Anda di halaman 1dari 27

 Non-elektrolit = adalah zat yang tidak

menghasilkan ion apabila dilarutkan dalam


air, sehingga tidak membawa aliran listrik
melalui larutan tsb.
 E.g : sukrosa, gliserin, naftalena, dan urea.
 Molalitas (m) adalah jumlah gram molekul
zat yang dilarutkan dalam 1 kg pelarut.
 Molaritas (M) adalah jumlah gram molekul
zat yang dilarutkan dalam pelarut hingga
volume 1 liter (l).
 Normalitas (N) adalah jumlah bobot
ekuivalen zat yang dilarutkan dalam pelarut
hingga volume 1 liter (l).
 Fraksi mol memberikan perhitungan
perbandingan mol relatif dari setiap
konstituen dalam larutan.
gram zarut
% bobot = x 100%
gram larutan mol zarut
ml zarut f raksi mol =
% volume = mol total
ml larutan x 100%
gram zarut
% b/v = x 100% mol total = mol zarut + mol pelarut
ml larutan
gram zarut
mol zarut BM zarut
molalitas, m = =
Kg pelarut Kg pelarut

gram zarut
mol zarut BM zarut
Molaritas, M = =
L larutan L larutan

gram zarut
ekuiv zarut = BE zarut
Normalitas, N =
L larutan L larutan
BE = BM / valensi
 Suatu larutan sukrosa (BM=342) dibuat
dengan jalan melarutkan 0,5 g sukrosa
dalam 100 g air. Hitung persen berat,
konsentrasi molal, dan fraksi mol sukrosa
dan air dalam larutan.
Jawaban :
% berat sukrosa : jumlah g sukrosa x 1oo %
jumlah g larutan
: 0,5 g / 100 g x 100 % = 0,5 %
 Konsentrasi molal
Molalita = jumlah mol sukrosa
jumlah kg pelarut
= 0,5 g/342
0,1 kg
= 0,015 m
 Fraksi mol sukrosa
jumlah mol air = 100 g / 18 = 5,55 mol
XB = jlh mol sukrosa
jlh mol air + jlh mol sukrosa
= 0,0015 = 0,00027
5,55 +0,0015
XA = Jlh mol air
Jlh mol air + jlh mol sukrosa
= 5,55
5,55 + 0,0015
= 0,9997
 BE = berat atom
jumlah ekuivalen per berat atom (valensi)

 BE (dalam g/Eq) = g/L


ekuivalen/liter
 BE (dalam mEq) = mg/L
miliekuivalen/L
 Garam kompleks kalium fosfat berbasa 1
(kalium fosfat asam) KH2PO4 (BM= 136 g)
berapakah berat ekuivalennya ?
jika digunakan untuk kandungan kaliumnya,
berat ekuivalen sama dengan berat
molekulnya, yaitu : 136 g
Jika digunakan sebagai dapar untuk
kandungan hidrogennya, yaitu : 136/2 =68g
 Jika digunakan kandungan fosfatnya, maka
berat ekuivalen KH2PO4 yaitu : 136/3
= 45,3 g
 Hitung jumlah ekuivalen per liter kalium
klorida dengan berat molekul 74, 55 g/mol
yang terdapat dalam larutan KCl 1,13 % b/v.
Jawaban :
74,55 g/Eq = 11,3 g/liter
Eq/liter
(11,3 g/liter)/(74,55 g/Eq) = 0,152 Eq/liter
atau 152 mEq/liter.
 Tidak membawa aliran listrik
 Sifat koligatif larutan : tekanan osmosis,
penurunan tekanan uap, penurunan titik
beku, dan kenaikan titik didih
 Larutan ideal: merupakan suatu larutan
dimana tidak terjadi perubahan sifat
komponen kecuali pengenceran ketika zat
bercampur membentuk larutan.
 Larutan ideal terbentuk dengan
mencampurkan zat yang sifatnya sama,
sebaliknya disebut “larutan tak ideal/nyata”.
 “panas benda yang lebih panas mempunyai
escaping tendency yang lebih besar daripada
benda yang dingin”.
 ΔF = F cair-Fpadat <0
 Bahwa didalam larutan ideal, tekanan uap
parsial dari setiap konstituen yang dapat
menguap adalah sama dengan tekanan uap
konstituen murni dikalikan dengan fraksi
molnya dalam larutan.
 ρA = ρA˚XA
 ρB = ρB˚XB
Keterangan :
ρA dan ρB = tekanan uap parsial konstituen
ρA˚dan ρB˚= tekanan uap dari komponen
dalam keadaan murni
XA, XB = fraksi mol konsentrasi
 Berapakah tekanan uap parsial dari benzen
dan etilena klorida dalam larutan yang
mengandung fraksi mol benzen 0,3?
Tekanan uap benzen murni pada 50 ̊C adalah
250 mm, tekanan uap ρA˚untuk etilena
klorida adalah 230 mm.
 ρB = 250 x 0,3 = 75 mm
 ρA = 230 x 0,7 = 161 mm

Tekanan uap total :


P = ρA + ρB
= 161 + 75
= 236 mm
Tekanan uap ρ ̊B dari n-butana murni yaitu
2,3966 atm dan untuk n-pentana ρ ̊p adalah
0,6999 atm pada 25 ̊C. Dengan menggunakan
hukum Raoult, hitung tekanan uap parsial n-
butana (BM= 58,12) dan n-pentana (BM=72,15)
dalam campuran masing-masing uap 50 g
pada 25 ̊C dan dinyatakan dalam atm dan
pound/inci kuadrat.
NB: untuk mengubah atm menjadi pound/inci2
kalikan dengan 14,70.
 Tekanan uap Freon 11 dan Freon 12 murni
pada 25 ̊C adalah 15 lbs/inci 2 dan 85 lbs/inci2.
Dalam pembuatan sediaan farmasi aerosol
kedua propelan ini dicampur dengan
perbandingan 0,6 : 0,4.
a. Berapakah tekanan uap parsial freon 11 dan
freon 12 dalam campuran yang mempunyai
perbandingan mol 0,6: 0,4 dengan
menganggap campuran mengikuti hukum
Raoult
b. Berapakah tekanan uap total campuran ini
pada 25 ̊C
c. Aerosol dapat dikemas dengan aman dalam
wadah gelas yang dilindungi dengan pelapis
plastik sehingga tekanan tidak melebihi
sekitar 35 lbs/inci 2 (20 lbs/inci 2 tekanan
gauge ) pada temperatur ruang. Dapatkah
wadah seperti ini digunakan untuk
pembuatan contoh diatas ?
 Larutan yang tidak mengikuti hukum Raoult
mencakup seluruh komposisi

Penyimpangan + Penyimpangan –
 Apabila zat berada pada konsentrasi tinggi
maka :
ρpelarut = ρ˚pelarut X pelarut
Hubungan tekanan uap komposisi dari zat
terlarut tidak dapat dinyatakan dengan
hk.Raoult, sehingga digunakan hk.Henry
 Ρzat terlarut = k zat terlarut x zat terlarut
 Prinsip : memisahkan konstituen yang mudah
menguap dari konstituen yang sukar menguap.
 Uap campuran biner selalu lebih kaya akan
konstituen yang mudah menguap.
 Apabila campuran dari dua cairan yang praktis
tidak tercampurkan dipanaskan sementara
molekul-molekul bergerak menuju permukaan
cairan untuk mencapai fase uap maka masing-
masing konstituen secara bebas memakai
tekanan uapnya sendiri sebagai fungsi dari
temperatur

Anda mungkin juga menyukai