Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH BIOKIMIA KLINIK


Uji Ninhidrin dan Uji Biuret
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Biokimia Klinik

DISUSUN OLEH:
Fa’izah Nur Nabila Saputri (1201028)
Fania Hasna Fadhilah (1201029)
Heny Setyaningsih (1201030)
Ida Ayu Premana (1201031)
Ina Tri Pamungkas (1201032)

PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
2021
PAKTIKUM PEMERIKSAAN

UJI NINHIDRIN

A. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya asam amino bebas dalam protein

B. PRINSIP
Semua asam amino atau peptida yang mengandung asam amino
bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks
berwarna BIRU. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa
berwarna kuning.

C. ALAT dan BAHAN


ALAT BAHAN
Tabung reaksi Albumin - putih telur
pipet tetes Casein – larutan susu bubuk
Larutan gelatin
Pereaksi Ninhidrin

D. CARA KERJA
1. Sediakan tiga tabung reaksi, masing masing diberi empat tetes putih
telur, larutan susu bubuk, larutan gelatin
2. Tambahkan sepuluh tetes pereaksi nihidirn di masing-masing
tabung
3. Panaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5 menit
4. Amati perubahan warna yang terjadi
E. HASIL
NO ZAT UJI HASIL UJI ASAM AMINO
NINHIDRIN BEBAS
Putih telur ayam Biru +
Larutan susu bubuk Biru +
Larutan gelatin Jernih -
Telur puyuh Merah muda -

F. KESIMPULAN
Dari percobaan uji Ninhidrin dengan menggunakan sampel putih
telur, larutan susu bubuk, larutan gelatin, dan telur puyuh, didapatkan hasil
bahwa pengujian pada putih telur ayam menghasilkan warna biru yang
berarti positif asam amino bebas, padalarutan susu bubuk menghasilkan
warna biru yang berarti postif asam amino bebas, pada larutan gelatin
didapat warna jernih yang berarti negatif asam amino bebas, dan pada telur
puyuh didapat warna merah muda yang berarti negatif asam amino bebas,

G. PEMBAHASAN
Uji Ninhidrin digunakan untuk identifikasi asam amino bebas yang
terdapat dalam sampel. Asam amino bebas adalah asam amino yang gugus
aminonya tidak terikat. Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk
mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam larutan.
Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi dengan
asam amino akan menghasilkan zat warna biru. Hanya atom nitrogen dari
zat warna ungu yang berasal dari asam amino, selebihnya terkonversi
menjadi aldehid dan karbondioksida. Jadi, zat warna biru yang sama
dihasilkan dari semua asam amino α dengan gugus amino primer dan
intensitas warnanya berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang
ada (Hart, 2003).
PAKTIKUM PEMERIKSAAN

UJI BIURET

A. TUJUAN
Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein

B. DASAR TEORI
Ion Cu 2+ dari larutan CuSO 4 (dalam pereaksi biuret) dalam
suasana basa akan beraksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida
yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu
(violet).
Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau
lebih,tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi
punpositif terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus : -CH
2 NH 2 , -CSNH 2 , -C(NH)NH 2 dan –CONH 2 . Biuret adalah senyawa
dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul
urea.

C. ALAT dan BAHAN


ALAT BAHAN
Tabung reaksi Putih telur (albumin)
Pipet tetes Larutan gelatin
Larutan susu(casein)
Larutan NaOH 10%
Larutan CuSO 4

D. CARA KERJA
Sediakan 3 tabung reaksi
1. Tabung 1 : masukkan 10 tetes putih telur(albumin) ditambahkan 10
tetes larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4, kocok
kuat amati perubahan yang terjadi
2. Tabung 2 : masukkan 10 tetes larutan gelatin ditambahkan 10 tetes
larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4 , kocok kuat
amati perubahan yang terjadi
3. Tabung 3 : masukkan 10 tetes larutan susu ditambahkan 10 tetes
larutan NaOH, ditambahkan 10 tetes larutan CuSO 4 , kocok kuat
amati perubahan yang terjadi
4. Positif ditunjukkan dengan warna ungu (violet)

E. HASIL

Tabung Hasil
Albumin (+) terjadi warna violet
Gelatin (+) terjadi warna violet
Larutan susu (+) terjadi warna violet

F. KESIMPULAN
Dari pemeriksaan uji biuret didapat hasil dari sampel albumin positif
terjadi warna ungu/violet, dari sampel gelatin positif terjadi warna
ungu/violet, dan dari sampel larutan susu positif terjadi warna ungu/violet.

G. PEMBAHASAN
Protein dalam tubuh berguna sebagai zat pembangun atau
pertumbuhan karena protein merupakan pembentuk jaringan baru dalam
tubuh terutama pada bayi, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang
yang baru sembuh dari penyakit. Protein juga berfungsi sebagai pengatur
dalam metabolisme tubuh. Selain itu protein juga merupakan komponen
pembentuk antibodi untuk mempertahankan daya tahan tubuh (Detama,
2004; Grinda, 1986; Almatsier, 2001).
Uji biuret digunakan untuk uji protein, karena uji ini dapat
mendeteksi adanya ikatan peptide yang diperoleh hasil reaksi berupa warna
ungu pada larutan yang menunjukkan adanya protein. Berdasarkan Tabel 1
uji biuret terlihat bahwa semua sampel terjadi perubahan warna menjadi
ungu. Hal ini terjadi karena ion Cu2+ (dari pereaksi Biuret) dalam suasana
basa bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun
protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet) (Yazid &
Nursanti, 2006).
Reagen Biuret mengandung CuSO4. Biuret dibentuk dengan
pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur pepetida
dari protein. Prinsip reaksi Biuret adalah reaksi antara tembaga sulfat dalam
alkali dengan senyawa yang berisi dua atau lebih ikatan pepetida seperti
protein yang memberikan warna ungu biru yang khas. Fungsi reagen biuret
adalah untuk mem-bentuk kompleks sehingga yang dikandung dapat
diidentifikasi. Reaksi biuret ini ber-sifat spesifik, artinya hanya senyawa
yang mengandung ikatan pepetida saja yang akan bereaksi dengan pereaksi
Biuret (Bintang, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Bintang, M. 2010. Biokimia teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Detama, A. D., 2004, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi, Jilid I, Penerbit Dian
Rakyat, Jakarta.
Grindra, A., 1986, Biokimia I , Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Hart, H., Craine, L.E. and Hart.D.J., 2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas.
Erlangga. Jakarta.
Yazid, E., & Nursanti, L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa
Analisis, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai