Anda di halaman 1dari 22

5.

PENUNJUKAN UKURAN

Kompetensi utama :
Peserta didik dapat memahami prinsip pemberian ukuran pada benda kerja.

Kriteria penilaian :
1. Peserta didik dapat menjelaskan aturan dasar pemberian ukuran
2. Peserta didik dapat menjelaskan cara-cara pemberian ukuran
3. Peserta didik dapat membaca gambar benda kerja lengkap dengan ukuran
4. Peserta didik dapat membuat gambar benda kerja lengkap dengan ukuran

Pengantar. Dalam gambar ukuran dari bagian benda harus dapat ditafsirkan secara
benar, untuk itu dalam memberikan imformasi yang berkaitan dengan ukuran harus
dibuat secara jelas.

5.1 Dasar-Dasar Umum Untuk Memberi Ukuran


5.1.1 Garis ukur dan garis bantu
Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linear, ditarik garis-garis bantu
melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak
lurus pada garis bantu. Garis ukur dengan mata panahnya (lihat gambar 5.1),
menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur.

Gambar 5.1 Anak panah

Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis, garis bantu ditarik sedikit melebihi,
kira-kira 2 mm dari garis ukur, dan dapat juga garis bantu tidak langsung berhubungan
dengan garis gambar, tetapi dengan jarak sedikit untuk membedakan garis gambar dengan
garis bantu (lihat gambar 5.2).

Gambar 5.2 Garis ukur dan garis bantu

Garis sumbu, garis simetri dan garis gambar tidak boleh dipakai sebagai garis ukur, tetapi
dapat dipergunakan sebagai garis bantu Jika garis sumbu atau garis gambar diperpanjang
untuk dipakai sebagai garis bantu, garis perpanjangan tersebut harus ditarik dengan garis
tipis (lihat gambar 5.3).
Gambar 5.3 Garis ukur dan garis bantu

Jika beberapa ukuran dinyatakan berturut-turut, garis ukur ini harus diletakkan segaris
(lihat gambar 5.4)

Gambar 5.4 Ukuran-ukuran segaris

Jika terdapat beberapa garis ukur sejajar, tiap garis ukur harus diletakkan dengan jarak
yang sama, dengan ukuran yang terkecil harus berada paling dalam, sehingga garis-garis
bantu dan ukur btidak saling berpotongan (lihat gambar 5.5)

Gambar 5.5 Garis ukur sejajar


5.1.2 Angka ukur
Angka-angka dan huruf-huruf harus diletakkan di tengah-tengah dan sedikit di atas garis
ukur. Angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur, dan ukuran vertikal harus
terletak sebelah kiri garis ukur dengan letak angka dan garis ukur mempunyai jarak
sedikit (lihat gambar 5.6). Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertikal,
harus ditulis sesuai garis ukurnya, seperti tampak pada gambar 5.7. Jika angka ukur harus
ditempatkan pada bagian yang diarsir, arsirnya harus dihilangkan untuk memberi tempat
angka (lihat gambar 5.8).

Gambar 5.6 Ukuran-ukuran normal

Gambar 5.7 Memberi ukuran pada garis miring

Gambar 5.5 Angka dan arsiran

Gambar 5.6 Ukuran sudut

Angka ukur tidak boleh dipotong atau dipisahkan oleh garis gambar, untuk itu angka ukur
dapat diletakkan di pinggir (lihat gambar 5.7a) atau garis ukurnya boleh ditarik sebagian
saja (lihat gambar 5.7b).
Gambar 5.7. Letak angka ukur

5.1.3 Ujung dan Pangkal Garis Ukur


Untuk menunjukkan di mana garis ukur mulai dan berhenti, ada tiga cara yaitu dengan
anak panah tertutup, garis miring dan titik seperti gambar 5.6.

Gambar 5.6 Ujung dan pangkal garis ukur

5.1.4 Tipe-tipe Ukuran


Berdasarkan tipe ukuran, penunjukan ukuran dapat dibedakan menjadi dua tipe (lihat
gambar 5.7).
 Ukuran besar, yaitu ukuran yang memberikan imformasi tentang besarnya suatu
potongan, besarnya komponen, besarnya lubang, atau besarnya alur pasak.
 Ukuran lokasi, yakni ukuran yang memberikan imformasi tentang hubungan antara
bagian komponen (tonjolan, lubang, alur pasak dan bentuk-bentuk lain yang penting)
dari benda kerja.
Gambar 5.7 Tipe-tipe ukuran

5.1.5 Ukuran dan Toleransinya


Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi
dengan tepat, batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam gambar dengan cara
seperti berikut (lihat gambar 5.8)
a. Ukuran dengan toleransinya, dicantumkan penyimpangan ukuran yang diizinkan pada
pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya (gambar 5.8a)
b. Ukuran dengan ketentuan toleransi linear (gambar 5.8b)
c. Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi dan penyimpangan
(gambar 5.8c).
d. Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linear, toleransi bentuk dan posisi (lihat gambar
5.8d), dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya,
yang telah ditentukan oleh ukuran ini.
e. Ukuran yang biasanya tanpa toleransi, dipakai hanya sebagai bahan informasi (lihat
gambar 5.8e) dan ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi produksi
atau pemeriksaan.

Gambar 5.8 Macam-macam jenis ukuran dan


toleransinya

5.1.6 Satuan-satuan
Semua ukuran dalam gambar harus ditulis dalam satuan yang sama, dalam hal ini sistim
satuan S.I. satuan panjang adalah milimeter (mm). Jika diperlukan penggunaan satuan
lain, lambang dari satuan yang dipakai harus ditambahkan di belakang angka, atau diberi
catatan yang menerangkan satuan yang dipakai.
Ukuran sudut pada umumnya dinyatakan dalam derajat (o), dan jika perlu juga dalam
menit (’) dan detik (”) yang ditulis di sebelan kanan atas dari angka yang bersangkutan.
Contoh-contoh: 90°, 22,5°, 3'21", 0°15', 6°21'52", 8°0'52".

5.1.7 Prinsip-prinsip Penunjukan Ukuran


Dalam gambar mesin ukuran yang diberikan memberikan harus fungsi dari komponen
yang dibuat, seperti hal-hal berikut ini (lihat gambar 5.9).
1. Semua penunjukan ukuran yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran-
ukuran dari benda yang dianggap sudah selesai di kerjakan.
2. Penunjukan ukuran sedapat mungkin diletakkan pada gambar pandangan
depan yang terlihat jelas, bukan yang terhalang.
3. Jika memungkinkan, semua penunjukan ukuran diletakkan di luar garis benda,
agar mudah dibaca.
4. Suatu dimensi fungsional (F) adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi
dari bagian atau komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara kerja dari
bagian, dsb.
5. Suatu dimensi bukan fungsional (NF) adalah ukuran yang tidak langsung
mempengaruhi fungsi secara prinsipil.
6. Suatu dimensi tambahan (Aux) adalah dimensi referensi yang telah disebut
pada bagian sebelumnya. Ukuran ini diberikan dalam tanda kurung tanpa toleransi,
hanya sebagai bahan informasi.

(a) (b)
Gambar 5.9a Pen
dengan sebuah tuas
Gambar 5.9b Ukuran fungsional

5.2 Cara-cara Memberi Ukuran


5.2.1 Memberi Ukuran Dimensi Linear
Pada dasarnya ukuran-ukuran linear harus diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan
angka ukur, seperti pada gambar 5.10.
Gambar 5.10 Contoh memberi ukuran

Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah, anak
panahnya dapat diganti dengan titik (gambar 5.11).

Gambar 5.11 Ruang ukur yang sempit

Untuk gambar yang kecil dapat dibuat detailnya seperti gambar 5.12 dan dalam beberapa
hal garis ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar, tanpa garis bantu (gambar
5.13). Garis gambar atau garis sumbu dapat dipergunakan sebagai garis bantu, tetapi tidak
boleh dipakai sebagai garis ukur.

Gambar 5.12Gambar detail


Gambar 5.13 Garis gambar sebagai garis bantu

5.2.2 Memberi ukuran yang harus dikerjakan khusus


Bagian-bagian seperti misalnya lubang yang dibor, lubang yang direamer, dsb. diberi
ukuran dengan garis penunjuk, beserta ukuran dan catatannya (lihat gambar 5.14

Gambar 5.14 Memberi ukuran lubang

5.2.3 Memberi Ukuran Benda Yang Tirus


Untuk memberi ukuran benda yang tirus dapat dilakukan dengan membuat garis bantu
yang digambar miring dan sejajar (lihat gambar 5.15)

Gambar 5.15 Garis bantu miring

5.2.4 Garis-Garis Bantu Khusus


Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini kemudian dibulatkan atau
dipotong, ukuran harus diberikan seperti pada gambar 5.16

Gambar 5.16 Garis bantu khusus


5.2.5 Memberi Ukuran Tali Busur, Busur dan Sudut
Tali busur, busur dan sudut diberi ukuran seperti pada gambar 5.17(a), (b) dan (c).

Gambar 5.17 Ukuran tali busur, busur dan sudut

5.2.6 Ukuran Gambar Benda Simetris


Untuk penghematan waktu dan tempat, gambar benda simetri boleh digambar separoh
saja (lihat gambar 5.18). Bagian-bagian yang digambar dengan garis sumbu yang sama
dan mengandung persyaratan simetri dan ketelitian dapat diberikan ukuran seperti gambar
5.19..

Gambar 5.18 Memberi ukuran benda simetris

Gambar 5.19 Memberi ukuran pada benda simetri


5.2.7 Huruf dan Lambang Yang Ditambahkan Pada Angka Ukur
a) Lambang Diameter ""
Lambang diameter "" diletakkan di depan angka ukur, dan menyatakan sekaligus
bentuk permukaan yang bersangkutan. Lambang ini harus ditulis sama besar dengan
angka ukur (gambar 5.20).

Gambar 5.20 Lambang diameter

b) Lambang Jari-Jari "R"


Jari-jari merupakan garis ukur di mana angka ukurnya harus diletakkan, dengan
menambahkan huruf "R" di depannya (lihat gambar 5.21).

Gambar 5.21. Lambang jari-jari

c) Lambang Bujur Sangkar ""


Bentuk benda bujur sangkar hanya dapat diperlihatkan pada pandangan tertentu saja dan
jika bentuknya tidak jelas dari gambar, maka dapat mempergunakan lambang bujur
sangkar "" (lihat gambar 5.22).

Gambar 5.22 Lambang bujur sangkar


d) Lambang Bola "S" atau "SR"
Jari-jari atau diameter dari bentuk bola yang dalam gambar hanya tampak sebagai
lingkaran atau busur lingkaran, dijelaskan pada gambar dengan menempatkan "SR" untuk
jari-jari bola, dan "S" untuk diameter bola (lihat gambar 5.23).

Gambar 5.23 Lambang bola

e) Lambang Kemiringan (Chamfer) "X x 45°"


Bagian ujung benda yang dipotong miring dengan sudut 45 °, ukurannya dapat
dicantumkan sebagai "Xx45°." Sesuai standar JIS dapat juga dengan memberikan
lambang "C," sebagai penyederhanaan cara di atas, dan lambang ini harus ditempatkan di
depan ukuran dalam pemotongan (lihat gambar 5.24).

Gambar 5.24 Lambang kemiringan

f) Lambang Tebal ”T”


Untuk memberi ukuran benda-benda tipis, seperti plat dapat dipakai lambang "t" di depan
angka ukur (lihat gambar 5.25).

Gambar 5.25 Lambang tebal


g) Lambang Jari-Jari Tanpa Angka Ukur
Di mana ukuran dari lengkungan sudah ditentukan oleh ukuran lain, ukuran jari-jari
tersebut dapat dijelaskan hanya dengan lambang R saja tanpa diikuti oleh angka ukur
(lihat gambar 5.26)

Gambar 5.26 Simbul “R” tanpa ukuran

h) Memberi Ukuran Yang Disederhanakan Oleh Huruf-Huruf Referensi


Agar supaya tidak mengulang-ulang ukuran yang sama atau untuk menghindari garis-
garis penunjuk yang panjang, dipergunakan huruf-huruf referensi, yang ditabelkan atau
diberi catatan (lihat gambar 5.27.

Gambar 5.27 Ukuran dengan huruf-huruf


referensi

i) Memberi Ukuran Bagian-Bagian Yang Dikerjakan Secara Khusus


Bagian yang akan dikerjakan khusus diberi tanda dengan garis sumbu tebal, dan dengan
garis penunjuk dijelaskan pengerjaan khusus yang diinginkan dan ujung panah dari garis
penunjuk harus berhenti pada garis sumbu tebal (lihat gambar 5.28).

Gambar 5.28 Penunjukan khusus dengan ukuran


j) Angka Ukur Yang Tidak Sesuai Dengan Ukuran Gambar
Angka ukur dari bagian benda yang tidak sesuai dengan ukuran gambarnya harus
dijelaskan dengan menggaris bawahi angka ukur yang bersangkutan (lihat gambar 5.29).

Gambar 5.29 Ukuran tidak sesuai gambar

5.2.8 Pandangan Yang Terutama Diberi Ukuran

a) Pandangan utama
Pandangan depan pada umumnya dipilih demikian rupa yang menunjukkan bentuk khas
atau fungsi benda, oleh karena itu ukuran-ukuran harus ditempatkan sebanyak mungkin
pada pandangan depan, dan ukuran-ukuran lain yang tidak dapat ditempatkan pada
pandangan depan, dapat ditempatkan pada pandangan-pandangan lain seperlunya (lihat
gambar 5.30).

Gambar 6.30 Memberi ukuran pada benda berbentuk


silinder
b) Ukuran Dengan Memperhatikan Proses Pembuatan
Ukuran-ukuran yang berhubungan satu sama lain sedapat mungkin harus diperinci
bersama, misalnya untuk sebuah plens dianjurkan menempatkan ukuran diameter
lingkaran jarak dan ukuran lubang baut bersama-sama pada gambar pandangan yang
menunjukkan lingkaran jaraknya (lihat gambar 6.31)
Gambar 6.31 Ukuran-ukuran dengan
memperhatikan proses pembuatannya

c) Ukuran-Ukuran Terhadap Bidang Referensi


Jika sebuah benda mempunyai sebuah bidang referensi sebagai patokan pembuatan atau
perakitan, ukuran-ukurannya harus dinyatakan terhadap garis referensi tersebut (lihat
gambar 6.32).

Gambar 6.32a Ukuran-ukuran terhadap


bidang referensi

Gambar 6.32b Ukuran-ukuran terhadap bidang referensi yang ditunjuk


5.3 Susunan Ukuran
5.3.1 Ukuran Berantai
Ukuran berantai digunakan apabila pengumpulan toleransi tidak akan mempengaruhi
persyaratan fungsional dari benda bersangkutan dan cara ini akan mengumpulkan
toleransi ((lihat gambar 6.34)

Gambar 6.34 Ukuran berantai

5.3.2 Ukuran Sejajar


Pemberian ukuran secara sejajar mempergunakan ukuran-ukuran terpisah untuk tiap
elemen terhadap suatu garis referensi atau titik dasar dan pada cara pemberian ukuran
demikian bidang referensinya ditentukan dan toleransinya tidak mengumpul (lihat gambar
6.35).

Gambar 6.35 Ukuran sejajar

5.3.3 Ukuran Berimpit


Untuk kesederhanaan dan ruang gambar yang terbatas, atau jika tidak menimbulkan
persoalan kejelasan pembacaan, ukuran-ukuran beberapa unsur dapat ditumpangkan satu
pada yang lain (lihat gambar 6.36).

Gambar 6.36 Ukuran yang berurutan


5.3.4 Ukuran Kombinasi
Ukuran kombinasi merupakan gabungan penggunaan ukuran berantai dan ukuran sejajar
secara bersama-sama (lihat gambar 6.37).

Gambar 6.37 Ukuran kombinasi

5.3.5 Pemberian Ukuran Dengan Koordinat


Untuk proses-proses pembuatan tertentu kadang-kadang lebih menguntungkan bila
dipergunakan ukuran berimpit dalam dua arah seperti pada gambar 6.38. Dalam hal-hal
tertentu, penggunaan sebuah tabel yang menentukan koordinat-koordinat sekelompok
titik pusat dari beberapa lubang.

Gambar 6.38. Ukuran-ukuran cara koordinat

5.4 Memberi Ukuran Bentuk-Bentuk Tertentu


5.4.1 Bentuk profil
Sebuah garis lengkung yang terdiri dari beberapa busur lingkaran mengutamakan
pemberian ukuran dengan jari-jari dan kedudukan titik pusatnya, atau dengan garis
singgung lengkungannya seperti pada 6.39.

Gambar 6.39 Memberi ukuran dengan jari-jari


Untuk bentuk-bentuk lengkungan dapat diberi ukuran dengan koordinat (lihat gambar
6.40).

Gambar 6.40 Memeberi ukuran dengan


ordinat

5.4.2 Jari-Jari Atau Diameter


Ukuran-ukuran busur pada umumnya dinyatakan oleh jari-jari, jika sudutnya kurang dari
180°, dan dengan diameter jika sudutnya lebih besar dari 180° (lihat gambar 6.41).
Ukuran busur diberikan juga sebagai diameter walaupun sudutnya kurang dari 180°, bila
ukuran tersebut diperlukan untuk proses pemesinan (lihat gambar 6.42).

Gambar 6.42 Diameter diperlukan untuk


Gambar 6.41 Jari-jari atau diameter proses pengerjaan

Benda kerja yang karena alasan simetri hanya digambar setengah diberi ukuran penuh,
dalam hal demikian tanda  tetap harus dibubuhkan di depan angka ukurnya (lihat
gambar 6.43)

Gambar 6.43 Diameter pada


separoh dari bagian silinder
5.4.3 Ukuran Lubang Dengan Garis Penunjuk
Ukuran lubang atau silinder dapat ditempatkan di luar gambar tanpa garis bantu dan garis
ukur (lihat gambar 6.44).

Gambar 6.44 Ukuran diameter dengan garis


penunjuk

5.4.4 Ukuran Sudut


Garis ukur dari sebuah sudut berupa sebuah busur dengan titik pusatnya pada titik
sudutnya, dan berujung pangkal pada kedua buah kaki sudutnya atau pada
perpanjangannya (lihat gambar 6.45).

Gambar 6.45 Pemberian ukuran sudut

5.4.5 Member Ukuran Bagian Yang Sama


Benda kerja yang mempunyai bagian-bagian yang sama, seperti misalnya plenes dari
sebuah sambungan T, lemari katup, dsb., hanya diberi ukuran pada salah satu bagian saja
(lihat gambar 6.46).

Gambar 6.46 Ukuran-ukuran dari bagian yang sama


5.4.6 Ukuran Lubang Dengan Alur Pasak
Jika sebuah lubang dengan alur pasak digambar sebagai gambar potongan, maka
ukurannya diberikan seperti pada gambar 6.47.

Gambar 6.47 Diameter dalam dengan


alur pasak

5.4.7 Ukuran Lubang


Ukuran-ukuran lubang baut, lubang ulir, lubang pen, lubang paku keling dan yang sejenis,
harus dinyatakan dengan jumlah lubang di depan ukuran lubang, yang dihubungkan oleh
garis penunjuk pada salah satu lubang (lihat gambar 6.48).

Gambar 6.48 Ukuran lubang

5.4.8 Elemen-Elemen Yang Berjarak Sama


Jika beberapa elemen berjarak sama, atau disusun secara teratur, penunjukan ukurannya
dapat dilekukan seperti gambar 5.49.

Gambar 6.49a Ukuran pada bagian


yang berjarak sama
Gambar 6.49b Ukuran pada bagian yang berjarak sama

Gambar 6.49c Ukuran pada bagian yang berjarak sama

Gambar 6.49d Ukuran pada bagaian berjarak sama


5.5 Cara Memberi Ukuran Bagian Yang Disusun
Jika beberapa bagian digambar dalam gambar susunan , ukuran-ukuran dari tiap bagian
sedapatnya dipisahkan (lihat gambar 6.50).

Gambar 6.50 Memberi ukuran bagian-bagian yang disusun

5.6 LATIHAN-LATIHAN
Gambarkan benda benda berikut (gambar 6.51 s/d 6.53) masing-masing pada kertas A3
dan lengkapi dengan ukuran.

Gambar 6.51 Cylinder rod guide bracket


Gambar 6.52 Adapter coupling

Gambar 6.53 Plat

Anda mungkin juga menyukai