Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KARBOHIDRAT : ANALISIS GULA PEREDUKSI METODE


LUFF SHOORL

Oleh :
NELVA KAMILLA SYAHNAZIA
2110516220017

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS PERTANIAN
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
BANJARBARU
2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama dan merupakan sumber


kalori yang murah. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat
adalah 4 Kal (kkal). Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang
berguna bagi pencernaan. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-
lain. Dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis,
pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan membantumet
abolisme lemak dan protein, serta dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian dari gliserol lemak. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat yang terdapat
dalam bahan makanan nabati berupa gula sederhana, heksosa, pentose, maupun gu
la kompleks seperti pati, pektin, selulosa, dan lignin. Sedangkan pada bahan
makanan hewani, karbohidrat biasanya berupa glikogen yang terdapat
pada jaringan-jaringan otot dan hati (Utami et al., 2017)
Glukosa merupakan karbohidrat yang terpenting dalam tubuh karena
merupakan penyedia energi yang akan digunakan oleh tubuh dalam beraktivitas
sehari-hari. Glukosa dalam bentuk glikogen akan tersimpan di dalam otot dan hati,
sedangkan glukosa dalam bentuk glukosa darah akan tersimpan dalam plasma darah
(Lande et al., 2015).
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi.
Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa
yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu
(II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, fruktosa, laktosa,
maltosa, dan lain-lain. Monosakarida mempunyai kemampuan untuk mereduksi
suatu senyawa. Sifat pereduksi dari suatu gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus
hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip analisanya berdasarkan pada monosakarida
yang memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Adanya polimerisasi
monosakarida mempengaruhi sifat mereduksinya (Rohmaningsih, 2008).
Penentuan kadar glukosa dalam suatu pangan dapat dilakukan dengan
berbagai metode, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode
LuffSchoorl. Pada metode ini, glukosa ditetapkan berdasarkan sifat reduksinya
terhadap ion tembaga (II) dalam pereaksi Luff Schoorl sehingga dinyatakan sebagai
gula pereduksi (Diyah et al., 2016).
Metode ini digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat sedang dan
merupakan metode terbaik karena memiliki kesalahan sebesar 10% untuk
mengukur kadar karbohidrat, serta lebih praktis dan murah biayanya. Prinsip
metode ini adalah iodometri, dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap
iodium (I2) bebas dalam larutan (Underwood, 2014).

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah, mahasiswa dapat melakukan pengukuran


kadar gula pereduksi metode Luff-Schoorl, mahasiswa memahami prinsip analisis
kadar gula pereduksi metode Luff-Schoorl, dan mahasiswa mengetahui kadar gula
pereduksi dari suatu bahan.

Prinsip

Kupri-oksida didalam larutan Luff-Schoorl akan terduksi menjadi kupro-


oksida akibat kehadiran gula pereduksi yang terkandung di dalam sampel. Kupro-
oksida terlihat sebagai endapan berwarna merah bata.
METODOLOGI

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, kbuah melon dan
minuman sirup, Pb- asetat, Na-oksalat anhidrat, Luff-Schoorl (25 g
CuSO4.5H₂O dilarutkan dalam 100 ml aquades, 50 g asam sitrat dilarutkan
dalam 50 ml air, 388 g Na₂CO3.10H₂O dilarutkan dalam 300-400 ml air
mendidih. Larutan asam sitrat dituangkan ke dalam larutan soda sambil
digojog hati-hati, selanjutnya ditambahkan dengan larutan CuSO4 sesudah
dingin ditambahkan air sampai 1 liter), KI 20%, H₂SO4 26,5 %, N₂S₂O3 0,1
N.

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, timbangan


analitik, labu takar, erlenmeyer, pendingin balik, pemanas, dan buret.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 28 September 2022 pukul


16.20 - 18.00 di Laboratorium Analisis Kimia dan Lingkungan Industri,
Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.
Prosuder Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Timbang sampel yang sudah dihaluskan kurang lebih 5 g. Lalu


masukkan sampel ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan dengan
aquades sebanyal 50ml.

Masukkan ke dalam labu takar tersebut Pb-asetat setetes demi setetes


sampai tidak ada ada lagi kekeruhan sewaktu diteteskan.

Ditambahkan akuades sampai tanda tera dan disaring

Filtrat ke dalam labu takar 200 ml. Untuk menghilangkan Pb-asetat,


maka ke dalam labu takar ditambahkan dengan Na-oksalat anhidrat
secukupnya (tetap jemih) dan ditambahkan dengan aquades sampai
tanda tera.

Gojog labu takar dan disaring lalu Ambil 25 ml filtrat bebas Pb dan
tambahkan dengan 25 ml larutan Luff Schoorl dan masukkan ke dalam
erlenmeyer

Dibuat blanko yaitu 25 ml larutan Luff Schoorl dan tambahkan 25 ml


aquades

A
A

Sampel maupun blanko dihubungkan dengan pendingin balik dan


dididihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih. Pendidihan larutan
dipertahankan selama 10 menit.

Selanjutnya cepat-cepat didinginkan dan tambahkan dengan 15 ml KI


20% dan dengan hati-hati tambahkan dengan 25 ml H₂SO4 26,5%

Titrasi dengan larutan Na2S₂O3 0,1 N dan berikan indikator pati 2-3
tetes. Titrasi berakhir dengan adanya perubahan warna biru menjadi
putih.

Hitung sclisih antara titrasi blanko dengan titrasi sampel, ditentukan


kadar gula pereduksi dengan Tabel Penentuan Glukosa, Fruktosa, dan
Gula Invert dalam Suatu Bahan dengan Metode Luff-Schoorl pada
Tabel 2.

Hasil

Tabel 2. Faktor konversi kadar protein berbagai macam bahan


ml 0,1 N Glukosa, fruktosa, gula ml 0,1 N Glukosa, fruktosa, gula
Na- invert mg C6H12O6 Na- invert mg C6H12O6
tisosulfat tisosulfat
Δ Δ
1 2,4 2,4 13 33,0 2,7
2 4,8 2,4 14 35,7 2,8
3 7,2 2,5 15 38,5 2,8
4 9,7 2,5 16 41,3 2,9
5 12,2 2,5 17 44,2 2,9
6 14,7 2,5 18 47,1 2,9
7 17,2 2,6 19 50,0 3,0
8 19,8 2,6 20 53,0 3,0
9 22,4 2,6 21 56,0 3,1
10 25,0 2,6 22 59,1 3,1
11 27,6 2,7 23 62,2 -
12 30,3 2,7 24 - -

Perhitungan

selisih menurut tabel (mg)


Kadar gula pereduksi (%) = berat sampel (mg)
× faktor pengenceran × 100%
DAFTAR PUSTAKA

Diyah, N. W., Dkk. (2016). Evaluasi Kandungan Glukosa Dan Indeks Glikemik
Beberapa Sumber Karbohidrat Dalam Upaya Penggalian Pangan Ber-
Indeks Gliskemik Rendah. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian
Indonesia Vol. 3 No. 2, 68.
Lande, N., Mewo, Y., & Paruntu, M. (2015). Perbandingan Kadar Glukosa Sebelum
Dan Sesudah Aktivitas Fisik Intensi Berat. Jurnal e-Biomedik (eBm),
Volume 3, Nomor 1, 20-21.
Rohmaningsih. (2008). Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Kadar Gula
Reduksi Pada Sale Pisang. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
Underwood. (2014). Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi III. Jakarta: Erlangga.
Utami, A. P. (2017). Laporan Praktikum Analisis Pangan. Purwokerto: Universitas
Jendral Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai