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek
perkawinan yang memiliki asas kesatuan hukum,
d. Unsur pewarganegaraan (naturalisasi), dalam naturalisasi ada yang bersifat
aktif, yaitu seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau
mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu negara.
Sedangkan naturalisasi pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh
suatu negara atau tidak mau diberikan status warga negara suatu negara,
maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak
pemberian kewarganegaraan tersebut.7

3. Warga Negara

Warga negara adalah orang-orang atau penduduk yang menetap dalam suatu
negara. Kaelan (2007) mendefinisikan warga negara adalah rakyat yang menetap di
suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara, warga negara
mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan sebaliknya warga negara juga
mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh negara.

4. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

1. Hak dan kewajiban Warga negara terhadap negara Status warga negara yang
diperoleh seseorang dari negara mengakibatkan adanya hak dan kewajiban.:
a. Hak warga negara dari Negara
1) Hak kesamaan kedudukan dihadapkan hukum dan
pemerintahan.
2) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3) Hak berpendapat/kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
4) Kemerdekaan dalam memeluk agama.
5) Hak dan kewajiban membela negara.
6) Hak mendapatkan pengajaran/pendidikan.

7
Ruslan, Pendidikan Kewarganegaraan. (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2015), h 45-46
7) Hak mengembangkan kebudayaan Nasional Indonesia.
8) Hak atas kesejahteraan sosial, tercantum dalam Pasal 33
terdiri dari tiga ayat (1), (2), dan (3), yaitu: a. Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. b. Cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara. c. Bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
9) Hak untuk mendapatkan keadilan social.
b. Kewajiban warga negara terhadap negara Setelah memperoleh hak
dari negara tentu terdapat pula kewajiban warga negara terhadap
negara. Adapun kewajiban tersebut sebagai berikut:
1) Kewajiban menaati hukum dan pemerintah.
2) Kewajiban membela Negara.
3) Kewajiban menghormati hak asasi manusia orang lain.
4) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan,
dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
Pasal 28J ayat (2) UUD 45.
5) Kewajiban usaha pertahanan dan keamanan Negara.
2. Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara Selain hak dan kewajiban
warga negara terhadap negara terdapat pula kewajiban negara terhadap
warga negara.
a. Hak negara atau pemerintah adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan peraturan dan Undang-Undang yang dapat
mewujudkan ketertiban dan keamanan bagi seluruh rakyat.
2) Melakukan monopoli terhadap sumber daya yang menguasai
hajat hidup orang banyak.
b. Kewajiban negara atau pemerintah menurut undang-undang serta
UUD meliputi:
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia beradasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Dll.8

Selanjutnya sehubungan dengan hak dan kewajiban negara terhadap warga negara, menurut
Winarno (2014), adalah sebagai berikut:

1) Hak negara untuk ditaati hukum.


2) Hak negara untuk dibela.
3) Hak negara untuk menguasai bumi air dan kekayaan untuk kepentingan rakyat.
4) Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
5) Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara.
6) Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk
rakyat.
7) Kewajiban negara memberikan jaminan sosial.
8) Kewajiban negara memberikan kebebasan beribadah.9

8
Srijanti dkk, Etika Berwarga Negara..., h 83
9
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan..., h 53

Anda mungkin juga menyukai