Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Mata Kuliah : PRAKTIKUM BIOMOLEKULER

UJI ASAM AMINI DAN PROTEIN DENGAN BIURET

OLEH :

NAMA : RIZKI HAYATI

NIM : 4193131034

JURUSAN : KIMIA

PROGRAM : S-1 PENDIDIKAN KIMIA

T.PELAKSANAAN : 15 NOVEMBER 2021

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
I. JUDUL PERCOBAAN : UJI ASAM AMINO DAN PROTEIN
DENGAN
BIURET

II. TUJUAN PERCOBAAN :


1. Mengidentifikasi kadar protein pada sampel dengan uji biuret
2. Untuk mengukur secara kualitatif kandungan protein pada sampel

III. TINJAUAN TEORITIS

Nama protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” (yang utama) pertama
kali diajukan oleh Berselius untuk senyawa-senyawa organikl komplek yang
terdapat di dalam sel binatang dan tumbuh-tumbuhan. Protein merupakan
rangkaian asam-asam amino yang berkaitan satu sama lain dengan ikatan peptida,
dibentuk antara gugus karboksil asam amino yang satu dengan gugus asam amino
yang lain. Protein adalah makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan
menyusun lebihdari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai
makromolekul, protein merupakansenyawa organik yang mempunyai berat
molekul tinggi dan berkisar antara beberapa ribusampai jutaan dan tersusun dari
C,H,O dan N serata unsur lainnya seperti S yang membentukasam-asam amino
(Patong. Dkk. 2012)

Asam amino adalah asam karboksilat yang terdiri atas atom karbon yang
terikat pada satu gugus karboksil (-COOH), satu gugus amino (-NH2), satu gugus
hidrogen (- H) dan satu gugus radikal (-R) atau rantai cabang (Almatsier, 2004).
Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik
non polar seperti eter, aseton, dan kloroform. Sifat asam amino ini berbeda
dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina. Asam karboksilat alifatik
maupun aromatik yang terdiri atas beberapa atom karbon umumnya kurang larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Demikian amina pula umumnya tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik (Poejiadi. A, 1994).

Struktur Protein

a. Struktur primer

Struktur primer adalah struktur dasar dari protein. Susunan linier asam amino
dalam protein yang merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang
menentukan sifat dasar dari berbagai protein, dan secara umum menentukan
bentuk struktur sekunder dan tersier (Martoharsono, 1998).
b. Struktur sekunder

Struktur sekunder adalah rantai polipeptida yang berlipat-lipat dan merupakan


bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling
berdekatan. Protein terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen antar asam amino
dalam rantai sehingga strukturnya tidak lurus, melainkan bentuk zig zag dengan
gugus R mencuat keatas dan kebawah. Contoh struktur ini adalah bentuk α-heliks
pada wol, serta bentuk heliks pada kolagen (Martoharsono, 1998).

c. Struktur tersier

Struktur tersier adalah susunan dari struktur sekunder yang satu dengan struktur
sekunder yang lain. Biasanya bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan oleh ikatan
hidrogen, ikatan garam, ikatan hidrofobik, dan ikatan disulfida. Ikatan disulfida
merupakan ikatan yang terkuat dalam mempertahankan struktur tersier protein
(Gaman, 1992).

Reaksi-reaksi kahas pada protein (uji kualitatif):


1. Reaksi Ninhidrin. Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas da protein
menghasilkan warna biru. Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk
analisis kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin dapat
pula dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau untuk
mengetahui adanya pelepasan protein oleh cairan tubuh.
2. Reaksi Biuret. Bila larutan protein dalam suasana basa kuat direaksikan dengan
larutan CuSO4 pekat, akan dihasilkan warna ungu. Warna yang dihasilkan dari
reaksi tersebut disebabkan oleh ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan
pasangan elektron bebas dari N yang berasal dari protein dan pasangan elektron
bebas dari O molekul air. Reaksi ini tidak berlaku untuk peptida.
3. Reaksi Uji Millon untuk Tirosin. Reagen Millon adalah larutan asam nitrat
yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagn millon
dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan
putih yang akan berubah merah bila dipanaskan.
4. Uji Penetralan Titik Isoelektrik. Titik isoelektrik adalah daereah pH tertentu
diman protein mempunyai selisih muatan, sehingga tidak bergerak dalam muatan
listrik.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat

NO Nama Alat Ukuran Jumlah


1 Pipet tetes - 5 buah
2 Tabung reaksi - 4 buah
3 Rak tabung - 1 buah
4 Erlemeyer 250 ml 1 buah
5 Labu ukur 50 ml 1 buah
6 Gelas kimia 50 ml 1 buah
7 Gelas ukur 50 ml 1 buah

