Anda di halaman 1dari 15

Petunjuk

Pengoperasian &
Perawatan FirePump

Prepared By Roda Nurmala


After Sales Service Division
Daftar isi

Pengenalan Unit Fire Pump………………………………………………………………………….…… 2

Jockey Pump…………………………………………………………………………………….……. 2

Electric Firepump………………………………….…………………………………………….…. 2

Diesel Firepump………………………………….…………………………………………………. 3

Sistem Kerja Firepump………………………………………………………………………..…. 4

Petunjuk pengoperasian Fire Pump………………………………….………………………..……. 5

Pengoprasian Jockey Pump Auto & Manual………………………………………...… 6

Pengoprasian Electric Firepump Auto & Manual……………………………………. 7

Pengoprasian Diesel Firepump Auto & Manual………………….………………..…. 8

Perawatan Fire Pump………………………………….…………………………………………..……. 10

Troubleshooting………………………………….………………………………….…………..………… 13

Page 1
Pengenalan Unit Fire Pump

Secara umum ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan hidrant yaitu Electric
Firepump, Diesel Firepump, dan Jockey Pump.

A. Jockey Pump

Jockey pump adalah pompa pacu yang berfungsi untuk menstabilkan tekanan pada instalasi.
Jockey pump akan bekerja secara otomatis bila terjadi penurunan tekanan dan akan berhenti
otomatis bila tekanan didalam sistem sudah kembali ketitik normal. Jockey pump bekerja
bilamana ada kebocoran-kebocoran kecil yang mengakibatkan tekanan dalam sistem menurun
untuk mencegah pompa utama (Electric & Diesel Firepump) bekerja. Jockey pump terdiri dari
unit pompa dengan elektrik motor, lengkap dengan panel kontrolnya.

Gbr 1. (Jockey pump & controller)

B. Electric Firepump

Electric Firepump adalah pompa utama dalam sistem pompa sprinkler & hidrant. Electric
Firepump akan bekerja secara otomatis bila tekanan dalam sistem turun hingga titik dimana
pompa tersebut diset untuk bekerja (biasanya setelah sprinker pecah atau hidran pillar dibuka).
Berbeda dengan jockey pump, Electric Firepump akan bekerja otomatis, tetapi jika sudah tidak
diperlukan harus dimatikan secara manual. Electric Firepump terdiri dari unit pompa dengan
electric motor, lengkap dengan panel kontrolnya.

Page 2
Gbr 2. (Electric Firepump & controller)

C. Diesel Firepump

Diesel Firepump adalah pompa cadangan yang bekerja bilamana Electric Firepump gagal bekerja
ataupun tekanan dalam sistem terus berkurang walaupun Electric Firepump sudah berjalan.
Diesel Firepump akan bekerja secara otomatis bila diperlukan. Seperti Electric Firepump, Diesel
Firepump harus dimatikan secara manual bila sudah tidak diperlukan. Diesel Firepump terdiri
dari unit pompa dengan diesel engine, lengkap dengan panel kontrol dan perangkat penunjang
lainnya seperti tanki bahan bakar, battery, dll.

Gbr 3. (Diesel Firepump & controller)

Page 3
SISTEM KERJA POMPA

 Jockey pump bekerja dengan sistem automatic (Auto On/ Auto Off)

 Electric fire pump bekerja dengan sistem auto ON dan manual Off (Auto On/Manual Off)

 Diesel Fire Pump bekerja dengan sistem Auto On dan Manual Off (Auto On/Manual Off)

Page 4
Petunjuk pengoperasian Fire Pump

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menjalankan pompa:


 Pastikan valve suction & discharge dalam keadaan terbuka.
Pastikan arah pada discharge, menuju sistem atau
dikembalikan ke ground tank.
 Ground tank dan pipa suction harus dalam keaadaan
terpenuhi air.
 Pastikan tetesan pada pompa yang menggunakan
glandpacking, tetesan tidak terlalu kecil dan tidak terlalu
deras.
 Untuk diesel fire pump, pastikan kelengkapan pendukung
seperti solar, oli, coolant, dan baterai sudah terisi penuh.

Page 5
1. Pengoperasian Jockey Pump
Tutup pintu panel, dan putar Isolating Switch yang terpasang pada pintu panel ke
posisi On.

1. PENGOPERASIAN SECARA MANUAL :

Untuk pengoperasian secara manual, putar atau arahkan selector switch ke


posisi MANUAL. pompa akan bekerja secara manual, tidak berdasarkan pada
penyetelan pressure switch.

Tekan tombol on untuk menjalankan pompa, dan tombol off untuk mematikan
pompa.

2. PENGOPERASIAN SECARA AUTOMATIC :

Untuk pengoperasian secara automatic, putar atau arahkan selector switch ke


posisi AUTO, apabila tekanan air di pressure switch kosong/rendah maka
pompa akan langsung On. Pompa akan berhenti secara otomatis apabila sudah
mencapai titik off di pressure switch sesuai dengan setting yang ditentukan.

Page 6
2. Pengoperasian Electric Fire Pump
Untuk pengoperasian electric pump, naikan handle Isolating Switch yang berada
di pintu panel. Pompa akan bekerja otomatis berdasarkan pressure yang ditentukan.

Untuk menghentikan pompa turunkan handle Isolating Switch.

Main pump electric mempunyai emergency mekanikal handel untuk dioperasikan


apabila power 3 phase normal namun ada gangguan dibagian control circuit.
Untuk menjalankan pompa dengan mode emergency, tarik mekanikal handel
kemudian putar kearah kanan sampai mengunci. Untuk menghentikan putar
mekanikal handel ke arah kiri kemudian lepas sampai posisi normal.

Page 7
3. Pengoperasian Diesel Fire Pump

I. PENGOPERASIAN SECARA MANUAL DARI PANEL ENGINE


(PANEL DC)

Pastikan semua battery terpasang dengan baik, naikan switch ke arah


MANUAL dan pastikan system pendingin mesin sudah mengeluarkan air
(dapat dilihat pada manual book). Hidupkan mesin dengan menaikan salah satu
starter (crank1 atau crank2) yang berada di panel mesin. Matikan mesin dengan
menurunkan switch ke arah Auto run.

Catatan:

 jangan menghidupkan mesin pada saat posisi switch (panel engine) di


auto.
 Posisi selector di panel control harus berada di posisi off

Page 8
II. PENGOPERASIAN SECARA MANUAL DARI PANEL CONTROL

Pastikan semua battery terpasang baik, kemudian putar atau arahkan selector
switch ke posisi Hand (H). Pastikan system pendingin berada pada kondisi
Manual, kemudian tekan tombol “Crank 1” atau “Crank 2”, dalam keadaan
normal diesel langsung beroperasi. Untuk menghentikan diesel tekan tombol
“Engine Stop” bila tekanan air sudah melewati titik off (cut off) pressure
switch. Bila tekanan masih berada di bawah titik stop pressure switch, maka
diesel engine hanya dapat dihentikan dengan memutar selector switch ke arah
OFF.

Catatan:

 Posisi switch di panel engine harus berada di posisi auto(A)

Page 9
Perawatan Fire Pump

1. Pemeriksaan harian
 Pastikan valve suction & discharge terbuka.
 Pastikan semua pompa firepump (Electric, Diesel, dan
jockey pump) dalam kondisi standby.

2. Pemeriksaan mingguan
 Tekanan Hisap, Tekanan keluar
 Temperatur Ruang Pompa
 Kubikasi (jumlah flow)
 Kebocoran pada shaft seal (gland packing) disetel: 60
tetesan per menit. Atau 3 tetes per jam pada Mechanical
seal
 Fungsi dari Safety dan Relief Valve
 Cetak / print dari main pump controller untuk mengetahui
kondisi sistem selama tenggang waktu 1 minggu
 Hidupkan main pump selama +/- 30 menit (maksimum)
 Dudukan pondasi pompa.
 Periksa Controller Electric, Diesel dan Jockey pump.

