Anda di halaman 1dari 32

Multiflo Operator Training Manual

SECTION I
PENDAHULUAN

A. Penjelasan Mengenai Pompa


Jenis-jenis pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) jenis yaitu pompa dengan
jenis Rotodynamic Pumps dan Positive Displacement Pumps, namun pada saat ini yang akan
dibicarakan hanyalah terfokus pada pompa dengan tipe Rotodynamic dimana dalam jenis ini
terdapat pompa dengan tipe Centrifugal. Pompa yang digunakan pada produk Multiflo Pump
kebanyakan menggunakan sistem ini dimana dikenal dengan nama WET END. Pompa
dengan tipe wet end yang digunakan pada Multiflo Pump merupakan pompa dengan jenis
centrifugal. Jenis pompa ini ini tidak akan bekerja jika volote atau rumah pompa belum terisi
dengan air. Proses mengalirnya air kedalam volute atau rumah pompa dapat disebut dengan
proses priming. Pada unit pompa Multiflo proses priming bekerja dengan dibantu dengan
sebuah alat yang dinamakan Vacuum Pump dimana pada saat ini pada unit pompa yang ada
terdapat 2 (dua) jenis tipe vacuum pump yaitu tipe piston (model 57) dan tipe rotary yang
menggunakan perputaran kipas atau vane (model 63).
Proses priming pada pompa Multiflo terjadi secara otomatis setelah engine pada
pompa dioperasikan dan proses priming ini normalnya akan tetap berlangsung selama
adanya cairan/fluida yang terdapat didalam volute atau rumah pompa. Sistem priming ini
memiliki tiga bagian yang utama yaitu tangki vacuum (vacuum tank), vacuum gauge dan
pengatur level fluida yang dikenal dengan nama PROBES.
Untuk bekerja vacuum pump ini menggunakan v belt yang dihubungkan pada stub
shaft yang mana ketika engine dinyalakan maka stub shaftt tersebut akan memutar vacuum
pump drive pulley dan impeller pada wet end.

1
Multiflo Operator Training Manual

SECTION II
TIPE-TIPE VACUUM PUMP

1. Vacuum Pump Model Piston (Model 57)

Tipe piston vacuum pump ini digerakkan oleh sebuah electromagnetic clutch. Clutch ini
akan menggerakkan vacuum pump untuk melakukan proses priming dan clutch ini akan
menghentikan proses priming jika wet end the melakukan priming dan mulai memompa air.
Saat engine pompa mulai bekerja, electric clutch akan mulai berputar sehingga vacuum
pump akan mulai bekerja. Pada saat proses ini terjadi maka akan tercipta suatu kevakuman
atau kekosongan pada vacuum tank dimana proses ini udara yang ada didalam vacuum tank
akan terbuang keluar melalui saluran hisap dan akan dibuang ke udara bebas melalui
breather yang ada pada vacuum pump sehingga air akan mengisi ruang pada volute atau
rumah pompa.
Ketika aliran air masuk dan mengisi ruang volute maka inilah yang disebut dengan
PROSES PRIMING. Pada vacuum tank terdapat dua sensor yang dinamakan PROBES dimana
sensor ini yang mengatur proses priming pada pompa, jika ketinggian air didalam vacuum
tank meningkat dan menutup sensor probe atas pada vacuum tank maka pompa dapat
dikatakan sudah melakukan proses priming tersebut. Probe atau sensor ini terpasang pada
dinding tangki dan akan mengirimkan sinyal ke Multiflo Vactronic Module® (VT86-33) untuk
segera menghentikan aliran sinyal yang menuju kearah electric clutch dan menghentikan
proses penghisapan udara pada vacuum pump. Vacuum pump akan bekerja selama proses
pemompaan berjalan normal.
Ketika ketinggian air pada vacuum tank menurun dan fluida menyentuh probe atau
sensor pada bagian bawah maka pompa akan melakukan proses priming kembali . Vactronic
Control Module akan mendeteksi perubahn ini dan sehingga clutch pada vacuum pump akan
bekerja kembali guna melakukan priming.

2
Multiflo Operator Training Manual

Vactronic Circuit Diagram – Model 57 Vacuum Pump

2. Vacuum Pump Model Vane/Kipas (Model 63)

Vacuum pump model vane/kipas (model 63) dijalankan dengan menggunakan solenoid
valve. Model vacuum pump ini beroperasi secara terus-menerus selama engine
berjalan/beroperasi.
Sejak pompa mulai bekerja, valve solenoid vacuum pump akan terbuka dan vacuum
pump akan menciptakan kevakuman atau kekosongan pada vacuum tank dimana proses ini
udara yang ada didalam vacuum tank akan terbuang keluar melalui saluran hisap dan akan
dibuang ke udara bebas melalui breather yang ada pada vacuum pump sehingga air akan
mengisi ruang pada volute atau rumah pompa.
Ketinggian air didalam vacuum tank akan meningkat dan akan menutup sensor probe
pada vacuum tank (probe atas). Probe ini terpasang pada dinding tangki dan akan
mengirimkan sinyal ke Multiflo Vactronic Module untuk menghentikan aliran yang menuju ke
penutup valve solenoid udara dari vacuum tank ke vacuum pump dan sesuai dengan

3
Multiflo Operator Training Manual

keterangan sebelumnya yang mana vacuum pump ini akan beroperasi secara terus-menerus
selama unit engine pada pompa beroperasi. Hal ini akan mengakibatkan suhu pada vacuum
pump dan hal ini merupakan sesuatu yang normal untuk model vacuum pump model 63.

Vactronic Circuit Diagram – Model 63 Vacuum Pump

Pada waktu pompa sedang beroperasi, vacuum gauge yang terpasang pada vacuum
tank akan menunjukkan hilangnya puncak dinamis didalam sistem hisap. Bacaan pada alat
pengukur ini akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan kondisi pemompaan yang mana
dipengaruhi oleh panjang selang hisap, ketinggian wet end pompa dari permukaan air/fluida,
volume air yang dipompa atau dibuang, ketinggian permukaan air yang sedang dipompa dan
kecepatan kerja pompa. Mengingat parameter-parameter tersebut maka sangatlah tidak
terlalu sukar untuk memperkirakan dan pembacaan umum pada alat pembaca vacuum.

4
Multiflo Operator Training Manual

SECTION III
KOMPONEN-KOMPONEN PADA POMPA MULTIFLO

1. Non-Return Valve

Pada bagian buang pompa terdapat bagian yang disebut dengan discharge line non-
retun valve. Katup tersebut yang akan terbuka selama pemompaan berlangsung dan akan
tertutup secara otomatis ketika proses pemompaan berhenti.

Katup non return memiliki 2 (dua) fungsi sebagai berikut:

1. Melindungi pompa terhadap tekanan yang dihasilkan dari proses pembalikan air pada
pipa pembuangan pada saat itu unit pompa tersebut dimatikan, hal ini perlukan
diperhatikan dengan cermat untuk diketahui bahwa bila non return valve tidak bekerja
dengan baik maka tekanan yang dihasilkan dari dalam pipa pembuangan akan mengalir
kembali dan masuk kedalam volute pompa dan hal ini akan mengakibatkan perputaran
balik pada impeller sehingga hal ini akan mengakibatkan impeller dapat terlepas dari
sabuk pump shaft.

2. Menutup celah pipa pembuangan ketika pompa sedang melakukan proses priming
pertama kali, sehingga tidak ada udara yang masuk dan hal tersebut akan menciptakan
kekosongan yang akan digunakan untuk melakukan proses priming.

Oleh karena itu katub non return merupakan komponen yang sangat penting didalam sistem
pompa ini.

Katub flap dibuat dari bahan karet yang didalamnya terdapat sebuah penyangga/dudukan
baja yang telah terpasang (Multiflo “VOOOM” Valve). Flap tersebut harus diperiksa secara

5
Multiflo Operator Training Manual

teratur karena bila pompa tidak dapat melakukan priming dan bukan disebabkan oleh
kerusakan atau kebocoran pada mechanical seal dan gland packing maka kemungkinan katub
valve rusak atau katub dalam posisi terbuka.

Multiflo 'Vooom' Hinged Flap Valve.

Posisi tertutup Posisi terbuka

Ketika non-return valve melekat dan tidak dapat menutup ketika proses pemompaan
berhenti maka air akan mengalir kembali dan membanjiri tangki vacuum. Bila hal itu terjadi
air akan dapat dicegah memasuki vacuum pump oleh sebuah katub pemeriksa air yang
dikenal dengan nama Krundement Valve TM.
Katub yang bekerja dengan mengapung ini dipasang dibagian atas tangki vacuum dan
merapatkan selang hisap dari tangki ke vacuum pump.

2. Water Loss Shutdown System

Salah satu sistem pengaman yang disiapkan guna melindungi pompa selama
beroperasi yaitu “Water Loss” Wet End Shut Down System. Sebuah sensor yang menyerupai
bentuk dari sensor probe pada vacuum pump yang mana diletakkan pada vacuum tank
berfungsi untuk mengaktifkan Vactronic Control Module®. Ketika probe ini mendeteksi
adanya air atau cairan yang berkurang atau hilang pada wet end pompa. Jika situasi ini
6
Multiflo Operator Training Manual

terjadi selama kurang lebih 6 (enam) menit maka engine akan mati secara otomatis. Hal ini
dirancang guna mengurangi beban operasi yang tidak diperlukan pada seal dan bearing-
bearing. Ketika atau jika ketinggian permukaan air didalam vacuum tank tetap terjaga selama
6 (enam) menit maka shutdown system pada Vactronic Control Module® akan direset secara
otomatis.
Pada produk pompa Multiflo telah disediakan sistem pengamanan guna melindungi
engine. Sistem ini memonitor jika terjadi over heating, rendahnya tekanan pada oil engine
atau rendahnya tingkat coolant pada engine dimana jika salah satu pada bagian ini sensor
menerima sinyal yang mengindikasikan terjadinya masalah maka sistem pengamanan ini
akan berfungsi mematikan pompa secara otomatis.

7
Multiflo Operator Training Manual

Vacuum Pump Drive Arrangement – Model 57 Vacuum Pump

ELECTROMAGNETIC
CLUTCH V-BELTS STUB SHAFT PULLEY

END VIEW - VACUUM PUMP STUB SHAFT

CLUTCH DRIVE
COUPLING

DRIVE PULLEY

VACUUM PUMP
PULLEY PUMP
SHAFT
DRIVE BELTS

8
Multiflo Operator Training Manual

Vacuum Pump Drive Arrangement – Model 63 Vacuum Pump

VACUUM PUMP V-BELTS


PULLEY

STUB SHAFT
PULLEY

END VIEW- VACUUM PUMP STUB SHAFT

VACUUM PUMP
PUMP SHAFT

DRIVE COUPLING

V-BELTS STUB SHAFT

9
Multiflo Operator Training Manual

SECTION IV
PEMERIKSAAN DAN TAHAPAN PENGOPERASIAN POMPA

Untuk mendapatkan unit pompa yang dapat berfungsi dengan baik dan dapat
digunakan dalam waktu yang lama maka diperlukan suatu pemeliharaan yang baik dan
teratur disamping itu perlu dipahami mengenai aturan-aturan yang telah diberikan oleh pihak
pabrikan.
Adakalanya jika suatu daerah tambang mengalami musim kering sering terlihat unit pompa
dibiarkan atau diabaikan begitu saja ditengah tambang karena kondisi pit yang kering.
Mungkin akan lebih baik jika dalam kondisi ini unit pompa tersebut perlu dilakukan
pemeliharaan sehingga apabila pada musim hujan unit pompa dapat beroperasi dengan baik
walaupun terkadang ada hal-hal yang terjadi diluar perkiraan.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal pemeliharaan pompa :
a. Pemerikasaan awal harian.

Pemeriksaan Awal Harian


Usahakan tinggi permukaan oli antara tanda ‘ada’ dan
Engine Oil
‘full’ yang tertera pada dipstick.
Usahakan tinggi permukaan diantara tanda ‘tinggi’
dan ‘rendah’ yang tertera pada dipstick.
Vacuum Pump Oil
(Model 57) – gunakan Multi-Grade Engine Oil
(Model 63) – gunakan DTE Oil Heavy ISO VG-100
Isilah sampai 3/8 inci (10mm) dibawah lubang pipa
Mechanical Seal or Gland
pengisian.
Tank Oil Reservoir
(Gunakan Multi-Grade Engine Oil atau SAE 30)
Coolant Level Usahakan ketinggian permukaan berada antara diatas

10
Multiflo Operator Training Manual

Engine Stopped & Cold baffle plate dan leher lubang pengisian.
Usahakan agar tinggi permukaan oli selalu pada
Transmission
ketinggian yang benar dan dilakukan pada saat posisi
(If Fitted)
idle.
Fuel Tank Tambahkan seperlunya.
Usahakan tinggi permukaan berada diatas plates dan
filler bridge. Abaikan hal ini bila terpasang baterai”No
Maintenance”
Battery PERHATIAN: Engine tidak boleh dijalankan bila
tidak terhubung dengan baterai!!!! Bila
dilakukan maka Vactronic Module dapat
mengalami kerusakan.
Drive Belts - Fan and Periksa kondisi kelenturannya
Vacuum Pump
Water Trap Keluarkan dan bersihkan bowl
Air Cleaner Indicator Bila indicator piston terkunci dan dalam posisi naik
(if fitted) lakukan penggantian pada elemen tersebut
Reset sistem perlindungan pada engine. (bila diperlukan).

Periksa pipa penghisap apakah terdapat material yang menyumbat atau ada
kerusakan pada pipa ini.

b. Prosedur Awal
1. Putar saklar pemutus utama atau battery isolator pada posisim”ON”. (jika terpasang).
2. Mekanisme override pada shutdown harus diaktifkan sebelum atau selama starting
3. Tekanlah tombol low engine oil pressure override.
4. Putarlah saklar start untuk menghidupkan engine dan idle pada 750-800 RPM.
5. Masukkan transmisi bila ada, dan hal ini tidak boleh melebihi 800RPM. (Periksa apakah
terdapat kebocoran oli engine atau transmissi sebelum menaikkan engine RPM).

