KELOMPOK 9
FARMASI C
1. RIFQI SANDI NUGROHO (201710410311024)
2. NAHDHIYYATUT DHIYA (201710410311047)
3. ZHARIFAH HUSNASHIRAH (201710410311078)
4. SALSABILA OKTAVIA ISTANTO (201710410311104)
5. ARRIZKY NADYA MEIGAWATI (201710410311217)
VII. KESIMPULAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh denaturasi dan keberadaan inhibitor
terhadap kinerja enzim urase. Pada praktikum kali ini, larutan ureum ditambahkan dengan
indicator PP. Penambahan indikator PP berfungsi sebagai indikasi adanya enzim urase dan zat
yang dikatalis karena enzim urase bersifat basa (alkali) sehingga warna dapat berubah menjadi
merah muda. Pada praktikum ini enzim diberlakukan dengan tiga perlakuan, yatu pada suhu
normal, dengan pemanasan, serta dengan penambahan inhibitor. Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa pada tabung A dan A1 mengalami reaksi enzimatik yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi merah muda karena indicator phenolphthalein yang dapat bereaksi pada
suasana basa, sedangkan pada tabung B,B1, C dan C1 tidak mengalami reaksi enzimatik karena
pada tabung B dan B1 mengalami kerusakan substrat karena pemanasan pada suhu tinggi hingga
mendidih. Pada tabung C dan C1 tidak mengalami reaksi enzimatik karena penambahan inhibitor
yang menghambat enzim dan substrat membentuk suatu produk. Enzim dapat bekerja dengan baik
pada suhu dan pH optimalnya tanpa adanya inhibitor.
IX. PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi hidrolisis ureum menjadi ammonium karbonat yang dikatalisis enzim urease!
2. Apa yang dimaksud dengan denaturasi enzim? Sebutkan factor-factor yang menyebabkan
denaturasi enzim!
3. Termasuk ke dalam kelompok inhibitor apakah larutan sublimat? Jelaskan mekanismenya dalam
menghambat kinerja enzim!
JAWABAN
1. Urease
(NH2)CO + 2 H2O ------------- (NH4)2 CO3
Ureum
2. Denaturasi adalah suatu perubahan atau modiikasi terhadap struktur sekunder, tersier,dan
kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan peptida. Denaturasi protein
dapat juga diartikan sebagai kerusakan struktur sekunder dan tersier protein akibatterpecahnya
ikatan hidrogen , interaksi hidrofobik atau ikatan disulfida. Reaksi denaturasitidak mampu
memutuskan ikatan peptida sehingga struktur primer molekul protein tidakmengalami kerusakan
(Winarno,2006).
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka dikatakan protein
ini terdenaturasi. Ada dua macam denaturasi, pengembangan rantai peptida dan pemecahan
protein menjadi unit lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul. Yang pertama kali terjadi
pada pengembangan polipeptida, sedangkan yang kedua terjadi pada bagian molekul yang
bergabung dalam ikatan sekunder (Winarno,2006).
Faktor – faktor Penyebab :
Denaturasi protein dapat terjadi dengan berbagai macam perlakuan, antara lain
dengan perlakuan panas, pH, garam,dan tegangan permukaan. Denaturasi protein merupakan suatu
keadaan dimana protein mengalami perubahan atau perusakan struktur sekunder, tersier dan
kuartenernya. Denaturasi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
pemanasan,suasana asam atau basa yang ekstrim, kation logam berat dan penambahan garam
jenuh (Purnomo,2007 ).
3.
X. DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pengolahan Pangan Lanjut. Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor : Institut Pertanian
Bogor
Purnomo, H. 2007. Studi tentang Stabilitas Protein dan Dendeng Selama Penyimpanan.
Winarno, F. G. 2006. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.