Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“Pengujian Kandungan Protein Melalui Uji Biuret”

Oleh :

ADAM RAIHAN
ANTONIO M. T.
BILLY SATRIO
DHENY SETIAWAN
HAUSAN WHALD
MOHAMMAD IMAM S. A. K. A.

XII IPA 3

SMA NEGERI 7
KOTA TANGERANG SELATAN
BANTEN
2017
“LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA”
I. Judul
“Pengujian Kandungan Protein Melalui Uji Biuret”
II. Tujuan
Mengidentifikasi adanya kandungan protein melalui uji biuret.
III. Landasan Teori
Protein adalah sekelompok senyawa organik yang nyaris keseluruhannya terdiri
atas karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein biasanya suatu polimer yang
tersusun atas banyak subunit (monomer) yang dikenal sebagai asam amino. Asam amino
yang biasanya ditemukan dalam protein menunjukkan struktur sebagai berikut (Fried
dan Hademenos, 2006).
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan
senyawa yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi,
yaitu:
adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan.
Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi
kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek/tanda terjadinya
reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu dengan pereaksi yang
lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret test yang menunjukkan
perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji lainnya (Ariwulan, 2011).
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid
dan polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein itu sendiri mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitroge dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein dirumuskan oleh Jons Jakob Berzelius pada
tahun 1938.
Struktur protein ada 4 tingkatan yaitu :
1. Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam
molekul protein (rentetan asam amino dalam suatu molekul protein)
2. Struktur sekunder menunjukkan banyak sifat suatu protein, ditentukan oleh
orientasi molekul sebagai suatu keseluruhan, bentuk suatu molekul protein
(misalnya spiral) dan penataan ruang kerangkanya (ikatan hidrogen antara gugus
N-H, salah satu residu asam amino dengan gugus karbonil C=O residu asam yang
lain)
3. Struktur tersier menunjukkan keadaan kecenderungan polipeptida membentuk
lipatan tali gabungan (interaksi lebih lanjut seperti terlipatnya kerangka untuk
membentuk suatu bulatan)
4. Struktur kuartener menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein.
Ditinjau dari strukturnya, protein dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu:
1. Protein sederhana yang merupakan protein yang hanya terdiri atas molekul-
molekul asam amino
2. Protein gabungan yang merupakan protein yang terdiri atas protein dan gugus
bukan protein. Gugus ini disebut gugus prostetik dan terdiri atas karbohidrat,
lipid atau asam nukleat.
Protein sederhana menurut bentuk molekulnya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Protein fiber. Molekul protein ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang
memanjang dan dihubungkan satu sama lain oleh beberapa ikatan silang hingga
merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil. Protein fiber tidak larut dalam
pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa ataupun alkohol. Berat
molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pati dan sukar
dimurnikan. Kegunaan protein ini hanya untuk membentuk struktur jaringan dan
bahan, contohnya adalah keratin pada rambut.
2. Protein globular. rotein globular pada umumnya berbentuk bulat atau elips dan
terdiri atas rantai polipeptida yang terlibat. Protein globular/speroprotein
berbentuk bola, protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih
mudah berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi asam dan asam encer.
Protein ini mudah terdenaturasi. Banyak terdapat pada susu, telur dan daging.
Reaksi-reaksi kahas pada protein (uji kualitatif):
1. Reaksi Ninhidrin. Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas da protein
menghasilkan warna biru. Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan
untuk analisis kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin
dapat pula dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau
untuk mengetahui adanya pelepasan protein oleh cairan tubuh.
2. Reaksi Biuret. Bila larutan protein dalam suasana basa kuat direaksikan dengan
larutan CuSO4 pekat, akan dihasilkan warna ungu. Warna yang dihasilkan dari
reaksi tersebut disebabkan oleh ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan
pasangan elektron bebas dari N yang berasal dari protein dan pasangan elektron
bebas dari O molekul air. Reaksi ini tidak berlaku untuk peptida.
3. Reaksi Uji Millon untuk Tirosin. Reagen Millon adalah larutan asam nitrat yang
mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon dicampurkan
dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih yang
akan berubah merah bila dipanaskan.
4. Uji Penetralan Titik Isoelektrik. Titik isoelektrik adalah daereah pH tertentu
diman protein mempunyai selisih muatan, sehingga tidak bergerak dalam muatan
listrik.
IV. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
 Tabung reaksi 3 buah  Putih telur
 Pengaduk  Susu murni
 Pipet  Ekstrak tahu putih
 Pereaksi biuret

V. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukan putih telur, ekstrak tahu, susu murni ke dalam tabung reaksi masing-masing
2 cm.
3. Amati warna sebelum ditambah biuret
4. Tambahkan 5 tetes biuret ke dalam tabung reaksi lalu aduk hingga merata
5. Jangan lupa membersihkan pengaduk sebelum mengaduk larutan lain.
6. Amati perubahan warna larutan
7. Catat data hasil pengamatan.
VI. Data Pengamatan

Berdasarkan praktik yang kami lakukan, didapatkan data sebagai berikut :

No. Bahan Uji Sebelum penambahan biuret Setelah penambahan biuret


1. Putih telur Putih kekuningan Ungu lavender
2. Susu murni Putih susu Ungu lavender
3. Ekstrak tahu putih putih Ungu keren
VII. Analisis data

Dari data yang didapatkan bahwa susu murni, putih telur, dan ekstrak tahu yang
ditambahkan biuret warna yg dihasilkan adalah warna ungu. Yang menunjukan terdapat
kandungan protein.

VIII. Kesimpulan
Jadi dapat kita simpulkan bahwa susu murni, putih telur, dan ekstrak tahu
mengandung protein. Ini ditunjukkan saat ditambahnya biuret terjadi perubahan warna
menjadi ungu.

Daftar Pustaka

http://www.academia.edu/10202423/contoh_LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA
http://bedalak.blogspot.co.id/2016/03/babi-pendahuluan-a.html
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai