Anda di halaman 1dari 73

laporan pompa sentrifugal-teknik mesin

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman sekarang, sudah begitu banyak teknologi canggih yang dihasilkan, yaitu
dalam dunia industri, otomotif, informasi, dan lain sebagainya. Seperti halnya dengan pompa, pompa
sudah dapat di jumpai dimana-mana, karena penggunaan pompa sudah sangat di butuhkan oleh
masyarakat.
Kebutuhan akan pompa semakin meningkat, maka banyak para ahli dapat membuat
berbagai jenis pompa dengan berbagai bentuk dengan fungsi yang berbeda-beda. Seperti jenis-jenis
pompa yang beredar di pasaran, sudah ada yang dapat digunakan oleh masyarakat-masyarakat kecil
karena memiliki konstruksi dan penggunaan yang sederhana. Dalam percobaan ini, yang di ujikan
adalah praktek POMPA SENTRIFUGAL
Pompa Sentrifugal Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa
sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi
energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Sesuai dengan datadata yang di dapat, pompa reboiler debutanizer di Hidro kracking Unibon menggunakan pompa
sentrifugal single - stage double suction.
B. Batasan Masalah
Dalam penulisan laporan ini yang berjudul praktek test pump, penulis membatasi ruang
lingkup permasalahan yaitu :
1.
Bagaimana teori dasar Pompa Sentrifugal ?
2.
Apa peralatan yang digunakan pada proses pengujian?
c. Tujuan Praktikum
Menjelaskan
SENTRIFUGAL

fungsi

POMPA

Menentukan karakteristik pompa


Membuat Evaluasi
Membuat keunggulan dan kelemahan POMPA SENTRIFUGAL
D. Manfaat
Laporan ini diharapkan bermamfaat bagi
1.
Bagi penulis sendri, dimana dalam laporan ini penulis dapat menambah wawasan tentang
test pump;
2.
Bagi adik-adik mahasiswa dapat menjadi bahan perbandingan sewaktu nanti mengadakan
peraktek test pump di semester 5 (lima);
Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi Pompa sentrifugal
E. Teknik Pengumpulan Data
Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing
Melakukan praktikum
Melakukan diskusi dengan teman satu kelompok
Melakukan pengambilan sebagian data dengan menggunakan internet

BAB II
TEORI DASAR
Teori Dasar Pompa Sentrifugal
Tekanan suatu fluida dapat diasumsikan sebagai tekanan pada suatu kolom vertikal berisi
fluida dimana karena pengaruh beratnya memberikan tekanan yang sebanding dengan tekanan di
semua titik. Tinggi kolom ini disebut head statis dan ditampilkan dalam terminologi feet atau meter.
Head statis atas suatu tekanan tertentu bergantung pada berat fluida menurut rumus berikut:

Sebuah pompa centrifugal menciptakan kecepatan fluida. Energi kecepatan ini kemudian
ditransformasikan ke energi tekanan saat fluida lepas dari pompa. Oleh karenanya, head yang
tercipta bisa dikatakan sebanding dengan energi kecepatan impeller. Hubungan ini diwujudkan pada
rumus yang sangat dikenal
yaitu:
H
Dimana;
H= Total head dalam feet atau meter.
v= Kecepatan impeller dalam feet per detik.
g= 32.2 Feet/Deti
Kita bisa memperkirakan head sebuah pompa centrifugal dengan menghitung kecepatan impeller
dan memasukkannya pada rumus di atas. Rumus yang bisa dipakai untuk kecepatan tersebut adalah :

D = Diameter Impeller dalam satuan inchi


V= Kecepatan dalam feet/detik.
Itulah sebabnya mengapa kita harus selalu mendasarkan pada pemahaman head fluida
dalam feet/meter dan bukan pada tekanan, saat menghadapi pompa centrifugal. Suatu pompa
dengan suatu jenis impeller dan dengan suatu kecepatan, akan menaikkan fluida pada ketinggian
tertentu tanpa perlu menghiraukan berat fluida sebagaimana terlihat pada gambar 1 di bawah ini :
Fig. 1 Pompa yang identik akan dapat melayani fluida dengan berbagai tingkat kekentalan
Fig. 2-a Suction Lift : Menunjukkan besaran Head Statis dalam sebuah sistem pemompaan dimana
Pompa terletak di posisi lebih tinggi dari Tangki tempat penghisapan. (Static Suction Head) SUCTION
HEAD terjadi saat sumber suplai di atas garis tengah pompa. Jadi STATIC SUCTION HEAD adalah
jarak vertikal dalam satuan feet atau meter darigaris tengah pompa hingga ketinggian fluida yang di pompa

Fig. 2-b Suction Head : Menunjukkan Static Head di sebuah sistem pemompaandimana Pompa
terletak lebih rendah dari Tangki hisap. (Static Suction Head )

BAB III
JENIS-JENIS ALAT DAN BAHAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Sebelum melakukan pembongkaran ,hal-hal yang harus di persiapkan sebelum berkerja adalah
membesiapkan alat dan bahan yag akan di gunakan fiantaranya adalah sebagai berikut:
1 buah pompa sentripugal
1 set kunci kombinasi
Palu karet
1 set kunci
Meja kerja
Kuas pembersih
Jangka sorong
Langkah keja :
1. lepaskan pompa dari tempat dudukannya
2. buka baut pengikat pada casing dengan kunci yang sesuai
3. lepaskan paking yang ada dengan benar
4. lepaskan stuffing Box dari casing
5. lepaskan Shaft dengan cara dipukul dengan palu karet
6. lepaskan BearingBeraing (bantalan)
7. pisahkan Impeller dari shft

BAB IV
PRINSIP KERJA POMPA SENTRIFUGAL
PRINSIP KERJA POMPA
Pompa Centrifugal secara prinsip terdiri dari casing pompa dan impeller yang terpasang pada
poros putar. Casing pompa berfungsi sebagai pelindung, batas tekan dan juga terdiri dari saluransaluran yang untuk masukan ( suction ) dan keluaran ( discharge ). Casing ini memiliki vent dan drain
yang berguna untuk melepas udara atau gas yang terjebak dalam casing selain untuk juga
berguna perawatannya.
Vanes daripada impeller yang berputar meneruskan dan memberikan gaya putar sentrifugal
kepada cairan ini sehingga cairan bergerak menuju keluar impeller dengan kecepatan tinggi. Cairan
tersebut kemudian sampai dan mengumpul pada bagian terluar casing yaitu volute.
Volute ini merupakan area atau saluran melengkung yang semakin lama semakin membesar
ukurannya, dan seperti halnya diffusor, volute berperan besar dalam hal peningkatan tekanan cairan
saat keluar dari pompa, merubah energi kecepatan menjadi tekanan. Setelah itu liquid keluar dari
pompa melalui saluran discharge.

Pompa Sentrifugal juga bisa dibuat dengan dua volute. Pompa semacam ini biasa disebut double
volute pumps, dimana discharge nya berbeda posisi 180.Untuk aplikasinya bisa meminimaliskan gaya radial
yang mengenai poros dan bantalan sehubungan dengan ketidak seimbangan tekanan di sekitar
impeller.
Perbandingan antara single dan double volute sentrifugal bisa dilihat di bawah ini

Kavitasi pada Pompa

Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedangmengalir, karena
tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang sering
mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa.
Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap jenuhnya,
hal ini dapat menyebabkan :
-Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala gelembung-gelembung fluida tersebut
pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi tekanannya-Kapasitas pompa menjadi berkurang
-Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)
-Berkurangnya efisiensi pompa.Secara umum, terjadinya kavitasi diklasifikasikan atas 5 alasan dasar :
1. Vaporisation - Penguapan.
Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi sangat
tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head (tekanan) pada sisi isap untuk mencegah
penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh pabrik pembuat pompa dan dihitung
berdasarkan asumsi bahwaair yang dipompakan adalah fresh water pada suhu 68oF.
Dan ini disebut Net Positive Suction Head Available (NPSHA) Karena ada pengurangan
tekanan (head losses) pada sisi suction( karenaadanya valve, elbow, reduser, dll), maka kita harus
menghitung head total padasisi suction dan biasa disebut Net Positive Suction Head is Required
(NPSHR).
Nah
nilai
keduanya
mempengaruhi
terjadinya
penguapan,
maka
untuk
mencegah penguapan, syaratnya adalah : NPSHA Vp NPSHR Dimana Vp : Vapor pressure fluida yang
dipompa.Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka kitaharus melakukan hal
berikut :
1. Menambah Suction head, dengan :
-Menambah level liquid di tangki.
-Meninggikan tangki.
-Memberi tekanan tangki.
-Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable).
-Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya denganmengurangi jumlah fitting,
membersihkan striner, cek mungkin ventingtangki tertutup) atau bertambahnya speed pompa.
2. Mengurangi Tempertur fluida, dengan :
-Mendinginkan suction dengan fluida pendingin
-Mengisolasi suction pompa
-Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari pipa discharge.
3. Mengurangi NPSHR, dengan :
-Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR sekitar 25 % dandalam beberapa kasus memungkinkan
penambahan speed pompa sebesar 40 %
-Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah.
-Gunakan impeller pompa yang memiliki eye impeller yang lebih besar.
-Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %.

-Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah pompa kecildengan ukuran kapasitas separuhnya, hitungannya
lebih murah dari padamenggunakan pompa besar dan spare-nya. Lagi pula dapat menghematenergy.

Pada bagian pertama tulisan yang lalu, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek yang
ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi.
2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System
Pompa sentrifugal hanya mampu menghandle 0.5% udara dari total volume. Lebih dari 6%
udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa. Udara dapat masuk ke
dalam system melalui beberapa sebab, antara lain :
-Dari packing stuffing box ( Bagian A Lihat Gambar ). Ini terjadi, jika pompa dari kondensor,
evaporator atau peralatan lainnya bekerja padakondisi vakum.
-Letak valve di atas garis permukaan air (water line).
-Flens (sambungan pipa) yang bocor.
-Tarikan udara melalui pusaran cairan ( vortexing fluid ).
-Jika bypass line letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akanmenambah suhu udara pada sisi
isap.
-Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairanterlalu rendah.

Vortexing FluidaKeduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam


system berpengaruh besar terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembungudara itu
pecah ketika melewati eye impeller ( Bagian G Lihat Gambar ) sampai pada sisi keluar ( Sisi
dengan tekanan yang lebih tinggi ). Terkadang, dalam beberapa kasus dapat merusak impeller atau
casing. Pengaruh terbesar dari adanya jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas pompa.
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System
Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar ( leading edge ) impeller, dekat dengan diameter
luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal isap pompa. Efek
putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguapdan kemudian pecah ketika
melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa dengan NPSHA yang
rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus tahu nilai Suction Spesific Speed , yang dapat
digunakanuntuk mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai terdekat yang teramanterhadap nilai
BEP ( Best Efficiency Poin t) pompa yang harus diambil untuk mencegah terjadinya masalah
Nilai Suction Spesific Speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000.Rumus yang dipakai
adalah :

Dimana :

Rpm
Head

= Kecepatan PompaCapacity = Gallons per menit, atau liters per


detik dari impeller terbesar pada
nilaiBEP(Best Efficiency Point) -nya.
= Net Positive Suction Head is Required ( feet atau meter )pada nilai rpm-nya.
Catatan penting :
-Untuk pompa double suction, kapasitas dibagi 2 karena ada 2 impeller eyes.
-Ideal untuk membeli pompa dengan nilai Suction Spesific Speed kurangdari 8500 ( 5200 metrik ) kecuali
untuk kondisi yang ekstrim.
-Mixed Hydrocarbon dan air panas idealnya pada 9000 12000 ( 55007300 metric ) atau lebih tinggi, lebih
bagus.
-Nilai Suction Spesific Speed yang tinggi menandakan impeller eye-nyalebih besar dari biasanya dan
biasanya nilai efisiensinya disesuaikandengan nilai NPSHR yang rendah.
-Lebih tinggi nilai Suction Spesific Speed memerlukan desain khusus,operasinya memungkinkan
adanya kavitasi.
-Biasanya, pompa yang beroperasi dibawah 50% dari nilai BEP-nya tidak reliable

Jika kita memakai open impeller, kita dapat mengoreksi internal recirculation dengan
mengatur suaian ( clearance ) impeller sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.
Jenis impeller
Untuk jenis Closed Impeller lebih banyak masalahnya dan kebanyakan pada prakteknya
dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk di evaluasi ataumungkin didesain ulang pada impellernya
atau perubahan ukuransuaian(clearance) pada wearing ring.

BAB V
Komponen Pompa Sentrifugal
Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal :
A. Stuffing Box Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
B. Packing Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompamelalui
poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

C. Shaft ( poros ) Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat
kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada
pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat
kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari
impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan padasisi isap secara terus menerus
akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan
impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan
impeller.
J. Bearing Beraing ( bantalan ) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk
dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.K.
Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outletnozel serta tempat memberikan
arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
(single stage).

BAB VI
Pompa Sentrifugal dapat Diklasifikasikan
1. Menurut Kapasitas
a. Kapasitas rendah ( <20 /jam )
b. Kapasitas sedang ( 20-60 /jam )
c. Kapasitas tinggi ( >60 /jam )
2. Menurut Tekanan Yang Dihasilkan
a. Tekanan rendah ( <5 kg/ )
b. Tekanan menengah ( 5-50 kg/ )
c. Tekanan tinggi ( >50 kg/ )
3. Menurut Kecepatan Spesifik
a. Kecepatan rendah
b. Kecepatan menengah
c. Kecepatan tinggi
d. Pompa aliran campur
e. Pompa aliran aksial
4. Menurut Sisi Masuk Impeller
a. Pompa isapan tunggal ( single suction )
b. Pompa isapan ganda ( double suction )
5. Menurut Perencanaan Rumah Pompa
a. Rumah tunggal
b. Rumah bersekat-sekat, digunakan pada multi tingkat

6. Menurut Jumlah Impeller dengan Tingkatannya


a. Pompa dengan Impeller tunggal
b. Pompa dengan Impeller banyak
7. Menurut Letak Poros
a. Pompa poros horisontal
b. pompa poros vertikal
8. Menurut Sistem Penggerak
a. Dikopel langsung pada unit penggerak
b. Melewati beberapa macam jenis transmisi ( belt, roda gigi, dll )

Sistem Proteksi Pompa Sentrifugal


1.
2.
3.

4.

5.

Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi standar yang
diterapkan pada pompa sentrifugal. Beberapa standar minimum paling tidak terdiri dari:
Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi dengan check valve yang membuat
aliran hanya bisa berjalan satu arah, searah dengan arah aliran keluaran pompa.
Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low, flowswitch high, dan overload
relay pada motor pompa dipasang pada sistem pompa untuk menghindari overload
Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja dan berkemungkinan
merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration switch
dan vibration monitor.
Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high (PSH),flow switch low (FSL),
dan return line yang dilengkapi dengan control valve dipasang pada sistem pompa untuk melindungi pompa
dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.
Proteksi terhadap low NPSH available. Apabila pompa tidak memiliki NPSHa yang cukup, aliran
keluaran pompa tidak akan mengalir dan fluidater akumulasi dalam pompa. Beberapa peralatan
safety yang ditambahkan pada sistem pompa ialah level switch low (LSL) dan pressure switch low (PSL).

Penggunaan Pompa Sentrifugal


Dalam kehidupan sehari-hari pompa sentrifugal banyak memberikan berbagai manfaat besar
bagi manusia, terutama pada bidang industri. Secara umum pompa sentrifugal digunakan untuk
kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke tempat yang lainnya Berikut ini beberapa contoh
lain pemanfaatan pompa sentrifugal, diantaranya:
a)Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam fasilitas gathering station,
suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe
sentrifugal.
b)Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk memperlancar proses kerja di
kapal.
c)Pompa sentrifugal WARMAN dirancang khusus untuk memompakan lumpur, bahan kimia, dan semua
larutan cair yang bercampur dengan partikel padat.d) Pompa sentrifugal dan reciprocating
RUHRUMPEN untuk berbagai jenis aplikasi, seperti: industri proses, perkapalan, dock & lepas pantai,
oil & gas dan aplikasi umum lainnya.

BAB VII
Keunggulan dan Kelemahan Pompa Sentrifugal

Keunggulan dan Kelemahan Pompa Sentrifugal :


Pada beberapa kasus pemanfaatan pompa sentrifugal, pompa inimemberikan efisiensi yang
lebih baik dibandingkan pompa jenis displacement. Hal ini dikarenakan pompa ini memiliki
keunggulan dari pompa lainnya. Keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya :
a) Principe kerjanya sederhana
b) Mempunyai banyak jenis
c) Konstruksinya kuat
d) Tersedia berbagai jenis pilihan kapasitas output debit air
e) Poros motor penggerak dapat langsung disambung ke pompa
f)Pada umumnya untuk volume yang sama dengan pompa displacement, harga pembelian pompa sentrifugal lebih
rendah.
g)Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak (tidak ada katup dan sebagainya),sehingga
pemeliharaannya mudah.
h) Lebih sedikit memerlukan tempat.
i)Jumlah putaran tinggi, sehingga memberi kemungkinan untuk pergerakanlangsung oleh sebuah
electromotor atau turbin.
j) Jalannya tenang, sehingga fondasi dapat di buat ringan.
k)Bila konstruksinya disesuaikan, memberi kemungkinan untuk mengerjakan zat cair yang mengandung
kotoran.
l) Aliran zat cair tidak terputus-putus.
Namun disamping memiliki keunggulan pompa sentrifugal ini juga tidak luput dari yang namanya
kelemahan. Adapun kelemahan dari pompa ini adalah:
a) Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap sendiri (tidak dapat memompakan
udara).
b) Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume yang kecil.

BAB VIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rata-rata efisiensi Pompa Sentrifugal tidak terlalu tinggi. Hal ini karena disebabkan tidak seimbangnya
daya poros dengan daya hidrolik, dimana daya hidrolik sangat di tentukan oleh kapasitas pompa.
2. Semakin besar debit air yang dihasilkan pompa, maka head pompa akan semakin kecil.

B. Saran
1. Diharapkan menyadari pentingnya keselamatan
2. Agar dalam praktikum agar betul-betul teliti

3. dalam melakukan praktikum diharapakan mengikuti prosedur

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terlebih dahulu kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberi rahmat
dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul laporan ini adalah POMPA SENTRIFUGAL yang merupakan salah satu tugas
praktikum di workshop ( bengkel ) Maintenance Mesin Politeknik Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pembimbing
sebagai dosen mata kuliah praktikum di workshop ( bengkel ) Maintenance.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan laporan ini di masa
yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak
yang membutuhkan

Dasar - Dasar Pompa centrifugal ( 1 )


Dasar-dasar Pompa sentrifugal

Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan dalam fasilitas
GATHERING STATION, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi sebelum diolah
dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang
timbul akibat adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung
(melingkar).
Prinsip-prinsip dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:
gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar sehingga
kecepatan fluida meningkat
kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh CASING pompa (VOLUTE atau DIFFUSER)
menjadi tekanan atau head
Selain pompa sentrifugal, industri juga menggunakan pompa tipe POSITIVE
DISPLACEMENT. Perbedaan dasar antara pompa sentrifugal dan pompa POSITIVE
DISPLACEMENT terletak pada laju alir DISCHARGE yang dihasilkan oleh pompa. Laju alir
DISCHARGE sebuah pompa sentrifugal bervariasi bergantung pada besarnya HEAD atau
tekanan sedangkan laju alir DISCHARGE pompa POSITIVE DISPLACEMENT adalah tetap
dan tidak bergantung pada HEAD-nya.
IMPELLER. Ilustrasi aliran fluida dalam IMPELLER sebuah pompa sentrifugal.
Sentrifugal vs. POSITIVE DISPLACEMENT. Laju alir discharge sebuah pompa POSITIVE
DISPLACEMENT selalu tetap dan tidak tergantung oleh TOTAL DYNAMIC HEAD.
Impeller. Beberapa impeller yang digunakan dalam pompa sentrifugal.
Performance Curve Kurva perfomansi yang menunjukkan pengaluran data-data HEAD,
FLOW RATE, EFISIENSI, dan kebutuhan daya.
Perhitungan NPSHa. Berikut ini ilustrasi yang menunjukkan bagaimana perhitungan NPSH
avaiable sebuah pompa.
NAMETAG. Contoh NAME TAG sebuah pompa sentrifugal yang terdapat di pabrik. Terlihat
bahwa head pompa ialah sebesar 990 ft.
KLASIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL
Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:
1. Bentuk arah aliran yang terjadi di IMPELLER. Aliran fluida dalam IMPELLER dapat
berupa AXIAL FLOW, MIXED FLOW, atau RADIAL FLOW.
2. Bentuk konstruksi dari IMPELLER. IMPELLER yang digunakan dalam pompa sentrifugal
dapat berupa OPEN IMPELLER, SEMI-OPEN IMPELLER, atau CLOSE IMPELLER.
3. Banyaknya jumlah SUCTION INLET. Beberapa pompa setrifugal memiliki SUCTION
INLET lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki satu SUCTION INLET disebut SINGLESUCTION PUMP sedangkan untuk pompa yang memiliki dua SUCTION INLET disebut
DOUBLE-SUCTION PUMP.
4. Banyaknya IMPELLER. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa IMPELLER
bersusun. Pompa yang memiliki satu IMPELLER disebut SINGLE-STAGE PUMP sedangkan
pompa yang memiliki lebih dari satu IMPELLER disebut MULTI-STAGE PUMP.

TERMINOLOGI
Beberapa terminologi dan istilah khusus yang sering berkaitan dengan pompa, ialah:
1. TDH = TOTAL DYNAMIC HEAD, yaitu besarnya head pompa. Merupakan selisih antara
head discharge dengan head suction; terkadang disebut head atau total head.
2. BEP = BEST EFFICIENCY POINT, yaitu kondisi operasi dimana pompa bekerja paling
optimum.
3. NPSHr = NET POSITIVE SUCTION HEAD REQUIRED, yaitu nilai head absolut dari inlet
pompa yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi.
4. NPSHa = NET POSITIVE SUCTION HEAD AVAILABLE, yaitu nilai head absolut y ang
tersedia pada inlet pompa.
5. Kavitasi, yaitu kondisi dimana terjadinya BUBBLE (gelembung udara) di dalam pompa
akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah pada saat bersentuhan dengan
IMPELLER ATAU CASING. Agar tidak terjadi kavitasi, maka NPSHa harus lebih besar dari
NPSHr.
6. Minimum flow, yaitu flow rate yang terkecil yang dibutuhkan agar pompa beroperasi
dengan baik. Apabila laju alir lebih rendah dari minimum flow, pompa dapat mengalami
kerusakan.
7. Efficiency, yaitu besarnya perbandingan antara energi yang dipakai (input) dengan energi
output pompa.
8. BHP = brake horsepower, yaitu power (daya) yang dibutuhkan oleh pompa untuk bisa
bekerja sesuai dengan kurvanya; memiliki satuan hp.
KURVA PERFOMANSI POMPA
Kurva performansi bermanfaat untuk menggambarkan beberapa parameter unjuk kerja dari
pompa yang antara lain:
1. Besarnya HEAD terhadap FLOW RATE
2. Besarnya efisiensi terhadap FLOW RATE
3. Besarnya daya yang dibutuhkan terhadap FLOW RATE
4. Besarnya NPSHr terhadap FLOW RATE
5. Besarnya MINIMUM STABLE CONTINUOUS FLOW
SISTEM PROTEKSI POMPA
Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi standar yang
diterapkan pada pompa sentrifugal. Beberapa standar minimum paling tidak terdiri dari:
1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi dengan CHECK VALVE
yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah, searah dengan arah aliran keluaran
pompa.
2. Proteksi terhadap OVERLOAD. Beberapa alat seperti PRESSURE SWITCH LOW, FLOW
SWITCH HIGH, dan OVERLOAD RELAY pada motor pompa dipasang pada sistem pompa
untuk menghindari OVERLOAD.
3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja dan
berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan untuk menghindari
vibrasi berlebihan ialah VIBRATION SWITCH dan VIBRATION MONITOR.
4. Proteksi terhadap MINIMUM FLOW. Peralatan seperti pressure switch high (PSH), flow
switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi dengan control valve dipasang pada sistem
pompa untuk melindungi pompa dari kerusakan akibat tidak terpenuhinya MINIMUM
FLOW.
5. Proteksi terhadap LOW NPSH AVAILABLE. Apabila pompa tidak memiliki NPSHa yang
cukup, aliran keluaran pompa tidak akan mengalir dan fluida terakumulasi dalam pompa.
Beberapa peralatan SAFETY yang ditambahkan pada sistem pompa ialah LEVEL SWITCH
LOW (LSL) dan PRESSURE SWITCH LOW (PSL).

Pompa Sentrifugal

Sekilas Tentang Pompa Sentrifugal


1. Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk
memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler
akan ikut berputar karena dorongan sudusudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal,
maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan
meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari
impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran yang
penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi perubahan dari
head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang keluar dari flens keluar
pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan terjadi karena setelah zat cair
dilemparkan oleh impeler, ruang diantara sudusudu menjadi vakum sehingga zat cair
akan terisap masuk.
Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar
(tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa.

Bagianbagian pompa sentrifugal


2. Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu :
A. Menurut jenis aliran dalam impeler
- Pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair yang keluar dari
impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).

Pompa sentrifugal aliran radial

- Pompa aliran campur


Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang
permukaan kerucut (miring) sehingga komponen kecepatannya berarah radial dan aksial

Pompa sentrifugal aliran campur


- Pompa aliran aksial
Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder
(arah aksial)

Pompa aliran aksial


B. Menurut jenis impeler
- Impeler tertutup
Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan , digunakan untuk
pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit mengandung kotoran.

- Impeler setengah terbuka


impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di sebelah belakangnya.
Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit mengandung kotoran misalnya : air yang
mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry, dll
- Impeler terbuka

impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang. Bagian belakang ada
sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk
pemompaan zat cair yang banyak mengandung kotoran.
C. Menurut bentuk rumah
- Pompa volut
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga kecepatan aliran
keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.

- Pompa diffuser
Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah keong.

- Pompa aliran campur jenis volut


Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah rumah volut.
D. Menurut jumlah tingkat
- Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari
satu impeler, jadi relatif rendah.
- Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara berderet (seri) pada satu
poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama dimasukkan ke impeler berikutnya dan
seterusnya hingga impeler terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head
yang ditimbulkan oleh masingmasing impeler sehingga relatif tinggi.

E. Menurut letak poros


Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros horisontal dan poros
vertikal seperti pada gambar berikut ini :

3. Hukum Kesebangunan
Jika dua buah pompa sentrifugal yang geommetris sebangun satu dengan yang lain maka
untuk kondisi aliran yang sebangun pula berlaku hubungan sebagai berikut :

Di mana :
D = diameter impeler (m)
Q = kapasitas aliran (m^3/s)
H = head total pompa (m)
P = daya poros pompa (kW)
N = putaran pompa (rpm)
Hubungan diatas dinamakan Hukum Kesebangunan Pompa. Hukum tersebut sangat

penting untuk menaksir perubahan performansi pompa bila putaran diubah dan juga
untuk memperkirakan performansi pompa yang direncanakan apabila pompa tersebut
geometris sebangun dengan pompa yang sudah diketahui performansinya.
4. Kecepatan Spesifik
Kecepatan spesifik dinyatakan dalam persamaan :

Dimana n, Q dan H adalah hargaharga pada titik efisiensi maksimum pompa. Harga ns
dapat dipakai sebagai parameter untuk menyatakan jenis pompa. Jika ns sudah ditentukan
maka bentuk impeler pompa tersebut sudah tertentu pula. Gambar berikut menunjukkan
harga ns dalam hubungannya dengan bentuk impeler.

Dalam menghitung ns untuk pompa isapan ganda harga Q diganti dengn Q/2, sedangkan
untuk pompa bertingkat banyak, head H yang dipakai dalam perhitungan ns adalah head
per tingkat dari pompa tersebut.
Besarnya ns dapat berbedabeda tergantung dari satuan yang dipakai untuk menyatakan n,
Q dan H. Tabel berikut menunjukkan faktor konversi yang harus digunakan untuk
mengubah ns dari satuan yang satu ke satuan yang lain.

5. Karakteristik Sistem Pemompaan


Efisiensi Pompa
Pompa tidak dapat mengubah seluruh energi kinetik menjadi energi tekanan karena ada
sebagian energi kinetik yang hilang dalam bentuk losis. Efisiensi pompa adalah suatu faktor
yang dipergunakan untuk menghitung losis ini. Efisiensi pompa terdiri dari :
Efisiensi hidrolis, memperhitungkan losis akibat gesekan antara cairan dengan
impeler dan losis akibat perubahan arah yang tibatiba pada impeler.
Efisiensi volumetris, memperhitungkan losis akibat resirkulasi pada ring, bush, dll.
Efisiensi mekanis, memperhitungkan losis akibat gesekan pada seal, packing gland,
bantalan, dll.
Setiap pompa dirancang pada kapasitas dan head tertentu, meskipun dapat juga
dioperasikan pada kapasitas dan head yang lain. Efisiensi pompa akan mencapai
maksimum pada designed point tersebut, yang dinamakan dengan titik BEP.Untuk
kapasitas yang lebih kecil atau lebih besar efisiensinya akan lebih rendah. Efisiensi pompa
adalah perbandinga antara daya hidrolis pompa dengan daya poros pompa.

Daya Hidrolis
Daya hidrolis adalah daya yang diperlukan oleh pompa untuk mengangkat sejumlah zat cair
pada ketinggian tertentu. Daya hidrolis dapat dicari dengan persamaan berikut :

Di mana :
= massa jenis , kg/m^3
g = gaya gravitasi
H = head , m
Q = kapasitas, m^3/s
Kurva Karakteristik Pompa
Untuk setiap pompa, biasanya pabrik pembuatnya memberikan kurva karakteristik yang
menunjukkan unjuk kerja pompa pada berbagai kondisi pemakaian. Karakteristik sebuah
pompa digambarkan dalam kurva karakteristik menyatakan besarnya head total, daya
pompa dan efisiensi pompa terhadap kapasitas. Berikut ini adalah contoh kurva
karakteristik suatu pompa :

6. Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya turun sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Ketika zat cair terhisap

pada sisi isap pompa, tekanan pada permukaan zat cair akan turun, seperti pada gambar
dibawah ini.

Bila tekanannya turun sampai pada tekanan uap jenuhnya, maka cairan akan menguap dan
membentuk gelembung uap. Selama bergerak sepanjang impeler, kenaikan tekanan akan
menyebabkan gelembung uap pecah dan menumbuk permukaan pompa. Fenomena ini
dinamakan kavitasi. Jika permukaan saluran/pipa terkena tumbukan gelembung uap
tersebut secara terus menerus dalam jangka lama akan mengakibatkan terbentuknya
lubanglubang pada dinding saluran atau sering disebut erosi kavitasi. Pengaruh lain dari
kavitasi adalah timbulnya suara berisik, getaran dan turunnya performansi pompa.
7. Net Positive Suction Head (NPSH)
Kavitasi akan terjadi bila tekanan statis zat cair turun sampai dibawah tekanan uap
jenuhnya. Agar dalam system pemompaan tidak terjadi kavitasi, harus diusahakan
agar tidak ada satu bagianpun dari aliran pada pompa yang mempunyai tekanan
statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang
bersangkutan. Berhubung dengan hal ini didefinisikan sutu Head Isap Positif Netto
atau NPSH yang dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi. Ada
dua macam NPSH yaitu NPSHa dan NPSHr. Agar pompa dapat bekerja tanpa
mengalami kavitasi maka harus dipenuhi persyaratan berikut :
"NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan"
a. NPSHa (NPSH yang tersedia)
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi isap pompa
dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut. NPSH yang tersedia
tergantung pada tekanan atmosfer atau tekanan absolut pada permukaan zat cair
dan kondisi instalasinya. Besarnya dapat dihitung dengan persamaan berikut :

hsv
pa
pv

hs
hls

: NPSH yang tersedia, m


: tekanan pd permukaan cairan, kgf/m^2
: tekanan uap jenuh, kgf/m^2
: berat jenis zat cair, kgf/m^3
: head isap statis, m
: kerugian head dalam pipa isap, m

b. NPSHr (NPSH yang diperlukan)


NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang dibutuhkan untuk membiarkan pompa
bekerja tanpa kavitasi. Besarnya NPSH yang diperlukan berbeda untuk setiap
pompa. Untuk suatu pompa tertentu NPSH yang diperlukan berubah menurut

kapasitas dan putarannya. NPSH yang diperlukan harus diperoleh dari pabrik pompa
yang bersangkutan. Namn untuk perkiraan secara kasar, NPSH yang diperlukan dapat
dihitung dari konstanta kavitasi .
Jka head total pompa pada titik efisiensi maksimum dinyatakan sebagai HN dan
NPSH yang diperlukan untuk titik ini Hsvn, maka (koefisien kavitasi Thoma )
didefinisikan sebagai :

Besarnya koefisien kavitasi Thoma dapat ditentukan dari grafik pada gambar,
sedangkan NPSH yang diperlukan ditaksir sebagai berikut :
"NPSH yang diperlukan : HSVN = x HN"

Rumus diatas berlaku untuk pompa pada efisiensi tertinggi ( dipergunakan pada titik BEP ),
bila pompa dipergunakan diluar titik BEP maka NPSH yang diperlukan dikoreksi
menggunakan grafik pada gambar.
c. Cara Menghindari Kavitasi
Kavitasi pada dasarnya dapat dicegah dengan membuat NPSH yang tersedia lebih
besar dari pada NPSH yang diperlukan. Dalam perencanaan instalasi pompa, halhal
berikut harus diperhitungkan untuk menghindari kavitasi.
1.
Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap harus dibuat
serendah mungkin agar head isap statis menjadi rendah pula.
2.
Pipa isap harus dibuat sependek mungkin. Jika terpaksa dipakai pipa isap
yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang berdiameter satu nomor lebih besar
untuk mengurangi kerugian gesek.
3.
Hindari penggunaan katup yang tak perlu dan menekuk pipa pengisapan.
4.
Hindari masuknya udara pada sisi isap pompa.
8. Pemilihan pompa
Setelah mengetahui kapasitas dan head yang diperlukan pada sistem instalasi,
selanjutnya dapat dilakukan pemilihan pompa dengan menggunakan digram pemilihan
pompa. Diagram ini berbedabeda untuk setiap merk dan jenis pompa dan biasanya
telah disediakan oleh pabrik pembuatnya. Berikut ini adalah contoh diagram pemilihan
pompa standar.

9.Operasi Seri dan Paralel


a. Operasi Seri Paralel dengan Karakteristik Pompa Sama
Jika head atau kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai dengan satu pompa
saja, maka dapat digunakan dua pompa atau lebih yang disusun secara seri atau paralel.
Susunan Seri Bila head yang diperlukan besar dan tidak dapat dilayani oleh satu
pompa, maka dapat digunakan lebih dari satu pompa yang disusun secara seri.
Penyusunan pompa secara seri dapat digambarkan sebagai berikut :

Susunan Paralel
Susunan paralel dapat digunakan bila diperlukan kapasitas yang besar yang tidak
dapat dihandle oleh satu pompa saja, atau bila diperlukan pompa cadangan yang
akan dipergunakan bila pompa utama rusak/diperbaiki. Penyusunan pompa secara paralel
dapat digambarkan sebagai berikut :

Agar unjuk kerja pompa yang disusun seri/parael optimal, maka sebaiknya digunakan
pompa dengan karakteristik yang sama. Karakteristik pompa yang disusun seri/paralel
dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar di atas menunjukan kurva headkapasitas dari pompapompa yang


mempunyai karakteristik yang sama yang di pasang secara paralel atau seri. Dalam
gambar ini kurva untuk pompa tunggal diberi tanda (1) dan untuk susunan seri yang
terdiri dari dua buah pompa diberi tanda (2). Harga head kurva (2) diperoleh dari
harga head kurva (1) dikalikan (2) untuk kapasitas (Q) yang sama. Kurva untuk
susunan paralel yang terdiri dari dua buah pompa, diberi tanda (3). Haraga
kapasitas (Q) kurva (3) ini diperoleh dari harga kapasitas pada kurva (1) dikalikan (2)
untuk head yang sama.
Dalam gambar ditunjukkan tiga buah kurva headkapasitas sistem, yaitu R1, R2, dan
R3. Kurva R3 menujukkan tahanan yang lebih tinggi dibanding dengan R1 dan R2.
Jika sistem mempunyai kurva headkapasitas R3, maka titik kerja pompa 1 akan
terletak di (D). Jika pompa ini disusun seri sehingga menghasilkan kurva (2) maka
titik kerja akan pindah ke (E). Disini terlihat bahwa head titik (E) tidak sama dengan
dua kali lipat head (D), karena ada perubahan (berupa kenaikan) kapasitas.
Sekarang jika sistem mempunyai kurva headkapasitas R1 maka titik kerja pompa
(1) akan terletak di (A). Jika pompa ini disusun paralel sehingga menghasilkan kurva
(3) maka titik kerjanya akan berpindah ke (B). Disini terlihat bahwa kapasitas dititik
(B) tidak sama dengan dua kali lipat kapasitas dititik (A), karena ada perubahan (kenaikan)
head sistem.
Jika sistem mempunyai kurva karakteristik seperti R2 maka laju aliran akan sama
untuk susunan seri maupun paralel. Namun jika karakteristik sistem adalah seperti
R1 dan R3 maka akan diperlukan pompa dalam susunan paralel atau seri. Susunan
paralel pada umumnya untuk laju aliran besar, dan susunan seri untuk head yang tinggi

pada operasi. Untuk susunan seri, karena pompa kedua menghisap zat cair bertekanan
dari pertama, maka perlu perhatian khusus dalam hal kekuatan konstruksi dan kerapatan
terhadap kebocoran dari rumah pompa.
b. Operasi Paralel dengan Karakteristik Pompa Berbeda
Pompapompa yang berbeda karakteristiknya dapat pula bekerjasama secara paralel.
Hal ini ditunjukkan dalam gambar di bawah dimana pompa (1) mempunyai kapasitas
kecil dan pompa (2) mempunyai kapasitas besar.

Jika keduanya dipasang secara paralel maka akan menghasilkan kurva karakteristik
(3). Disini, untuk kurva headkapasitas sistem R1 akan dicapai titik operasi paralel di
(C) dengan laju aliran total sebesar Q. Dalam hal ini pompa (1) beroperasi dititik
(D) dengan kapasitas Q1 dan pompa (2) beroperasi dititik (E) dengan kapasitas aliran Q2.
Laju aliran total Q = Q1 + Q2.
Apabila kurva headkapasitas sistem naik lebih curam dari pada R2, maka pompa
(1) tidak dapat lagi menghasilkan aliran keluar karena head yang dimiliki tidak tinggi
untuk melawan head sistem. Bahkan jika head sistem lebih tinggi dari pada head ini
pompa, aliran akan membalik masuk kedalam pompa (1). Untuk mencegah aliran
balik ini pompa perlu dilengkapi dengan katup cegah (check valve) pada pipa
keluarnya. Kondisi operasi seperti ini pada umumnya tidak dikehendaki. Jadi untuk
operasi paralel sebaiknya dipakai pompa pompa dengan head tertutup (shutoff head)
yang tidak terlalu berbeda.
c. Operasi Seri dengan Karakteristik Pompa Berbeda
Pada gambar di bawah memperlihatkan karakteristik susunan seri dari dua buah
pompa yang mempunyai karakteristik berbeda. Kurva (1) adalah dari pompa kapasitas
kecil, kurva (2) dari pompa kapasitas besar, dan kurva (3) merupakan karakteristik
operasi kedua pompa dalam susunan seri.

Jika sistem pipa mempunyai kurva karakteristik R1 maka titik operasi dengan pompa
susunan seri akan terletak di (C). Dalam keadaan ini pompa (1) bekerja dititik (D)
dan pompa (2) dititik (E). Untuk sistem yang mempunyai kurva karakteristik R2
menjadi negatif sehingga akan menurunkan head pompa (2). Jadi untuk kurva
sistem yang lebih rendah dari R2 lebih baik dipakai pompa (2) saja.
10. Pengaturan Kapasitas Pompa
Q yang di butuhkan dalam instalasi pompa tidak selalu tepat karena itu harus diatur sesuai
dengan kebutuhan, dengan cara :
Pengaturan katup
Pengaturan kecepatan atau putaran (ingat Q n)
Pengaturan sudu (untuk pompa aksial atau aliran campuran)
Pengaturan jumlah pompa yang bekerja (parallel)
Penggunaan reservoir

2.1 Definisi Pompa


Pengertian Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan atau
fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.
Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan,
perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.
2.2 Klasifikasi Pompa
2.2.1 Klasifikasi Pompa Menurut Prinsip Kerja
1. Pompa Perpindahan Positif.
Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi. Cairan diambil dari salah
satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan secara positif untuk setiap putarannya. Pompa
perpindahan positif digunakan secara luas untuk pemompaan fluida selain air, biasanya
fluida kental.
Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan cara perpindahannya:
a. Pompa Reciprocating
Pompa Reciproating adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak pompa diubah
menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa dengan menggunakan elemen yang
bergerak bolak-balik di dalam silinder.
b. Pompa Rotary
Pompa rotary adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis ditransmisikan dari
mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang berputar (rotor) di dalam
rumah pompa (casing). Pada waktu rotor berputar di dalam rumah pompa, akan terbentuk
kantong-kantong yang mula-mula volumenya besar (pada sisi isap) kemudian volumenya
berkurang (pada sisi tekan) sehingga fluida akan tertekan keluar.

Gambar 2.1.Pompa Rotary


2. Pompa Dinamis
Pompa dinamik juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut beroperasi. Impeller yang
berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk
memompa fluida.
Terdapat dua jenis pompa dinamik:
a. Pompa Sentrifugal
Pada pompa sentrifugal, energi penggerak dari luar diberikan kepada poros yang kemudian
digunakan untuk menggerakkan baling-baling yang disebut impeller. Impeller memutar
cairan yang masuk ke dalam pompa sehingga mengakibatkan energi tekanan dan energi
kinetik cairan bertambah. Cairan akan terlempar ke luar akibat gaya sentrifugal yang
ditimbulkan gerakan impeler. Cairan yang keluar dari impeller ditampung oleh saluran

berbentuk volut (spiral) di keliling impeller dan disalurkan ke luar pompa melalui difuser. Di
dalam difuser ini sebagian energi kecepatan akan diubah menjadi energi tekanan. Untuk
lebih jelas akan dibahas lebih khusus pada Pompa Sentrifugal.
b. Pompa Dengan Efek Khusus
Pompa dengan efek khusus merupakan pompa yang bekerja secara khusus. Khususnya
pada Industri besar, termasuk pompa setrifugal Tipe khusus, terutama digunakan untuk
kondisi khusus di lokasi industri.
2.2.2 Klasifikasi Pompa Menurut Kapasitas
1. Pompa dengan kapasitas rendah
Yaitu pompa dengan kapasitas sekitar 20 m/Hour.
2. Pompa dengan kapasitas menengah
Yaitu pompa denagn kapasitas antara 20 m/Hour -60 m/Hour.
3. Pompa dengan kapasitas tinggi
Yaitu pompa dengan kapasitas diatas 60 m/Hour.
2.2.3 Klasifikasi Pompa Menurut Head
1. Pompa dengan Head Rendah
Yaitu pompa dengan Head total 1-40 meter
2. Pompa dengan Head Sedang
Yaitu pompa dengan Head total 41- 100 meter
3. Pompa dengan Head Tinggi
Yaitu pompa dengan Head total diatas 100 meter
3.2.3 Klasifikasi Pompa Menurut Aplikasi
Pompa berdasarkan aplikasi yang ada kita bisa sebutkan antara lain :
1. Pompa rumah umum
2. Pompa untuk perusahaan atau industri
2.3 Pompa Sentrifugal
2.3.1 Deskripsi, Struktur, dan Komponen
Pompa sentrifugal adalah salah satu tipe pompa yang memanfaatkan energi kecepatan
yang kemudian diubah menjadi energi tekanan sehingga dapat menggerakkan fluida cair
dari lokasi sumber menuju lokasi target dengan menggunakan impeller.

Gambar 2.2. Pompa Sentrifugal


Komponen utama dari pompa sentrifugal adalah sebagai berikut :
1. Impeller
Impeller merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran fluida yang sudah
terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless
steel, namun bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung
pada jenis impelernya, maka penting untuk memilih rancangan yang cocok dan
mendapatkan impeler dalam kondisi yang baik. Jumlah impeller menentukan jumlah
tahapan pompa. Pompa satu tahap memiliki satu impeler dan sangat cocok untuk layanan
head (=tekanan) rendah. Pompa dua tahap memiliki dua impeller yang terpasang secara
seri untuk layanan head sedang. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih

terpasang seri untuk layanan head yang tinggi.


Impeller dapat digolongkan atas dasar:
Arah utama aliran dari sumbu putaran: aliran radial, aliran aksial, aliran campuran
Jenis hisapan: hisapan tunggal dan hisapan ganda
Bentuk atau konstruksi mekanis:
Impeller yang tertutup memiliki baling-baling yang ditutupi oleh mantel (= penutup) pada
kedua sisinya. Biasanya digunakan untuk pompa air, dimana baling-baling seluruhnya
mengurung air. Hal ini mencegah perpindahan air dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan,
yang akan mengurangi efisiensi pompa. Dalam rangka untuk memisahkan ruang
pembuangan dari ruang penghisapan, diperlukan sebuah sambungan yang bergerak
diantara impeller dan wadah pompa. Penyambungan ini dilakukan oleh cincin yang
dipasang diatas bagian penutup impeller atau dibagian dalam permukaan silinder wadah
pompa. Kerugian dari impeller tertutup ini adalah resiko yang tinggi terhadap rintangan.
Impeller terbuka dan semi terbuka lihat gambar kemungkinan tersumbatnya kecil. Akan
tetapi utnuk menghindari terjadinya penyumbatan melalui resirkulasi internal, volute atau
back-plate pompa harus diatur secara manual untuk mendapatkan setelan impeller yang
benar.
Impeller pompa berpusar/vortex cocok untuk bahan-bahan padat dan berserabut akan
tetapi pompa ini 50% kuran efisien dari rancangan yang konvensional.

Gambar.2.3 Impeller Jenis Tertutup dan Terbuka (Sahdev)


2. Poros
Poros memindahkan torque dari motor ke impeller selama startup dan operasi pompa.
3. Casing
Fungsi utama casing adalah menutup impeller pada penghisapan dan pengiriman pada
ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada ujung penghisapan dapat
sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung pengiriman dapat dua puluh kali
tekanan atmosfir pada pompa satu tahap. Untuk pompa multi-tahap perbedaan tekanannya
jauh lebih tinggi. Casing dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk
menjamin batas keamanan yang cukup. Fungsi casing yang kedua adalah memberikan
media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan impeller. Oleh karena itu
casing pompa harus dirancang untuk:
Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian pompa untuk pemeriksaan,
perawatan dan perbaikan
Membuat casing anti bocor dengan memberikan kotak penjejal
Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke flens secara langsung
Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak (motor listrik) tanpa kehilangan daya.
Terdapat dua jenis casing :
a. Casing volute
Memiliki impeller yang dipasang dibagian dalam casing. Salah satu tujuan utamanya adalah
membantu kesetimbangan tekanan hidrolik pada batang torak pompa. Walau begitu,
mengoperasikan pompa dengan casing volute pada kapasitas yang lebih rendah dari yang
direkomendasikan pabrik pembuatnya dapat mengakibatkan tekanan lateral pada batang
torak pompa. Hal ini dapat meningkatkan pemakaian sil, bantalan poros, dan batang torak
itu sendiri. Casing volute ganda digunakan bilamana gaya radial menjadi cukup berarti pada

kapasitas yang berkurang.


b. Casing bulat
Memiliki baling-baling penyebaran stasioner disekeliling impeller yang mengubah kecepatan
menjadi energi tekanan. Casing tersebut banyak digunakan untuk pompa multi-tahap.
Casing dapat dirancang sebagai:
Casing padat
Seluruh casing dan nossel dimuat dalam satu cetakan atau potongan yang sudah dibuat
pabrik pembuatnya.
Casing terbelah
Dua bagian atau lebih disambungkan bersama. Bilamana bagian casing dibagi oleh bidang
horisontal, casingnya disebut terbelah secara horisontal atau casing yang terbelah secara
aksial.

Gambar 2.4. Potongan Pompa Centrifugal

Gambar 2.5. Casing pompa centrifugal


2.3.2 Klasifikasi Pompa Sentrifugal
1. Klasifikasi menurut Jenis Impeller
a. Pompa Sentrifugal
Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian rupa hingga aliran zat cair yang keluar dari
impeller akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.
Namun konstruksi yang sebenarnya dari pompa-pompa yang banyak dipakai adalah seperti
diperlihatkan dalam gambar.2.6. Impeller dipasang pada saatu ujung poros, dan pada ujung
yang lain dipasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua
buah bantalan. Sebuah perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus poros, untuk
untuk diperlihatkan perapat sebagai perapat poros. Namun selain perapat juga digunaka
perapat mekanis.

Gambar 2.6. Pompa Sentrifugal

b. Pompa Aliran Campur


Secara diagramatik aliran yang meninggalkan impeller akan bergerak sepanjang permukaan
kerucut di dalam pompa aliran campur ini.
Salah satu ujung poros dimana impeller dipasang, ditumpu oleh bantalan dalam pada ujung
yang lain dipasang kopling dengan sebuah bantalan luar di dekatnya. Bantalan luar terdiri
dari sebuah bantalan aksial dan radial yang berupa bantalan belimbing.
c. Pompa Aliran Aksial
Dalam pompa aliran aksial zat cair atau fluida yang meninggalkan impeller akan bergerak
sepanjang permukaan silinder ke luar . Adapun konstruksi pompa aliran aksial yang
sesungguhnya dibawah ini,
Gambar 2.7 Pompa aliran aksial

2. Klasifikasi menurut Sisi Masuk Impeller


a. Pompa Isapan Tunggal
Konstruksi pompa ini sangat sederhana sehingga banyak dipakai dan dibuat dipasaran.
Pada pompa ini zat cair yang masuk melalui satu sisi impeller saja. Gaya akan ditahan oleh
bantalan aksial jika ukuran pompa cukup kecil.untuk lebih jelas lihat gambar 2.8
Impeler jenis tak berimbang
Gambar 2.8. Tekanan air yang bekerja pad sisi impeller
b. Pompa Isapan Ganda
Pompa ini memasukkan zat cair melalui dua sisi impeller. Pada pompa ini poros yang
menggerakkan impeller dipasang menembus kedua sisi rumah dan impeller serta ditumpu
oleh bantalan diluar rumah pompa, oleh karena itu poros lebih panjang jika dibandingkan
dengan pompa jenis yang lainnya. Impeller yang digunakan pada dasarnya sama dengan
dua buah impeller pompa isapan tunggal yang dipasang secara bertolak belakang, sehingga
dengan demikian gaya aksial yang timbul akan saling mengimbangi menjadi nol. Pompa
isapan ganda dapat dipandang sebagai pompa yang mempunyai dua buah impeller yang
bekerja secara sejajar.
Dibawah ini dapat kita lihat pompa isap ganda.

Gambar 2.9 Pompa isap ganda


3. Klasifikasi menurut Jenis Casing
a. Pompa Volut
Aliran yang keluar dari impeller pompa volut ditampung didalam volut (rumah spiral), yang
selanjutnya akan menyalurkan kenosel keluar. Harga ns dari pompa volut bervariasi pada
daerah yang cukup luas, yaitu antara 100 sampai700.
b. Pompa Difuser
Adapun pompa diffuser mempunyai difuser yang dipasang mengelilingi impeller. Difuser
berguna untuk menurunkan kecepatan aliran yang keluar dari impeller, sehingga senergi
kinetic aliran dapat diubah menjadi energi tekanan secara efisien. Pompa difuser dipakai
untuk memperoleh head total yang tinggi. Harga n pompa ini berkisar antara 100 sampai
300.

Gambar 2.10. Pompa diffuser


4. Klasifikasi menurut Jumlah Tingkat
a. Pompa Satu Tingkat
Adalah pompa yang hanya memiliki satu impeller, sehingga tekanan discharge dan head
pompa hanya tergantung oleh impeller. Head total rendah karena berasal dari satu impeller.
b. Pompa Bertingkat Banyak

Adalah pompa yang memiliki beberapa impeller yang dipasang secara berderet dalam satu
poros dan casing. Agar gaya aksial yang timbul dari putaran impeller dapat berlangsung
seimbang maka diperlukan system penyeimbang. Pompa bertingkat ini mengahilkan head
yang tinggi dan memiliki tekanan yang tinggi yang dihasilkan oleh tiap tingkat.

Gambar 2.11. Pompa Bertingkat Banyak


5. Klasifikasi menurut Posisi Poros
a. Pompa Jenis Poros Mendatar
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi mendatar seperti yang terlihat dalam gambar
2.11. Letak poros dengan pompa selalu mendatar.
b. Pompa Jenis Poros Tegak
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi tegak seperti yang diperlihatkan dalam
gambar.2.12. pompa aliran campur dan aliran aksial sering dibuat dengan poros tegak.
Rumah pompa semacam ini digantung pada lantai oleh pipa kolom yang menyalurkan zat
cair dari pompa ke atas. Poros pompa yang menggerkkan impeller dipasang sepanjang
sumbu pipa kolom dan dihubungkan dengan motor penggerak pada lantai.. Poros ini
dipegang dibeberapa tempat sepanjang pipa kolom oleh bantalan. Poros ini dpat
diselubungi oleh pipa yang berfungsi juga seperti penyalur air pelumas.

Gambar 2.12 .Pompa Poros Tegak


6. Menurut Sistem Penggerak
Menurut sistem penggeraknya pompa dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Penggerak Motor Listrik
Motor Listrik merupakan alat yang efisien untuk menggerakkan pompa dan merupakan cara
praktis untuk memperbaiki faktor daya. Penggerak dengan motor listrik dibedakan lagi
sebagai berikut :
Motor Arus Bolak balik
Motor Arus Searah
b. Penggerak Turbin Uap
Unit jenis ini umumnya dikenal dengan turbin penggerak-mekanis dan dapat menggerakkan
pompa secara langsung atau dihubungkan melalui perangkat roda gigi pemercepat atu
pengurang kecepatan tergantung kebutuhan putaran yang dibutuhkan.
c. Penggerak Mesin Uap
Mesin uap sekarang ini sudah jarang dipakai. Akan tetapi mesin uap ini masih banyak
dipakai untuk penggunaan kapal tunda dan kapal keruk. Mesin sederhana atau gabungan
dipakai untuk penggerak pompa.
d. Penggerak Motor Bakar Internal
Motor bakar kira-kira hanya menggerakkan sebesar 13 % dari seluruh pompa sentrifugal.
Walaupun motor bakar jarang menjadi pilihan terbaik dari segi ekonomi, motor bakar ini
sangat penting untuk beberapa instalasi yang berbeda.

e. Penggerak Turbin Gas


Terakhir ini turbin gas menjadi populer untuk untuk menggerakkan pompa. Dikemas dengan
roda pengurang kecepatan yang terpadu, kecepatan keluaran antara 30.000 sampai 900
rpm dapt diberikan.

2.3.3 Prinsip Kerja Pompa sentrifugal


Prinsip dasar pompa sentrifugal adalah sebagai berikut:
Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar sehingga
kecepatan fluida meningkat
Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser) menjadi
tekanan atau head
Selain itu, pada gambar memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini beroperasi:
Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau dalam hal jet pump
oleh tekanan buatan.
Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan
berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi.
Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan cincin diffuser
stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi
tekanan.
Gambar2.13 Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal (Sahdev M)

2.3.4 Perubahan Energi dalam Pompa


a. Diagram Kecepatan
Gambar 2.14 Diagram kecepatan spesifik ns dari impeler
Diagram di atas digunakan untuk menentukan kecepatan spesifik pompa. Dalam pengunaan
diagram diatas besarnya Q dan H harus diketahui terlebih dahulu. Besarnya kecepatan
spesifik pompa terkecil adalah 10.
b. Energi Fluida Teoritis
Gambar 2.15 Penampang melalui sudu-sudu dari impeller
Pada titik 1 bisa diperoleh segitiga kecepatan masuk, yaitu dengan jalan pada titik 1 di
gambar yang arahnya tegak lurus u1 dan u1 didapat dari dimana n adalah kecepatan putar
impeller dalam rpm. w1 terjadi dari sudut awal sudu 1 dan 1 sudah diketahui besarnya
sudah menjadi syarat pembuatan sudu.
Dari sini fliuda mengalir mengalir ke bagian punggung dari sudu jalan yang melengkung,
supaya mendapatkan penghantaran dan pengaliran yang baik, maka jumlahnya sudu jalan
harus tertentu, karena adanya gaya sentrifugal fluida yang ada pada saluran sudu jalan

tersebut menjadi bergerak majudan didorong keluar dari saluran sudu jalan. Jadi dari akibat
dari berputarnya impeller dengan kecepatan u dan bentuknya sudu jalan yang sedemikian
rupa didapat kecepatan relatif aliran fluida di bagian masuk saluran sudu jalan w1 dan
kecepatan relatif di bagian keluar w1. Besarnya kecepatan w didapat dari
persamaankontinuitas. Diameter impeller di bagian keluar D2 lebih besar dari pada di bagian
masuk D1 dan lebar sudu b1, sehingga pada umumnya w2 lebih kecil pada w1.
Di titik 2 fluida mempunyai kecepatan keluar mutlak c2, yang di dapat melalui
penggambaran segitiga kecepatan keluar dari w2, u2 dan sudut keluar sudu 2 yang
besarnya bisa dipilih dengan bebas.
Sesudah keluar dari impeller fluida melalui ruang tanpa sudu 3 dan sampai di dalam sudu
pengarah dengan kecepatan c4, tetapi bila konstruksi pompa harus dibuat sederhana di
man fluida yang keluar dari impeller langsung masuk ke dalam rumah pompa, maka c2
harus diarahkan sedemikian rupa sehingga perpindahan fluida dari impeller ke rumah
pompa sedapat mungkin bisa bebas tanpa tumbukan.
Gambar yang bagian tengah memperlihatkan lintasan yang ditempuh fluida mulai dari
masuk ke dalam impeller dengan kecepatan c1 sampai berada di sudu pengarah dengan
kecepatan c4. Untuk mengamati pergerakan bagian-bagian kecil fluida ini dilakukan dengan
cara impeller pompa dibuat dari kaca sehingga dengan demikian pergerakan fluida tersebut
bisa dilhat dari luar.
Perpindahan energi di dalam sudu jalan adalah dari momen puntir yang bekerja pada poros
diteruskan sedemikian rupa oleh sudu jalan sehingga menimbulkan kecepatan absolut fluida
c2 dan c1 dengan komponen tangensialnya c2udan c1u (sudu-sudu impeller bekerja
sebagai tuas untuk meneruskan momen puntir poros dan menimbulkan arus kecepatan
fluida).
Menurut kaidah impuls pada umumnya momen puntir di antara sisi keluar dan masuk.
dimana Y adalah kerja mekanis dari poros dengan satuan SI Nm/Kg.
c. Debit Aliran dalam Impeller
Kapasitas aliran air terganrung pada luas peampang. Dari persamaan kontunuitas

Dimana Q = kapasitas aliran (m3/s)


D1= Diameter Impeller (m)
b1 = Lebar Impeller (m)
c1 = kecepatan masuk aliran (m/s)

d. Head Fluida Teoritis


Antara tinggi kenaikan H (m) dan kerja spesifik Y ada hubungan sebagi berikut :
Dimana g adalah percepatan gravitasi (m/s2).
Tentu saja tinggi tekan p akan berubah dengan adanya perubahan kerapatan fluida dan
tinggi kenaikan H, dimana tekanan statis :
Dimana P = tinggi tekan fluida (m)
= kerapatan fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2).