Page 10
3. Pemeriksaan Bulanan
 Periksa kelurusan antara pompa dan penggerak (alignment)
 Periksa kondisi karet kopling
 Bila suplai air tidak bersih, maka periksa dan bersihkan
cooling loop engine dan strainer pada saluran suction

4. Pemeriksaan Tahunan
 Grease pelumas : Bearing pompa dan motor
 Karet kopling
 Evaluasi performance pompa secara keseluruhan.
 Pemeriksaan sistem pemipaan dan accessoriesnya
 Ganti oil&fuel filter (Tiap 2 tahun)
 Ganti coolant (Tiap 2 tahun)
 Ganti battery (Tiap 2 tahun)
 Ganti belt (Tiap 2 tahun)
 Ganti Termostat (Tiap 2 tahun)

5. Pemeriksaan Bearing
 Pelumasan berlebihan tidak diperbolehkan karena akan
menyebabkan kerusakan pada bearing itu sendiri.Disarankan
hanya terisi 1/3 – ½ nya saja.
 Jadwal lubrikasi ulang untuk bearing regreaseable

Page 11
 Kondisi kering : 4.000 jam atau 6-12 bulan sekali (mana yang
tercapai lebih dahulu).
 Kondisi basah : 2.000 jam atau 4-6 bulan sekali (mana yang
tercapai lebih dahulu).
 Temperatur maximum bearing yang diperbolehkan adalah
175-200 Farenheit, 80-93 derajat celcius.

Page 12
Pemecahan Masalah (Troubleshooting) Operasional FirePump

1. Kekurangan tekanan pada saluran discharge pompa


 Pompa tidak dipancing terlebih dahulu sebelum dijalankan.
 Kecepatan penggerak terlalu lamban, periksa penggerak.
 Ketinggian aliran keluar terlalu tinggi (total head pompa tidak mencukupi).
 Arah putaran motor salah.
 Ada kebocoran yang menyebabkan udara terjebak pada pipa, kotak paking dan gasket.
 Kerusakan pada impeller.
 Pipa suction berada diatas minimum level air
 Adanya udara bercampur air.
 Diameter impeller terlalu kecil.
 Kurangnya NPSH (net positive suction head).

2. Tidak ada aliran pada saluran suction pompa


 Ada yang bocor pada sepanjang garis/bagian hisap.
 Ada udara atau gas didalam pompa/instalasi.
 Ada kebocoran yang menyebabkan udara memasuki pipa.
 Arah rotasi salah.

3. Konsumsi energi yang tidak sesuai (boros)


 Kecepatan RPM yang terlalu tinggi.
 Massa jenis fluida terlalu tinggi.
 Rusak pada mekanik
 Poros bengkok

Page 13
 Bagian-bagian yang berotasi tersumbat
 Pemasangan pompa dan penggerak tidak sejajar/presisi

4. Timbul getaran dan suara bising yang berlebihan


 Tidak sejajarnya poros (shaft) antara pompa dan penggerak.
 Baut pondasi ada yang longgar, lepas atau lapisan pengikat ada yang rusak.
 Rusak pada mekanik
 Poros (shaft) bengkok
 Bagian-bagian yang berotasi tersumbat
 Pipa suction berada diatas minimum level air (pada negatif suction)
 Adanya udara yang terjebak didalam pompa/instalasi

5. Panas yang berlebihan


a) Pada bearing b) Pada packing
 Gemuk yang berlebihan.  Gland paking yang ketat.
 Poros bengkok  Udara tidak dikeluarkan dari seal mekanik.
 Bagian-bagian yang berotasi tersumbat  Saluran air pendingin tersumbat
 Pelumasan bantalan yang kurang
 Tipe gemuk yang salah

Page 14

Anda mungkin juga menyukai