11
Multiflo Operator Training Manual

6. Naikkan engine RPM menjadi 1000 sampai pompa mengalami proses priming (sekitar -20
hingga -40 pada vacuum gauge). Ketika proses priming telah berjalan, naikkan RPM guna
mencapai hasil yang diinginkan.

c. Prosedur Setelah Start Up


1. Periksa semua alat pengukur pada engine.
Periksa apakah terdapat kebocoran oli atau air disekitar engine.
2. Periksa apakah alat proteksi pada engine telah diaktifkan.
3. Lampu tanda vacuum akan hilang jika proses pompa telah melakukan priming.

Kecepatan Operasi
(Mengatur Kecepetan Operasi Engine)
1. Naikkan engine RPM sehingga air akan keluar dari pipa pembuangan. Pompa akan
bergetar dan terdengar suara gemercik pada pump volute. Hal ini biasanya disebut dengan
CAVITATION.
2. Turunkan RPM secara perlahan-lahan sampai cavitation pada pompa berhenti sepenuhnya
sehingga getaran dan suara gemercik akan hilang. Hal ini adalah pengoperasian kecepatan
yang sesuai dengan aplikasi yang digunakan.

d. Prosedur Shutdown
1. Turunkan RPM secara perlahan-lahan agar engine dapat mencapai posisi idle.
2. Lepaskan clutch atau transmissi pada posisi idle RPM.
3. Biarkan proses idle berlangsung hingga 2-3 menit sebelum engine dimatikan. (hanya untuk
model turbocharge).
4. Matikan engine.
5. Putar kunci utama keposisi off.
6. Keluarkan air dari discharge pipe melalui gate valve yang posisinya terletak dibawah non
return valve dimana hal ini untuk membuang dan membersihkan pipa dari air dan material
lumpur.

12
Multiflo Operator Training Manual

Panduan Pemeliharaan dan Service


SETIAP 10 JAM ATAU SEHARI-HARI

KOMPONEN HAL YANG DILAKUKAN


Bare Shaft Pump Auto Lubrication Pada saat engine sedang dalam keadaan
System (If Fitted) beroperasi, lakukan pengecekan apakah
lampu indikasi “HIJAU” dalam posisi “ON”

Engine Oil Pelihara tingkat oli diantara tanda “Add” dan


“Full” yang ada pada dispstick. Jenis Oli =
SAE 30
(Mangacu pada engine manual)

Vacuum Pump Oil Pelihara tingkat oli diantara tanda “HIGH”


dan “LOW” pada dipstick.

Gland Oil Tank Tambahkan hingga mencapai 3/8” (10mm)


dibawah pipa pembuka untuk pengisian.
Gunakan Oli = SAE 30

Coolant Level Pelihara tingkat pada sekitar baffle plate dan


(Engine dalam posisi stop dan dingin) penutup.

Fuel Tank Lakukan pengisian secukupnya

Battery Pelihara tingkatnya disekitar atas plate dan


penutup

13
Multiflo Operator Training Manual

Dive Belts Periksa kondisi dan rentang belt

Water Trap Buang dan bersihkan bowl.

SETELAH 100 JAM PERTAMA

KOMPONEN HAL YANG DILAKUKAN


Lakukan penggantian Oli – menggunakan
DTE Oil Heavy ISO VG-100
Vacuum Pump Oil (Sesuai petunjuk pada panduan Vacuum
Pump)

SETIAP 250 JAM


Lakukanlah hal sama sesuai pemeriksaan pada 100 jam

KOMPONEN HAL YANG DILAKUKAN


Engine Oil & Filters Lakukan penggantian oli dan filter-filter
(Sesuai engine manual)

Engine Fuel Filter Lakukan penggantian fuel filter


(Sesuai engine manual)

14
Multiflo Operator Training Manual

Bare Shaft Pump Auto Lubrication Lakukan pemeriksaan posisi grease pada
System komponen Automatic Grease.

Tidak diperkenankan posisi grease pada


keadaan habis total

Gunakan salah satu jenis dibawah ini:


- Multiflo Pump Grease
- Shell Alvania RL2
- SKF LGMT 2

Lakukan pemeriksaan dan perbaikan jika


Non Return Valve diperlukan

Drive Coupling Lakukan pemeriksaan dan pengencangan


baut-baut dan screw

Engine Air Cleaner Element Lakukan pemeriksaan dan lakukan


penggantian jika diperlukan

Vacuum Tank Probes Lakukan pemeriksaan dan pembersihan


(Vactronic & Waterloss)
Lakukan penguatan bolt pada engine,
Mounting Bolt bareshaft pump dan vacuum pump

Lakukan kondisi pada saat beroperasi,


periksa dan bersihkan.
Jika ada tanda-tanda kerusakan pada bagian
dalam, lakukan penggantian komponen
Vacuum Solenoid Valve
tersebut dengan menggunaka Overhaul Kit
MVP63 – Overhaul Kit No. VT200-02-RK
MVP100 – Overhaul Kit No. VT2001-02-RK

15
Multiflo Operator Training Manual

SETIAP 1000 JAM


Lakukanlah hal sama sesuai pemeriksaan pada 250 jam

KOMPONEN HAL YANG DILAKUKAN


Bare Shaft Pump Auto Lubrication Lakukan pemeriksaan posisi grease pada
System komponen Automatic Grease.

Tidak diperkenankan posisi grease pada


keadaan habis total

Gunakan salah satu jenis dibawah ini:


- Multiflo Pump Grease
- Shell Alvania RL2
- SKF LGMT 2

Bare Shaft Pump Lakukan pemeriksaan pada impeller, wear


plate, volute dan gland packing

Vactronic Control Lakukan pemeriksaan pada kabel-kabel dan


sensor probe.

1. Bersihkan rongga-rongga radiator


Radiator 2. Lakukan pemeriksaan kondisi kabel
dan hose.

Auto Shutdown System 1. Lakukan pengujian fungsi shutdown


2. Lakukan pemeriksaan kondisi kabel
dan hose.

Vacuum Pump Oil Ganti Oli – DTE Oil Heavy ISO VG-100
(Sesuaikan dengan manual vacuum pump)

16
Multiflo Operator Training Manual

Lepas screen dan bersihkan dengan


Vacuum Pump inlet Flange Screen
compressor angin.
(Sesuaikan dengan manual vacuum pump)

Non Return Valve Ganti flap jika diperlukan

SETIAP 2000 JAM


Lakukanlah hal sama sesuai pemeriksaan pada 1000 jam

KOMPONEN HAL YANG DILAKUKAN


Bare Shaft Pump Periksalah kondisi bearing-bearing pada bare
shaft pump for moisture inclusion

Engine Periksa pengoperasiannya dan kemampunnya

Vactronic Pump Rotor Blades Periksa baling-baling pada rotor jikalau ada
tanda-tanda kerusakan.
Gantilah jika diperlukan.
(Sesuai dengan manual pada vacuum pump)

Non Return Valve Ganti dudukan valve jika diperlukan

17
Multiflo Operator Training Manual

SECTION V
TROUBLE SHOOTING

Berikut ini adalah solusi atau cara yang dapat dilakukan jika terjadi masalah pada unit
pompa.

Priming Gagal
a) Periksa Vacuum Gauge Reading
Vacuum Gauge pada posisi -80 atau lebih
1. Posisi static suction naik terlalu tinggi.
2. Adanya Hambatan pada suction hose, strainer dsb.
3. Pipa penghisap terlipat.
4. Pipa penghisap terlipat pada bagian dalamnya.
5. Pipa penghisap dan strainer tertanam dalam
lumpur.
6. Tersendatnya impeller pompa oleh suatu materials.

[Bila Vacuum Pump beroperasi tanpa terbuangnya udara melalui exhaust Vacuum
Pump]
1. Periksa bola pelampung pada tangki vacuum dan semua valve apakah telah
berfungsi dengan benar.
2. Vacuum pump mengalami kerusakan.
3. Filter udara pada Vacuum pump kotor sehingga mempengaruhi kualitas oli.

18
Multiflo Operator Training Manual

Vacuum Pump pada posisi -20 atau kurang [Bila Vacuum Pump beroperasi dengan
udara belum dibuang].
1. Kebocoran udara atau flange yang longgar dalam
suction line.
2. Discharge, non-return valve tidak rapat.
3. Kebocoran udara dalam saluran vacuum antara vacuum
tank dan Vacuum pump
4. Gland packing atau mechanical seal bocor.
5. Valve pada volute drain terbuka.
6. Periksa bola pelampung pada tangki Vacuum Pump
dan valve berfungsi dengan benar.

Bila pompa tidak berhasil melakukan priming setelah kondisi-kondisi diatas dilakukan,
maka lepaskan pipa penghisap dari saluran inlet Vacuum Pump dan pipa pembuangan.
Pasang seal antara inlet tangki vacuum dan pipa pembuangan. Hidupkan engine dan periksa
vacuum gauge. Gauge harus berada antara 80 KPA sampai 100 KPA
Reading rendah menunjukkan:-
1. Kebocoran udara didalam vacuum tank.
2. Kebocoran udara dalam bare shaft pump.
3. Kebocoran pada gland packing atau mechanical seal.
4. Kebocoran vacuum pump
5. Periksa bola pelampung dan exhaust telah berfunsi dengan benar.
Bila engine mengalami shut down setiap 6-8 menit setelah distart. (Hal lain selain
engine protection)
1. Periksa kondisi dari probe water loss. Probe ini harus dibersihkan dari lumpur dan kotoran
lain yang melekat pada ujung probe.
2. Periksa dengan mengunakan langkah-langkah yang telah disebutkan diatas untuk masalah
vacuum gauge terbaca rendah dan tidak terbaca.
3. Periksa pada bagian Vactronic Module dan periksa seluruh jaringan kabel apakah telah
berfungsi dengan baik.
19
Multiflo Operator Training Manual

PERHATIAN: Engine tidak boleh dijalankan apabila tidak terhubung dengan baterai!!!
Bila hal ini dilakukan maka akan mengakibatkan Vactronic Module rusak.

Kerusakan Pada Vacuum Pump

Model 57 Vacuum Pump Model 63 Vacuum Pump


1. Inlet atau exhaust valve lengket. 1. Pipa pembuangan tersumbat.
2. Ring aus. 2. Belt putus.
3. Crankshaft patah. 3. Filter tersumbat.
4. Head gasket mengembang. 4. Belt drive longgar.
5. Exhaust pipe tersumbat. 5. Kebocoran pada rotor chamber.
6. Belt putus. 6. Rotor part aus.
7. Adjustment belt yang tidak sesuai.

Pompa mengalami priming namun tidak dapat mengalirkan air atau air yang
mengalir terlalu lambat. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh hal-hal sebagai
berikut:
1. Adanya material yang menyumbat impeller.
2. Bare shaft pump RPM rendah (1800 RPM Maximum).
3. Adanya hambatan didalam pipa pembuangan.
4. Adanya bagian pada pipa penghisap, saringan dan tangki vacuum tersumbat.
5. Adanya hambatan didalam non-return valve.
6. Kebocoran udara dalam sistem penghisap.
7. Adanya komponen-komponen pompa yang rusak.
8. Pipa penghisap terlipat.
9. Pompa diletakkan terlalu tinggi dari air yang sedang dipompa.

Pump Overloads Engine


1. Kecepatan terlalu tinggi.
2. Spesifikasi gravity dan viscosity air pada pompa berbeda dengan kecepatan pompa.
3. Pompa mengalami cacat mekanis.
4.Total dynamic head terlalu rendah dibandingkan dengan kapasitas pompa atau

20
Multiflo Operator Training Manual

memompa terlalu banyak air.

21
Multiflo Operator Training Manual

BAB VI
GLAND PACKING DAN MECHANICAL SEAL

Pada pompa yang diproduksi oleh Multiflo diketahui menggunakan 2 jenis seal yang
berfungsi sebagai penutup celah diantara shaft dengan impeller yaitu GLAND PACKING SEAL
dan MECHANICAL SEAL. Namun untuk pompa Multiflo cenderung menggunakan jenis GLAND
PACKING SEAL.
Pada seal ini sistem pelumasan menggunakan oli sebagai media untuk merekatan gland
packing seal baik dalam kondisi diam maupun pada kondisi kevakuman tinggi.
Hal tersebut diatas menuntut penggunaan gland packing jenis “Flurograph 193” atau yang
sederajat, yang mana telah diketahui jenis ini telah dapat dilihat kemampuannya untuk dapat
bertahan dengan sangat bagus dan dalam kondisi keras yang mungkin harus dijalaninya.

Gland packing pada pompa perlu diganti apabila gland follower terlalu merapat pada
stuffing box. Seluruh packing ring harus diganti apabila dilakukan penggantian packing.
Apabila packing yang diganti hanya beberapa bagian pertama saja maka shaft kemungkinan
akan mengalami keausan dini dan akan mengkibatkan pompa tidak dapat melakukan proses
priming dengan benar.

Setiap packing ring haru dimasukkan secara sendiri-sendiri dan ditekan masuk secara
hati-hati dan benar kedalam stuffing box. Posisi sambungan antar packing ring harus
berjarak 180°. Sebaiknya pada saat pemasangan packing ring dapat memberikan sedikit
celah agar packing ring dapat merapat dengan baik pada saat shaft/pompa beroperasi.
Apabila packing ring yang baru dipasang dengan sangat kencang hal ini akan mengakibatkan
suhu pada packing ring akan tinggi dan akan membuat shaft sleeve pada shaft tergores yang
mana pada akhirnya akan mengakibatkan kerusakan pada shaft.

22
Multiflo Operator Training Manual

Perawatan Gland Packing


Melepas:
Gland packing harus segera diganti apabila packing ring telah terlihat mengalami
kerusakan sehingga meskipun gland followenya telah dikencangakan namun tetap tidak
dapat merapat dengan benar atau bila gland follower telah mencapai batas pergerakannya.
Semua packing ring harus diganti, menambah satu atau dua ring baru pada rig yang lama
tidak cukup untuk mendapatkan hasil seal yang baik. Adapun cara penggantian gland
packing adalah sebagai berikut:
- Lepaskan kedua nut pengatur gland dan tariklah gland foller keluar dari dalam stuffing box.
- Lepaskan kedua baut pengencang gland follower kemudian lepaskan kedua follower
tersebut dari shaft.
Dengan menggunakan alat pelepas gland packing yang benar yaitu PAK 1 untuk model
sampai dengan MF-340 dan PAK 2 untuk model MF-360 keatas. Lepaskan semua packing ring
dari stuffing box serta bersihkan jika terdapat residu (Pompa MFV-W180, MFV-W360, MFV-
W390 & MFV-W420 mempunyai lantern ring).

PACKING REMOVAL TOOL

Pemasangan:
Packing ring yang baru harus dipasang secara bersama-sama dengan cara mengganti
packing ring pada shaft dan memasukkan packing ring sepenuhnya kedalam stuffing box

23
Multiflo Operator Training Manual

sambil memastikan ujung-ujungnya telah terpasang atau merekat dengan benar.


Sambungan packing ring satu sama lainnya haus berjajar mengelilingi stuffing box. Model
pompa yang menggunakan lantern ring harus memasang kembali lantern ringnya. Gunakan
buku manual pompa untuk memastikan posisi yang benar antar gland packing ring.
Pasanglah gland follower pada shaft dan kaitkan mur pada gland packing. Pastikan bagian
depan gland follower telah masuk stuffing box housing. Bila bolt gland follower telah
dikencangkan dan gland packing telah cukup tertekan namun pastikan masih ada ruang atau
celah untuk ring lainnya, kemudioan lepaskan gland follower, pasanglah packing ring
tambahan, pasang kembali follower dan kaitkan kembali bolt pada gland follower.
Kencangkan bolt dengan jari atau kunci spanner dan lakukan penyetelan gland packing pada
saat posisi pompa hidup. Setelah pompa dijalankan, gland packing harus disesuaikan agar
terdapat kebocoran yang sesuai. Bila tekanan air dalam kondisi minimum maka gland akan
mengalami sedikit kebocoran, karena itu bila tekanan naik maka secara otomatis kebocoran
pada gland packing akan menjadi deras. Bila gland follower telah disesuaikan hingga
mencapai posisi yang optimal pada waktu pompa bekerja dengan RPM yang lebih tinggi
sehingga dapat dilihat volume kebocoran apakah telah sesuai atau normal.
Air yang ada pada gland packing ring diusahakan bersih karena bila mengandung
banyak material yang bersifat abrasif maka material tersebut akan mengakibatkan komponen
pada gland akan mengalami keausan. Diusahakan agar kebocoran air terjadi dalam jumlah
norma disepanjang sisi shaft dengan cara melakukan penaturan gland secara teratur.
Perlu diketahui, selain sebagai bahan pelumas dan pendingin pada gland packing, air yang
melalui gland juga berfungsi untuk mencegah masuknya udara ketika tekanan pada shaft
turun dibawah tekanan yang ada disekitarnya yaitu ketika kevakuman diperlukan.
Bila salah satu pada kondisi dibawh ini terjadi, udara kemungkinan akan terdorong
masuk kedalam pompa melalui gland packing. Hal itu menyebabkan pompa tidak dapat
melakukan priming atau priming akan hilang pada waktu pompa beroperasi.
• Packing tidak cukup kencang.
• Packing mengalami keauasan.
• Shaft sleeve mengalami keausan.
24
Multiflo Operator Training Manual

Gland / Mechanical Oil Tank: (bila ada)


Ketinggian permukaan oli pada tangki harus diperiksa secara teratur. Bila tinggi
permukaan oli turun daripada ketinggian normal maka periksalah gland packing agar dapat
disetel atau diganti dan juga tambahkan oli pada gland tank secukupnya. Kran pada saluran
masuknya oli harus tetap terbuka pada saat pompa sedang beroperasi dan bila pompa tidak
dipergunakan lagi untuk jangka waktu lama kran harus ditutup sampai pompa akan
dioperasikan kembali.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kebocoran pada gland packing
tersebut diperlukan selama pompa beroperasi dimana air yang masuk kearea gland packing
dapat digunakan sebagai pelumas atau pendingin gland packing dan shaft sleeve. Sistem ini
juga dapat dibantu dengan memasukan oli melalui saluran gland tank oil agar membantu
pelumasan gland dan shaft bila jumlah air tidak banyak.
Kebocoran pada gland packing harus dalam kondisi yang normal atau tidak berlebihan
dan diusahakan sedapat mungkin agar air yang masuk ke area gland packing itu tidak
mengandung materi abrasif. Bila ada tanda yng menunjukan terjadinya kebocoran cairan
kental yang banyak dari sebuah gland maka pastikanlah terjadi hal sebagai berikut:
* Gland Packing perlu diganti.
* Shaft sleeve perlu diganti.
* Penyetelan gland packing yang tidak benar.

25
Multiflo Operator Training Manual

STUFFING BOX OIL FEED

GLAND
PACKING
GLAND
FOLLOWER

WEAR
SLEEVE

TYPICAL GLAND ARRANGEMENT

26
Multiflo Operator Training Manual

Cross Section of Mechanical Seal


(Model 290)

27
Multiflo Operator Training Manual

BAB VII
PENEMPATAN POMPA

A. Pengamatan Sebelum Pengoperasian


Sebelumnya pompa dioperasikan kiranya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Apakah hose coupling pada wet end pump, baik suction maupun discharger telah benar-
benar dalam posisi rapat ?

2. Apakah posisi unit pompa diusahakan sedekat mungkin dengan permukaan air yang akan
dipompa ?
(Bila ketinggian wet end pump lebih dari 26 kaki (8 meter) dari permukaan air
maka pompa tidak akan dapat memompa).

3. Apakah suction strainer tidak tersumbat dan sepenuhnya tenggelam didalam air ?

4. Apakah diameter pipa baik pipa penghisap dan pipa pembuang menggunakan diameter
yang sebesar yang mungkin digunakan ?

5. Apakah vacuum tank gauge reading berada dalam posisi yang nomal (tergantung pada
ketinggian penghisapan) ?

6. Apakah wet ent pompa bekerja tanpa cavitation ?

7. Apakah engine disetel pada kecepatan (RPM) yang benar agar mencapai efisiensi
pemompaan yg maksimum ?

8. Bila menggunkan layflat hose apakah selang tersebut tidak melintir dan tidak berbelok
tajam ?

9. Bila wet end pump sedang priming dan memompa, apakah vacuum pump berhenti
bekerja ?
10. Apakah lampu indicator kuning vacuum prime (pada vactronic module) menyala dan
apakah lampu merah water loss hidup serta apakah lampu hijau indicator power menyala
?
11. Apakah pompa diletakkan pada posisi yang aman dan tidak beroperasi dengan sudut

28
Multiflo Operator Training Manual

lebih dari 10° ?


12. Apakah ada air yang mengalir dengan deras dari ujung saluraan pembuangan ?

Untuk unit pompa yang tidak diatas ponton:


1. Bagaimana kondisi cuacanya ?
2. Apakah tersedia akses yang memadai ke tempat pompa bila pompa harus dipindah ke
daerah yang lebih aman dari ancaman banjir ke dalam pit ?

Posisi Pompa Yang Salah

Posisi pompa tidak pada bidang datar

Discharge Hose terlipat.

Jarak dari pompa ke permukaan air lebih


dari 10 meter

29
Multiflo Operator Training Manual

Posisi Pompa Yang Benar

Posisi pompa pada bidang yang datar √

Suction lift kuran dari 10 Meter √

Discharge Hose Curved where Possible √

30
Multiflo Operator Training Manual

B. Cavitation
Cavitation terjadi apabila impeller yang berfungsi untuk mendorong air keluar lebih
banyak daripada air yang masuk karena penghisapan pompa. Hal itu akan menghasilkan
perputaran usap air disekitar impeller. Rongga uap air tersebut akan pecah atau
meletus/implode dengan cepat dan akan menyebabkan cairan tersebut akan menbentur
impeller dengan tenaga yang cukup kuat dapat dapat menggerus materi permukaan impeller
dan volute pada pompa.
Gejala tersebut dinamakan ‘Cavitation’
Perputaran/siklus dari cavitation terdiri dari dua tahap perubahan yang pertama yaitu
dari cairan uap pada tahap awal dan pada tahap kedua uap tersebut kembali menjadi cairan
pada saat rongga uap air itu pecah.
Cavitation dapat ditimbulkan oleh daya hisap yang terlalu besar, sehingga NPSH tidak
memadai atau kecepatan pengoperasiaan pompa yang terlalu tinggi. Dampak yang akan
dihasilkan antara lain:

1.Timbulnya lubang-lubang pada permukaan impeller karena hantaman terus-menerus akibat


pecahnya rongga uap.

2. Kemampuan bekerja pompa menurun sekali karena terbentuknya uap tersebut.

3. Timbulnya suara gemeretak (suara seperti kerikil-kerikil) pada pompa.

Cavitation yang parah biasanya menimbulkan suara, getaran dan kerusakan pompa
yang parah, sedangkan cavitation ringan hanya akan mengakibatkan turunnya efisiensi
pompa dikerenakan adanyan komponen pompa yang mengalami keausan.

31
Multiflo Operator Training Manual

KERUSAKAN YANG DIAKIBATKAN CAVITATION

32

Anda mungkin juga menyukai