Anda di halaman 1dari 1

OBAT-OBAT DENGAN INDIKASI TIDAK LAZIM ( OBAT OFF LABEL)

DEFINISI :
Obat Off Label : Obat-obat yang diresepkan dokter dengan indikasi tidak lazim, indikasi baru
dengan dosis, rute atau usia pasien yang berbeda dari informasi yang tercantum dalam brosur
yang di setujui oleh FDA (Food and Drug administration) dan obat tetap memenuhi kriteria
keamanan dan efikasi.

Beberapa contoh obat off label ;

1. Metformin dan Pioglitazon yang di ketahui untuk OAD (Oral Antidiabetika ) ,


sebagai obat off label di indikasikan untuk PCOS (Polycystic Ovary Syndrom) yaitu
adanya ketidakseimbangan hormone pada wanita dimana adanya peningkatan hormone
androgen dan gangguan ovulasi .
2. Levamisol , obat-obat antikonvulsan generasi baru untuk mengatasi nyeri neuropati ,
sebagai obat off label di indikasikan sebagai immunodulator.
3. Misoprostol, mencegah ulcus lambung, sebagai obat off label adalah untuk
menginduksi persalinan.
4. Siproheptadin, antihistamin sebagai obat off label di indikasikan untuk penambah
nafsu makan.
5. Vitamin A pada anak sebagai obat off label diindikasikan untuk memperbaiki mukosa
saluran cerna pada kasus diare pada anak.

Munculnya obat off label biasanya terjadi karena dokter dan peneliti lainnya menemukan
indikasi lain dan dokter memiliki hak prerogatif untuk meresepkan dengan indikasi baru
tersebut. Dan obat –obat off label ini dapat digunakan sebagai indikasi barunya setelah ada
laporan UJI KLINIK YANG MEMENUHI PERSYARATAN .

Oleh FDA obat off label ini sudah ada yang menjadi obat on label seperti ;

1. Aspirin , antipiretik digunakan sebagai antiplatelet


2. Amitriptilin, antipdepresan digunakan sebagai nyeri neuropati.
3. Laktulosa, pencahar digunakan untuk ensefalopati hepatic.
4. Karbamazepin, Gabapentin , antiepilepsi digunakan sebagai nyeri neuropati

PERAN FARMASIS
Dengan adanya obat-obat off label , para farmasis harus berhati-hati dalam memberikan
informasi kepada pasien. Hendaknya informasi yang disampaikan kepada pasien tidaklah salah
sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran kepada pasien atau hal-hal lain yang tidak
diinginkan .
Kurangnya informasi adanya obat-obat off label ini oleh farmasis tentunya bisa menimbulkan
kesalahan penafsiran dan tujuan dari peresepan itu sendiri.
Informasi obat off label ini sangat terbatas dan tidak ditemukan dalam buku-buku monografi
obat yang baku (sumber tersier) , ataupun brosur dari produsen.
INFORMASI OBAT OFF LABEL BIASANYA KITA DAPATKAN DARI JURNAL ILMIAH
KEDOKTERAN MAUPUN FARMASI .
Dari berbagai sumber dan trimakasih u/ bpk Dr Suharjono , Apt .(Ka Prodi Magister Farmasi
Klinik Univ. Airlangga

Anda mungkin juga menyukai