Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP TEORI KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN YANG PEKA


BUDAYA TERHADAP PASIEN

OLEH :
KELOMPOK 6 :
CLEDWYN JONES THENU(P2012021)
NATHALIA T SOHUWAT(P2012024)

ANGEL C HETHARIE(P2012037)

VIVIAN LESNUSSA(P2012029)

NOVERINS KILBAR SELEKY(P2012026)

NONRI SOLISSA(P2012025)

SELLY MUSKITA(P2012028)

AGUSTINA RAHAEL(P2012039)

ADRIATI LEKAIRUA(P2012038)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA
AMBON
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEP

TEORI KEPERAWATAN TRANSKULTURAL DALAM PEMBERIAN


ASUHAN KEPERAWATAN YANG PEKA BUDAYA TERHADAP
PASIEN”.

Adapun makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Psikososial & Budaya dalam
Keperawatan agar dapat menunjang prosaes belajar . Kami mengakui bahwa penulisan makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat di perlukan untuk
membangun dan memberikan kami sebuah masukan agar dapat menjadi lebih baik lagi di hari
esok.

Semoga makalah yang kami buat dengan sederhana ini dapat berguna bagi para pembaca
sekalian.

Ambon, Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul------------------
Kata Pengantar...............................................................................................ii –
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang.......................................................................................... 1
2. Tujuan....................................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Globalisasi dan Perspektif Transkultural
2. Diversity dalam Masyarakat................................................................................ 3
3. Teori Cultur Care Leininger...................................................................... 4
4. Pengkajian Budaya................................................................................... 4
BAB 3 PENUTUP
1.Kesimpulan............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman di era globalisasi saat ini, terjadi peningkatan jumlah
penduduk baik populasi maupun variasinya. Keadaan ini memungkinkan adanya
multikultural atau variasi kultur pada setiap wilayah. Tuntutan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas pun semakin tinggi. Hal
ini menuntut setiap tenaga kesehatan profesional termasuk perawat untuk
mengetahui dan bertindak setepat mungkin dengan prespektif global dan medis
bagaimana merawat pasien dengan berbagai macam latar belakang kultural atau
budaya yang berbeda dari berbagai tempat di dunia dengan memperhatikan
namun tetap pada tujuan utama yaitu memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Penanganan pasien dengan latar belakang budaya disebut dengan
transkultural nursing. Tanskultural nursing adalah suatu daerah/wilayah keilmuan
budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokusnya memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budaya kepda manusia (Leininger, 2002). Proses keperawatan transkultural
diaplikasikan untuk mengurangi konflik perbedaan budaya atau lintas budaya
antara perawat sebagai profesional dan pasien.
B. Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di
bumi
Indonesia sebagai Negara yang memiliki banyak pulau. Keanekaragaman atau
yang sering disebut dengan multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia,ataupun
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
adanyakeragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam
kehidupanmasyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik
yang mereka anut.Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh jumlah
suku-suku bangsa diIndonesia yang sangat banyak, dimana setiap suku bangsa
tersebut mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun
budaya. Suatu semboyan yang sejak dahulu dikenal dan melekat dengan jati diri
bangsa Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika ”. Semboyan tersebut terukir
kokoh dalam cengkraman Burung Garuda yang merupakan lambang bangsa
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bhineka Tunggal Ika menunjukan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang heterogen, yaitu bangsa yang mempunyai
keanekaragaman, baik dalam aspek suku bangsa, budaya, ras dan agama.
C. 2
D. -------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------yaitu bangsa yang mempunyai keanekaragaman, baik
dalam aspek suku bangsa, budaya, ras
Sudah berlangsung cukup lama. Tanpa adanya persatuan dan kesatuan visi dan misi
dari seluruh bangsa Indonesia mustahil kita dapat keluar dari krisis
tersebut.Kebhinnekaan berupa sifat nyata bangsa Indonesia yang sering kita
banggakan namun sekaligus juga sering kita prihatinkan. Hal ini dikarenakan
mengatur masyarakat yang heterogen jauh lebih sulit dibandingkan dengan
mengatur masyarakat homogen. Masyarakat yang heterogen tentu mempunyai
cita-cita, keinginan dan harapan yang jauh lebih bervariasi dibandingkan dengan
masyarakat homogen.Kebhinnekaan dapat menjadi tantangan atau ancaman, karena
dengan adanya kebhinnekaan tersebut mudah membuat orang menjadi berbeda
pendapat yang pada akhirnya dapat lepas kendali, memiliki rasa kedaerahan atau
kesukuan yang sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi
atau persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang Globalisasi dan Perspektif Transkultural!
2. Bagaimana Diversity dalam Masyarakat?
3. Bagaimana Culture Care Leininger?
4. Jelaskan tentang Pengkajian Budaya!

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan Globalisasi dan Perspektif Transkultural
2. Menjelaskan Diversity dalam Masyarakat
3. Menjelaskan Culture Care Leininger
4. Menjelaskan Pengkajian Budaya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Globalisasi dan Perspektif Transkultural

1. Pengertian Transkultural
Bila ditinjau dari makna kata, transkultural berasal dari kata trans dan culture, trans
berarti alur perpindahan, jalan lintas atau penghubung, sedangkan culture berarti
budaya.
Menurut kamus besar bahasa indonesia; trans berarti melintang,menembus,melintas dan
melalui. Cultur berarti kebudayaan, cara pemeliharaan, kepercayaan, nilai-nilai dan pola
prilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan diteruskan pada generasi berikutnya,
sedangkan cultural berarti sesuatu yang berkaitan dengan kebudayaan. Jadi,
transkultural
dapat diartikan sebagai pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang berbeda melalui proses
interaksi sosial. Transkultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan
dengan perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya. Menurut Leininger (1991).

Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti dan
menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkan
kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan.

2. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural


Konsep dalam transcultural nursing adalah :
a. Budaya Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

b. Nilai budaya Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan
yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan
c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan Merupakan bentuk yang optimal dalam
pemberian asuhan keperawatan

d. Etnosentris Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki
individu menganggap budayanya adalah yang terbaik

e. Etnis Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim

f. Ras 4 Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal


manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.

g. Etnografi: Ilmu budaya Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan


perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap
individu.

h. Care Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku pada
individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhikebutuhan
baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan
manusia

i. Caring Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan


mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia

j. Culture care Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola
ekspresi digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang
bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai

k. Cultural imposition Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan,


praktek dan nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari
kelompok lain.

Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan, nilai-
nilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya, terhadap
4 konsep sentral keperawatan yaitu :
a. Manusia 5 Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilainilaidan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan
pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).
b. Sehat Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan,
nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara
keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan
perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam
rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).

c. Lingkungan Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi


perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk
lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau
diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim
seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan
dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas.
Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol
yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat
hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

d. Keperawatan Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar 6 belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi
yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya,
mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger,
1991).

B. Diversity dalam Masyarakat


a. Pengertian Diversity (Keragaman) Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut
kamus besar bahasa indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan,
warna corak ragi, laras. Sehingga kergaman berarti perihal beraga-ragam berjenis-
jenis;perihal ragam hal jeniskergaman yang di maksud di sini suatu kondisi dalam
masyarakat dimana terdapat perbedaaa-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku
bangsa dan ras, agama dan keyakinan,ideologi,adat kesoponan serta situasi ekonomi.

b. Unsur-unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia

1. Suku Bangsa dan Ras


Suku bangsa yang menempati wilayah indonesia dari sabang sampai merauke sangat
beragam.sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokkan besar
manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriyah yamg sama seperti rambut, warna
kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya. Di indonesia, terutama
bagian barat mulai dari sulawesi adalah termasuk ras mongoloid melayu muda.
Kecuali batak dan toraja yang termasuk mongoloid melayu tua sebelah timur
indonesia termasuk ras austroloid, termasuk bagian NTT. Sedangkan kelompok
terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi adalah golongan china yang
termasuk atratic mongooid.

