Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN

 Kromatografi kertas merupakan


kromatografi partisi dimana fase geraknya
adalah air yang disokong oleh molekul-
molekul selulosa dari kertas. Kertas yang
digunakan adalah kertas whatman nomer 1
dan kertas yang lebih tebal yaitu kertas
whatman nomer 3 biasanya untuk
pemisahan campuran dalam jumlah yang
lebih besar karena dapat menampung lebih
banyak cuplikan (Sastrohamidjoyo, 1991).
JENIS-JENIS
1. Kromatografi kertas satu arah
 Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang
sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran
pelarut yang sesuai. Sampel tinta diteteskan pada garis dasar
pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna
larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai,
dan itu juga di teteskan pada garis yang sama.
 Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis
pelarut atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu
diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada
bercak diatasnya. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan
secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas
pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan
dengan posisi berdiri pada bawah wadah. Alasan untuk
menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer
dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan
udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan
pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas
2. Kromatografi kertas dua arah
 Kromatografi kertas dua arah dapat
digunakan dalam menyelesaikan masalah
pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf
yang sangat serupa. Waktu ini
kromatogram dibuat dari bercak tunggal
dari campuran yang ditempatkan ke depan
dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan
dalam sebuah pelarut sebelum dan
sesudah sampai pelarut mendekati bagian
atas kertas.
PRINSIP KERJA
 Anggaplah kita mempunyai tiga pena biru dan akan
mencari tahu dari tiga pena itu, yang mana yang
digunakan untuk menulis sebuah pesan. Sampel dari
masing-masing tinta diteteskan pada garis dasar pinsil
pada selembar kromatografi kertas. Beberapa pewarna
larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang
sesuai, dan itu juga di teteskan pada garis yang sama.

 Dalam gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada


pesan ditandai sebagai M
 Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa
batas pelarut berada di bawah garis pada bercak di atasnya. Kadang-
kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan
diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder
kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah wadah.
Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa
astmosfer dalam gelaskimia terjenuhkan denga uap pelarut.
Penjenuhan udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan
penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada
kertas.

 Gambar tidak menunjukkan terperinci bagaimana kertas digantungkan


karena terlalu banyak kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat
mengacaukan gambar
 Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen
yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang
berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan
bercak warna. Gambar menunjukkan apa yang tampak setelah pelarut
telah bergerak hampir seluruhnya ke atas

 Dengan sangat mudah dijelaskan melihat dari kromatogram akhir dari


pena yang ditulis pada pesan yang mengandung pewarna yang sama
dengan pena 2. Kita juga dapat melihat bahwa pena 1 mengandung
dua campuran berwarna biru yang kemungkinan salah satunya
mengandung pewarna tunggal terdapat dalam pena 3.
 Meskipun kromatografi kertas sangat
mudah pengerjaannya, tetapi sangat
sulit dijelaskan apabila
membadingkannya dengan kromatografi
lapis tipis. Penjelasannya tergantung
tingkatan pemilihan pelarut yang
digunakan.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan:
1. Tidak diperlukan peralatan yang teliti dan mahal
2. Hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan
yang sangat sederhana
3. Senyawa yang terpisah dapat dideteksi pada kertas
dan dapat diidentifikasi
Kekurangan :
1. Banyaknya masalah yang menyangkut cara
memasukkan fasa gerak, perambatan fasa gerak,
dan penggumpalan
2. Lebih lama karena panjang kertas bisa hingga 50
cm
3. Keterbatasan parameter yang diuji
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
 Jurnal dengan judul “IDENTIFIKASI ZAT WARNA
SINTETIS PADA AGAR-AGAR TIDAK BERMERK
YANG DIJUAL DI PASAR DORO PEKALONGAN
DENGAN METODE KROMATOGRAFI KERTAS”.
 Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
gelas piala 100 ml, pengaduk kaca, bejana elusi,
benang wool bebas lemak, kertas kromatografi
(Whatmann, No. l), tusuk gigi, cawan porselen.
 Bahan yang dipakai adalah :
Sampel rnakanan agar-agar, asam acetat 6 Yo,
larutan ammonium 12,5 Yo, trinatrium citrat, etil metil
keton, amoniak pekat, aceton, aquadest.
CARA KERJA
 Prosedur pemeriksaan secara kualitatif dengan
metode kromatografi kertas. Persiapan sampel
Sejumlah 3 buah agar-agar dimasukkan dalam
becker glass dan diasamkan dengan CH3COOH 6
o/o dengan pH 4. Benang wool diambil dan lunturan
dipekatkan. Hasil pekatan ditotolkan pada kertas.
kromatografi dan ditotolkan juga baku pewarna yang
sesuai dengan warna sampel. Dieluasikan dengan
jarak rambat eluasi 12 cm. (Eluen I) 1. Etil metil
keton 70 ml, Aceton 30 ml, Aquadest 30 ml. (Eluen
II) Trinatrium citrat 2 gram, Aquadest 95 ml, NH3: 5
ml Diencerkan 5 ml Amoniak pekat dengan aquadest
hingga 100 ml dan ditambahkan 2 gr Trinatrium
Citrat
HASIL
 Setelah dielusikan dengan Eluen I dan II didapatkan hasil
bahwa sampel dengan kode B mengandung zat warna
campuran yaitu Hijau dan Kuning sesuai dengan baku
Green S dan Tartrazin karena warna bercak sampel sama
dengan warna bercak baku selisih harga Rf antara sampel
dan baku eluen l untuk warna hijau 0,01 dan kuning 0,02
sedangkan eluen ll warna hijau 0,02 dan warna kuning 0,02.
 Setelah dielusikan dengan Eluen I dan II didapatkan hasil
bahwa sampel dengan kode C mengandung zat warna
sintetis tunggal yaitu Sunset Yellow, karena warna bercak
sampel sama dengan warna bercak baku dan selisih harga
Rf antara sampel baku Eluen I 0,02 sedangkan sampel
Eluen II 0,03
 Setelah dielusikan dengan Eluen I dan lI didapatkan hasil
bahwa sampel dengan kode D mengandung zat wama
sintesis tunggal yaitu Tatrazin, karena warna bercak
sarnpel sama dengan wama bercak baku dan selisih
harga Rf antara sampel dan baku Eluen l 0,02
sedangkan Eluen lI 0,02. Uji zat war-na secara kualitatif
dengan metode Kromatografi kertas dengan
menggunakan baku warna Carmoisin, Eritrosin, Green S,
Tartrazin, Sunset Yellow. Berdasarkan data tersebut di
atas diketahui bahwa zat wama sintetis yang ditambah
pada makanan agar-agar Sampel A Catmoisin, Sampel B
Green S dan Tartrazin Sampel C Sunset Yellow, sampel D
Tartrazin. Pewama tersebut merupakan zat wama sintetis
yang diijinkan penggunaannya oleh PerMenKes RI No.
722 MenKes/Per/l988 tentang bahan tambahan makanan.
KESIMPULAN
1. Sampel A mengandung zat warna sintesis
merah yaitu Carmoisin, dan Sampel B
mengandung zat warna sintetis hijau dan
kuning yaitu Green S dan Tartrazin,
Sampel C mengandung zat warna sintetis
Orange yaitu Sunset Yellow, dan Sampel D
mengandung zat warna sintetis kuning yaitu T
artrazin.
2. Zat warna yang terkandung dalam sampel A,
B, C, D sesuai dengan PerMenKes RI No.
7221 Menkes/ Per/ 1988 tentang Bahan
tambahan Makanan.

Anda mungkin juga menyukai