B. Bahan

NO Nama Bahan Jumlah


1 Fenilalanin secukupnya
2 Alanine secukupnya
3 Albumin secukupnya
4 Susu Secukupnya
5 Biuret Seculupnya

V. PROSEDUR KERJA

 Uji Biuret

Fenilanin

Siapkan alat dan bahan yang sudah ditentukan

Siapkan tabung reaksi pada rak tabung

Masukkan sampel fenilanin pada tabung reaksi

ditambahkan biuret ke dalam tabung reaksi


berisi sampel

di homogenkan , amati dan catat perubahan


warna yang terjadi

Tidak terjadi perubahan pada sampel


 Uji Biuret

Alanin

Siapkan alat dan bahan yang sudah ditentukan

Siapkan tabung reaksi pada rak tabung

Masukkan sampel Alanin pada tabung reaksi

ditambahkan biuret ke dalam tabung reaksi


berisi sampel

di homogenkan , amati dan catat perubahan


warna yang terjadi

Tidak terjadi perubahan pada sampel

 Uji Biuret

Susu

Siapkan alat dan bahan yang sudah ditentukan

Siapkan tabung reaksi pada rak tabung

Masukkan sampel Susu pada tabung reaksi

ditambahkan biuret ke dalam tabung reaksi


berisi sampel

di homogenkan , amati dan catat perubahan


warna yang terjadi

Terjadi perubahan warna menjadi warna ungu


muda
 Uji Biuret

Albumin

Siapkan alat dan bahan yang sudah ditentukan

Siapkan tabung reaksi pada rak tabung

Masukkan sampel Albumin pada tabung reaksi

ditambahkan biuret ke dalam tabung reaksi


berisi sampel

di homogenkan , amati dan catat perubahan


warna yang terjadi

Terjadi perubahan warna yaiutu warna ungu

VI. HASIL PERCOBAAN/ REAKSI-REAKSI/ PEMBAHASAN

A. HASIL PERCOBAAN

No Sampel Gejala/ Peristiwa


1 Fenilalanin Ketika sampel fenilalanin pada
tabung reaksi ditambahkan larutan
biuret tidak tampak perubahan warna
pada sampel
2 Alanin Ketika sampel alanine ditambahkan
larutan biuret dan di homogenkan
tidak ada perubahan yang terjadi
pada sampel
3 susu Ketika sampel larutan susu pada
tabung reaksi ditambahkan larutan
biuret lalau di homogenkan tampak
perubahawarna yang signifikan yaitu
warna ungu muda

4 Albumin Saat sampel albumin ditambahkan


larutan biuret dan di homogenkan
terjadi perubahan yang sangat
signifikan yaitu sampel berubah
menjadi waran ungu terang
B. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini saya melakukan uji biuret pada sampel susu dan
albumin . Uji ini dilakukan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam
suatu zat yang akan diuji, dalam hal ini kam menggunakan albumin dan
susu. Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus
peptida (-CO-NH-) dan protein.

Protein terdapat pada semua sel dan merupakan komponen


terpenting dalam semua reaksi kimia, rata - rata 2/3 dari berat kering suatu
sel terdiri dari protein. Setiap protein merupakan polimer asam amino.
Asam - asam amino dalam protein disambung dengan ikatan peptida yang
merupakan ikatan kovalen amida yang terbentuk oleh gugus α-karboksil
dan α-amino.

Uji dilakukan dengan memasukkan sampel kedalam tabung reaksi


yang berbeda beda lalu menambahkan beberapa tetes biuret ke dalam
masing masing sampel, lalu sampel di homogenkan dengan cara di aduk
perlahan untuk menghasilkan senyawa kompleks berwarna ungu. Hasil yang
didapatkan adalah setiap sampel berwarna ungu muda da nada yang ungu
tua. Terbentuknya warna ungu pada sampel albumin dan susu karena
terbentuknya senyawa kompleks anatar Cu2+ dan N dari molekul ikatan
peptida yaitu gugus peptida (-CO-NH-). Makin banyak atau makin penjang
ikatan peptida dalam protein maka warna ungu akan makin kuat
intensitasnya. Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida
mempengaruhi warna reaksi ini. Senyawa dengan dipeptida akan memberi
warna biru, tripeptida ungu, dan tetrapeptida serta peptida kompleks akan
memberikan warna merah. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah :
VII. KESIMPULAN

pada percobaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya protein pada


sampel dapat disimpukan bahwa sampel susu dan albumin positf mengandung
protein uji dlakukan dengan metode uji biuret. Perubahan pada warna sampel uji
akan memberikan hasil yang positif atau negative . Tampak perubahan yang sangat
signifikan pada kedua sampel terutama pada perubahan warna ungu pada sampel
susu dan albumin , perubahan ini terjadi karena Terbentuknya warna ungu pada
sampel albumin dan susu karena terbentuknya senyawa kompleks anatar Cu2+ dan
N dari molekul ikatan peptida yaitu gugus peptida (-CO-NH-). Makin banyak atau
makin penjang ikatan peptida dalam protein maka warna ungu akan makin kuat
intensitasnya. Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida
mempengaruhi warna reaksi ini. Terjadinya warna ungu terbentuk dari ikatan
antara Cu dan N, unsur N terdapat pada peptida menghasilkan CuN yang terjadi
dalam suasana basa. Makin panjang suatu ikatan peptida, maka warna ungu yang
terbentuk makin jelas dan makin pekat. Protein terdapat pada semua sel dan
merupakan komponen terpenting dalam semua reaksi kimia, rata - rata 2/3 dari
berat kering suatu sel terdiri dari protein. Setiap protein merupakan polimer asam
amino. Asam - asam amino dalam protein disambung dengan ikatan peptida yang
merupakan ikatan kovalen amida yang terbentuk oleh gugus α-karboksil dan α-
amino.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.


Hawab, HM. 2004.Pengantar Biokimia.Jakarta : Bayu Media Publishing.
Jamaluddin.,dkk.2020. Kadar Albumin Pada Ikan Sidat Anguilla
marmorataQ Gaimard dan Anguilla bicolor Asal Sungai Palu dan
Danau Poso.Jurnal Gizi dan Kesehatan.4.(1)
Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graham
Ilmu. Yogyakarta.
Purba, Michael. 2007. Kimia Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit UI-Press.

MEDAN, 15 NOVEMBER 2021

DOSEN PRAKTIKAN

(SARONOM SILABAN,S.Pd.,M.Pd.) (RIZKI HAYATI)


NIP : 198011132008121003 NIM : 4193131034
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai