Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PENGENDALIAN PROSES

P&ID BESERTA KONTROL TERHADAP VARIABEL PROSESNYA


KELOMPOK 6
KELAS C

ANWAR SUMIANTO

(1007)

BENNY AHMADI

(1207121320)

HELMI BAHAR

(1207136496)

GENARDUS OKTAVRI S

(1207113646)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat dan rahmat karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul P&Id beserta Kontrol terhadap Variabel Prosesnya tepat pada
waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengendalian
Proses.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada
bapak Dr.Ir Bahruddin, MT yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematika penulisannya. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat menyempurnakan makalah
ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Pekanbaru, 20 Februari 2014

Penyusun

DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
1

DAFTAR ISI..........................................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
4
1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................................
5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................
5
1.4 Manfaat............................................................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air.....................................................................................................................................
6
2.1.1 Sifat Umum Air......................................................................................................
6

2.1.2 Sumber-Sumber Air...............................................................................................

7
2.1.3 Pembagian Air........................................................................................................
7
2.2 Zat Pengotor Dalam Air...................................................................................................
9
2.2.1 Padatan Tersuspensi Dalam Air.............................................................................
9
2.2.2 Padatan Terlarut.....................................................................................................
9
2.2.3 Gas Terlarut............................................................................................................
9
2.3 Klasifikasi Pengolahan Air...............................................................................................
10
2.3.1 Pengolahan Eksternal.............................................................................................
10

2.3.2 Pengolahan Internal...............................................................................................


11

BAB IV ION EXCHANGER


4.1 Resin Penukar Ion............................................................................................................
14
4.1.1 Pengertian..............................................................................................................
14
4.1.2 Jenis-Jenis Resin Penukar Ion................................................................................
14
4.1.3 Sifat Resin Penukar Ion.........................................................................................
16
4.2 Prinsip Ion Exchanger......................................................................................................
17
4.3 Proses Pertukaran Ion.......................................................................................................
18
4.4 Operasi Sistem Pertukaran Ion.........................................................................................
19
4.4.1 Tahap Layanan.......................................................................................................
20
4.4.2 Tahap Pencucian Balik...........................................................................................
20
4.4.3 Tahap Regenerasi...................................................................................................
20
4.4.4 Tahap Pembilasan..................................................................................................
23
4.4.5 Penghilangan Gas (Deaerator)...............................................................................
23

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
24

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Untuk membantu kelancaran pekerjaan instrumentasi dilapangan teknisi-

teknisi instrumentasi harus memahami

beberapa dokumen yang dapat

menjelaskan lokasi, fungsi, dan parameter yang diukur atau dikontrol, spesifikasi,
instalasi, kalibrasi, riwayat instrumen, Selain itu untuk penggambaran instrumen
dalam diagram mengikuti standar internasional juga harus dipahami.
Berikut ini adalah beberapa dokumen yang diperlukan oleh bagian
instrumen :

Process flow sheet


Piping and instrument Diagram
Instrument index sheet
Instrument specification sheet
Loop wiring diagram
Instalation detail
Gambar-gambar khusus seperti:
- Instrument tubing support layout
- Schematic control diagram
- Emergency shutdown system
- Instrument wiring detail
- Daftar alarm dan shutdown
Beberapa informasi yang juga diperlukan adalah:

Process information
Instrument specification & standarts
Electrical specification
Vendor Drawing

Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai dokumen yang
diperlukan oleh bagian instrumen yang salah satunya adalah P&ID ( Piping and
Instrument Diagram ) Agar dapat melakukan pengontrolan terhadap variabel
prosesnya.
1.2

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui makna dari simbol simbol P&Id standar yang terdapat
pada suatu flow sheet.
2. Untuk mengetahui variabel kontrol, variabel manipulasi, dan variabel
gangguan (disturbance) dalam salah satu loop yang ada.
3. Untuk mengetahui cara mengontrol suatu variabel proses yanga terdapat
didalam suatu industri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Piping and Instrument Diagram ( P&ID )


Menunjukkan secara detail informasi mengenai peralatan proses dan

instrumen yang terpasang pada plant.,seperti misalnya:

Peralatan proses dan dan desain variabel proses


Persambungan pipa dengan ukuran, material, dan spesifikasi fabrikasi
Kebutuhan utilitis termasuk ukuran pipa, material
Semua peralatan utama instrument
6

Dalam beberapa situasi secara skematis masing-maring proses dan line


utilitis digambarkan dalam diagram ini, sehingga diagram ini menjadi sumber
informasi teknisi instrumen dalam melakukan pekerjaan, dan perubahanperubahan atau modifikasi sering juga dibuat pada saat pekerjaan sedang berjalan.
Pada diagam ini semua peralatan proses dan sistem instrumentasi digambarkan
dalam bentuk simbol-simbol standar Instrument Society of America yang biasa
disebut ISA Standart.
2.1.1 Line Instrument Symbol
Berdasarkan line simbol ini dapat dibedakan sistem instrumentasi yang
terpasang apakah pneumatic, electric atau hidrolic. Berikut ini beberapa line
simbol :

2.2

Instrument Diagram

Penggambaran instrumen kedalam diagram biasanya berupa lingkaran dan


diberi idektifikasi.

Gambar 2.1 Instrumen Umum dan Fungsi dari


simbol - simbol

2.3

Instrument Identification
Umumnya suatu kawasan industri atau proses produksi mempunyai unit

unit proses kecil yang satu dengan lainnya saling berkaitan. Fungsi instrumen
adalah untuk memonitor, mengatur dan menjaga agar proses berjalan nornal.
Untuk memudahkan mengenal instrumen yang dipasang pada satu plan maka
setiap instrument perlu diberi tanda pengenal (instrument identification). Dari
tanda pengenal berupa tag number dapat diketahui Parameter yang diukur,
fungsi instrumen, lokasi dipasang, dan nomor urut dari instrumen tersebut. Cara
identifikasi instrumen adalah dengan huruf dan angka. Dengan adanya tag number
dari maring-masing instrumen yang terpasang dan dibantu dengan gambar-gambar
8

instrumen (piping and instrumen diagram, loop drawing, hookup drawing)


seorang ahli instrumen dapat dengan mudah mencari instrumen-instrumen yang
perlu mendapat perawatan.

Arti dari huruf dan angka tersebut adalah :


T : Variabel yang diukur, temperatur
R : Fungsi alat ukur, Recorder
C : Fungsi alat ukur, Kontroler

10

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

P&ID beserta Kontrol Terhadap Variabel Prosesnya

3.1.1

Pressure Control
Kontroler ini mengendalikan tekanan (pressure) pada nilai set point-

nya.Gambar berikut ini memperlihatkan contoh dari mekanisme pressure control.

Gambar 2.2 Sistem Pengendalian Tekanan


Variabel control

:Tekanan

Variabel manipulasi

:Lajualirpada final control (Valve) danlajualir inlet (Fi)

Variabel gangguan

:Temperatur

Penjelasan gambar:
- Pressure Indicator berupa Differential Pressure Cell mengukur tekanan P di
dalam tangki.
- Nilai P akan dibandingkan dengan set point PSP, yaitu tekanan yang diinginkan
- Controler akan memutuskan/mengoreksi error dengan mengirimkan sinyal ke
elemen pengendali akhir
- Berdasarkan sinyal ini control valve akan membuka atau menutup sampai
keadaan ideal tercapai
- Mekanisme kontrol yang tepat adalah apabila P naik (turun), maka control valve
akan membuka (menutup).
11

3.1.2

Pengendalian Proses Unit Distilasi Pada Pabrik


Elemen-elemen pengendali yang terlibat :

a.

Unit Pengukuran
Unit pengukuran berfungsi mengubah informasi besaran fisik terukur (variabel
proses) menjadi sinyal standar. Unit ini terbagi atas dua bagian yaitu sensor dan
transmiter.

Sensor (elemen perasa atau pengindera) adalah piranti yang merespon rangsangan
fisik yang langsung berhubungan dengan variabel proses. Sensor temperatur yang
biasa

digunakan

adalah

RPD

(Resistance

Temperature

Detector)

atau

Thermocouple. Sensor laju alir yang biasa digunakan adalah Orifice. Sensor
tekanan yang biasa digunakan adalah Mano Meter atau Bourdon Tubes. Sensor
komposisis yang biasa diguanakan adalah Cromatogram. Sensor level yang biasa
digunakan adalah Bubller level.

Transmitter yaitu piranti yang berfungsi mengubah energi atau informasi yang
datang dari sensor menjadi sinyal standar. Dua sinyal standar yang sering dapat
dipakai adalah sinyak lisrtrik dan pneumatik.

b. Unit Kendali akhir


Unit kendali akhir bertugas menerjemahakan sinyal kendali menjadi aksi atau
tindakan koreksi melalui pengaturan variabel pengendali atau variabel
termanipulasi. Unit ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu actuator dan elemen
regulasi. Jenis penggerak yang penting dalam industri proses adalah pneumatik,
elektrik, dan hidrolik. Katup kendali (Control Valve) merupakan unit kendali akhir
yang paling banyak dipakai di Industri kimia.
c.

Unit Pengendali
Unit pengendali merupakan otak sistem dalam pengendalaian. Pengendali
adalah piranti yang melakukan perhitungan atau evaluasi nilai eror menurut
algoritma kendali. Unit pengendali terbagi menjadi auto dan manul. Contoh
controller yang biasa dipakai adalah PCT-10 atau PC/komputer.

12

Sistem Kontrol :
Pada proses distilasi ini ada beberapa sistem pengendalian yang dapat dilakukan.
Pengendalian yang dapat digunakan adalah:

Pengendalian komposisi pada produk atas:


Untuk dapat memperoleh produk atas sesuai dengan yang diinginkan, dapat
dilakukan pengendalain terhadap laju alir refluks, refluks rasio, dan laju air
distilat. Laju alir refluks berbanding lurus dengan refluks ratio, semakin besar
nilai refluks ratio maka laju alir refluks akan semakin besar. Besarnya laju alir
refluks mempengaruhi temperatur kolom distilasi dan meningkatkan komposisis
di produk atas.

Pengendalian tekanan di kolom distilasi:


Untuk dapat memperoleh tekanan di kolom distilasi sesuai dengan yang
diingiinakan, dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu vent to atmosphre,
Cooling Water, Flooded Condenser, dan Partial condensor. Tekanan pada kolom
distilasi mempengaruhu titik didih campuran yang akan dipisahkan, serta penting
dilakukan untuk menunjang keamanan kerja dan keamanan peralatan.
Deskripsi sistem kontrol pada unit distilasi

Gambar 2.3 Flow Sheet Unit Distilasi Suatu Pabrik

13

a. Kontrol suhu
Pada kolom distilasi dipasang sebuah termokopel yang berfungsi
sebagai sensor yaitu pada simbol TE. Apabila suhu yang terbaca pada
termokopel adalah 1000C, sedangkan suhu yang seharusnya adalah 150 0C,
maka valve dibuka dan air akan diumpankan ke boiler. Pada boiler
dihasilkan steam dan diumpankan ke kolom distilasi untuk menaikkan
suhu. Apabila suhu mencapai 1500C valve ditutup, sehingga tidak ada
steam yang diumpankan ke kolom distilasi.
Pada sistem kontrol ini variabel kontrol adalah suhu, sedangkan
variabel gangguan adalah komposisi dan variabel manipulasi adalah laju
alir yaitu dengan dipasang pompa.
b. Kontrol laju alir
Umpan dialirkan dengan pompa, dimana untuk mengetahui laju
alirnya dipasang orifice yang berfungsi sebagai sensor. Apabila pada
orifice menunjukan laju alirnya 10 m3/s sedangkan yang seharusnya adalah
5 m3/s, maka bukaan valvenya diperbesar maka akan menaikkan laju
alirnya. Pada sistem kontrol ini, variabel kontrolnya adalah laju alir,
variabel gangguan adalah suhu, komposisi.
3.1.3

Elevation Control

Gambar 2.4 Contoh Flow sheet

14

Variabel kontrol

Variabel

ketinggian

manipulas
i
Variabel
kontrol laju
alir

Variabel
Variabel

manipulasi

penggangg
u

Gambar 2.5 Contoh Flow Sheet


Benzen
e

Pada flow sheet diatas, terdapat variable kontrol dan variabel manipulasi.
Ketinggian volum dari larutan toluene dan benzene pada reaktor akan di ukur
oleh level control (LC). Jika tinggi larutan sudah sesuai dengan yang ditentukan,
maka level kontrol akan mengirimkan sinyal kepada kontrol valve untuk menutup
aliran dari larutan toluene yang masuk. Sehingga ketinggian larutan dalam reaktor
tidak melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Pada nomor 2, terdapat aliran
keluar campuran benzene dan toluene. Laju alir campuran tersebut akan dikontrol.
Jika laju alir kurang dari yang ditetapkan, maka valve kontrol akan membuka
aliran lebih besar, tetapi jika laju alir lebih dari yang di set, maka bukaan valve
akan di perkecil.

15

3.1.4

P&Id Fraksionasi Ethylene Dan Ethane


Pemisahan crude oil merupakan contoh dari sebuah sistem yang sangat

terperinci. Proses ini menghasilkan berbagai macam produk sebagai hasil samping
dan sering kali dilakukan sistem reflux untuk mengoptimasi diameter tower agar
komponen yang didapat memiliki kualitas yang lebih baik. Gambar 2.6 sebuah
fractionator yang memisahkan ethylene dan ethane dengan sebuah kondenser
refrigerant. Proses ini harus memiliki sistem kontrol yang baik seperti kontrol
tekanan, laju alir dan level.

Gambar 2.6 Fractionator untuk pemisahan ethylene dan ethane dengan sebuah
kondenser refrigerant. Fc pada umpan, reflux, dan steam masuk. Lc pada produk
bawah dan uap refrigerant. Pc pada produk atas.

16

Gambar 2.6

pada umpan terdapat valve sebagai final control untuk

mengontrol laju alir umpan yang masuk ke fractionator. Variabel gangguan pada
aliran ini adalah laju alir umpan yang berubah-ubah. Hal serupa terjadi pada reflux
dari pompa reflux, dan pada aliran steam masuk. Pada semua laju alir yang
dikontrol sensor mengirimi sinyal pneumatik ke controller yang sudah ditentukan
set pointnya. Setelah itu controller memerintahkan final kontrol berupa valve
untuk menyesuaikannya dengan set point.
Level control dibutuhkan untuk mengatur ketinggian liquid dalam kolom
fractionator dan accumulator. Pada fractionator level control dibutuhkan agar
tidak terjadi overflow dalam kolom sehingga mengganggu proses. Begitu juga
pada accumulator untuk mengatur ketinggian produk atas yang akan di reflux
kembali. Sebagai final kontrol berupa valve. Variabel pengganggu berupa laju alir
umpan yang tidak konstan pada kolom fractionator dan laju alir produk atas yang
akan masuk ke accumulator. Sensor yang ada pada kolom fractionator dan
accumulator mengirim sinyal pneumatik kepada controller, kemudian controller
menyesuaikannya dengan set point lalu dikirim ke final control.
Pressure control dibutuhkan untuk mengatur tekanan pada kolom
fractionator. Tekanan

harus

dijaga

dengan baik,

karena

tekanan

bisa

mempengaruhi suhu dalam kolom fractionator. Jika suhu terganggu maka proses
pemisahan antara ethylene dan ethane juga akan terganggu. Sensor yang ada pada
kolom fractionator dan accumulator mengirim sinyal pneumatik kepada controller,
kemudian controller menyesuaikannya dengan set point lalu dikirim ke final
control.
3.1.5

Level, Temperature, and Pressure Control


Berikut adalah flowsheet suatu pabrik dilengkapi dengan simbol dari

proses kontrolnya.

17

Gambar 2.7 Flow Sheet Suatu Pabrik


Dari gambar di atas, bagian yang akan dibahas adalah pada bagian reaktor
(lingkar warna merah). Untuk mendapatkan produk yang maksimal, maka kondisi
operasi dari reaktor harus dikontrol. Terdapat beberapa variabel kontrol, yaitu
level (LC), suhu (TC), tekanan (PC) dan laju alir (FC) dapat dilihat pada gambar
dibawah.

Gambar 2.8 Variabel Control


18

a. Level
- Variabel kontrol
: level (tinggi muka)
- Variabel manipulasi
: laju alir umpan reaktor
- Variabel gangguan: laju alir keluaran reaktor dan umpan
Level (tinggi muka) dapat diidentifikasi menggunakan beberapa alat yang
dapat diklasifikasikan menjadi displacement type, differential pressure type,
ultrasonic type dll. Alat-alat tersebut berfungsi sebagai sensor. Jika tinggi muka
melebihi atau kurang dari yang seharusnya, maka sensor akan memberikan sinyal
pada controller. Controller akan membandingkan data yang diterima dari sensor
dengan set point yang sebelumnya sudah diatur dan memberikan perintah pada
final control untuk melaksanakan perintah agar selisih antara set point dan data
dari sensor menjadi kecil. Jika tinggi muka lebih dari yang seharusnya, maka
valve yang mengatur laju alir umpan reaktor akan memperkecil laju alir. Begitu
juga sebaliknya jika tinggi muka kurang dari yang seharusnya.
b. Suhu
- Variabel kontrol
- Variabel manipulasi
-

: suhu
: laju alir steam yang memasuki koil

pemanas
Variabel gangguan: suhu umpan reaktor

Suhu pada reaktor dijaga konstan. Untuk menjaga agar suhu tetap konstan,
maka dibutuhkan sistem pengontrolan suhu. Sensor dapat berupa thermostat,
thermometer ataupun termokopel. Sensor akan mengidentifikasi nilai suhu yang
ada di reaktor dan akan mengirim sinyal menuju controller. Controller akan
membandingkan data yang diperoleh dari sensor dan membandingkannya dengan
set point. Selanjutnya, controller akan mengirimkan perintah pada final control
untuk meminimalisir perbedaan antara set point dengan data dari sensor. Final
control akan melakukan perintah memperkecil atau memperbesar aliran steam
yang memasuki koil pemanas tergantung dari suhu yang berada di reaktor. Jika
suhu lebih kecil dari suhu operasi yang diinginkan, maka aliran steam akan
diperbesar.
c. Tekanan

19

Variabel kontrol
: tekanan
Variabel manipulasi
: laju alir umpan
Variabel gangguan: suhu

Sensor untuk mengidentifikasi tekanan pada reaktor dapat beropa


barometer. Data yang diperoleh sensor akan dikirim menuju controller dan akan
dibandingkan dengan set point. Controller akan memerintahkan final control
melakukan tindakan untuk meminimalisir selisih antara set point dengan data dari
sensor. Final control akan memperkecil aliran melalui valve untuk meningkatkan
tekanan jika tekanan dalam reaktor menurun.

20

DAFTAR PUSTAKA
Drive , Alexander, 1984, ISA-5.1-1984 (R1992) Formerly ANSI/ISA-5.1-1984
(R1992). 1992. Instrumentation Symbols and Identification ISA. United
Stated Of America : The Instrumentation, Systems, and Automation
Society.
Process Industry Practices P&ID. 2008. PIP PIC001 Piping and Instrumentation
Diagram Documentation Criteria. Texas : The Instrumentation, Systems,
and Automation Society (ISA).
Stephanopolous, George. 1984. Chemical Process Control : An Introduction to
Theory and Practice. New Jersey : Prentice hall.
Walas, Stanley M. 1988. Chemical Process Equipment Selection and Design. New
York : Butterworths USA.

21

Anda mungkin juga menyukai