Rere
Rere
DISUSUN OLEH
WIWIN OKTASARI
NPM. 12010153
5) Sudut Penglihatan
Sudut Penglihatan mata yang nyaman adalah 15 Menit (90o)
6) Area Penglihatan
Area penglihatan dapat diartikan sebagai area (wilayah) yang
dapat dilihat oleh manusia normal. Area ini bervariasi tergantung posisi
kepala dan mata apakah keduanya diam, kepala diam mata boleh
bergerak, ataukan kepala dan mata boleh bergerak. Pada gambar 2.3.
memperlihatkan berbagai jenis area penglihatan dalam ke tiga kasus di
atas.
7) Area penglihatan
Pada gambar (a) dimana kepala dan mata diam, area penglihatan
dua mata (binocular vision) terletak pada sudut 62 70 derajad. Area
penglihatan satu mata (monocular vision) terletak pada sudut 94 104
derajad. Area diluar itu merupakan area buta (blind spot).
Jika kedua mata boleh digerakkan tetapi kepala tetap diam, maka
area penglihatan akan berubah sebagaimana terlihat pada gambar (b).
Pada kondisi ini, area binokuler tetap terletak pada sudut 62 70
derajad, tetapi area monokuler berubah hingga mencapai sudut 166
derajad, sehingga area buta berkurang. Walaupun area binokuler
terletak hingga sudut 70 derajad, tetapi pada posisi kepala lurus
disarankan optimum pada sudut 30 derajad.
Pada kasus dimana mata dan kepala boleh bergerak, sehingga
memungkinkan posisi leher dan kepala yang lebih fleksibel, maka area
binokuler bisa mencapai 100 120 derajad, sedangkan area monokuler
bisa menjangkau seluruh sudut 360 derajad sehingga menghilangkan
area buta (blind spot). Sudut maksimum yang direkomendasi adalah 95
derajad sedangkan sudut rekomendasi optimum berada pada posisi
sudut 15 derajad.
Area penglihatan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan ukuran layar penampil khususnya, atau tata letak
penampilan dan kontrol peralatan pendukung. Informasi di atas
menyediakan petunjuk dalam menentukan ukuran dan posisi penampil
untuk memperoleh manfaat tampilan yang optimal.
8) Warna
Cahaya yang tampak merupakan sebagian kecil dari spektrum
elektromagnetik. Panjang cahaya yang nampak berkisar pada 400-700
nano meter yang berada pada daerah ultraungu (ultraviolet) hingga
inframerah (infrared). Jika panjang gelombang berada pada panjang di
atas dan luminans serta saturasi (jumlah cahaya putih yang
ditambahkan) dijaga tetap, seseorang dengan penglihatan normal dapat
membedakan hingga 128 warna berbeda. Jika luminans dan saturasi
ditambahkan secara berlainan ke panjang gelombang, maka akan dapat
membedakan sampai 8000 warna yang berbeda. Meskipun dapat
membedakan 8000 warna yang berlainan, hanya 8 10 warna yang
dapat dideteksi secara akurat tanpa latihan oleh seseorang dengan mata
normal.
Sensitifitas manusia terhadap warna tidaklah sama dengan area
penglihatannya. Berdasarkan penelitian dan sudut area penglihatan,
mata kurang sensitif terhadap warna merah, hijau dan kuning dan lebih
sensitif terhadap warna kuning.
Fakta penting yang harus diingat pada saat menggunakan
berbagai kode warna adalah pada penentuan jumlah orang yang dapat
mendeteksi warna tersebut. Penelitian (Wagner, 1988) menyebutkan
bahwa 8 persen laki-laki dan 1 persen wanita menderita buta warna.
Penggunaan aspek warna dalam menampilkan informasi pada
layar penampil merupakan hal yang menarik. Penggunaan dan
pemilihan warna akan memperbagus tampilan dan mempertnggi
efektifitas tampilan grafis. Tetapi harus diingat aspek kesesuaian
dengan pengguna.
Aspek tampilan saat ini hampir seluruhnya menggunakan layar
berwarna, sehingga harus mempertimbangkan masalah ini dalam
penampilan sistem. Akan tetapi karena selera seseorang berbeda dalam
aspek ini, maka tidak ada standar khusus yang dapat dijadikan acuan
yang resmi.
b. Pendengaran (Telinga)
Untuk manusia dengan penglihatan dan pendengaran normal,
pendengaran merupakan indra kedua terpenting setelah penglihatan
(vision) dalam interaksi manusia-komputer. Sebagian besar orang dapat
mendeteksi suara pada kisaran frekuensi 20 Hz hingga 20 KHz, tetapi
batas bawah dan batas atas tersebut dipengaruhi faktor kesehatan dan usia.
Pendengaran yang lebih sensitif dapat mendeteksi suara pada kisaran 1000
4000 Hz, yaitu setara dengan batas atas dua oktaf keyboard piano.
Selain dari frekuensi, suara juga dapat diukur dari kebisingan
(loudness). Jika batas kebisingan dinyatakan dengan 0 desibel, maka suara
bisikan kira-kira mempunyai kebisingan 20 desibel dan percakapan normal
mempunyai kebisingan 50 hingga 70 desibel. Suara dengan tingkat
kebisingan lebih dari 170 desibel bisa menyebabkan kerusakan gendang
telinga.
Meskipun suara merupakan faktor kedua terpenting setelah
penglihatan dalam penyajian informasi, tetapi penggunaan suara harus
diperhatikan sesuai kebutuhan. Pengetahuan tentang frekuensi dan tingkat
kebisingan di atas dapat dijadikan acuan dalam penggunaan aspek suara
dalam pemrograman interaktif.
c. Sentuhan (Kulit)
Untuk keperluan interaksi manusia komputer, sentuhan
mempunyai peringkat ketiga setelah penglihatan dan pendengaran. Tetapi,
pada orang buta sentuhan merupakan indera utama dalam interakinya
dengan dunia luar, disamping pendengaran (jika tidak buta tuli). Sebagai
contoh penggunaan jari sensitif untuk pemasukan identitas pada suatu
ruangan khusus, juga menjalankan suatu aplikasi dengan sistem getaran
dan jari sensiif.
Meskipun sentuhan bukan merupakan hal yang utama dalam
interaksi manusia-komputer, tetapi sensasi sentuhan berhubungan erat
dengan penyampaian informasi. Hal ini lebih menitikberatkan pada aspek
ergonomis suatu alat. Misalnya dalam penggunaan suatu tombol ketik
(keyboard) maka pemakai akan lebih nyaman jika menyentuhnya.
Pemakai komputer kadang mengeluhkan papan ketik yang tidak nyaman,
misalnya terlalalu keras atau terlalu lunak. Atau letaknya yang tidak
nyaman, atau perlu penekanan yang kuat untuk menghasilkan suatu
ketikan.
d. Perasa Dan Penciuman
Indera perasa dan penciuman tidak bermanfaat secara khusus dalam
perancangan suatu sistem manusia-komputer; dikaranakan kedua indera ini
bukan indra yang utama dan belum adanya pengembangan di bidang
komputer interaktif serta tingkat akurasi yang lemah dari kedua indera ini
pada sebagian besar orang. Sebagai tambahan, indera perasa dan
penciuman sangat tergantung pada tingkat kesehatan. Walaupun
sesungguhnya indera perasa dan penciuman dapat dilatih, dan terdapat
orang-orang dengan tingkat perasa dan penciuman yang tinggi.
e. Pemodelan Sistem Pengolahan
1) Model sistem pengolahan manusia terdiri dari pengolahan perseptual,
pengolahan intelektual dan pengendalian motorik yang beinteraksi
dengan memori manusia.
2) Model sistem komputer terdiri dari pengolah (processor) dan memori.
Interaksi keduanya melalui bus
f. Pengendalian Motorik
Pengendalian motorik pada manusia dapat dilatih untuk mencapai
taraf tertentu seperti mengetik 10 jari untuk kecepatan 1000 huruf
permenit
M emori M anus ia
d. Notasi Diagramatik
Notasi diagramatik merupakan bentuk yang paling sering digunakan dalam
desain dialog. Kelebihan dalam bentuk ini adalah memungkinkan desainer
untuk melihat secara sekilas struktur dialog sedangkan kelemahannya sulit
untuk menjelaskan struktur dialog yang lebih luas dan kompleks.
Ada 5 metode yang digunakan untuk notasi dramatic, yaitu;
1) State Transition Network (STN).
Komponen STN:
2) Lingkaran, menggambarkan state dari system.
3) Tanda panah, yang terdapat antara state disebut juga transisi.
Tanda panah ini diberi label yang menjelaskan tentang tindakan user
yang menyebabkan transisi dan response dari system.
STN dapat menggambarkan beberapa pilihan dialog:
1) Urutan tindakan dan response dari sistem (sequence)
2) Pilihan bagi user (choice)
contoh: dari state Menu, user dapat memilih Circle sehingga sistem
berpindah ke state Circle-1 sehingga option Circle highlight;
alternatif lain, user dapat memilih Line sehingga sistem berpindah ke
state Line-1.
3) Iterasi (iteration)
Contoh: terdapat pilihan dari state Line-2: user dapat melakukan
double click pada suatu titik dan menyelesaikan polyline, berpindah ke
state Finish; atau user dapat melakukan single click yang berarti
menambah titik baru pada polyline sehingga terjadi transisi kembali ke
state Line-2.