Anda di halaman 1dari 12

Aseptik Dipensing

November 27, 2011 by fathelvi

Penyiapan produk dengan prinsip teknik aseptic yang tepat dan berkualitas. berkualitas artinya tepat

dan aman. adanya aseptic dispensing menjamin produk parentral bebas dari kontaminasi mikroba/

tidak mengandung mikroorganisme.

Teknik aseptic harus MENJAMIN sedian steril farmasi itu : TEPAT& AMAN (bebas kontaminasi mikroba)

Sterilisasi suatu keadaan dimana suatu produk/sediaan dirancang aman dan steril, bebas dari

mikroorganisme hidup (artinya semua mikroorganisme hidup itu mati)

Aseptic suatu proses dimana kontaminasi mikroba dikurangi sampai tingkatan tertentu

Jenis-jenis sterilisasi :

1. Secara fisika

Panas kering

Menggunakan oven, untuk zat-zat yang tidak bisa dengan panas basah. Seperti minyak-minyakan,

serbuk yang tidak mungkin diuapkan, dan lain sebagainya. Metodenya dengan menghilangkan

kelembaban dari mikroorganisme hidup sehingga organism hidup mengalami kerusakan dan

kematian.

Suhunya :

170 C (340 F) sampai 1 jam

160 C (320 F) sampai 2 jam

150 C (300 F) sampai 2,5 jam

140 C (285 F) sampai 3 jam

Panas kering juga dilakukan pada alat-alat yang TAHAN PADA SUHU DI ATAS!

Selain oven, juga dengan pemijaran langsung, minyak dan bahan penangas lainnya.

Panas basah

Menggunakan autoklaf dengan suhu 121 0 C, tekanan 15 lbs selama 12 menit.

Ini banyak digunakan untuk alat-alat gelas, larutan-larutan,dan banyak dipakai dalam dunia

kesehatan.

Prinsipnya adalah dengan cara mendestruksi mikroorganisme dengan menggunakan uap jenuh pada

tekanan tinggi sehingga protein mikroba terkoagulasi.

Bisa jg dengan pemanasan mengunnakan bakterisid dan perebusan (tapi perebusan tidak membunuh

spora, jd dilakukan dlm keadaan darurat saja)


UV

Digunakan untuk steriliasi udara

Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan

pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme

(germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm

Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah

kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tertinggi atom-atom dan

mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom utama terjadi dalam

molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu mati atau tidak dapat

berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang diperhatikan untuk

menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang panjang.

2. Kimia

Gas

Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan

sporanya. Sterilisasi yang digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan

menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini tidak inert, dan

kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan harus dipertimbangkan misalnya thiamin, riboflavin,

dan streptomisin kehilangan protein ketika disterilkan dengan etilen oksida

Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan alkalis asam amino, hidroksi atau gugus sulfur dari

enzim seluler atau protein. Beberapa lembab dibutuhkan untuk etilen oksida berpenetrasi dan

menghancurkan sel

Gas : etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida,

kloropikrin

Cairan kimia : alkohol 70%, fenol 5%.

3. Radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga

mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas

(termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar

) dan arus partikel kecil (sinar dan )

Teknik Aseptik :

Teknik aseptic disiapkan untuk mencegah masuknya mikroorganisme hidup ke dalam komponen steril.

Standar Aseptik Dispensing :

1. Ruangan steril yang terpisah


2. Laminar air flow atau clean classroom 100

3. System kualitas steril (adanya HEPA filter)

4. Biological Safety Cabinet

5. Adanya program jaminan mutu

Persyaratan untuk proses aseptic :

1. Fasilitas dan ruangan/ lingkungan udara yang bebas dari kontaminasi mikroba

bebas dari lalu lintas banyak orang

2. adanya tenaga yang terlatih

memahami konsep teknik aseptic dispensing

adanya pelatihan iv admixture

adanya pelatihan penyiapan obat sitostatika

adanya peltihan penyiapan TPN

ruangan steril :

service room/ruang pelayanan

ruang bersih (clean room)

ruang steril

prosedur ASEPTIS :

No Touch technic

Hindari keluar masuknya tangan begitu sering ke LAF

Hindari batuk selama di LAF

Hindari tumpahan cairan di LAF

Syarat petugas di ruang steril

Petugas yang sedang sakit TIDAK BOLEH bekerja di ruang steril

Petugas harus mengenakan pakaian steril, topi, sarung tangan, masker yang steril

Setiap kali memasuki ruang steril harus mencuci tangan dengan cairan aseptis

Prinsip pemberian obat parentral :

Untuk terapi

Untuk profilaksis

Untuk diagnosis

Teknik pemberian obat parenteral :

iv push

volumetric set
piggyback system

syringe pump system

indikasi pemberian secara IV

untuk menjamin tercapainya konsentrasi obat

dapat menggantikan sediaan yang tak tersedia secara oral

dapat digunakan pada pasien yang tidak sadarkan diri atau tidak kooperatif

dapat memudahkan untuk mengkoreksi/menghitung keseimbangan cairan dan elektrolit serta nutrisi

menjamin kepatuhan terapi

lebih memudahkan memantau efek terapi dan konsentrasi puncak

untuk mencapai efek biologi yang tidak dapat tercapai dengan pemberian oral

komplikasi pemberian iv :

thrombosis terjadinya bekuan darah

emboli udara adanya emboli udara bisa sampai ke jantung

hipersensitifitas

phlebitis terjadinya radang di tempat disuntikkannya iv

adanya over dose obat dan cairan

adanya sepsis infeksi sistemik, paling bahaya dan menakutkan!

tanggung jawab farmasis dalam aseptic dispensing :

1. kebenaran zat-zat yang dikandung dalam suatu sediaan farmasi

2. kemurnian zat

3. kekuatan

4. sterilitas

5. wadah

6. label

7. tepat pasien

konsep pharmaceutical care dalam pelayanan aseptic dispensing :

perlu banyak keahlian dan kemampuan farmasi, merupakan bagian yang terintergasi dalam

pharmaceutical care, fungsi farmasis terlihat jelas di palayanan AD. Karena pentingnya (iv adm dan

TPN) maka perlu meyakinkan pihak RS untuk mengadakan layanan ini

Aseptic Dispensing meliputi :

iv admixture

penanganan sitostatika

TPN (total parenteral nutrition)


IV ADMIXTURE

iv admixture adalah : proses pencampuran obat steril ke dalam larutan intravena steril, menghasilkan

suatu sediaan steril yang bertujuan untuk pemberian secara intravena

iv admixture : dilakukan dengan teknik aseptic

Tujuan pelayanan iv admixture :

Untuk menjamin sediaan obat memiliki mutu dan sterilitas terjamin

Menghemat waktu perawat

Menunrunkan angka kejadian infeksi nosokomial

Ketepatan dosis

Penghematan biaya

Kegiatan iv admixture :

Melarutkan obat-obat serbuk kering steril

Menyiapkan suntikan iv dalam 1 vial atau 1 ampul ke dalam syringe ataupun kantong infuse

Menyiapkan suntikan iv dalam beberapa vial ataupun beberapa ampul yang sama ke dalam kantong

infuse

Layanan farmasi Iv admixture :

Obat sitostatika

Nutrisi parentral

Antibiotika

Analgesic

Anti jamur

Antivirus

Dll

Penentuan prioritas terhadap pelayanan iv admixture :

Pasien-pasien dengan risiko infeksi terbesar

Immunosupressan

Transplantasi sum-sum

Neonatal premature/bayi premature (NICU)

Pasien ICU/ICCU

Pasien kanker

Nutrisi parenteral

Mengenali obat-obat yang berbahaya terhadap petugas : antiviral, sitosatika


Tipe pelayanan iv admixture :

Pelayanan luas (semua pelarutan, antibiotika, TPN, sitostatika, ICCU, NICU, ICU)

Pelayanan khusus (TPN 7hr/minggu dan sitostatika [jam kerja klinik])

Metode pemberian iv admixture :

Infuse berkelanjutan (diberikan dalam waktu lama, kecepatan pemberial sangat lambat, menghindari

efek toksik, volumenya besar, efek terapinya lama, obatnya stabil)

Infuse intermitten ( menggantikan obat dengan volume besar dengan volume kecil yang sudah

mengandung obat, kira-kira 30 menit)

Penambahan via tube drip (obat dalam syringe dimasukan dalam infuse set, lama pemberian lebih

singkat dibandingkan injeksi bolus ke dalam vena)

Label iv admixture :

Nama pasien, no MR, no ruangan

Nama obat dan jumlah yang ditambahkan

Nama obat dan jumlah larutan obat

Volume sediaan akhir larutan

Tanggal dan waktu pemberian

Kecepatan infuse rata-rata

Tanggal kadaluarsa

Petugas yang bertanggungjawab

Instruksi khusus

Dispensing :

Dokter order utk 24 jam disiapkan dan harus segera diberikan jika memang harus disimpan, maka

disimpan dalam lemari es sebaiknya selama 24jam

Jaminan Mutu :

1. Kalibrasi alat

2. Teknik dispensing

3. Label dan pencatatan order obat

4. Pemeriksaan selama transportasi : apakah ada yang pecah, tumpah, label terlepas

5. Penyimpanan : hindari dengan pembekuan, harus diperhatikan

6. Pemeriksaan komponen sebelum dispensing : diperhatikan label, tanggal kadaluarsa, ada endapan

atau tidak, tanggal kadaluarsa

Hal-hal yang harus diperhatikan :

Dosis lazim obat sesuaikan dengan kondisi pasien dan usia


Pelarutan pelarut yang sesuai dengan kondisi pasien

Penyimpanan apakah di lemari es atau tidak

Kadaluarsa harus diperhatikan karena ED masing-masing konsentrasi itu beda

Prosedur yang harus dilakukan seorang farmasis dalam penyiapan iv admixture:

1. Cuci tangan sesuai prosedur dengan larutan aseptic

2. Mengenakan pakaian steril, topi, penutup sepatu, masker

3. Lewatkan semua obat dan alat melalui passbox

4. Mengenakan sarung tangan steril

5. Penyiapan alat

LAF di UV 30 menit

Siapkan semua obat dan alat yang dibutuhkan, susun dengan rapi di LAF

Periksa wadah,obat dan pelarut : endapan, warna, kadaluarsa, kebocoran

Cek obat : dosis, pelarut yang digunakan (jangan gunakan benzyl alcohol untuk bayi), cek label

obatnya, cek juga semua alat apakah sudah benar)

Swab smua permukaan alat dan LAF dengan alcohol 70 %

6. Pelaksanaan :

Ambil sejumlah obat yang dibutuhkan dengan teknik aseptic

Buang udara yang ada dalam spuit

Lepaskan kap plastic, swab dengan alcohol 70 %, masukan obat ke dalam spuit dengan perlahan-

lahan

Tutup cap kantong infuse dengan parafilm

Buang spuit bekas obat

7. Kemasan :

Larutan yang telah selesai diberi label

Dikeluarkan lewat passbox

(untuk kemudian) di recek oleh asst. apt, diberi klip plastic, lalu label luar, dan dikirim ke ruang

rawat)

8. Setelah selesai dikerjakan, swab kembali seluruh permukaan LAF dengan alcohol 70 %

9. LAF di UV 30 menit kembali

Kecepatan Pemberian iv :

PENTING untuk ditentukan. Karena BAHAYA jika terjadi endapan akibat pemberian iv yang terlalu

cepat!
Ketercampuran/Kompatibility :

Memahami sifat dasar obatnya gimana, konsentrasi obat, pH larutan obat, suhu, wadah obat

Risiko Pemberian iv admixture :

Infeksi akibat kontaminasi

Adanya pendarahan akibat pencabutan kateter

Adanya emboli udara yang sampai ke jantung

Adanya reaksi alergi karena efek obat yang cepat

Adanya ketidaktercampuran obat karena pencampuran beberapa obat yang inkompatibilitas

Pyrogen

Pecahnya pembuluh darah

Terlepasnya partikel obat dari wadah ataukaret penutup wadah

Phlebitis dan iritan vena

Penanganan Sitostatika

Sitostatika lebih lazim dikenal dengan kemoterapi

Pengobatan kanker :

Pembedahan

Kemoterapi

Radiasi

Kanker dapat disembuhkan atau tidak dapat disembuhkan tergantung penyakit dan penyebarannya

Kemoterapi : bisa menggunakan 1-2 bahkan 5-6 kombinasi

Obat-bat sitostatika :

Alam (golongan vinkristin, vinca alkaloid) diberikan dengan IV, jika dengan IT dapat kematian, jika

dengan IC atau Im dapat menyebabkan iritasi

Vinkristin : Nefrotoksik, kekakuan/kram otot, gangguan gastrointestinal, trombositopenia, anemia,

leucopenia, ocular toksisitas (gangguan kebutaan), konstipasi, pendarahan, sesak nafas

Sintetis (alkylating agent, anti metabolit, antibiotika, hormone)

1. Antibiotika

Contohnya : Doxorubicin (sangat irritant!) sehingga menimbulkan sara sakit pada tempat suntikan.

Menyebabkan urine warna orange/merah, hindari kontak dengan matahari langsung, INTERAKSI

DENGAN OBAT-OBAT JANTUNG!

ESO doxorubicin : gangguan jantung, prurutis, hiperpigmentasi, alopecia, eritema, urtikaria, somatitis.

ESO tergantung dari dosis, lama paparan, riwayat penyakit, usia pasien, terapi yang sedang dijalani
2. Alkylating agent

Contohnya : Cyclophosphamide

ESO : nefrotoksik. Dimetabolisme di HATI. Stabilitas 24 jam.

3. Antimetabolit

Contohnya : Methotrexate

Metabolisme : di hati, dosis tinggi harus dengan anti toksin folinic cid

Stabilitas : 24 jam

4. Hormone

Contohnya : estrogen, progesterone, tamoxifen untuk Ca Payudara, Ca Prostat, Ca serviks

ESO : osteoporosis, gangguan pertumbuhan

Paparan sitostatika : karena di RS umumnya disiapkan di ruang rawat beresiko terekspose

sitostatika!

Tereksposenya itu bisa jadi ketika penerimaan, penyimpanan, penyiapan, dispensing dan pemberian

obat

Rute terekspose biasanya :

Inhalasi

Injeksi

Tertelan (melalui makanan)

Absorbsi (melalui sarung tangan)

Kontak langsung (dengan ketidaksengajaan)

Akibat dari paparan sitostatika :

1. Efek langsung : toksik pada kulit, toksik pada mata, efek sistemik, reaksi alergi

2. Karsinogenik

3. Spermatoksik

4. Mutagenic

5. Teratogenik

Untuk menghindari bahaya sitostatika ini : harus ada penanganan obat sitostatika yaitu ;

Dilakukan diruang terpisah/ ruang khusus

Dilakukan oleh petugas yang terlatih

Ada SOP nya

Kebutuhan minimal penanganan sitostatika :

Menggunakan LAF atau BSC

LAF dan BSC ditempatkan di ruang cleanroom


Petugas memakai pakaian pelindung lengkap

Menggunakan teknik aspetik

Memiliki SOP

Memiliki petugas yang terlatih

Penanganan Sitostatika :

Alat untuk melindungi petugas

Area penyimpanan

Alat untuk menyiapkan obat sitostatika

Petugas yang terlatih

Penanganan terhadap tumpahan sitostatika lokalisasi

Penanganan terhadap limbah incinerator suhu 10000C

Transportasi

Pemeriksaan kesehatan petugas

Jaminan mutu

Jaminan mutu :

Monitoring/validasi petugas (seleksi, pendidikan, pelatihan)

Monitoring lingkungan

Dokumentasi kecelakaan

Tes produk akhir

Sampling

Jadwal pemeliaharaan

TPN (Total Parenteral Nutrition)

