AHMAD ZAKI
(1207121266)
BENNY AHMADI
(1207121320)
CHARISMAYANI
(1207121300)
DEWI KUSUMA N
(1207121308)
NURHASANAH
(1207121306)
DOSEN PEMBIMBING :
ZULFANSYAH, ST. MT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas berkat dan rahmat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Hydrocyclone for solid Clasification tepat pada waktunya. Tugas ini
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Alat Proses.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada
Bapak Zulfansyah, ST. MT yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematika penulisannya. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat menyempurnakan makalah
ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Pekanbaru, 27 Mei 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam perekonomian Indonesia, komoditas kelapa sawit memegang
peranan yang cukup strategis karena komoditas ini mempunyai prospek yang
cerah sebagai sumber devisa. Di samping itu, minyak sawit merupakan bahan
baku utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia, sehingga
perusahaan minyak kelapa sawit ini mampu menciptakan kesempatan kerja yang
luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indonesia bukan satu-satu
negara yang memiliki industri pengolahan kelapa sawit, negara Malasyia juga
merupakan negara yang juga memiliki industri pengolahan kelapa sawit dan juga
merupakan saingan dari Indonesia. Oleh sebab itu perkembangan teknologi pada
industri pengolahan kelapa sawit mutlak harus dilakukan secara berkala di
Indonesia untuk dapat menghasilkan hasil olahan yang lebih baik lagi dan dapat
menghasilkan kapasitas olahan yang lebih banyak lagi. Langkah sederhana yang
dapat dilakukan ialah peningkatan efisiensi kerja dari mesin-mesin produksi yang
ada di pabrik-pabrik pengolahan.
Hydrocyclone merupakan salah satu mesin produksi CPO (Crude Palm
Oil) pada stasiun pengolahan biji. Hydrocyclone berfungsi untuk memisahkan inti
dengan cangkang. Prinsip kerjanya dengan menggunakan gaya sentrifugal,
terjadinya pemisahan berdasarkan atas adanya perbedaan densitas. Hydrocyclone
banyak digunakan sebagai alat pemisah karena konstruksi dari hydrocyclone yang
sederhana, cara pemakaian yang mudah, biaya perawatan yang minim. Seiring
perkembangan teknologi maka diperlukan perbaikan ataupun pengembangan lebih
lanjut mengenai hydrocyclone tersebut.
Dengan demikian, dibutuhkan pembelajaran lebih lanjut mengenai
hydrocyclone ini agar kerja yang dihasilkan oleh hydrocyclone ini dapat berjalan
maksimal.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme pemisahan padatan dengan menggunakan
hydrocyclone ( Dense Medium Hydrocyclone )
2. Untuk mengetahui spesifikasi hydrocylone yang digunakan dalam pemisahan
padatan.
3. Untuk memberikan
penjelasan
tentang
bagaimana
cara
merancanga
BAB II
ISI
3.1
Pengertian Hydrocyclone
Pada dasarnya hydrocyclone merupakan gabungan dari dua kata yaitu
hydro dan cyclone. Hydro dapat diartikan air ataupun cairan, sedangkan cyclone
dapat diartikan sebagai pusaran. Sehingga hydrocyclone diartikan sebagai pusaran
air.
2.2
Prinsip kerja dari hydrocyclone adalah terdapatnya kumpulan partikel dan air yang
masuk dalam arah tangensial ke dalam siklon pada bagian puncaknya. Kumpulan
air dan partikel ditekan ke bawah secara spiral (primary vortex) karena bentuk dari
siklon. Gaya sentrifugal menyebabkan partikel terlempar ke arah luar, membentur
dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar hydrocyclone. Dekat dengan
bagian dasar hydrocyclone, air bergerak membalik dan bergerak ke atas dalam
bentuk spiral yang lebih kecil (secondary vortex) partikel yang lebih ringan
bergerak keluar dari bagian puncak hydrocyclone sedangkan partikel yang berat
keluar dari dasar hydrocyclone.
Ada beberapa alasan mengapa hydrocyclone dipakai sebagai alat pemisah, yaitu:
Biaya operaional yang relatif murah
Prosesnya dapat dilakukan pada satu tempat
Desain ataupun modelnya sederhana, berupa kombinasi konstruksi silinder dan
kerucut
Tidak memiliki bagian yang bergerak
Minim biaya perawatan
2.3
2.3.1
Jenis Hydrocyclone
Hydrocyclone tipe konvensional
sedangkan jenis yang lain memiliki sudut > 25 hingga 180 . Fluida dialirkan
melalui dari lubang inlet bagian atas pada silinder dan aliran tersebut
menghasilkan gerakan berbentuk pusaran yang kuat pada dinding Hydrocyclone.
2.3.4
d.) Penurunan tekanan dapat diminimalkan dengan menambah jumlah pipa didalam
Hydrocyclone
Lubang Keluar
Feed Chamber
Lubang Masuk
Vortex Finder
Tail Pipe
Lubang Keluar
Cylindrical section
Pada dasarnya diameter dari cylindrical section memilki diameter sebesar
diameter dari Hydrocyclone . Konstruksi dari cylindrical section yang panjang
dimaksudkan untuk memperbesar kapasitas dan juga mengurangi dari kecepatan
tangensial. Besar kecilnya dari konstruksi dari cylindrical section dapat
mempengaruhi besarnya tekanan.
Vortex finder
Pada umumnya besar dari vortex finder 20 - 45 % dari diameter
Hydrocyclone. Besar dari vortex finder dapat kualitas pemisahan yang dihisap.
Cone section
Besar sudut pada cone section didasarkan pada jenis pemakaiannya. Pada cone
section besudut 20 merupakan standar pemakaian pada industri
pertambangan mineral. Sedangkan untuk Hydrocyclone yang memiliki bagian
bawah datar diperuntukan untuk pemisahan material-material berstruktur
kasar.
2.5
Fresh Friut
Bunch
Sterilization
Digestion
Pressing Depericarper
Silo Drier
Nut
Cracker
Cracked
Nut Blower
Hydrocyclone
Kernel
Drier
Kernel
Storage
shall hopper sebagai bahan bakar ketel. Inti akan keluar melalui pipa dari atas
dan masuk ke bak 2. Inti kemudian dibawa ke kernel dryer untuk dikeringkan
dan disimpan di kernel storage[4].
2.5.2 Bagian-bagian unit Hydrocyclone Alat ini terdiri dari :
Tabung pemisah (Hydrocyclone) yang dilengkapi dengan pompa pengutip
(vortex Finder) dan konus dibawahnya.
Bak penampung
hydrocyclone.
Q=
v
( 2.5.2-1)
dimana: Q
= kapasitas aliran (kg/s)
v
= kecepatan aliran (m/s)
A
2
= luas penampang (m )
v=
v=
4Q
kecepatan
tangensial
(m/s)
ds
2
Jika
kecepatan
rotasi
dinyataka
n dalam N
rpm:
= 2
N
60
( 2.5.2-2)
FC = m r 2 dimana: FC = gaya sentrifugal
( 2.5.2-3)
(2.5.2-5)
(2.5.2-4)
(2.5.2-6)
F=mg
(2.5.2-7)
F
r 2
r 2
N
2
Perbandingan:
C
= 0,001118rN 2
Fg
g
60
aC
= 0,001118rN 2
F
=m
2
r 2
(2.5.2-9)
C2
dim
ana
:
FC
2
m2
r2
Bak penampung
Bak penampung campuran hasil pemisahan yang dilakukan oleh tabung
pemisah (hydrocylone), yang dilengkapi dengan dewatering drum. Hasil
pemisahan yang dikeluarkan hydrocylone melalui pipa bawah akan
masuk ke dalam bak ini yang selanjutnya akan dibawa keluar oleh shall
transport fan untuk dibawa ke proses selanjutnya untuk direbus ke shall
hopper sebagai bahan bakar ketel[4].
(2.6-1)
gr
gt
T
Gambar 2.14 Variasi kecepatan tangensial dan kecepatan radial [Ter linden,
Inst.page165.(1949)]
Maka,
v
=
vr g dout
(2.6-2)
v2
gt
Dimana:
v
=
v
(2.6-3)
2 r
v =
A
2
out
g
(2.6-4)
in
din v
gt
Aliran Vortex
Vortex adalah massa fluida yang partikel-partikelnya bergerak berputar
dengan garis arus (streamline) membentuk lingkaran konsentris[7]. Gerakan
vortex berputar disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan antar lapisan
fluida yang berdekatan. Dapat diartikan juga sebagai gerak alamiah fluida
yang diakibatkan oleh parameter kecepatan dan tekanan. Vortex sebagai
pusaran yang merupakan efek dari putaran rotasional dimana viskositas
berpengaruh didalamnya. Sebuah vortex mewakili sebuah aliran yang garisgaris arusnya adalah lingkaran-lingkaran sepusat (konsentris). Aliran vortex
awalnya dianggap sebagai kerugian dalam suatu aliran fluida. Belakangan ini
prinsip aliran vortex digunakan untuk pengembangan teknologi penegeboran
minyak, pemisahan partikel ataupun material padatan dengan cairan, industri
kimia dan lain sebagainya.
Pergerakan aliran fluida dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Translasi murni atau translasi irrotasional
Rotasi murni atau translasi rotasional
Distorsi atau deformasi murni, baik angular ataupun linier
Aliran irrotasional terjadi apabila elemen fluida di setiap titik tidak
mempunyai kecepatan sudut netto terhadap titik tersebut. Sebaliknya aliran
rotasional terjadi apabila elemen fluida mempunyai kecepatan sudut netto.
Gerak vortex dapat dikategorikan sebagai dalam aliran rotasional. Vortex
digambarkan sebagai aliran yang bergerak dan berputar terhadap sumbu
vertikal sehingga terjadi perbedaan tekanan antara bagian sumbu dan
sekelilingnya.
Tetapi pada beberapa kondisi vortex juga dapat dikategorikan sebagai aliran
irrotasional. Kelihatannya agak mengherankan bahwa gerakan vortex
irrotasional. Namun demikian harus diingat kembali bahwa rotasi mengacu
pada orientasi pada elemen fluida bukan lintasan yang diikuti oleh elemen
tersebut. Jadi, untuk sebuah vortex irrotasional, jika sebuah tongkat pendek
ditempatkan di dalam medan aliran pada lokasi A, seperti pada gambar 2.16,
tongkat-tongkat itu kan berotasi selagi bergerak ke lokasi B. Salah satu
tongkat yang sesuai garis-garis akan mengikuti sebuah lintasan yang
melingkar dan berputar dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam.
Tongkat yang lain akan berotasi searah putaran jarum jam karena sifat alamiah
dari medan aliran, di mana bagian tongkat yang terdekat dengan titik asal
bergerak cepat dari pada ujung lainya.
Berdasarkan klasifikasi aliran berputar yang terjadi dalam kehidupan seharihari maka aliran vortex dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
Aliran vortex Bebas
Aliran vortex terjadi walaupun tidak adanya gaya yang dilakukan pada
fluida tersebut. Karateristik dari vortex bebas adalah kecepatan tangensial dari
partikel fluida yang berputar pada jarak tertentu dari pusat vortex . Hubungan
kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya dari pusat putaran r dapat dilihat
pada persamaan 2.7.1-1 (Munson et al,2003).
v=
(2.7.1-1)
2r
dimana :
-1
dr
= kecepatan tangensial
dP
dan aliran bebas mempunyai gaya, tekanan yang sebanding dengan aksi gaya
sentrifugal air.
2
dp xl = (wl dr)v gr
dp = v2 dr w gr
(2.7.1-2)
2
E = P + v w gh
(2.7.1-3)
Didefenisikan maka:
dE =
dP
+ vdv
w
g
dr + vdv
dr
dP
gr
dr
w
gr
dE
v
v
dv
(2.7.1-4)
+
+
dr
g
r
dr
Dalam vortex bebas, tidak ada perubahan energi melintas pada aliran lurus,
jadi persamaan diatas sama dengan nol.
v
v
dv
=0
+
+
r
dr
+ dv
=0
r
dr
dv
+
dr
=0
v
r
loge v + loge r = C
(2.7.1-5)
Jika C sama dengan konstan maka dapat diketahui kekuatan dari vortex,
nampak jelas bahwa kecepatan partikel berbanding terbalik dengan jarak dari
pusat vortex.
2.7.2 Aliran Vortex Paks
Apabila suatu gaya diberikan pada suatu fluida dengan maksud membuat
aliran fluida berputar. Hubungan kecepatan partikel fluida v terhadap jaraknya
dari pusat putaran r dapat dilihat pada persamaan 2.7.2-1 (Munson et al,2003).
v = r
(2.7.2-1)
dimana :
= kecepatan sudut
r = jari-jari putaran (m)
Air dalam tabung diputar dengan gaya torsi, partikel P pada permukaan air,
berjarak x pada sumbu putaran, bekerja gaya-gaya:
Berat partikel, arah ke bawah (W)
Gaya sentrifugal dengan arah menjauhi pusat putaran (FC)
Gaya reaksi zat cair yang mendesak partikel (R)
Bekerjanya gaya selain gaya gravitasi pada air dalam tabung menghasilkan
gaya vortex yang dikenal sebagai aliran vortex paksa. Pada putaran silinder, N
dan kecepatan sudut , partikel P mempunyai sudut tangen , berat partikel
W dan gaya sentrifugal FC.
