Anda di halaman 1dari 27

TUGAS PERANCANGAN ALAT PROSES

HYDROCYCLONE FOR LIQUID LIQUID SEPARATION

ZUHRIYAN WARDHANA
1507112555
KELAS C

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Hydrocyclone ................................................................................................. 2
2.1.1 Pengertian Hydrocyclone (Liquid Cyclone) ........................................ 2
2.1.2 Bentuk-bentuk Hidrosiklon ............................................................... 3
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Hidrosiklon .............. 3
2.2 Hydrocyclone for Liquid–Liquid Separation .............................................. 4
2.2.1 Liquid-liquid Hydrocyclone (LLHC) Hydrodynamic Flow Behavior
............................................................................................................................... 5
2.2.2 Effisiensi Performa Hidrosiklon ......................................................... 7
2.2.3 Dimensi Liquid-Liquid Hydrocyclone ................................................. 9
2.2.4 Pemodelan LLHC Secara Mekanistik .............................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 24

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cyclone (Siklon) merupakan alat sederhana yang digunakan untuk
memisahkan fasa terdispersi dari fasa continuous menggunakan gaya sentrifugal.
Apabila fasa utama yang digunakan berupa cairan, alat tersebut dinamakan
hydrocyclone (hidrosiklon). Hidrosiklon ditemukan pada akhir abad ke 18 (Bhaskar
dkk., 2007) dan mulanyanya didesain untuk pemisahan padatan-cairan. Meskipun
hidrosiklon padat-cair telah ditemukan, kinerja pemisahan cair-cair belumlah
ditemukan hingga tahun 1980. Industri minyak lepas pantai membutuhkan
peralatan yang kuat dan memiliki efisiensi yang tinggi untuk memisahkan minyak
dari air.
Dengan adanya liquid-liquid hydrocyclone yang mencakup proses
dewatering dan deoiling, maka dapat dijadikan sebagai alternatif untuk proses
pemisahan minyak dari air yang dihasilkan dalam industri minyak. Hidrosiklon
termasuk kedalam teknologi pemisahan mekanis yang melibatkan sedimentasi,
sentrifugasi, flotasi, filtrasi, dan sistem membran. Teknik ini digunakan di berbagai
industri seperti pertambangan, petrokimia, dan air.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Hydrocyclone
2.1.1 Pengertian Hydrocyclone (Liquid Cyclone)
Hydrocyclone dapat diartikan sebagai suatu peralatan yang digunakan untuk
memisahkan material ataupun partikel dari suatu komposisi campuran yang
berbentuk padatan dengan cairan ataupun cairan dengan cairan. Hydrocyclone
merupakan alat dengan dinding stasioner, dimana gaya sentrifugal dihasilkan oleh
pergerakan cairan didalamnya.
Prinsip kerja dari hydrocyclone adalah gaya sentrifugal dimana ketika
terjadinya aliran yang berputar didalam hydrocyclone yang menyebabkan partikel
ataupun material yang tercampur akan terpisah karena perbedaan densitas. Material
yang lebih berat dialirkan kebawah melalui jalur spiral di sepanjang dinding
ruangan, sementara material yang lebih ringan diarahkan ke ruang penampungan
bagian atas. Tampilan bentuk hidrosiklon dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.

Gambar 2.1 Hidrosiklon

2
Hydrocyclone telah digunakan untuk memisahkan campuran solid-liquid
dan liquid-liquid sejak dulu. Terdapat perbedaan pada Hydrocyclone padat-cair
dengan hydrocyclone cair-cair yang terdiri atas:
1. Perbedaan densitas yang lebih kecil untuk campuran cair-cair, dapat
menyebabkan pemisahan lebih sulit dan diperlukan operasi dengan gaya
sentrifugal yang tinggi. Dengan kata lain, liquid-liquid hydrocyclone tidak
seefektif solid-liquid hydrocyclone
2. Partikel padatan dapat diasumsikan rigid. Hal ini berbeda dengan tetes
cairan (droplet) yang dapat mengalami kerusakan akibat gaya luar. Bila
gaya shear yang bekerja tinggi, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya
pemecahan terhadap tetes cairan sehingga menyebabkan berkurangnya
kemungkinan cairan untuk dapat dipisahkan. Tetes cairan juga dapat
bergabung satu sama lain bila terletak saling berdekatan. Hal ini tentu
menyebabkan pemisahan lebih mudah terjadi.
3. Untuk pemisahan padat-cair, sekitar 90% cairan keluar melalui bagian atas
hidrosiklon, sedangkan pada pemisahan cair-cair, sekitar 90% cairan keluar
melalui bagian bawah hidrosiklon
2.1.2 Bentuk-bentuk Hidrosiklon
Dua bentuk utama dari siklon adalah siklon aksial dan tangensial. Pada
dasarnya, keduanya beroperasi dengan prinsip kerja yang sama. Namun, pada
siklon aliran aksial, materi masuk melalui bagian atas siklon dan dipaksa untuk
bergerak membentuk sudut pada bagian atas. Pada siklon aliran tangensial, materi
masuk melalui celah pada sisi yang berada pada posisi menyudut dengan badan
siklon. Pada umumnya, siklon aliran aksial lebih banyak digunakan.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Hidrosiklon
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi siklon terdiri atas:
1. Ukuran Partikel
Semakin besar ukuran partikel, maka efisiensi siklon akan semakin
meningkat karena berdasarkan Hukum Stokes, diameter partikel berbanding
lurus dengan terminal settling velocity
.

3
2. Diameter Siklon
Berdasarkan gaya sentrifugal, diameter siklon berbanding terbalik dengan
gayanya, sehingga semakin kecil diameter siklon maka akan semakin besar
efisiensinya.
3. Viskositas Gas
Berdasarkan Hukum Stokes, semakin besar viskositas maka efisiensi siklon
akan semakin kecil.
4. Temperatur Gas Buang
Temperatur gas buang akan memengaruhi sifat dari fluida.
5. Densitas partikel
Semakin besar densitas partikel, maka akan semakin besar efisiensi siklon.
6. Beban Debu
Semakin banyak beban debu, maka akan semakin baik efisiensi karena
memungkinkan terjadinya tumbukan antar partikel semakin besar.
7. Laju Alir Umpan
Semakin besar laju alir umpan, maka efisiensi siklon akan semakin besar.
Pada hidrosiklon, pemisahan dipengaruhi pada bidang sentrifugal yang
dihasilkan oleh umpan pada kecepatan tangensial yang tinggi kedalam separator.
Hidrosiklon dapat digunakan untuk:
1. Memisahkan partikel (yang tersuspensi dalam cairan dengan densitas yang
rendah) berdasarkan ukuran maupun densitas
2. Menghilangkan padatan tersuspensi dari dalam cairan
3. Memisahkan cairan yang saling tidak bercampur (immiscible) dengan
densitas yang berbeda
4. Menghilangkan kadar air dari suatu suspense untuk menghasilkan suatu
produk yang lebih pekat
5. Memisahkan campuran cair-cair maupun gas-cair
6. Menghilangkan gas terlarut dari cairan
2.2 Hydrocyclone for Liquid-Liquid Separation
Dalam kasus pemisahan campuran liquid-liquid menggunakan
hydrocyclone, biasanya terdiri dari dewatering dan deoiling. Keduanya digunakan

4
pada industri perminyakan. Sehingga pada umumnya Hydrocyclone liquid-liquid
ini digunakan untuk pemisahan antara minyak dan air.
2.2.1 Liquid-liquid Hydrocyclone (LLHC) Hydrodynamic Flow Behavior
LLHC memanfaatkan gaya sentrifugal untuk memisahkan fasa campuran
dari fluida yang mengalir. Gerakan berputar ini dihasilkan dari injeksi tangensial
fluida bertekanan ke dalam hydrocyclone. Ketika fluida bergerak ke outlet aliran
bawah, daerah penampang siklon menyempit meningkatkan kecepatan sudut cairan
dan gaya sentrifugal. Dikarenakan oleh gaya ini dan perbedaan densitas antara
minyak dan air, sehingga minyak bergerak ke pusat, di mana ia ditangkap oleh arus
balik dan dipisahkan, mengalir ke outlet overflow. Sebaliknya, jika fase terdispersi
adalah yang lebih berat, seperti partikel padat, ia akan bergerak ke dinding dan
keluar melalui arus bawah. Sebagai contoh dapat dilihat hydrocyclone untuk
deoiling pada Gambar 2.2 dibawah ini.

5
Gambar 2.2 De-oiling Hydrocyclone

Panjang bagian silinder (Cylindrical Section) harus dipilih dengan hati-hati


karena panjang berlebih dapat menyebabkan melemahnya putaran arus yang
diakibatkan oleh efek gaya gesekan terhadap dinding. Peng dkk. (2001)
menyatakan bahwa untuk mencegah terjadinya pelemahan terhadap putaran arus,
siklon biasanya memiliki bagian konis pada bawah bagian silinder (Cylindrical
Section) yang disebut Steep Taper Section untuk menjaga intensitas pusaran.
Colman dkk. (1984) menyimpulkan persyaratan untuk hidrosiklon yang
terdiri atas:
1. Laju pusaran yang tinggi dengan efek shear (gaya geser) yang rendah
2. Mampu menjaga laju pusaran untuk waktu tertentu
3. Meminimalkan pressure drop

6
4. Biaya operasi serendah mungkin
5. Turbulensi yang rendah karena minyak sensitif terhadap pola aliran hal ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya pemecahan terhadap tetes minyak.
Hydrocyclone memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan alat
pemisah lainnya seperti waktu tinggal yang rendah (berkisar antara 1-2 s), mampu
menghasilkan gaya sentrifugal yang tinggi (102-103 kali gaya gravitasi), biaya
pembuatan dan perawatan yang rendah, relatif sederhana, tidak memerlukan bahan
kimia dan tidak memerlukan proses pemisahan lanjutan kecuali bila efisiensi
pemisahan belum tercapai (Thew, 2000; Hashmi, 2005).
2.2.2 Effisiensi Performa Hidrosiklon
Menurut Gomez dkk., 2001, terdapat dua parameter penting yang digunakan
untuk mendefinisikan efisiensi pemisahan minyak-air total, yaitu:
Split ratio: merupakan rasio perbandingan antara overflow rate dan inlet
rate.
𝑞𝑜𝑣𝑒𝑟𝑓𝑙𝑜𝑤
𝐹= × 100% ......................................................................... (2.1)
𝑞𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡

Dimana Fadalah split ratio, qoverflow adalah total flow rate dari keluaran atas
LLHC, dan qinlet adalah total inlet flow rate. Desain akan bagus bila nilai F
bervariasi diantara 2-3%. Meldrum (1988) menyebutkan bahwa nilai F sebesar 1%
akan menghasilkan efisiensi sebesar 85%.
Oil separation efficiency: biasanya data pemsahan berkaitan dengan
kemurnian flow rate masing – masing. Banyak referensi mengukur komposisi fasa
relatif dari aliran yang terpisah dalam bentuk persentase berdasarkan pengukuran
volume, sehingga efisiensi pemisahan minyak yang digunakan disesuaikan dengan
definisi yang banyak digunakan.
𝑞𝑜𝑖𝑙 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑓𝑙𝑜𝑤
𝜀𝑓𝑓 = × 100% .................................................................. (2.2)
𝑞𝑜𝑖𝑙 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡

Dimana qoil overflow adalah flow rate minyak pada overflow dan qoil inlet adalah
flowrate minyak pada inlet. Dengan menggunakan neraca massa, persamaan 2.1
menjadi:
𝑞𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟𝑓𝑙𝑜𝑤 ×𝑐𝑜𝑖𝑙 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟𝑓𝑙𝑜𝑤
𝜀𝑓𝑓 = (1 − ) × 100% ...................................... (2.3)
𝑞𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 ×𝑐𝑜𝑖𝑙 𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡

7
Dimana ketika coil underflow mendekati nol, maka efisiensi pemisahan sudah
maksimum.
Semakin tinggi laju alir, maka intensitas pusaran akan semakin besar yang
menyebabkan efisiensi pemisahan meningkat. Namun, efek shear (droplet
breakup) juga semakin meningkat dan dapat menghentikan peningkatan efisiensi
pemisahan pada laju alir tertentu. Efek shear sangat berpengaruh pada penurunan
efisiensi pemisahan yang terjadi setelah hidrosiklon telah mencapai efisiensi
maksimum.
Parameter lainnya yang berhubungan adalah hubungan antara tekanan inlet,
overflow, dan underflow memberikan parameter kontrol yang disebut Pressure
Drop Ratio (PDR). PDR merupakan rasio perbedaan tekanan antara inlet dan
overflow dengan perbedaan tekanan antara inlet dan underflow.
𝑃𝑖−𝑃𝑜
𝑃𝐷𝑅 = 𝑃𝑖−𝑃𝑢 ....................................................................................... (2.4)

Biasanya, tekanan underflow minimum dibutuhkan sebagai tekanan balik


untuk mendorong minyak keluar dari lubang overflow (Young dkk., 1994;
Caldentey dkk., 2002). Young dkk. (1994) juga mempelajari efek dari tekanan
underflow dan beda tekanan (pressure drop) diantara inlet dan underflow terhadap
efisiensi pemisahan. Beda tekanan mempengaruhi laju alir secara signifikan.
Secara umum, pengaruh tekanan inlet, overflow, dan underflow dapat diatur
dengan mengatur nilai PDR. Nilai PDR yang digunakan disarankan berada pada
kisaran 2-3 (Thew dan Smyth, 1998; Belaidi dan Thew, 2003). Meskipun laju alir
overflow sangat kecil bila dibandingkan dengan laju alir inlet, laju alir overflow
memiliki pengaruh yang penting untuk menjaga stabilitas aliran di inti hidrosiklon.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performa De-oiling Hydrocyclone:
1. Oil Droplet Size: Efisiensi pemisahan akan lebih tinggi dengan droplet yang
besar. Pengurangan atau penghilangan restriksi, pressure drop atau sumber
lain yang akan memecah droplet pada upstream dan hydro cyclone akan
memperbaiki kinerja vortoil unit. Pemisahan minyak-air akan baik terjadi
pada ukuran droplet di atas 20 micron, dan pada ukuran di bawah 5 micron
akan sulit terjadi pemisahan.

8
2. Laju Alir : Pada laju alir yang rendah, kecepatan tangensial terlalu rendah
untuk menghasilkan percepatan radial yang cukup.
3. Temperature: Dengan kenaikan temperature, viskositas dari fluida akan
turun. Karena pemisahan akan lebih mudah terjadi pada viskositas yang
rendah, maka temperature yang lebih tinggi akan memperbaiki kinerja.
4. Density: Perbedaan density yang lebih besar antara fluida yang akan
dipisahkan, mengakibatkan pemisahan yang lebih efisien. Perbedaan
densitas untuk bisa terjadi pemisahan adalah 50 kg/m3.
5. Chemical Injection: Biasanya, chemical injection sebelum masuk ke hydro
cyclone unit tidak diperlukan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
Akan tetapi, bahan kimia yang membantu membesarkan ukuran droplet
akan memecahkan emulsi bisa dipakai untuk meningkatkan kinerja dari
hydro cyclone.
6. Solids: Solid yang berukuran kecil dapat menstabilkan emulsi yang dapat
mengurangi kinerja hydro cyclone, pasir biasanya terbawa dan keluar
melalui water outlet. Pasir akan merusak liner.
2.2.4 Dimensi Liquid-Liquid Hydrocyclone
Berikut ini merupakan dimensi geometri liquid-liquid hydrocyclone yang
disarankan yang ditampilkan pada Tabel 2.1 berikut ini:

9
Tabel 2.1 Dimensi De-oiling Hydrocyclone

Dimensi-dimensi liquid-liquid hydrocyclone pada tabel tersebut dapat


digambarkan pada Gambar 2.3 berikut ini.

10
Gambar 2.3 Dimensi Liquid-Liquid Hydrocyclone
Bagian-bagian yang terdapat pada liquid-liquid hydrocyclone terdiri atas:
1. Inlet
Ukuran dan bentuk lubang umpan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku bidang aliran. Young dkk., (1994) menemukan rasio antara
diameter lubang umpan terhadap diameter referensi yaitu sebesar 0.25 yang
merupakan rasio optimum yang memberikan efisiensi yang baik, tetapi
membutuhkan laju alir yang lebih tinggi.

11
Meskipun laju pusaran yang tinggi diperlukan, laju pusaran yang terlalu
tinggi dapat meningkatkan pressure drop, menyebabkan ketidakstabilitan vortex
dan menyebabkan meningkatnya gaya shear. Berikut ini merupakan rumus mencari
jumlah pusaran S.
𝑆 = 𝜋𝐷𝑟𝑋𝑖(2𝐴𝑖)−1 .............................................................................. (2.5)
Dimana:
S = Jumlah pusaran
Ai = Luas area inlet
Xi = Bagian tengah inlet
Dr = Diameter referensi hidrosiklon
Jumlah pusaran merupakan fungsi dari luas area dan diameter referensi
hidrosiklon berada pada kisaran 8-10. Hal ini menandakan pengaruh dari diameter
inlet terhadap intensitas pusaran. Bagian yang terdapat dalam hidrosiklon dikenal
sebagai area dengan turbulensi yang tinggi dan penggunaan bentuk hidrosiklon
yang tepat akan dapat meningkatkan efisiensi pemisahan dengan menurunkan efek
shear (Small dkk., 1996).
2. Bagian Silinder
Bagian silinder merupakan bagian yang digunakan untuk mencegah daerah
dengan gaya shear yang tinggi pada aliran downstream dan untuk menurunkan nilai
head loss. Colman dkk., (1984) menemukan bahwa untuk menghasilkan pusaran
yang tinggi hingga pusaran pada rentang 8-10 tanpa menggunakan bagian silinder,
diperlukan hidrosiklon yang lebih kecil dengan lubang umpan yang kecil, meskipun
bagian silinder diperlukan. Bagian silinder haruslah sesingkat mungkin (Young
dkk., 1994). Sebagai referensi, kita dapat menggunakan diameter referensi sebagai
panjang bagian silinder. Pada mulanya diameter referensi yang digunakan berkisar
antara 30-60 mm. Namun, hingga saat ini diameter referensi yang disarankan yaitu
15-30 mm.
3. Bagian Taper (Bagian Meruncing)
Untuk desain bagian meruncing, terdapat dua pilihan yang dapat digunakan,
bila digunakan hidrosiklon tipe single-cone, bagian meruncing hendaklah didesain
dengan kemiringan sebesar 6o, hal ini direkomendasi oleh Young dkk., (1994).

12
Untuk hidrosiklon tipe bi-cone memiliki bagian meruncing pertama yang pendek
dengan kemiringan 20o yang memiliki kegunaan untuk mempercepat aliran
pusaran dan bagian meruncing kedua yang lebih panjang yang memiliki kemiringan
1,5o untuk meningkatkan waktu tinggal tanpa mengurangi laju pusaran sehingga
efisiensi dapat meningkat.
4. Tailpipe
Bagian tailpipe yang terhubung dengan bagian meruncing akhir
memungkinkan terjadinya pemisahan droplet yang lebih baik. Tetapi, bagian
tailpipe yang sangat panjang (sekitar 40-50 kali diameter referensi) justru dapat
menurunkan efisiensi pemisahan. Panjang desain bagian tailpipe yang disarankan
yaitu 20 kali diameter referensi.
5. Vortex Finder
Pada desain hidrosiklon oleh Young dkk., (1994), vortex finder
diproyeksikan pada bagian diantara bagian silinder dan bagian meruncing pertama.
Colman dan Thew (1980) telah mendesain hidrosiklon dengan outlet coaxial yang
berbasis pada fakta bahwa aliran upstream terdiri atas inti minyak yang dikelilingi
oleh air. Ketika terjadi penambahan outlet coaxial pada hidrosiklon, jumlah air yang
terdapat pada aliran overflow dikumpulkan di ruang annular yang didalamnya
terjadi proses pengurangan kandungan air dari aliran. Ukuran lubang overflow
menentukan efisiensi pemisahan pada aliran.
Belaidi dkk., (2003) menggunakan beberapa ukuran lubang overflow (0,2-
0,6 kali diameter referensi) untuk menghilangkan efek dari tingginya kandungan
gas terhadap kinerja hidrosiklon.
2.2.5 Pemodelan LLHC secara mekanistik
Pada bagian ini menjelaskan model mekanistik yang dibentuk untuk LLHC.
a. Swirl Intensity
Intensitas pusaran didefinisikan sebagai rasio dari flux momentum
tangensial lokal terhadap fluks momentum total. Persamaan intensitas putaran yang
diberikan di bawah ini merupakan modifikasi dari korelasi Mantilla (1998),
berdasarkan pada simulasi CFD Erdal (2001), yang diberikan oleh

13
.......................................... (2.6)

.......................................... (2.7)
di mana Mt / MT adalah rasio fluks momentum pada slot masuk ke fluks
momentum aksial pada posisi diameter karakteristik, dihitung sebagai:

.................................................... (2.8)
Variabel dalam persamaan di atas adalah: O adalah intensitas swirl, Re
adalah bilangan Reynolds, ß adalah semi-sudut dari bagian konikal, Dc adalah
diameter karakteristik LLHC (diukur di mana sudut berubah dari bagian pereduksi
ke bagian meruncing di Colman dan Desain Thew, dan pada diameter atas bagian
3º runcing Desain Young), z adalah posisi aksial mulai dari Dc, Vis adalah
kecepatan di inlet, Uavc adalah kecepatan aksial rata-rata di Dc, m & adalah laju
aliran massa, Ac adalah luas penampang di Dc dan Ais adalah luas penampang inlet
penampang.
Bilangan Reynolds didefinisikan dengan cara yang sama seperti untuk
aliran pipa dengan kehati-hatian yang mengacu pada posisi aksial yang diberikan,
menghasilkan:

................................................................. (2.9)
dimana µc adalah viskositas cairan kontinyu. Faktor inlet, I, seperti yang disarankan
oleh Erdal (2001), didefinisikan sebagai:

........................................................................................ (2.10)
di mana n = 1,5 untuk saluran masuk kembar dan n = 1 untuk saluran masuk tunggal
berliku.
b. Kecepatan Tangensial
Telah dikonfirmasi secara eksperimental bahwa kecepatan tangensial
adalah kombinasi dari vortex paksa dekat sumbu hidrosiklon, dan vortex bebas

14
seperti di wilayah dinding luar, mengabaikan efek dari lapisan batas dinding, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 14. Tipe ini perilaku dikenal sebagai Vortex
Rankine. Algifri dkk. (1988) mengusulkan persamaan berikut untuk profil
kecepatan tangensial:

................................................................. (2.11)
di mana w adalah kecepatan tangensial lokal, yang dinormalisasi dengan kecepatan
aksial rata-rata, Uavc, pada diameter karakteristik; Rc adalah radius di lokasi
karakteristik dan r adalah lokasi radial. Istilah Tm mewakili momentum maksimum
dari kecepatan tangensial pada bagian dan B menentukan lokasi radial di mana
kecepatan tangensial maksimum terjadi. Ekspresi berikut diperoleh dengan
meluruskan beberapa set data eksperimen.

.............................................................................................. (2.12)
Involute single inlet:

...................................................................................... (2.13)
Twin inlet:

.................................................................................... (2.14)
Dapat dilihat bahwa persamaan di atas hanya fungsi dari intensitas pusaran,
O. Jadi, untuk posisi aksial yang diberikan, kecepatan tangensial hanya fungsi dari
lokasi radial dan intensitas pusaran.
c. Kecepatan Aksial
Dalam berputar-putar aliran gerakan tangensial menimbulkan gaya
sentrifugal yang pada gilirannya cenderung memindahkan cairan ke arah wilayah
luar (Algifri 1988). Pergeseran radial seperti cairan menghasilkan pengurangan
kecepatan aksial di dekat sumbu, dan ketika intensitas swirl cukup tinggi, arus balik
dapat terjadi di dekat sumbu. Fenomena ini menyebabkan aliran balik karakteristik
di sekitar sumbu LLHC, yang memungkinkan pemisahan cairan densitas yang
berbeda.

15
Profil kecepatan aksial LLHC khas diilustrasikan pada Gambar 2.4. Di sini,
nilai-nilai positif mewakili aliran ke bawah dekat dinding, yang merupakan arah
aliran utama, dan nilai-nilai negatif mewakili arus balik ke atas dekat sumbu LLHC.
Radius pembalikan aliran, rrev, adalah posisi radial di mana kecepatan aksial sama
dengan nol.

Gambar 2.4 Axial Velocity Diagram


Untuk memprediksi profil kecepatan aksial, persamaan polinomial orde
ketiga digunakan dengan kondisi batas yang tepat. Bentuk umumnya adalah sebagai
berikut:

..................................................... (2.15)
di mana a1, a2, a3 dan a4 adalah konstanta. Kondisi batas yang dipertimbangkan
adalah:

Kecepatan maksimum di dinding;

Kecepatan nol di lokasi arus balik, rrev

Kecepatan simetris terhadap sumbu LLHC; dan

Konservasi massal.

16
Mengganti kondisi batas dalam Persamaan (2.15) menghasilkan profil
kecepatan aksial, yang merupakan fungsi dari intensitas pusaran, hanya O:

..................................................... (2.16)

..................................................... (2.17)

..................................................... (2.18)
Beberapa asumsi tersirat dalam persamaan ini. Pertama, geometri
aksisimetri diterapkan. Kemudian, efek lapisan therboundary diabaikan, dan
akhirnya keseimbangan konservasi massa tidak mempertimbangkan split ratio.
Asumsi terakhir dapat dianggap sebagai pendekatan yang baik untuk nilai-nilai
kecil split ratios yang digunakan dalam LLHC, biasanya kurang dari 10%.
d. Kecepatan Radial
Kecepatan radial, v, fase kontinu sangat kecil, dan telah diabaikan dalam
banyak penelitian. Dalam kasus kami, untuk melacak posisi tetesan di bagian
silinder dan kerucut, persamaan kontinuitas dan kondisi dinding yang disarankan
oleh Kelsall (1952) dan Wolbert (1995) digunakan untuk profil kecepatan radial,
menghasilkan:

.................................................................................... (2.19)
Kecepatan radial adalah fungsi dari kecepatan aksial dan parameter
geometri. Dalam kasus tertentu dari bagian-bagian silinder, dimana tan (ß) = 0,
kecepatan radial, v, sama dengan 0.
e. Lintasan Droplet
Model lintasan droplet dikembangkan menggunakan pendekatan
Lagrangian di mana tetesan tunggal dilacak dalam fase cair terus menerus. Model
lintasan droplet menggunakan medan aliran yang disajikan di bagian sebelumnya.
Gambar 2.5 menyajikan model fisik. Tetesan ditampilkan pada dua contoh waktu
yang berbeda, t dan t + dt. Droplet bergerak secara radial dengan Vr kecepatan dan
secara aksial dengan Vz. Diasumsikan bahwa dalam arah tangensial kecepatan

17
droplet sama dengan kecepatan fluida kontinyu, karena tidak ada gaya yang bekerja
pada droplet dalam arah ini. Oleh karena itu, lintasan droplet hanya disajikan dalam
dua dimensi, yaitu r dan z.
Selama waktu diferensial dt, droplet bergerak dengan kecepatan Vr = dr / dt
dalam arah radial dan Vz = dz / dt dalam arah aksial. Menggabungkan dua
persamaan ini dan memecahkan untuk jarak aksial menghasilkan persamaan yang
mengatur untuk perpindahan droplet:

..................................................................... (2.20)
Mengabaikan gaya apung aksial (kondisi tanpa slip), kecepatan aksial
droplet Vz sama dengan kecepatan aksial fluida, u. Penyederhanaan ini masuk akal
ketika akselerasi karena gaya sentrifugal dalam arah radial seribu kali lebih besar
daripada percepatan gravitasi. Karena aspek ini, LLHC tidak sensitif terhadap
gerakan eksternal dan dapat dipasang baik secara horizontal maupun vertikal.
Kecepatan droplet dalam arah radial sama dengan kecepatan radial fluida,
v, ditambah kecepatan slip, Vsr. Menata ulang Persamaan (2.20) menghasilkan
lintasan total tetesan, yaitu:

....................................................................... (2.21)
Satu-satunya parameter yang tidak diketahui dalam Persamaan (2.21)
adalah kecepatan slip, yang dapat dipecahkan dari keseimbangan gaya pada droplet
dalam arah radial, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Schematic of Droplet Trajectory Model

18
Dengan asumsi hasil momentum ekuilibrium lokal:

................................................... (2.22)
di mana sisi kiri persamaan adalah gaya sentripetal, dan sisi kanan adalah gaya drag.
Penyelesaian untuk kecepatan slip radial, menghasilkan:

............................................................ (2.23)
di mana d adalah diameter droplet, ρd adalah densitas fase terdispersi, ρc adalah
densitas fase kontinyu dan CD adalah koefisien hambatan dihitung dengan
menggunakan hubungan berikut (Morsi dan Alexander, 1972 dan Hargreaves,
1990):

.................................................................................... (2.24)
di mana koefisien “b” bergantung pada Reynolds Number of droplet, didefinisikan
sebagai:

........................................................................................ (2.25)
Nilai untuk koefisien “b”, sebagai fungsi rentang Red, ditunjukkan pada Tabel 2.2:
Tabel 2.2 Drag Coefficient Constant

Terakhir, integrasi numerik Persamaan (2.21) menentukan lokasi aksial


tetesan sebagai fungsi posisi radial. Lintasan dari tetesan ukuran tertentu terutama
merupakan fungsi dari bidang kecepatan LLHC dan sifat fisik dari fase terdispersi
dan berkelanjutan.

19
f. Efisiensi Pemisahan
Efisiensi pemisahan LLHC dapat ditentukan berdasarkan analisis lintasan
droplet yang disajikan di atas. Mulai dari luas penampang yang sesuai dengan
diameter karakteristik LLHC, adalah mungkin untuk mengikuti lintasan tetesan
tertentu, dan menentukan apakah ia mampu mencapai daerah aliran balik dan
dipisahkan, atau jika mencapai outlet aliran bawah LLHC , terseret oleh cairan terus
menerus dan terbawa ke bawah.
Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.6, tetesan yang memulai
lintasannya dari dinding (r = Rc) tidak mencapai radius pembalikan aliran, dan
dengan demikian tidak dipisahkan melainkan dibawa di bawah. Namun, jika lokasi
awal berada pada r <Rc, kemungkinan tetesan ini dipisahkan meningkat. Ketika
titik awal dari lintasan droplet adalah radius kritis, rcrit, droplet mencapai radius
terbalik, rrev, dan dibawa oleh arus balik dan dipisahkan.

Gambar 2.6 Schematic of Droplet Trajectory and Separation Efficiency


Oleh karena itu, dengan asumsi distribusi homogen tetesan, efisiensi untuk
tetesan dari diameter tertentu, ε(d), dapat dinyatakan oleh rasio daerah di mana
tetesan dipisahkan, didefinisikan oleh rcrit, di atas total luas aliran .

20
Asumsi ini juga telah diterapkan oleh peneliti lain (Seyda dan Petty, 1991; Wolbert
et al., 1995 dan Moraes et al., 1996). Seperti yang diusulkan oleh Moraes et al.
(1996), efisiensi diberikan oleh:

..................................... (2.26)
Mengulangi prosedur ini untuk ukuran tetesan yang berbeda, kurva
probabilitas migrasi diperoleh seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7. Fungsi
ini memiliki bentuk "S" dan mewakili efisiensi pemisahan, ε(d), vs. diameter
droplet, d. Dapat dilihat bahwa tetesan kecil memiliki efisiensi sangat dekat dengan
nol dan ketika ukuran tetesan meningkat, ε(d) meningkat tajam sampai mencapai
d100, yang merupakan ukuran tetesan terkecil dengan probabilitas 100% untuk
dipisahkan.

Gambar 2.7 Migration Probability Curve


Kurva probabilitas migrasi adalah kurva karakteristik dari LLHC tertentu
untuk laju aliran dan sifat fluida yang diberikan. Kurva ini tidak bergantung pada
distribusi ukuran tetesan pakan dan digunakan dalam banyak kasus untuk
mengevaluasi pemisahan konfigurasi LLHC yang diberikan.
Menggunakan informasi yang diperoleh dari kurva probabilitas migrasi dan
distribusi ukuran tetesan pakan, kemurnian aliran bawah, εu, dapat ditentukan
sebagai berikut:

21
............................................................................ (2.27)
di mana εu dinyatakan dalam%, dan Vi adalah fraksi volumetrik persentase tetesan
minyak diameter di. Kemurnian aliran bawah adalah parameter yang
mengkuantifikasi kapasitas LLHC untuk memisahkan fase terdispersi dari yang
kontinyu.
g. Penurunan tekanan
Penurunan tekanan dari inlet ke outlet underflow dihitung menggunakan
modifikasi Persamaan Bernoulli:

.......................... (2.28)
dimana ρc adalah kerapatan fase kontinu; Pis dan Pu adalah tekanan masuk dan
keluar, masing-masing; Vis adalah kecepatan masuk rata-rata dan Uu adalah
kecepatan aksial rata-rata aliran bawah; L adalah panjang hidrosiklon, θ adalah
sudut sumbu LLHC dengan horizontal; hcf berhubungan dengan hilangnya gaya
sentrifugal dan hf adalah kerugian gesekan. Kerugian gesekan dihitung mirip
dengan aliran pipa:

....................................................................... (2.29)
dimana f adalah faktor gesekan dan Vr adalah kecepatan yang dihasilkan. Dalam
kasus bagian berbentuk kerucut, semua parameter dalam Persamaan (2.29) berubah
dengan posisi aksial, z. Bagian kerucut dibagi menjadi segmen "m" dan dengan
asumsi geometri silindris di setiap segmen, kerugian gesekan dapat dianggap
sebagai jumlah kerugian di semua segmen "m", sebagai berikut.

........................................ (2.30)
Kecepatan yang dihasilkan, Vr, dihitung sebagai penjumlahan vektor dari
kecepatan aksial dan tangensial rata-rata, Daerah aliran ke bawah annular hanya
dipertimbangkan, sebagaimana disajikan dalam set persamaan berikut:

22
................................................................ (2.31)

................................................................ (2.32)

W Untuk tujuan penyederhanaan, kecepatan aksial rata-rata dalam


Persamaan (2.31), Uz, dihitung dengan asumsi aliran plug, yaitu, Uz sama dengan
laju alir total di atas area annular dari dinding ke jari-jari mundur, rrev. Faktor
gesekan Moody dihitung menggunakan Hall's Correlation (Hall, 1957).

....................................... (2.33)
dimana ε adalah kekasaran pipa dan Re adalah bilangan Reynolds, dihitung
berdasarkan kecepatan yang dihasilkan yang dihitung dalam Persamaan (2.31).
Kerugian sentrifugal adalah yang paling penting dalam Persamaan (2.28), dan
memperhitungkan sebagian besar penurunan tekanan total dalam LLHC. Mereka
dihitung menggunakan ekspresi berikut:

................................................................... (2.34)
di mana Wu dihitung dari Persamaan (2.32) di outlet underflow dan faktor koreksi
gaya sentrifugal, n = 2 untuk twin inlet, dan n = 3,2 untuk inlet tunggal yang rumit.
Faktor koreksi gaya sentrifugal mengkompensasi penggunaan Persamaan Bernoulli
di bawah kondisi aliran rotasi yang tinggi. Maknanya mirip dengan koefisien energi
kinetik yang digunakan untuk mengimbangi non-keseragaman profil kecepatan
dalam aliran pipa (Munson et al., 1994). Secara ketat, persamaan Bernoulli berlaku
untuk merampingkan dan penjumlahan dari tekanan, hidrostatik dan istilah kinetik
hanya dapat dianggap konstan di seluruh aliran medan jika vortisitas sama dengan
nol.

23
DAFTAR PUSTAKA

Belaidi, A., and Thew, M. T. (2003). The effect of oil and gas content on the
controllability and separation in a de-oiling hydrocyclone. Trans. Inst.
Chem. Eng. 81:305–314.
Bennett, M. A., and Williams, R. A. (2004). Monitoring the operation of an
oil/water separator using impedance tomography. Miner. Eng. 17:605–
614.
Bhaskar, K. U., Murthy, Y. R., Raju, M. R., Tiwari, S., Srivastava, J. K., and
Ramakrishnan, N. (2007). CFD simulation and experimental validation
studies on hydrocyclone. Miner. Eng. 20:60–71.
Gomez, C., Caldentey, J., Wang, S. B., Gomez, L., Mohan, R., and Shoham, O.
(2002). Oil/water separation in liquid/liquid hydrocyclones (LLHC): Part
2—Mechanistic modeling. SPE J. 7:362–372.
Gomez, C., Caldentey, J., Wang, S. B., Gomez, L., Mohan, R., and Shoham, O.
(2001). Oil-water separation in liquid-liquid hydrocyclones (llhc)-
experiment and modeling. SPE71538. : 1-9
Colman, D. A., and Thew, M. T. (1980). Hydrocyclone to give a highly
concentrated sample of a lighter dispersed phase. Proceedings of the
International Conference on Hydrocyclones, Cambridge, UK, October 1–
3, pp. 209–223.
Colman, D. A., Thew, M. T., and Corney, D. R. (1980). Hydrocyclones for
oil/water separation. International Conference on Hydrocyclones,
Cambridge, UK, October 1–3, pp. 143–165.
Colman, D. A., Thew, M. T., and Lloyd, D. D. (1984). The concept of
hydrocyclones for separating light dispersions and a comparison of field
data with laboratory work. Paper no. F2, Proceedings of the 2nd
International Conference on Hydrocyclones, Bath, England, September,
19–21, pp. 217–232.

24
Hargreaves, J., and Silvester, R. (1990). Computational fluid dynamics applied to
the analysis of de-oiling hydrocyclone performance. Trans. Inst. Chem.
Eng. 68:365–383.
Hashmi, K. A. (2005). CD of the workshop on separation methods: Kuwait oil
sector: December. 19–21.
Meldrum, N. (1988). Hydrocyclones: A solution to produced-water treatment.
SPE Prod. Eng., November: 669–676.
Peng, W., Boot, P., Udding, A., Hoffman, A. C., Dries, H. W. A., Ekker, A., and
Kater, J. (2001). Determining the best modelling assumptions for cyclones
and swirl tubes by CFD and LDA. Paper No. 113 International Congress
for Particle Technology, Nuremberg, Germany, March 27–29, pp. 1–8.
Petty, C. A., and Parks, S. M. (2004). Flow structures within miniature
hydrocyclones. Miner. Eng. 17:615–624.
Smyth, I. C., and Thew, M. T. (1996). A study of the effect of dissolved gas on
the operation of liquid–liquid hydrocyclones. In: Hydrocyclones ’96,
Claxton, D., Svarosky, L., and Thew, M. (Eds.), London: Mechanical
Engineering Publications Limited, pp. 357–368.
Thew, M. T. (1986). Hydrocyclone redesign for liquid–liquid separation. Chem.
Eng. July/August: 17–23.
Thew, M. T. (2000). Cyclones for oil/water separation. In: Encylopedia of
Separation Science,
Wilson, I. D. (Ed.), New York: Academic Press, pp. 1480–1490.
Thew, M. T., and Smyth, I. C. (1998). Development and performance of oil–water
hydrocyclone separators—A review. In: Innovation in Physical Separation
Technologies, London: The Institution of Mining and Metallurgy, pp. 77–
89.
Young, G. A. B., Wakley, W. D., Taggart, D. L., Andrews, S. L., and Worrell, J.
R. (1994). Oil–water separation using hydrocyclones—An experimental
search for optimum dimensions. J. Petrol. Sci. Eng. 11:37–50.

25

Anda mungkin juga menyukai