Gizi buruk berperan banget dalam proses penyembuhan, kekebalan, menurunnya respon kemoterapi,

penyembuhan luka yang lama, meningkatnya lama perawatan, meningkatkan angka kematian

TPN pemberian nutrisi melalui intravena untuk mempertahankan kebutuhan nutrisi pasien yang

terkait dengan status kliniknya

Adanya malnutrisi : adanya ketidakseimbangan antara nutrisi karbihidrat, protein, energi dan nutrisi

lainnya yang berpengaruh terhadap respon tubuh, jaringan dan fungsi tubuh. Penyebabnya adalah

kurangnya asupan, meningkatnya kebutuhan nutrisi, kelainan system pencernaan, gangguan

metabolic nutrisi
Kondisi yang membuthkan tambahan nutrisi :

Pasien kanker, luka bakar, gangguan saluran pencernaan, operasi abdomen, trauma, gagal hati,

gagal ginjal, gagal nafas

Tujuan pemberian TPN :

Menjaga agar nutrisi pasien tercukupi dalam keadaan sakit

Menghindari komplikasi

Meningkatkan kualitas hidup

Menjaga fungsi organ

Peningkatkan penyembuhan

Peranan farmasis :

Absolute : penyediaan, penyimpanan, pemberian, quality control, stock

Potential : mengawasi order TPN, konsultan TPN, identifikasi interaksi TPN dengan obat, identifikaso

ESO TPN

Indikasi pemberian TPN :

Mengalami penurunan BB > 10 %

Mengalami gangguan fungsi pencernaan

Tidak ada asupan makanan oral selama 3-5 hari (dengan status gizi buruk)

TPN sluruhnya diasup melalui parenteral

Partial PN dgn parentral juga, entral juga, oral juga

Efek samping TPN :

Infeksi

Dapat menginduksi kolestasis

Thrombosis

Hiperglikemia

Rasa haus

Gangguan jantung

Kejang

Demam

Mual

Gangguan pernafasan

Sumber Nutrisi Parentral :

Maknonutrien

KH umunya pake dexstrose (konsentrasi > 12 % harus dikasi secara sentral!)


KH asupan energinya hanya dalam waktu singkat (hati dan glikogen otot) hanya dalam waktu

beberapa jam

Asam amino protein dan energi, protein di pecah jadi SO4, PO4 dan urea, serta H+

Lemak simpanan yang lebih besar itu di lemak, energinya sampai 9 kcal/g glukosa Cuma 4 kcal/g

Kebutuhan Energi : tgtg BB, TB, usia, factor aktivitas dan factor stress

NORMALNYA : 35 kcal/kg BB/hari (atau sekitar 1500-2000 kcal/hari)

Kalo udah stress, meningkat sampai 40 kcal/kg BB/hari

Perhitungan kebutuhan energi : pake rumus

Mikronutrien

Vitamin

Vitamin K ditambahan 1x seminggu

Untuk pemakaian jangka lama, esktra vit B12 dapat diberikan 3 bulan sekali

Mineral/ Trace elemen

Zn, Copper, Selenium, Manganese, iron, iodine

Zn ditambahkan setiap pemberian TPN

Iron ditambahkan 1x seminggu

Selenium ditambahkan 1x sebulan

Elektrolit dan cairan

Elektrolit dan cairan : ekstra sel (20 % dari BB), intravaskule 3,5 liter

Osmolaritas plasma 290MOsm/kg

Na minimal 70mmol/hari (pada pasien ggn ginjal perlu lebih dari ini)

K=50 mmol/hari

Mg = 4 mmol/hari (butuh lebih banyak pada pasien dgn GIT

PO4 = perlu ditambahkan 4-5 mmol setiap 1000 kcal TPN, jika tidak, akan terjadi hipoposfatemia

selama 7-10 hari

Penyimpanan TPN :

1. Pada suhu 2-6 0C

2. Lemati Es harus rutin dikalibrasi

3. Zat2 yang mengandung lemak, tidak boleh disimpan di suhu ruangan

Anda mungkin juga menyukai