H = tinggi kenaikan (m)


Bila kecepatan masuk di arahkan menjadi tegak lurus u, maka = 0 dan persamaannya
menjadi :
Tinggi kenaikan pompa semacam ini hanya bisa dicapai, bila aliran fluida benar-benar
melalui jalan yang tepat sesuai dengan sudut sudu jalan yang telah ditentukan, terutama bila
keluarnya telah diarahkan membentuk sudut 2. Hal ini hanya mungkin bila fluida dipaksa
melalui sudu-sudu yang banyaknya tak terhingga dan sangat tipis serta alur dan jarak sudu
satu dengan sudu lain sempit.
Tetapi yang mungkin terjadi adalah dengan jumlah sudu tertentu. Bila jumlah sudu dibuat
sedemikianrupa banyaknya maka akan didapat panghantaran aliran yang maksimum dan
gesekan aliraan yang minimum, karena diruang di ruang di antara dua sudu terdapat suatu
sirkulasi fluida yang memisahkan diri dari aliran dan akibat adanya sirkulasi tersebut arah
aliran menjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Jadi, aliran fluida keluar tidak
membentuk sudut 2 melainkan lebih kecil. Yaitu dengan sudut 3.
Dalam hal ini kapasitas fluida tidak ada perubahan, basarnya komponen meridian c2m dari
c2 adalah tetap meskipun terjadi pengecilan dari c2 menjadi c3 komponen meridian tetap
tidak terganggu.
Besarnya tinggi kenaikan (H) ini tergantung jua dari basarnya harga k atau faktor
penyusutan kerja.besarnya harga k tergantung dari jumlah sudu, bentuk sudu, sudut sudu,
lebar roda, kecepatan putar dan perbandingan D2/D1 dari impeller. Harga k berkisar antara
0,65 sampai 0,90. Pada dasarnya harga k semaikin tinggi bila harga D2/D1 semakin besar
dan jumlah sudu semakin banyak. Harga tinggi kenaikan (H) tersebut adalah :

Gambar 2.16 Nomogram untuk menentukan harga k


e. Daya Pompa Teoritis
Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa per satuan waktu dapat ditulis
sebagai berikut :

dimana, = Berat air per satuan volume (kgf/l)


= Daya air (kW)
H = Head total pompa (m)
Q = Kapasitas ( /min)
atau
=
dimana dinyatakan dalam kN/ dan Q dalam /s.
f. Daya Poros Pompa
Sedangkan daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah pompa adalah sama
dengan daya air ditambah kerugian daya didalam pompa. Daya ini dapat dinyatakan
sebagai berikut :
dimana, P = Daya poros sebuah pompa (kW)
= Efisiensi pompa (pecahan)
g. Efisiensi Pompa

Efisiensi total adalah persentase dari daya input total dengan efisiensi output total.
Dimana,
E0 = efisiensi total
Whp = daya output (kw)
ehp = daya input total (kw)
Efisiensi mekanik adalah perbandingan daya output pompa dengan daya input pompa.

Dimana,
Ep = efisiensi mekanik
whp = daya output (kw)
php = daya input (kw)
Efisiensi volumetrik adalah persentase dari kapasitas

Dimana,
Ev = efisiensi Volumetrik
D = displacement (m3)
Q = kapasitas (m3/s)
N = putaran pompa (rpm)
Harga-harga standar efisiensi pompa diberikan dalam gambar 2.17. Efisiensi pompa untuk
pompa-pompa jenis khusus harus diperoleh dari pabrik pembuatnya.
Gambar 2.17 Efisiensi standar pompa
2.3.5 Performance Pompa
Kurva performansi bermanfaat untuk menggambarkan beberapa parameter unjuk kerja dari
pompa yang antara lain:
1. Besarnya head terhadap flow rate
2. Besarnya efisiensi terhadap flow rate
3. Besarnya daya yang dibutuhkan terhadap flow rate
4. Besarnya NPSHr terhadap flow rate
5. Besarnya minimum stable continuous flow

Gambar 2.18 Kurva pervorma pompa


a. Kurva Head, Kapasitas, Daya dan Efisiensi
Gambar 2.19 Kurva karakteristik pompa aliran sentrifugal
Gambar diatas menunjukkan contoh kurva performansi untuk pompa. Semua besaran kurva
dinyatakan dalam persen dibandingkan dengan kondisi maksimumnya. Kurva daya terhadap
kapasitas mempunyai harga minimum bila kapasitas aliran sama dengan nol. Kurva efisiensi
terhadap kapsitas umumnya berbentuk mendekati busur lingkaran. Harga efisiensi hanya
sedikit menurun bila kapasitas berubah menjauhi harga optimumnya.

b. Pengaruh Volut dan Kekentalan Fluida


Volut atau rumah keong berguna agar kecepatan arus fluida dapat diturunkan lebih lenjut
dan selanjutnya dapat di salurkan melalui saluran tekan dengan baik. Penampang melintang
rumah keong searah dengan arah putaran roda jalan dibuat mekin membesar, sebab arus
volume fluida yang melampaui dari sudu jalan atau sudu pengarah akan bertambah banyak
sampai mencapai Q yang terakhir. Dengan demikian akan dicapai suatu arus yang teratur
didalam setiap lingkaran spiral yang sejajar harus menerima keadaan arus yang sama.
Bentuk penampang melintang yang terakhir dibuat dengan suatu pembesaran yang
berbentuk kerucut yang selanjutnya dihubungkan dengan saluran tekan. Biasanya dapat
mencapai sudut 370 .
Kekentalan fluida juga berpengaruh terhadap adanya kerugian gesek dalam pompa.
Semakin tinggi harga semakin besar pula tinggi tekan yang berpengaruh juga pada daya
pompa.
2.3.6 Prinsip Perencenaan Pompa
a. Dimensi Mata Impaller
Dalam perencanaan pompa perlu diperhatikan dimensi mata impeller yang digunakan.
Tetapi sebelum itu perlu diperhatikan pula :
Besarnya Debit yang masuk dan keluar. Besarnya debit harus dibuat 3% - 5% lebih besar
daripada Debit sebenarnya. Karena kerugian arus balik harus diperhitungkan, kerugian ini
disebabkan karena fluida dari sisi tekan mengalir kembali masuk ke bagian sisi isap melalui
celah impeller yang berada di atas sisis masuk dan kejadian ini berlangsung secara terus
menerus.
Kecepatan aliran masuk. Kecepatan masuk fluida besarnya harus tidak boleh melebihi
harga yang sudah ditentukan. Karena bila batas tersebut dilampaui aka timbul bahaya
terbentuknya gelembung-gelembung uap dan kavitasi
Head total yang ingin dipindahkan pompa.
Kecepatan spesifik pompa dan kecepatan putar pompa.
Perbandingan diameter masuk dan dimeter keluar pompa.
b. Geometri Impeller
Geometri impeller adalah ukuran-ukuran impeller yang akan dipakai pada pompa nantinya.
Setelah mengetahui dimensi dari mata impeller maka dapat ditentukan geometri impeller
dengan jalan sebagai berikut :
Menentukan besarnya diameter masuk dan diameter keluar. Sehingga terbentuk
perbandingan D2/D1.
Menentukan bentuk sudu, jumlah sudu, sudut sudu dan lebar roda. Sehingga dapat
diketahui besarnya harga k
Perlu diperhatikan untuk pemilihan sudut sudu 2 yang paling efektif adalah sebesar 150
sampai 300.
Setelah diketahui diameter masuk impeller, debit aliran dan kecepatan aliran masuk maka
dapat diketahui besarnya lebar roda pada bagian masuk dengan rumus :
Setelah itu dapat dicari besarnya Head pompa.
2.4 Instalasi sistem Pipa
2.4.1 Deskripsi
Sistem perpipaan dapat ditemukan hampir pada semua jenis industri, dari sistem pipa

tunggal yang sederhana sampai sistem pipa bercabang yang sangat kompleks. Contoh
sistem perpipaan adalah, sistem distribusi air minum pada gedung atau kota. sistem
pengangkutan minyak dari sumur bor ke tandon atau tangki penyimpan, sistem distribusi
udara pendingin pada suatu gedung, sistem distribusi uap pada proses pengeringan dan
lain sebagainya.
Sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai dengan lokasi tujuan
antara lain, saringan (strainer), katup atau kran, sambungan, nosel dan sebagainya. Untuk
sistem perpipaan yang fluidanya liquid, umumnya dari lokasi awal fluida, dipasang saringan
untuk menyaring kotoran agar tidak menyumbat aliran fuida. Saringan dilengkapi dengan
katup searah ( foot valve) yang fungsinya mencegah aliran kembali ke lokasi awal atau
tandon. Sedangkan sambungan dapat berupa sambungan penampang tetap, sambungan
penampang berubah, belokan (elbow) atau sambungan bentuk T (Tee).
2.4.2 Kontinyuitas aliran
Dimana Q : Kapasitas aliran (m /s)
A : Luas penampang pipa ( )
V : Kecepatan aliran (m /s)
2.4.3 Losses pada Instalasi
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air seperti
direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh pompa. Seperti
yang diperlihatkan pada gambar 2.20, head total pompa dapat ditulis sebagai berikut :
H=
Dimana
H : Head total pompa (m)
Ha : Head statis total (m)
hp : Perbedaan head tekanan yang
bekerja pada kedua permukaan (m),

h : Berbagai kerugian head di pipa (m)


v /2g : Head kecepatan keluar (m)
g : Percepatan gravitasi (=9,8 m/s )

Dalam hal pompa menerima energi dari aliran yang masuk kesisi isapnya, seperti pada
pompa penguat (pompa booster), maka head total pompa dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
H=

Gambar 2.20 Head Pompa


Kerugian-kerugian pada instalasi pipa sering terjadi pada pipa pipa sambung (fitting) dan
katup (valve) yang bersifat menghambat aliran normal dan menyebabkan gesekan
tambahan.
1. Kerugian gesek dalam pipa
Untuk menghitung kerugian gesek di dalam pipa dapat dipakai rumus berikut ini :
Dimana, hf = Head kerugian gesek pada pipa (m)
= Koefisien kerugian gesek
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/ )
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
Selanjutnya, untuk aliran laminer dan turbulen terdapat rumus yang bebeda. Sebagai
patokan apakah aliran tersebut laminer atau turbulen dapat dipakai
Re
Dimana, Re = Bilangan Reynolds
= Kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/s)
v = viskositas kinematik zat cair ( / s)
D = Diameter dalm pipa (m)
Jika Re < 2300 maka aliran bersifat laminer
Jika Re > 4000 maka aliran bersifat turbulen
Jika Re = 2300 4000 terdapat daerah transisi. Dapat bersifat laminer ataupun turbulen
tergantu g kondisi pipa dan aliran.
a. Aliran laminer
Dalam hal ini koefisien gesek untuk pipa () dapat dinyatakan :
Dimana = koefisien krugian gesek
b. Aliran turbulen
Untuk menghitung kerugian gesek dala pipa pada aliran turbulen dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
Formula Darcy

Dimana D adalah diameter dalam pipa (m). Rumus ini berlaku untuk pipa baru dari besi cor.
Jika telah terpakai selama bertahun-tahun maka menjadi 1,5 sampai 2 kali harga barunya.
Rumus Hazen Williams
Dimana, hf = Head kerugian (m)
Q = Laju aliran ( /s)
L = Panjang pipa (m)
C = Koefisien
D = Diameter dalam pipa (m)

Tabel 2.1 Kondisi pipa dan harga C

2. Kerugian head dalam jalur pipa


a. Ujung masuk pipa
Kerugian secara umum dapat dinyatakan dengan rumus :
Dimana, hf = kerugian gesek (m)
f = Koefisien kerugian
g = Percepatan gravitasi (m/ )
v = Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
Jika v adalah kecepatan aliran setelah masuk pipa, maka harga kerugian f adalah
sebagai berikut :
i. f = 0,5
ii. f = 0,25
iii. f = 0,06 (untuk r kecil)
0,005 (untuk r besar)
iv. f = 0,56
v. f = 3,0 ( untuk sudut tajam)
1,3 (untuk sudut 45)
vi. f = f1 + 0,3 cos + 0,2 cos2

Gambar 2.21 Berbagai bentuk ujung masuk pipa


b. Belokan pipa
Ada dua macam belokan pipa, yaitu belokan lengkung dan belokan patah. Untuk belokan
lengkung sering dipakai rumus Fuller di mana f dari persamaan 2.18 dinyatakan sebagai
berikut :
Dimana f = Koefisien kerugian
D = Diameter dalam pipa (m)
R = Jari-jari lengkung belokan (m)
= Sudut belokan(derajat)

Tabel 2.2 Koefisien kerugian belokan pipa

c. Pembesaran penampang secara gradual


Dalam hal ini dinyatakan :
Dimana = Kecepatan rata-rata di penampang yang kecil
(m/s)
= Kecepatan rata-rata di penampang yang besar
(m/s)
f = Koefisien kerugian
g = Percepatan gravitasi (m/ )

Gambar 2.22 Koefisien kerugian pada pembesaran gradual


dan mendadak
d. Pembesaran penampang secara mendadak
Untuk kasus ini kerugian head dapat dinyatakan :
Dimana f 1
e. Pengecilan penampang secara mendadak
Kerugian ini dapat dinyatakan dengan :
Dimana harga f diberikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.3 Koefisien kerugian pipa dengan pengecilan secara mendadak
f. Orifis dalam pipa
Kerugian head orifis diberika menurut rumus :
Dimana v adalah kecepatan rata-rata di penampang pipa.
Tabel 2.4 Koefisien kerugian orofis pipa

g. Ujung keluar pipa


Kerugian ujung keluar pipa adalah sebesar :
Dimana f = 1,0
3. Kerugian head di katup
Kerugian head di katup dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana, hv = kerugian head katup (m)
= Koefisien keruian katup
v = kecepatan rata-rata di penampang masuk katup (m/s)
Tabel 2.5 Koefisien kerugian berbagai katup

4. Panjang pipa ekivalen dari peralatan pipa


Besaran ini menyatakan kerugian dalam peralatan pipa dalam ukuran panjang ekivalen dari
pipa lurus. Harga untuk berbagai peralatan pipa yang umum dibarikan dalam tabel.
Tabel 2.5 Panjang pipa lurus ekivalen, Lf

2.5 Karakteristik Instalasi


2.5.1 Kurva Instalasi
Gambar 2.23 Kurva Instalasi
Kurva ini menyatakan kemampuan pompa untuk menentukan Head H yang besarnya
tergantung pada besarnya kapasitas atau laju aliran Q. Dalam oparasinya, pompa harus
dapat memenuhi Head yang diperlukan oleh sistem pipa. Karena itu disamping kurva headkapasitas dari pompa perlu diketahuipula kurva head-kapasitas dari sistem.
Besarnya head sistem, yaitu head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair melalui sistem
pipa, adalah sama dengan head untuk mengatasi kerugian gesek ditambah head statis
sistem. Head statis ini adalah head potensial dari beda ketinggian permukaan dan beda
tekanan statis pada kedua permukaan zat cair di tadah isap dan di tadah keluar.
Jika kurva ini digambarkan dalam diagram head terhadap laju aliran akan terbentuk seperti
diperlihatkan kurva di atas. Titik perpotongan antara head kapasitas dari pompa dan dari
sistem merupakan titik kerja pompa dan sistem. Pada titik ini, head yang diperlukan oleh
sistem sama dengan head yang dapat diberikan oleh pompa dan laju aliran yang sama.
Kurva head - laju aliran dari sistem dapat berubah misalnya karena head statis atau tahanan
sistem pipa berubah. Jika hal demikian terjadi maka titik kerja pompa sistem juga akan
berubah.
Bentuk kurva dapat membentuk sebuah garis lengkung karena merupakan hubungan yang
membentuk fungsi kuadrat.
2.5.2 Titik Kerja Instalasi
Gambar 2.24 Titik kerja Instalasi
Seperti telah dijelaskan di atas tadi bahwa perpotongan antara kurva head-kapasitas dari
pompa dan dari sistem merupakan titik kerja pompa dan sistem. Pada titik ini efifiensi paling
tinggi dapat dicapai.
2.6 Pengaturan Kapasitas Aliran
2.6.1 Pengaturan Discharge Valve
Discharge valve berguna untuk mencegah terjadinya water hammer jika suatu ketika terjadi
penghentian aliran yang mendadak semcam listrik yang padam. Namun jika pompa masih
dalam keadaan beroprasi dan terjadi penutupan discharge valve, maka akan terjadi kerugian
daya yang besar karena tahanan katup.

Gambar 2.25 Pengaturan Katup


Pengaturan Suction Valve
Sebenarnya sangat merugikan jika pada sisi isap pompa terpasana suction valve. Karen hal
ini sangat berpotensi terhadap terjadinya kavitasi. Penghambatan aliran dalam sisi isap
menimbulkan banyak rongga kosong setelah letak penghambat tersebut sebelum sampai
pada pompa.
Pengaturan dengan Perubahan Putaran
Walaupun mesin penggerak pompa memungkinkan untuk dapat menggerakkan pompa
sentrifugal dengan kecepatan yang berbeda-beda, namun hal ini tidak dapat dilanjutkan
terus menerus. Karena kekuatan roda jalan sudah ditetapkan dengan batasan-batsan
tertentu. Dengan adanya perubahan kecepatan akan men

Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu
tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara menambahkan energi
pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction)
dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga
mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana
tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran.
Pompa Sentrifugal
Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya
mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu
impeller yang berputar dalam casing.
Sesuai dengan data-data yang didapat, pompa reboiler debutanizer di Hidrokracking Unibon
menggunakan pompa sentrifugal single - stage double suction.
Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan :
1. Kapasitas :
Kapasitas rendah
< 20 m3 / jam
Kapasitas menengah 20 -:- 60 m3 / jam

Kapasitas tinggi
2. Tekanan Discharge :

Tekanan Rendah

< 5 Kg / cm2

Tekanan menengah

5 -:- 50 Kg / cm2

> 60 m3 / jam

Tekanan tinggi
> 50 Kg / cm2
3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :

Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing

Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing.

Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.

Multi Impeller Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
4. Posisi Poros :

Poros tegak

Poros mendatar
5. Jumlah Suction :

Single Suction
Double Suction
6. Arah aliran keluar impeller :

Radial flow

Axial flow

Mixed fllow

Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal


Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert gambar berikut :

Rumah Pompa Sentrifugal


A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui
poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan
tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing
box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau
distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan
pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus
menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya.
I. Wearing Ring

Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan
impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing
dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros
untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek
menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang
berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat
memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi
energi dinamis (single stage).

Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa setiap satuan
waktu . Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu, seperti :
Barel per day (BPD)
Galon per menit (GPM)
Cubic meter per hour (m3/hr)
Head Pompa
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau tekanan
untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam satuan panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem instalasi aliran,
yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada penampang
yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi (losses).

Pada kondsi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernoulli adalah
sebagai berikut :

1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi isap.
Head tekanan dapat dinyatakan dengan rumus :

2. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan dengan
head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :

3. Head Statis Total


Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan dengan
permukaan zat cair pada sisi isap.
Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :
Z = Zd - Zs(5)
Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap
Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu pompa (Suction
lift).
Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa (Suction
head).

4. Kerugian head (head loss)

Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem perpipaan
disebut sebagai kerugian head (head loss).
Head loss terdiri dari :
a. Mayor head loss (mayor losses)
Merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang dinyatakan dengan rumus :

Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran - 6) sebagai fungsi dari
Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Relative Roughness - /D ),
yang nilainya dapat dilihat pada grafik (lampiran) sebagai fungsi dari nominal diameter pipa
dan kekasaran permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari jenis material pipa.
Sedangkan besarnya Reynolds Number dapat dihitung dengan rumus :

b. Minor head loss (minor losses)


Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem perpipaan.
Dapat dicari dengan menggunakan Rumus :

Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan tabel pada lampiran
4. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran panjang ekivalen
dari pipa lurus.
c. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :

Daya Pompa
Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :
1.Daya hidrolik (hydraulic horse power)
Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus :

2. Daya Poros Pompa (Break Horse Power)

Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya adalah lebih
besar dari pada daya hidrolik.
Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau dapat
dirumuskan sebagai berikut :

3. Daya Penggerak (Driver)


Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis (effisiensi
transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :

Effisiensi Pompa
Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan input atau
perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.
Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang didapat dari
pabrik pembuatnya.
Effisiensi pompa merupakan perkalian dari beberapa effiaiensi, yaitu:

Referensi utama : Ir. Sularso, MSME dan Prof. Dr. Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor,
PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1983.
Lampiran :
Grafik fungsi dari Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Courtesy
ofwww.fao.org/) :

SYSTEM PENYEKAT PADA POMPA


Menyambung pembahasan saya mengenai pompa pada tulisan sebelumnya. Kali ini saya
akan sedikit mengulas tentang system penyekatan (Sealing System).
Pemilihan yang tepat pada sebuah seal sangat penting bagi keberhasilan pemakaian pompa.
Untuk mendapatkan kehandalan pompa yang terbaik, pilihan penyekat harus tepat antara
jenis seal dan lingkungan yang dipakai.
Dasar-dasar Penyekat (Seal)
Ada dua jenis seal: statis dan dinamis.
Seal statis dipakai di mana tidak ada gerakan yang terjadi pertemuan antara kedua
permukaan yang akan disekat. Gasket dan O-ring merupakan contoh yang umum dari seal
statis.
Seal Dinamis digunakan di mana ada permukaan yang bergerak relatif terhadap satu sama
lain. Seal dinamis misalnya digunakan pada poros yang berputar dan menghantarkan power
melalui dinding sebuah tangki (Gambar 1), melalui casing dari pompa (Gambar 2), atau
melalui rumah peralatan berputar lainnya seperti filter atau layar.

Contoh umum dari pemakaian alat-alat penyekat adalah penyekat untuk poros yang berputar
pada pompa. Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi dari penyekat ini, kita harus tahu
terlebih dahulu dasar-dasar pengetahuan pompa.
Pada pompa sentrifugal, cairan masuk ke pompa melalui bagian suction pada pusat (eye)
impeller yang berputar. (gambar 3 dan 4).

Pada saat kipas impeller berputar, mereka menghantarkan gerakan untuk memasukan produk,
yang kemudian meninggalkan impeller, dikumpulkan di dalam rumah pompa(casing) dan
meninggalkan pompa melalui tekanan pada sisi keluar (discharge) pompa.
Tekanan discharge akan menekan beberapa produk ke bawah di belakang impeller menuju
poros, di mana ia akan mencoba keluar sepanjang poros yang berputar. Pabrik pembuat
pompa menggunakan berbagai macam teknik untuk mengurangi adanya tekanan produk yang
mencoba keluar. Beberapa cara yang umum dilakukan adalah:
1.
Penambahan lobang penyeimbang (balance hole) melalui impeller untuk memberikan
jalan bagi tekanan yang akan keluar melalui sisi isap impeller.
2.
Penambahan kipas pada sisi belakang impeller (back pump-out vanes).
Bagaimanapun juga, sepanjang tidak ada jalan untuk mengurangi adanya tekanan ini
seluruhnya, maka peralatan penyekat mutlak diperlukan untuk membatasi keluarnya produk.
Seperti penyekat kompresi (packing )atau penyekat mekanis (mechanical seals).
Stuffing Box Packing
Pengaturan penggunaaan stuffing box ditunjukan pada gambar di bawah. Ia terdiri dari:
1.
5 ring packing.
2.
Sebuah lantern ring yang digunakan untuk menginjeksi peluamas dan atau untuk
membuang cairan
3.
Sebuah penekan (gland) untuk menahan packing dan menjaga kebutuhan tekanan
yang disesuaikan dengan kondisi pengencangan packing.

Fungsi dari packing adalah untuk mengontrol kebocoran, bukan untuk mencegah seluruh
kebocoran. Karena packing harus selalu terlumasi dan kebocoran yang dianjurkan untuk
menjaga adanya pelumasan adalah sekitar 40 sampai 60 tetes per menit.
Metode pelumasan pada packing tergantung pada ko0ndisi cairan yang dipompa dan juga
tekanan pada stuffing box. Ketika tekanan stuffing box di atas tekanan atmosfir dan cairan
yang ditekan bersih dan tidak korosif, maka cairan pada pompa itulah yang berfungsi sebagai
pelumas paking. (gambar 6).

Tatkala tekanan pada stuffing box di bawah tekanan atmosfir, sebuah lantern ring di pasang
dan pelumas di injeksikan ke dalam stuffing box. (gambar 7). Sebuah pipa bypass dari sisi
tekan pompa ke penghubung lantern ring umumnya dipakai untuk menyediakan aliran cairan
jika cairannya bersih.

Manakala cairan yang dipompakan kotor atau berpartikel, perlu diinjeksikan cairan pelumas
yang bersih dari luar melalui lantern ring (gambar 8). Aliran sebanyak 0.2 sampai 0.5 gpm
diperlukan dan sebuah keran pengatur serta flowmeter perlu dipasang untuk mendapatkan
aliran yang akurat. Lantern ring biasanya dipasang pada tengah stuffing box, tetapi untuk
cairan yang sangat kental seperti bahan baku kertas disarankan dipasang di leher stuffing box
untuk menghindari tersumbatnya lantern ring.

Rumah packing (gland) pada gambar 5 sampai 8 merupakan tipe quench gland. Air, minyak
atau cairan lainnya dapat diinjeksi ke dalam gland untuk mengurangi panas poros, ia dapat
memperkecil perpindahan panas dari poros ke rumah bearing. Alasan inilah yang
membolehkan temperatur kerja dari pompa lebih tinggi dari tempertur desain bearing dan
pelumas.Tipe quench gland yang sama dapat digunakan untuk mencegah keluarnya racun
atau cairan berbahaya keluar ke udara luar di sekitar pompa. Ini dinamakan smothering
gland, dengan mengalirkan cairan dari luar dan membawa kebocoran yang tidak diinginkan
ke parit atau tangki pengumpul cairan bekas.
MECHANICAL SEAL
Pengertian
Mechanical Seal, apabila diterjemahkan secara bebas, adalah alat pengeblok mekanis. Namun
penerjemahan tersebut menjadi lebih susah dimengerti dan dibayangkan bila dibandingkan
pengertian teknisnya. Mengapa? Karena pengertian seal mekanis mengandung arti begitu
luas. Apakah semua tipe seal mekanis bisa disebut dengan mechanical seal? O-ring

merupakan seal mekanikal, demikian juga Labyrinth Seal, namun keduanya jelas
bukan MechanicalSeal.

Mechanical seal yang dibahas pada situs ini adalah suatu tipe Seal yang dipakai pada pompapompa kelas industri, agitator, mixer, chiller dan semua rotating equipment (mesin-mesin
yang
berputar).
Untuk mempermudah pemahaman, maka situs ini merasa perlu menyatakan penulisan
mechanical seal yang ideal adalah Mechanical Seal dan disepakati terlebih dahulu bahwa
mechanical seal pada dasarnya adalah masuk golongan seal. Seal tidak akan diterjemahkan
namun diperjelas pengertiannya lewat serangkaian contoh.
Terminologi
Yang paling susah buat pemula adalah pengertian atas istilah-istilah yang digunakan dalam
penyebutan bagian mechanical seal. Untuk itu mari kita samakan persepsi dahulu atas hal-hal
sebagai berikut:
SHAFT adalah as/bagian poros sebuah alat dan merupakan bagian utama dari mesin-mesin
yang berputar. Buku manual mesin-mesin lebih sering menggunakan kata shaft dibandingkan
as.
SHAFT SLEEVE adalah sebuah bushing/adapter yang berbentuk selongsong yang terpasang
pada shaft dengan tujuan melindungi shaft akibat pengencangan baut/screw MechanicalSeal.
SEAL adalah suatu part/bagian dalam sebuah konstruksi alat/mesin yang berfungsi untuk
sebagai penghalang/pengeblok keluar/masuknya cairan, baik itu fluida proses maupun
pelumas. Pada sepeda motor atau mobil sering kali bengkel bilang karet sil, sil-as kruk, oilseal. Analogi lainnya, coba anda bayangkan sebuah aquarium. Apa yang akan terjadi jika
kaca-kaca ditempelkan tanpa diberi lem kaca/sealant?
Lem kaca setelah mengeras, pada kondisi tersebut adalah seal. Bisa disepakati bahwa Seal
lebih merujuk pada pengertian suatu fungsi. Apapun bentuk dan materialnya, apabila
berfungsi untuk mencegah kebocoran, maka dia disebut sebagai Seal.
O-RING awalnya adalah merujuk pada karet berbentuk bundar yang berfungsi sebagai Seal.
Perkembangan teknologi o-ring sebagai alat pengeblok cairan sekunder (secondary sealing
device) menghasilkan berbagai tipe o-ring berdasarkan materialnya. Material o-ring, ada dari
karet alam, EPDM, Buna, Neoprene, Viton, Chemraz, Kalrez, Isolast hingga tipe
Encapsulated O-Ring, dimana o-ring dibalut dengan PTFE. Ada pula yang murni dibuat dari
PTFE dan disebut dengan Wedge.
SEALFACE adalah bagian paling penting, paling utama dan paling kritis dari sebuah
Mechanical Seal dan merupakan titik PENGEBLOK CAIRAN UTAMA (primary sealing

device) Terbuat dari bahan Carbon atau Silicone Carbide atau Tungsten Carbide atau keramik
atau Ni-resist, dengan serangkaian teknik pencampuran. Permukaan material yang saling
bertemu (contact) dibuat sedemikian halusnya hingga tingkat kehalusan / kerataan permukaan
mencapai 1 - 2 lightband.
Seringkali Sealface disebut juga dengan contact face. Seal faces berarti ada 2 sealface. Yang
satu diam dan melekat pada dinding pompa, dan yang lainnya berputar, melekat pada shaft.
Yang berputar biasanya terbuat dari bahan yang lebih lunak/soft. Kombinasinya bisa berupa
carbon versus silicone carbide, carbon vs ceramic, carbon vs tungten carbide, silicone carbide
vs silicone carbide, silicone carbide vs tungsten carbide.
Setelah memahami bagian-bagian yang menyusun Mechanical Seal, maka bisa dilanjutkan
bahwa MechanicalSeal adalah suatu sealing device yang merupakan kombinasi menyatu
antara sealface yang melekat pada shaft yang berputar dan sealface yang diam dan melekat
pada dinding statis casing/housing pompa/tangki/vessel/kipas.
Sealface yang ada pada shaft yang berputar seringkali disebut sebagai Rotary Face/Primary
Ring. Sedangkan Sealface yang diam atau dalam kondisi stasioner sering disebut
sebagai StationaryFace / Mating Ring / Seat.

Dengan demikian bisa diambil simpulan definisi Mechanical Seal adalah Sebuah alat
pengeblok cairan/gas pada suatu rotating equipment, yang terdiri atas:
1.
Dua buah sealface yang bisa aus, dimana salah satu diam dan satunya lagi berputar,
membentuk titik pengeblokan primer (primary sealing).
2.
Satu atau sekelompok o-ring/bellows/PTFE wedge yang merupakan titik pengeblokan
sekunder (secondary sealing).
3.
Alat pembeban mekanis untuk membuat sealface saling menekan.
4.
Asesoris metal yang diperlukan untuk melengkapi rangkaian Mechanical Seal.
Cara Kerja Mechanical Seal
Titik utama pengeblokan dilakukan oleh dua sealfaces yang permukaannya sangat halus dan
rata. Gesekan gerak berputar antara keduanya meminimalkan terjadinya kebocoran. Satu
sealface berputar mengikuti putaran shaft, satu lagi diam menancap pada suatu dinding yang
disebut dengan Glandplate.
Meterial dua sealfaces itu biasanya berbeda. Yang satu biasanya bersifat lunak,
biasanyacarbon-graphite, yang lainnya terbuat dari material yang lebih keras seperti siliconecarbide.
Pembedaan antara material yang digunakan pada stationary sealface dan rotating
sealfaceaalah untuk mencegah terjadinya adhesi antara dua buah sealfaces tersebut. Pada
sealface yang lebih lunak biasanya terdapat ujung yang lebih kecil sehingga sering dikenal
sebagai wear-nose (ujung yang bisa habis atau aus tergesek).

Ada 4 (empat) titik sealing/pengeblokan, yang juga merupakan jalur kebocoran jika titik
pengeblokan tersebut gagal.
Silakan lihat gambar di atas. Titik pengeblokan utama (primary sealing) adalah pada
contactface, titik pertemuan 2 buah sealfaces, lihat Point A. Jalur kebocoran di Point B diblok
oleh suatu O-Ring, atau V-Ring atau Wedge (baca: WED). Sedangkan jalur kebocoran di
Point C dan Point D, diblok dengan gasket atau O-Ring.
Point B, C & D disebut dengan secondary sealing.
KAVITASI

Kavitasi adalah fenomena perubahan phase uap dari zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Pada pompa bagian yang
sering mengalami kavitasi adalah sisi isap pompa. Hal ini terjadi jika tekanan isap pompa
terlalu rendah hingga dibawah tekanan uap jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan :
Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa tatkala gelembunggelembung fluida tersebut pecah ketika melalui daerah yang lebih tinggi tekanannya
Kapasitas pompa menjadi berkurang
Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan)
Berkurangnya efisiensi pompa.
Secara umum, terjadinya kavitasi diklasifikasikan atas 5 alasan dasar :
1. Vaporisation - Penguapan.
Fluida menguap bila tekanannya menjadi sangat rendah atau temperaturnya menjadi sangat
tinggi. Setiap pompa sentrifugal memerlukan head(tekanan) pada sisi isap untuk mencegah
penguapan. Tekanan yang diperlukan ini, disiapkan oleh pabrik pembuat pompa dan dihitung
berdasarkan asumsi bahwa air yang dipompakan adalah 'fresh water' pada suhu 68 oF. Dan ini
disebut Net Positive Suction Head Available (NPSHA)

Karena ada pengurangan tekanan (head losses) pada sisi suction( karena adanya valve, elbow,
reduser, dll), maka kita harus menghitung head total pada sisi suction dan biasa disebut Net
Positive Suction Head is Required (NPSHR).
Nah nilai keduanya mempengaruhi terjadinya penguapan, maka untuk mencegah penguapan,
syaratnya adalah :
NPSHA - Vp NPSHR
Dimana Vp : Vapor pressure fluida yang dipompa.
Dengan kata lain untuk memelihara supaya vaporization tidak terjadi maka kita harus
melakukan hal berikut :
1. Menambah Suction head, dengan :
Menambah level liquid di tangki.
Meninggikan tangki.
Memberi tekanan tangki.
Menurunkan posisi pompa(untuk pompa portable).
Mengurangi head losses pada suction piping system. Misalnya dengan mengurangi
jumlah fitting, membersihkan striner, cek mungkin venting tangki tertutup) atau
bertambahnya speed pompa.
2. Mengurangi Tempertur fluida, dengan :
Mendinginkan suction dengan fluida pendingin
Mengisolasi suction pompa
Mencegah naiknya temperature dari bypass system dari pipa discharge.
3. Mengurangi NPSHR, dengan :
Gunakan double suction. Ini bias mengurangi NPSHR sekitar 25 % dan dalam
beberapa kasus memungkinkan penambahan speed pompa sebesar 40 %.
Gunakan pompa dengan speed yang lebih rendah.
Gunakan impeller pompa yang memiliki bukaan 'lobang' (eye) yang lebih besar.
Install Induser, dapat mereduksi NPSHR sampai 50 %.
Gunakan pompa yang lebih kecil. Menggunakan 3 buah pompa kecil dengan ukuran
kapasitas separuhnya, hitungannya lebih murah dari pada menggunakan pompa besar dan
spare-nya. Lagi pula dapat menghemat energy.
KAVITASI PADA POMPA (II)

Pada bagian pertama tulisan yang lalu, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek yang
ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :

1. Vaporisation - Penguapan.
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang kedua

2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System


Pompa sentrifugal hanya mampu meng'handle' 0.5% udara dari total volume. Lebih dari 6%
udara, akibatnya bisa sangat berbahaya, dapat merusak komponen pompa.
Udara dapat masuk ke dalam system melalui beberapa sebab, antara lain :
Dari packing stuffing box (Bagian A - Lihat Gambar). Ini terjadi, jika pompa dari
kondensor, evaporator atau peralatan lainnya bekerja pada kondisi vakum.
Letak valve di atas garis permukaan air (water line).
Flens (sambungan pipa) yang bocor.
Tarikan udara melalui pusaran cairan (vortexing fluid).
Jika 'bypass line' letaknya terlalu dekat dengan sisi isap, hal ini akan menambah suhu
udara pada sisi isap.
Berkurangnya fluida pada sisi isap, hal ini dapat terjadi jika level cairan terlalu
rendah.

Vortexing Fluida
Keduanya, baik penguapan maupun masuknya udara ke dalam system berpengaruh besar
terhadap kinerja pompa yaitu pada saat gelembung-gelembung udara itu pecah ketika
melewati 'eye impeller'(Bagian G - Lihat Gambar) sampai pada sisi keluar (Sisi dengan
tekanan yang lebih tinggi). Terkadang, dalam beberapa kasus dapat merusak impeller atau
casing. Pengaruh terbesar dari adanya jebakan udara ini adalah berkurangnya kapasitas
pompa.
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System
Kondisi ini dapat terlihat pada sudut terluar (leading edge) impeller, dekat dengan diameter
luar, berputar balik ke bagian tengah kipas. Ia dapat juga terjadi pada sisi awal isap pompa.
Efek putaran balik ini dapat menambah kecepatannya sampai ia menguap dan kemudian
'pecah' ketika melalui tempat yang tekanannya lebih tinggi. Ini selalu terjadi pada pompa
dengan NPSHA yang rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, kita harus tahu nilai Suction
Spesific Speed , yang dapat digunakan untuk mengontrol pompa saat beroperasi, berapa nilai
terdekat yang teraman terhadap nilai BEP(Best Efficiency Point) pompa yang harus diambil
untuk mencegah terjadinya masalah.
Nilai Suction Spesific Speed yang diijinkan adalah antara 3.000 sampai 20.000. Rumus yang
dipakai adalah :

Capacity

Dimana :
rpm
= Kecepatan Pompa
= Gallons per menit, atau liters per detik dari impeller terbesar pada nilai BEP(Best
Efficiency Point) -nya.
Head
= Net Positive Suction Head is Required (feet atau meter)pada nilai rpm-nya.
Catatan penting :
Untuk pompa double suction, kapasitas dibagi 2 karena ada 2 impeller eyes.
Ideal untuk 'membeli' pompa dengan nilai Suction Spesific Speed kurang dari
8500(5200 metrik) kecuali untuk kondisi yang ekstrim.
Mixed Hydrocarbon dan air panas idealnya pada 9000 12000 (55007300 metric)
atau lebih tinggi, lebih bagus.
Nilai Suction Spesific Speed yang tinggi menandakan impeller eye-nya lebih besar
dari biasanya dan biasanya nilai efisiensinya disesuaikan dengan nilai NPSHR yang rendah.
Lebih tinggi nilai Suction Spesific Speed memerlukan desain khusus, operasinya
memungkinkan adanya kavitasi.
Biasanya, pompa yang beroperasi dibawah 50% dari nilai BEP-nya tidakreliable.

Jika kita memakai open impeller, kita dapat mengoreksi internal recirculation dengan
mengatur suaian(clearance) impeller sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya.

Jenis impeller

Untuk jenis Closed Impeller lebih banyak masalahnya dan kebanyakan pada prakteknya
dikembalikan ke pabrik pembuatnya untuk di evaluasi atau mungkin didesain ulang pada
impellernya atau perubahan ukuran suaian(clearance) pada wearing ring.
KAVITASI PADA POMPA (III)
Pada dua tulisan yang lalu : di sini dan di sini, kita telah mengenal apa itu kavitasi, efek yang
ditimbulkannya dan klasifikasi kavitasi,yaitu :

1. Vaporisation - Penguapan.
2. Air Ingestion - Masuknya Udara Luar ke Dalam System
3. Internal Recirculation - Sirkulasi Balik di dalam System
Selanjutnya kita kaji secara singkat klasifikasi yang keempat :
4. Turbulence - Pergolakan Aliran
Kita selalu menginginkan aliran fluida pada kecepatan yang konstan. Korosi dan
hambatan yang ada pada system perpipaan dapat merubah kecepatan fluida dan setiap ada
perubahan kecepatan, tekanannya juga berubah. Untuk menghambat hal tersebut, perlu
dilakukan perancangan system perpipaan yang baik. Antara lain memenuhi kondisi berikut :
Jarak minimum antara suction pompa dengan elbow yang pertama minimal 10 X diameter
pipa.Pada pengaturan banyak pompa, pasang suction bells pada bays yang terpisah, sehingga
satu sisi isap pompa tidak akan mengganggu yang lainnya. Jika ini tidak memungkinkan,
beberapa buah pompa bisa dipasang pada satu bak isap (sump) yang besar, dengan syarat :
Posisi pompa tegak lurus dengan arah aliran.
Jarak antara dua 'center line' pompa minimum dua kali suction diameter.
Semua pompa dalam keadaan 'runing'.
Bagian piping upstream paling tidak memiliki pipa yang lurus dengan panjang
minimal 10 x diameter pipa.
Setiap pompa harus memiliki kapasitas kurang dari 15.000 gpm.
Suaian dasar pompa seharusnya sekitar 30% diameter pipa isap.
Hubungan kedalaman pemasangan pompa dengan kapasitas disesuaikan
dengan table berikut :
Kapasitas
Kedalaman Minimum
20,000 GPM
4 FEET
100,000 GPM
8 FEET
180,000 GPM
10 FEET
200,000 GPM
11 FEET
250,000 GPM
12 FEET
Untuk metrik :
Kapasitas
Kedalaman Minimum
4,500 M3/HR
1.2 METERS
22,500 M3/HR
2.5 METERS
40,000 M3/HR
3.0 METERS
45,000 M3/HR
3.4 METERS
55,000 M3/HR
3.7 METERS
5. Vane Passing Syndrome

Kerusakan akibat kavitasi jenis ini terjadi ketika diameter luar impeller lewat terlalu dekat
dengan 'cutwater' pompa. Kecepatan aliran fluida ini bertambah tatkala alirannya melalui
lintasan kecil tersebut, tekanan berkurang dan menyebabkan penguapan lokal. Gelembung
udara yang terbentuk kemudian pecah pada tempat yang memiliki tekanan yang lebih tinggi,
sedikit diluar alur cutwater. Hal inilah yang menyebabkan kerusakan padavolute(rumah
keong) pompa.
Untuk mencegah pergerakan poros yang berlebihan, beberapa pabrik pembuat
memasangbulkhead rings pada suction eye. Pada sisi keluar (discharge), ring dapat dibuat
untuk memperpanjang sisi keluar dari dinding discharge sampai selubung impeller.
PENGARUH KAVITASI TERHADAP KINERJA POMPA

Pada empat tulisan sebelumnya kita telah mengenal pengaruh kavitasi dan klasifikasi kavitasi
berdasarkan penyebab utamanya.
Kali ini kita kembali memperdalam pengaruh kavitasi ini secara lebih detil. Sebelumnya kita
telah tahu pengaruh kavitasi secara umum adalah sebagai berikut :
Berkurangnya kapasitas pompa
Berkurangnya head (pressure)
Terbentuknya gelembung-gelembung udara pada area bertekanan rendah di dalam
selubung pompa (volute)
Suara bising saat pompa berjalan.
Kerusakan pada impeller atau selubung pompa(volute).
Pada tulisan ini akan kita bahas kenapa semua itu bisa terjadi.
Kavitasi dinyatakan dengan cavities atau lubang di dalam fluida yang kita pompa. Lubang ini
juga dapat dijelaskan sebagai gelembung-gelembung, maka kavitasi sebenarnya adalah
pembentukan gelembung-gelembung dan pecahnya gelembung tersebut. Gelembung
terbentuk tatkala cairan mendidih. Hati-hati untuk menyatakan mendidih itu sama dengan air
yang panas untuk disentuh, karena oksigen cair juga akan mendidih dan tak seorang pun
menyatakan itu panas.
Mendidihnya cairan terjadi ketika ia terlalu panas atau tekananya terlalu rendah. Pada
tekanan permukaan air laut 1 bar (14,7 psia) air akan mendidih pada suhu 212 oF (100oC). Jika
tekanannya turun air akan mendidih pada suhu yang lebih rendah. Ada tabel yang
menyatakan titik didih air pada setiap suhu yang berbeda. Sebagai contoh dapat dilihat tabel
berikut :
Fahrenheit
Centigrade
Vapor pressure lb/in2 A Vapor pressure (Bar) A
40
4.4
0.1217
0.00839
100
37.8
0.9492
0.06546
180
82.2
7.510
0.5179
212
100
14.696
1.0135
300
148.9
67.01
4.62
Satuan tekanan di sini yang digunakan adalah absolute bukan pressure gauge, ini jamak
dipakai tatkala kita berbicara mengenai sisi isap pompa untuk menghindari tanda minus.
Maka saat menyebut tekanan atmosfir nol, kita katakan 1 atm sama dengan 14,7 psia pada
permukaan air laut dan pada sistim metrik kita biasa memakai 1 bar atau 100 kPa.
Kita balik ke paragraf pertama untuk menjelaskan akibat dari kavitasi, sehingga kita lebih
tahu apa sesungguhnya yang terjadi.
Kapasitas Pompa Berkurang

Ini terjadi karena gelembung-gelembung udara banyak mengambil tempat(space), dan


kita tidak bisa memompa cairan dan udara pada tempat dan waktu yang sama. Otomatis
cairan yang kita perlukan menjadi berkurang.
Jika gelembung itu besar pada eye impeller, pompa akan kehilangan pemasukan dan
akhirnya perlu priming (tambahan cairan pada sisi isap untuk menghilangkan udara).
Tekanan (Head) kadang berkurang
Gelembung-gelembung tidak seperti cairan, ia bisa dikompresi (compressible). Nah, hasil
kompresi inilah yang menggantikan head, sehingga head pompa sebenarnya menjadi
berkurang.
Pembentukan gelembung pada tekanan rendah karena mereka tidak bisa terbentuk
pada tekanan tinggi.
Kita harus selalu ingat bahwa jika kecepatan fluida bertambah, maka tekanan fluida akan
berkurang. Ini artinya kecepatan fluida yang tinggi pasti di daerah bertekanan rendah.
Ini akan menjadi masalah setiap saat jika ada aliran fluida melalui pipa terbatas, volute atau
perubahan arah yang mendadak. Keadaan ini sama dengan aliran fluida pada penampang
kecil antara ujung impeller dengan volute cut water.

Bagian-bagian Pompa Rusak


Gelembung-gelembung
itu
pecah
di
dalam
dirinya
sendiri,
ini
dinamakanimploding kebalikan dari exploding. Gelembung-gelembung itu pecah dari segala
sisi, tetapi bila ia jatuh menghantam bagian dari metal seperti impeller atau voluteia tidak
bisa pecah dari sisi tersebut, maka cairan masuk dari sisi kebalikannya pada kecepatan yang
tinggi dilanjutkan dengan gelobang kejutan yang mampu merusak part pompa. Ada bentuk
yang unik yaitu bentuk lingkaran akibat pukulan ini, dimana metal seperti dipukul dengan
'ball peen hammer'.
Kerusakan ini kebanyakan terjadi membentuk sudut ke kanan pada metal, tetapi
pengalaman menunjukan bahwa kecepatan tinggi cairan kelihatannya datang dari segala
sudut.
Semakin tinggi kapasitas pompa, kelihatannya semakin mungkin kavitasi terjadi.
NilaiSpecific speed pump yang tinggi mempunyai bentuk impeller yang memungkinkan
untuk beroperasi pada kapasitas yang tinggi dengan power yang rendah dan kecil
kemungkinan terjadi kavitasi. Hal ini biasanya dijumpai pada casing yang berbentuk pipa,
dari pada casing yang berbentuk volute seperti yang sering kita lihat.

ABSTRACT
Besides calculate the strength of component material, in designing centrifugal pump engineer
should have capability in detecting the system from the danger of cavitation, a major problem in
pumping industry. By knowing the signs of cavitation, and correctly identifying and understanding
the sum and the methods of avoiding cavitation, we can guarantee the stability of the operation
pump designed.

1. PENDAHULUAN

Pompa sebagai salah satu mesin aliran fluida hidrolik


pada dasarnya digunakan untuk memindahkan fluida tak mampat (incompressible fluids) dari
suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan fluida yang dipindahkan tersebut.
Pompa akan memberikan energi mekanis pada fluida kerjanya, dan energi yang diterima fluida
digunakan untuk menaikkan tekanan dan melawan tahanan-tahanan yang terdapat pada
saluran-saluran instalasi pompa.
Pompa sentrifugal sebagai salah satu jenis pompa yang banyak dijumpai dalam industri bekerja
dengan prinsip putaran impeler sebagai elemen pemindah fluida yang digerakkan oleh suatu
penggerak mula. Zat cair yang berada di dalam akan berputar akibat dorongan sudu-sudu dan
menimbulkan gaya sentrifugal yang menyebabkan cairan mengalir dari tengah impeler dan
keluar melalui saluran di antara sudu-sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan tinggi.
Cairan dengan kecepatan tinggi ini dilewatkan saluran yang penampangnya makin membesar
(diffuser) sehingga terjadi perubahan head (tinggi tekan) kecepatan menjadi head tekanan.
Setelah cairan dilemparkan oleh impeler, ruang di antara sudu-sudu menjadi vacuum,
menyebabkan cairan akan terhisap masuk sehingga terjadi proses pengisapan.
Mengingat luasnya aplikasi penggunaan pompa sentrifugal di mana sebagian besar memerlukan
stabilitas yang tinggi dan performansi yang dapat diandalkan, maka perencanaan komponen
penyusun dan pemeriksaan instalasinya harus dilakukan dengan teliti dan dapat diandalkan.
Turunnya performansi pompa secara tiba-tiba dan ketidakstabilan dalam operasi sering menjadi
masalah yang serius dan mengganggu kinerja sistem secara keseluruhan. Salah satu indikasi

penyebab turunnya performansi pompa adalah apa yang dikenal sebagai peristiwa kavitasi
(cavitation), dan menjadi ancaman serius pada pengoperasian pompa sentrifugal.

2. FENOMENA KAVITASI : PROSES DAN EFEK


YANG DITIMBULKAN
Kavitasi dikenal sebagai masalah terbesar dalam operasi pompa sentrifugal. Oleh karena itu
penting untuk diperhatikan proses terjadinya kavitasi, gejala-gejala yang muncul, dan bagianbagian pompa yang rentan terhadap kerusakan akibat kavitasi ini.
Kavitasi terjadi bila tekanan fluida pada saat memasuki pompa turun hingga di bawah tekanan
uap jenuhnya (pada temperatur lingkungan), gelembung-gelembung uap kecil akan mulai
terbentuk. Gelembung-gelembung uap ini akan terbawa oleh aliran fluida dan masuk pada
daerah yang bertekanan lebih tinggi, sehingga gelembung akan pecah dan menimbulkan suara
berisik dan getaran. Selain itu performansi pompa akan turun secara tiba-tiba sehingga pompa
tidak dapat beroperasi dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaaan kavitasi secara
terus-menerus dalam jangka waktu lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran akan
termakan sehingga menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini yang dinamakan erosi kavitasi,
sebagai akibat tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terusmenerus.

Gambar 1. Penurunan Tekanan pada Pompa Sentrifugal


Bagianbagian yang sering terkena kavitasi adalah sudu-sudu impeler dan difuser dan juga
bagian dalam dinding rumah pompa. Pada pompa diagonal dan pompa aksial (propeller pumps),
kavitasi terjadi pada sudu impeler dekat sisi masuk, pada bagian dalam dari dinding rumah
pompa, dan pada sisi masuk sudu difuser.
Penurunan tekanan pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
1.

Kenaikan gaya angkat statis (static lift) dari pompa sentrifugal

2.

Penurunan tekanan atmosfer seiring dengan bertambahnya ketinggian/elevasi

3.

Penurunan tekanan absolut sistem, seperti dijumpai pada pemompaan fluida dari tabung
vakum.

4.

Kenaikan temperatur fluida yang dipompa.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadinya kavitasi akan mengakibatkan beberapa
kerugian sebagai berikut :
1.

Penurunan head dan kapasitas pemompaan

2.

Penurunan efisiensi pompa

3.

Pecahnya gelembung-gelembung uap saat melalui daerah yang bertekanan lebih tinggi
akan menyebabkan suara berisik, getaran dan kerusakan pada beberapa komponen
terutama impeler dan difuser.

3. HEAD TOTAL POMPA DAN PARAMETER


PENCEGAHAN KAVITASI
Dalam perancangan pompa sentrifugal, selain kapasitas pemompaan, jenis fluida yang dipompa,
dan kecepatan spesifik pompa, data lain yang diperlukan adalah besarnya tinggi tekan (head)
total pompa. Untuk instalasi yang sudah direncanakan, head total pompa (H) dapat dihitung
berdasarkan persamaan :

(1)
Di mana :
ha

= perbedaan tinggi antara muka air sisi keluar dan sisi isap (m)
Tanda (+) dipakai apabila muka air sisi keluar lebih tinggi daripada sisi isap.

Dhp

= perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air (m)

hL

= berbagai head kerugian (losses) pada pipa, katup, belokan, sambungan, dll. (m)

hL

= hL suction + hL discharge

v2d/2g = head kecepatan keluar (m)


Besarnya head kerugian pada sisi isap dan sisi tekan ini dapat ditentukan melalui persamaan :

(2)

Di mana :
f

= koefisien gesekan pipa saluran

= panjang pipa

= kecepatan aliran fluida di dalam pipa

= diameter pipa

= koefisien tahanan fitting (katup, belokan, dsb.)

v2/2g

= head kecepatan masuk/keluar

= percepatan gravitasi

Faktor f (koefisien gesekan pipa) besarnya sangat tergantung dari jenis/pola aliran fluida pada
saluran yang bersangkutan (aliran laminar atau turbulen). Kedua macam aliran ini dapat
diketahui dengan menggunakan parameter Reynold Number (Re).

Reynold Number :
Jika Re<4000, maka aliran yang terjadi adalah laminar, dan :
f = Re / 64

(3)

Jika Re>4000, maka aliran adalah turbulen, dan :


(4)
Besarnya koefisien tahanan fitting (K) berbeda untuk setiap jenis fitting dan katup yang berlainan
dalam satu instalasi. Standar fitting yang banyak digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Harga koefisien tahanan pipa pada berbagai macam fitting
Fitting and Valves

Koefisien tahanan (K)

Globe valve, fully open

10.0

Angle valve, fully open

5.00

Swing check valve, fully open 2.50


Gate valve, fully open

0.19

Gate valve, three-fourths open 1.15


Gate valve, one-half open

5.60

Gate valve, one-fourth open

24.0

Close return bend

2.20

Standard Tee

1.80

Standard 90o elbow


Medium sweep 90

0.90
elbow

0.75

Long sweep 90o elbow

0.60

45 elbow

0.42

Antisipasi terhadap kavitasi memperhatikan beberapa parameter sebagai berikut.

3.1. NET POSITIVE SUCTION HEAD AVAILABLE


(NPSHa)
Head isap positif netto yang tersedia atau NPSH available (NPSHa) merupakan head yang
dimiliki fluida pada sisi isap pompa (ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa)
dikurangi dengan tekanan uap jenuh fluida di tempat tersebut. Perhitungan NPSH available
dilakukan berdasarkan instalasi dan posisi/letak pompa, beberapa di antaranya seperti berikut
ini:
1. Pompa menghisap cairan dari tempat terbuka, posisi pompa di atas permukaan cairan yang
dihisap :

Gambar 2. Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas permukaan cairan isap
2. Pompa menghisap cairan dari tangki terbuka, posisi pompa di bawah permukaan cairan yang
dihisap :

Gambar 3. Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah permukaan cairan isap
3. Pompa menghisap cairan dari tangki tertutup, letak pompa di bawah cairan yang dihisap:

Gambar 4. Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah tangki isap tertutup
4. Pompa menghisap cairan dari tangki tertutup, pompa terletak di atas permukaan yang dihisap:

Gambar 5. Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas tangki isap tertutup
Besarnya NPSH yang tersedia untuk empat sistem di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

(5)
di mana:
Pa = tekanan atmosfer
Pv = tekanan uap jenuh
hs = head isap statis
(+) untuk kondisi pompa di bawah permukaan cairan yang dihisap
(-) untuk kondisi pompa di atas permukaan cairan yang dihisap
hLs = head kerugian isap
g = berat jenis fluida

3.2. NET POSITIVE SUCTION HEAD REQUIRED


(NPSHr)
Head isap positif netto yang diperlukan atau NPSH Required (NPSHr) adalah head
minimal yang diperlukan untuk mencegah kavitasi pada laju aliran fluida yang diberikan.
Besarnya harga NPSHr biasanya ditentukan dari pabrik pembuat pompa melalui beberapa
pengujian. Untuk keperluan perancangan, besarnya NPSHr dihitung dengan persamaan :


(6)
di mana :
Q

= kapasitas pompa (m3/s)

= head per tingkat (m)

= putaran pompa (rpm)

Agar pompa dapat beroperasi dengan aman dan terhindar dari peristiwa kavitasi, maka sebagai
syarat utama adalah harga NPSH yang tersedia (NPSHa) harus lebih besar daripada NPSH
yang diperlukan (NPSHr).

4. BEBERAPA METODE PENCEGAHAN KAVITASI


Fluida yang dipompa akan menguap ketika tekanan menjadi sangat rendah atau temperaturnya
terlalu tinggi, sehingga akan memacu terjadinya kavitasi. Untuk mencegah penguapan fluida ini,
beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

Menaikkan besarnya head statis pompa

1.

Menambah ketinggian level fluida dalam tangki

2.

Menaikkan posisi tangki

3.

Meletakkan pompa dalam sebuah sumuran penampung

4.

Mengurangi kerugian head pada pipa

5.

Memasang pompa penguat (booster pump)

6.

Memberi tekanan pada tangki penyalur

Kerugian head pada pipa dapat terjadi karena beberapa alasan sebagai berikut :

1.

Kesalahan dalam perencanaan sistem, terlalu banyak fitting dan/atau diameter pipa
terlalu kecil

2.

Kebocoran dalam saluran pipa

3.

Timbul kerak dan/atau terjadi korosi pada bagian dalam pipa

Menurunkan temperatur fluida yang dipompa

1.

Menginjeksi fluida pendingin pada sisi isap (telah banyak dilakukan)

2.

Mengisolasi pipa-pipa dari sinar matahari

Menurunkan besarnya NPSH yang Diperlukan (NPSHr)

1.

2.
3.

4.

Menggunakan pompa isap ganda (double suction pump). Hal ini dapat menurunkan
NPSHr hingga 27%.
Menggunakan pompa dengan kecepatan yang lebih rendah
Jika dimungkinkan dapat digunakan inducer, hal ini dapat mengurangi NPSHr hingga
50%.
Menggunakan beberapa pompa yang lebih kecil

5. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, kavitasi sebagai ancaman terbesar dalam operasional pompa
sentrifugal, sangat dianjurkan untuk dicegah dan dikenali secara dini. Turunnya performansi
pompa secara tiba-tiba, suara berisik dan getaran, serta kerusakan pada impeler merupakan
beberapa indikasi pompa telah mengalami kavitasi. Secara teoritis, pemeriksaan pompa dari
kavitasi dapat dilakukan dengan perhitungan besarnya NPSH, di mana berlaku NPSH yang
tersedia > NPSH yang diperlukan bila tidak dikehendaki terjadi kavitasi. Secara praktis, beberapa
cara dapat dilakukan terhadap faktor penunjang operasional pompa, seperti koreksi pada posisi
pompa, saluran pipa, hingga injeksi fluida pendingin pada sisi isap.

Anda mungkin juga menyukai