Gaya sentrifugal didefenisikan sebagai berikut (Ridwan dan Siswantara,2002):
F
C
=W
X
2
)
(2.7.2-2)
dimana:
(2.7.3-2)
r > r0
(2.7.3-1)
r r0
v =
V
4
R
+1
Gaya pemisah
:
F
=
g
(2.8-1)
Faktor pemisah
:
S
=
F
C
V2
(2.8-2)
gR
Turbulen akan terjadi ketika gaya inersia dalam fluida menjadi sangat
dominan dibandingkan gaya viskos (dicirikan dengan tingginya Reynolds,
(Re). Nilai absolut dari bilangan Reynolds untuk turbulen selalu relatif
terhadap konfigurasi aliran. Misalnya aliran eksternal akan memiliki bilangan
Reynolds yang lebih tinggi daripada aliran internal. Tetapi nilai relatif
bilangan Reynolds aliran turbulen selalu lebih tinggi daripada aliran laminer.
Karena bilangan Reynolds merupakan rasio antara gaya inersia aliran dan gaya
gesek, pengaruh gaya inersi pada aliran turbulen jauh lebih dominan
dibandingkan dengan pengaruh gaya gesek.
2.9
kali dipatenkan pada tahun 1891 tetapi hanya sebatas aplikasi yang signifikan
ditemukan dalam industri setelah Perang Dunia Kedua (Svarovsky, 1984).
Hidrosiklon yang sering disebut sebagai siklon (Arterburn, 1982), telah
menjadi suatu metode standar untuk mendegradasi sludge di industri mineral
sejak pertengahan 1950-an (Plitt, 1976).
Dense Media Hydrocyclone (DMH ) memisahkan partikel padat atas
dasar ukuran. Prosesnya adalah dengan menggunakan air sebagai pembawa
dan memisahkan partikel yang tidak diinginkan dengan menggunakan
magnetit atau ferosilikon dicampur dengan air sebagai pembawa.
Kemudian, parameter yang digunakan pada analisa HLS ini adalah (England et al,
2002) :
Densitas Pemisah : titik di mana kurva melewati faktor partisi 50% dan
biasanya didefinisikan sebagai densitas partisi (d50). Hal ini juga dikenal sebagai
titik Cut Tromp
Ecart Probable (moyen) (EPM): didefinisikan sebagai salah satu setengah dari
perbedaan antara relatif density yang sesuai dengan 75% dan 25% koordinat
seperti yang ditunjukkan dalam kurva partisi ((D75 - D25) / 2).
2.9.2
ideal karena biayanya murah, bercampur dengan air, mampu penyesuaian atas
berbagai kepadatan relatif, stabil, tidak beracun, non - korosif dan rendah
viskositas (England et al, 2002). Meskipun cairan yang digunakan dalam biasanya
pada pengujian dilaboratorium, namun terlalu mahal untuk skala industri (England
et al, 2002) dan sering beracun (Wills, 1997). Medium yang digunakan sekarang
dalam semua proses sedang padat komersial seluruh dunia adalah suspensi dalam
air dari partikel padat tidak larut dari kepadatan relatif tinggi. Bubuk padat yang
biasa digunkan adalah ferosilikon atau magnetit dalam air. Ferrosilicon, juga
dikenalsebagaiFeSi,adalah digunakan untuk aplikasi kepadatan tinggi (medium
density 3.2-4.2t / m3) (Grobler et al, 2002).
Sebuah FeSi suspensi harus memiliki sebagian besar padatan dalam air untuk
mencapai kepadatan yang tinggi. Sebagai contoh, untuk mencapai kepadatan
media 4t / m3, 7 ton FeSi (kerapatan padat 7t / m3) harus ditambahkan
untuk 1m3 air untuk membuat 2m3 media berat (Grobler et al, 2002). Demikian
pula, 1 ton magnetit (density padat 5t / m3), dicampur dengan 2m3 air, akan
memberikan 2.2m3 medium heavy dengan kepadatan pulp 1.36t / m3. England et
al (2002) mencatat bahwa magnetit sekarang satu-satunya yang solid digunakan
dalam industri batubara Afrika Selatan, meskipun pasir telah digunakan di masa
lalu. Pabrik batu bara Afrika Selatan beroperasi antara 1.3t / m3 dan 2.0T / m3 cut
poin (England et al, 2002). Magnetit relatif murah dan digunakan untuk
mempertahankan densitas campuran hingga 2.5T / m3(Wills, 1997).
Ukuran partikel medium berperan penting dalam berbagai sifat media. Semakin
kasar suatu partikel, maka semakin besar risiko keluar dari padatan. Sebuah media
dari mana padatan menetap cepat dikatakan stabil. Oleh karena itu, partikel kasar
menciptakan kondisi yang tidak stabil, sedangkan partikel halus menciptakan
kondisi yang stabil (Inggris et al, 2002). Bentuk media partikel (FeSi dan
magnetit) tergantung pada proses manufaktur (milling atau atomisasi)(Grobler et
al,2002).
Stabilitas medium adalah suspensi dan dianggap sebagai non homogen
dua sistem fase - itu adalah reologi dari fase padat dalam lingkungan dibentuk
oleh fase cair. Gerakan relatif dari padatan dalam fase cair di bawah massa dan
permukaan gaya menentukan tingkat homogenitas suspensi, dan properti
menengah penting pada DMS (Grobler et al, 2002). Dengan kata lain stabilitas
suspensi media dapa tdiukur dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk media
padatan untuk menyelesaikan suatu proses (England et al, 2002). Grobler et al
(2002) lebih lanjut mencatat bahwa stabilitas media menentukan gradien densitas
menengah di zona pemisahan dan dengan demikian secara langsung
mempengaruhi ketajaman pemisahan . Ukuran padatan yang halus dalam medium,
merupakan suspensi yang lebih stabil. Dan semakin rendah kepadatan relatif
dari suatu padatan, maka suspensinya lebih stabil (England et al, 2002). Sebuah
media yang ideal memiliki tinggi stabilitas yang menghasilkan kepadatan
menengah tinggi, partikel menengah halus dan kontaminasi padatan yang rendah
dari bijih slimes (Grobler etal,2002).
Reologi media (tebal dan cepat suspensi menetap) dapat digambarkan oleh
viskositas dan stabilitas. Viskositas adalah ukuran ketahanan media cairan
sementara aliran stabilitas adalah ukuran dari kecenderungan media untuk
menyelesaikan. Kedua sifat yang sangat dipengaruhi oleh parameter seperti
densitas sedang, bentuk partikel, distribusi ukuran partikel dan tingkat
kontaminasi dengan slimes. Karakteristik kental dari medium padat yang
umumnya non Newtonian (viskositas adalah fungsi dari laju geser) dan viskositas
jelas jangka (Pada tingkat geser didefinisikan) lebih disukai (Grobler et al, 2002).
Suspensi tanah halus dari konsentrasi di bawah 30% volume air berperilaku cairan
Newtonian dasarnya yang sederhana. Di atas konsentrasi ini, bagaimanapun,
suspensi menjadi non-Newtonian dan tertentu stres minimum, atau stres hasil,
harus diterapkan sebelum geser akan terjadi dan pergerakan partikel dapat dimulai
(Wills, 1997). Lebih lanjut dicatat oleh Grobler et al (2002) media yang ideal
memiliki viskositas rendah untuk memaksimalkan pemisahan dan memompa
efisiensi. Sebuah viskositas tinggi tidak diinginkan karena mengurangi kecepatan
partikel mineral yang dipisahkan, meningkatkan kemungkinan salah penempatan
dan mengurangi efisiensi pemisahan. Sebuah viskositas rendah biasanya diperoleh
untuk densitas rendah menengah, partikel kasar, partikel bulat halus dan bersih
media tidak terkontaminasi. Faktor mengendalikan viskositas dirangkum oleh
Napier-Munn dan Scott (1990):
Medium density - viskositas meningkat dengan konsentrasi padatan dan dengan
demikian dengan media density, dengan cara non linear, peningkatan menjadi
cepat di atas konsentrasi kritis tertentu.
Densitas Padatan - ini mengendalikan konsentrasi padatan yang diperlukan untuk
mencapai media tertentu massa jenis; kepadatan tinggi padatan memerlukan
konsentrasi yang lebih rendah (viskositas rendah) untuk mencapai media tertentu.
Ukuran partikel distribusi - partikel bulat atau halus menghasilkan viskositas
rendah dari sudut atau kasar partikel.
Kontaminasi baik - kontaminan, seperti slimes dari bijih atau batubara, biasanya
meningkatkan viskositas, baik untuk padatan rendah kepadatan dan ukuran
partikel halus.
Demagnetisation - media komersial umumnya magnetik (FeSi dan magnetit)
untuk memungkinkan pemulihan dan regenerasi proses sederhana. Perjalanan
melalui magnetik pemisahan di sirkuit pemulihan media menginduksi magnet sisa
yang menyebabkan flokulasi atau aglomerasi partikel magnetised. Efek ini
umumnya meningkat viskositas. Efeknya dapat diminimalkan dengan
demagnetising atau depolarisasi medium setelah pemulihan media.
Umpan ke siklon DM, yang merupakan campuran bubur media padat dan batubara
/ bijih, memasuki tangensial dekat bagian atas bagian silinder di bawah tekanan,
sehingga meningkatkan kuat aliran berputar-putar. Kotoran atau abu tinggi
partikel bergerak ke arah dinding di mana kecepatan aksial vektor menunjuk ke
bawah, dan dibuang melalui keran. Batubara bersih ringan (atau mineral gangue)
bergerak ke arah sumbu longitudinal dari pusat aliran di mana biasanya ada inti
udara aksial hadir dan kecepatan vektor aksial poin aliran lumpur ke atas dan
melewati melalui pusaran finder (Wang et al, 2009).
Aliran dalam siklon DM sangat rumit dengan adanya putaran turbulensi, inti udara
dan pemisahan partikel dan melibatkan beberapa fase: gas, cair, batubara dan
magnetik / non partikel magnetik dari berbagai ukuran dan kepadatan. Biasanya,
bubur termasuk air, magnetit dan konten non magnetik disebut media (Wang et al,
2009).
Dengan kata lain, siklon DM yang menggunakan gaya sentrifugal untuk
mendapatkan kekuatan yang lebih besar yang dapat beroperasi pada partikel. Hal
ini menyebabkan "lebih berat" partikel bergerak cepat menuju dinding siklon dan
"ringan" partikel bergerak cepat menuju pusat siklon (England et al, 2002).
Besarnya gaya gravitasi dan apung yang memisahkan partikel adalah
pertimbangan utama karena mengatur kecepatan dengan mana partikel-partikel
terpisah, yang pada gilirannya menentukan kapasitas pabrik (England et al, 2002).
Dalam bath statis gaya gravitasi bersih dikurangi gaya apung dapat diberikan
sebagai:
Fg = (Mp Mf ) g....................................................................(2.9.3-1 )
Ket :
Fg = Gaya gravitasi
Mp = Massa partikel
Mf = Massa fluida
G = Acceleration of gravity
Untuk partikel mengambang, Fg akan memiliki nilai negatif, yaitu Mf> Mp.
Untuk partikel wastafel ( tenggelam ), Mf <Mp dan nilai akan positif. Dalam
siklon DM, pemisahan kepadatan relatif hasil terutama dari pemanfaatan gaya
gravitasi dan apung. Dalam siklon DM, bagaimanapun, percepatan gravitasi
digantikan oleh percepatan sentrifugal:
Fc = (Mp Mf)(V2/r)........................................................................(2.9.3-2)
Dimana,
Fc = Gaya sentrifugal
V = kecepatan tangensial
r = jari-jari siklon
Oleh karena itu, lebih kecil jari-jari, semakin besar gaya sentrifugal yang bekerja
pada partikel. Karena itu, partikel halus dapat dipisahkan dengan siklon diameter
yang lebih kecil. Namun, van der Walt (2002) berkomentar bahwa baik DMS
hanya akan melepas pada skala besar dengan pengembangan desain satu tahap
besar yang cocok untuk fine (-0.5mm) DMS. Single besar Unit akan lebih praktis
dan kemungkinan akan dikembangkan melalui teknologi modern seperti CFD.
Menurut England et al (2002), DSM cocok untuk treatment batu bara dan mineral
pada rentang ukuran lebar, 80mm - 0.1mm, dengan dua kualifikasi utama:
Ukuran dari siklon diperlukan meningkat dengan ukuran atas diproses (maksimum
ukuran partikel diambil sebagai sepertiga dari diameter inlet siklon).
Efisiensi pemisahan fraksi -4mm memburuk secara signifikan dengan
siklon besar lebih besar dari 800mm diameter. Pernyataan ini bertentangan dengan
Mengingat industri batubara Australia, di mana Sedgman saja dipasang delapan
puluh + Siklon 1000mm DM sejak tahun 1999. Selain itu, tidak ada data
operasional membuktikan bahwa Ep memburuk untuk lebih besar siklon diameter
DM, atau dari breakaway ukuran untuk besar siklon diameter DM (Mackay et al,
2009).
Gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel di wilayah inlet biasanya 20 kali lebih
besar darigaya gravitasi di bath statis. Pada bagian kerucut dari siklon DM, yang
tangensial kecepatan yang lebih meningkat dan pada puncak itu adalah lebih dari
200 kali lebih besar dari gravitasi (England et al, 2002).
Parameter operasi penting lainnya untuk siklon DM adalah tekanan umpan atau
tekanan di yang pulp dimasukkan ke pusaran. Tekanan pakan mengontrol
kekuatan dalam DM siklon dan, batubara, biasanya bervariasi antara 70kPa dan
105kPa. Pakan dapat diperkenalkan baik melalui pompa atau gravitasi (England et
al, 2002). Kapasitas topan meningkatkan sebanding dengan akar kuadrat dari
kepala operasi yang biasanya ditetapkan pada minimum 9 x "D", diameter siklon.
Tekanan adalah kompromi antara sistem kebutuhan daya, ukuran pompa dan
memakai, versus efisiensi pemisahan minimum yang dapat diterima
(England et al, 2002).
2.9.4 Dense Media Cyclone Developments
DSM mencatat banyak pedoman prinsip siklon DM yang digunakan sampai hari
ini. Pedoman DSM dirangkum dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 DSM DM cyclone slection guidelines vs current trends
aljabar Model slip Campuran untuk model membubarkan fase dan inti udara dan
kedua model turbulensi LES dan Reynolds Stres Model (RSM) penutupan
turbulensi. Diprediksi bentuk inti udara dan diameter yang ditemukan dekat
dengan hasil eksperimen diukur dengan tomografi sinar gamma. Narasimha et al
(2007b) selanjutnya menyimpulkan bahwa adalah mungkin untuk menggunakan
model turbulensi LES dengan ASM model multi phase untuk memprediksi
antarmuka udara / bubur akurat.
Narasimha et al (2007a) lebih lanjut mengembangkan model CFD dari
siklon DM menggunakan Lancar oleh kopling model komponen untuk inti
udara, media magnetit dan partikel batubara. Selama pengerjaan ini,
karakteristik partisi untuk siklon DM untuk partikel antara 0.5mm dan 8mm
diameter dimodelkan menggunakan pelacakan partikel Lagrangian. Untuk
pertama kalinya poros. Fenomena, di mana kurva partisi untuk ukuran yang
berbeda dari batubara melewati poros umum titik, telah berhasil dimodelkan
menggunakan CFD. Nilai-nilai Ep diprediksi oleh Lagrangian yang pelacakan
partikel yang sangat dekat dengan nilai-nilai eksperimental meskipun prediksi
titik potong menyimpang sedikit. Model CFD komprehensif ini menyediakan
alat untuk desain DM siklon baru dengan jelas keunggulan dibandingkan
pendekatan berdasarkan membangun dan uji coba desain baru eksperimental.
Simulasi numerik lanjut menggunakan software CFD Fluent dilakukan
oleh Shen et al (2009) di siklon DM kecil. Hal ini diikuti oleh model matematika
untuk menggambarkan sistem aliran di DM siklon dengan cara menggabungkan
Metode Discrete Element (DEM) dengan CFD (Chu et al, 2009a). Hal ini diikuti
oleh penelitian numerik lanjut pada 1000mm DM siklon oleh Wang et al (2009)
dan kepadatan partikel studi distribusi memanfaatkan CFD-DEM pada siklon
1000mm DM oleh Chu et al (2009b). Analisis CFD pada siklon DM besar akan
membuat perbaikan DM Siklon mungkin tanpa data eksperimen dan juga
memungkinkan pengembangan besar diameter DM siklon untuk pengobatan
benefisiasi batubara halus seperti yang diminta oleh van der Walt (2002).
2.10
2.10.1 Description
Simulasi numerik lanjut menggunakan software CFD Fluent dilakukan oleh
Shen et al (2009) disiklon DM kecil. Hal ini diikuti oleh model matematika untuk
menggambarkan sistem aliran di DM siklon dengan cara menggabungkan Metode
Discrete Element (DEM) dengan CFD (Chu et al, 2009a). Hal ini diikuti oleh penelitian
numerik lanjut pada 1000mm DM siklon oleh Wang et al (2009) dan kepadatan partikel
studi distribusi memanfaatkan CFD-DEM pada siklon 1000mm DM oleh Chu et al
(2009b). Analisis CFD pada siklon DM besar akan membuat perbaikan DM
Siklon mungkin tanpa data eksperimen dan juga memungkinkan pengembangan besar
diameter DM siklon untuk pengobatan benefisiasi batubara halus seperti yang diminta
oleh van der Walt
(2002).
2.10.2 Specification
3
2.10.3 Operation
Berdasarkan prinsip centrifuge, partikel yang berputar di dinding luar
Hydrocyclone dan tertarik pada bagian bawah ke dalam Sedimentasi Tank.
kondisi kerja normal dicapai ketika headloss pada Hydrocyclone tidak kurang
dari 3 psi dengan berbagai direkomendasikan 3-8 psi.
- Sebuah headloss kurang dari 3 psi akan mengurangi efisiensi pemisahan dan
headloss lebih dari
8 psi mungkin menyebabkan erosi meningkat.
Hydrocyclone ini dirancang untuk maksimum direkomendasikan tekanan kerja
120 psi dan tidak boleh melebihi 150 psi.
2.10.4 Installation
Menginstal dan menghubungkan Hydrocyclone vertikal dengan Sedimentasi
Tank bawah Hydrocyclone.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap arah aliran yang benar: inlet dan
outlet horisontal vertikal atas jelas ditandai dengan panah.
Pasang bola katup manual ke port siram dari Sedimentasi Tank.
Periksa bahwa laju alir aktual melalui Hydrocyclone adalah dalam kisaran yang
direkomendasikan. Laju aliran yang tidak memadai akan menghasilkan kinerja
berkurang.
Jika lebih dari satu Hydrocyclone diinstal, meninggalkan ruang yang cukup
antara unit untuk memudahkan pemeliharaan.
manifold dirancang khusus tersedia untuk pemasangan beberapa filter.
Sebuah katup tekanan harus dipasang hulu Hydrocyclone jika tekanan tidak
dikendalikan
- Waktu Flushing untuk Tank Sedimentasi dengan 1,3-16 galon: 15-20 detik
- Waktu Flushing untuk Tank Sedimentasi dengan 32-85 galon: 30-40 detik
- Waktu antara flushings: 30-120 menit
- Jika air mengandung beban tinggi dari kotoran, mempersingkat waktu antara
flushings.
Periksa insert karet tidak dipakai atau rusak dan ganti jika perlu. Ketika
memisahkan pasir, insert karet mungkin perlu diganti setiap 2-3 tahun. Ketika
memisahkan lumpur, insert karet mungkin perlu diganti setiap tahun.
Tutup katup pada saluran masuk dari Hydrocyclone.
Buka katup pembuangan yang terletak di bagian bawah Sedimentasi Tank untuk
melepaskan tekanan dan tiriskan.
Lepaskan penutup.
Hapus semua sedimen dikumpulkan di Sedimentasi Tank.
Benar-benar bilas bagian dalam kosong Sedimentasi Tank.
Pasang kembali penutup pada Sedimentasi Tank sehingga gasket penutup cocok
di atasnya.
Gunung pengetatan braket dan mengencangkan pegangan benar.
2.10. 8 Maintenance
Dari gambar 10.22 (Coulson and Richardsons, 1999), untuk efisiensi 95 % pada ukuran
partikel diatas 100 um , d50 = 64 um
Dan pada gambar 10.23 (Coulson and Richardsons, 1999) pada viskositas cairan 1,3077
cp , Dc = 110 cm
Pada Suhu 30 oC ( maksimum ) :
Pada Gambar 10.23 ( Coulson and Richardsons, 1999 ) pada viskositas cairan 0,8007
cp, Dc = 150 cm
Sehingga nilai Dc untuk perancangan Hydrocyclone ini berada antara 110 cm 150 cm
Yang diambil, Dc = 120 cm
Dc/ 2 = 60 cm
Dc/3 = 40 cm
Dc/5 = 24 cm
Dc/7 = 17,142 cm
Dc/10 = 12 cm
Sehingga, Gambar Rancangannya adalah :
DAFTAR PUSTAKA
Indra
Siswantara
A.,
Suprianto.2002.Kajian
Model
Cyclone
10
11