2. Agama dan Keyakinan


Agama mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi manusia. Ikatan
yang di maksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai
kekuatan gaibyang tak dapat di tangkap dengan panca indra. Namun mempunyai
pengaruh besar yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari . Agama
sebagai keyakinan memang sulit di ukur secara tepat dan rinci.Hal ini pula yang
barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang
agama. Namun apapun bentuknya kepercayaan yang di anggap sebagai agama,
tampaknya memang memilki ciri umum yang hampir sama, baik dalam agama pitif
maupun agama monoteisma. Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa
agama berpusat pada tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang
tak boleh di abaikan Masalah agama tak akan mungkin dapat di pisahkan dari
kehidupan masyarakat.
Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah :
1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai perdamaian
4. Berfungsi sebagai sosial kontrol
5. Berfungsi sebagai pemupuk ras dan solidaritas
6. Berfungsi tranformatif
7. Berfungsi kreatif
8. Berfungsi sublimatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupkan usur penting dalam keragaman
bangsa indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang di akui di indonesia.

3. Tata Krama
Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang berarti “adat sopan
santun, basa basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur
sapa,ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata krama di bentuk dan di
kembangkan oleh masyarakat yang terdiri dari aturan-aturan yang kalo di patuhi di
harapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat
yang bersangkutan. Indonesia memiliki keragaman suku bangsa dimanadi setiap suku
bangsa memiliki adat tersendiri meskipun kerena adanya sosialisasi nila-nilai dan
norma secara turun menurun dan berkisenambungan dari generasi ke generasi
menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatuisuku bangsa yang sama akan
memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.
4. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu perhatian yang harus di
tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi
menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan
yang tak dapat di hindari lagi.

5. Kesenjangan Sosial
Masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang majemmuk dengan bermacam
tingkat pangkat, dan seterata sosial yang hierarkis.hal ini, dapat terlihat dan di
rasakan dengan jelas dengan adanya penggologan orang berdasarkan kasta.Hal ini
yang dapat menimbulkan kesenjangan sosialyang tidak saja dapat menyakitkan,
namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat.Tak hanya itu bahkan
menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau suku.

C. Teori Cultural Care Leininger


1. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik
aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
2. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung, dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.-
3. Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis nilai, keyakinan,
norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang membarikan arahan
kepada cara berpikir mereka, pengambilan keputusan dan tindakan dalam pola hidup.
4. Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada variabel-variabel,
perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan didalam maupun
diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan, dukungan atau
memampukan manusia dalam melakukan perawatan .

5. Culture care universality (kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu pengertian
umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-pola, nilai-
nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan
serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara yang
memumgkinkan untuk menolong oranglain (Terminlogy universality) tidak digunakan pada
suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.
D. Pengkajian Budaya
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Dafithizar, 1995).
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem perawatan yang
dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan keperawatan.

Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan keperawatan


yaitu:
Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang
berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” yaitu:
a. Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran
menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji: Persepsi
sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan
kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternative dan persepsi klien tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.

b. Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )


Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk mendapatkan
kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang
harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang
klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang
berdampak positif terhadap kesehatan.

c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors )


Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama panggilan,
umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe 8 keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu di kaji
pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa
yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit,
perseosi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari- hari dan kebiasaan membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995 ). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh
perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki
oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor
atau patungan antar anggota keluarga.
g. Faktor pendidikan ( educational factors )
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur formal
tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya
didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu
dikaji pada tahap ini adalah: tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta 9
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sedikitnya
sehingga tidak terulang kembali.

Prinsip-prinsip pengkajian budaya :


- Jangan menggunakan asumsi
- Jangan membuat streotip bisa terjadi konflik misal : orang padang pelit, orang jawa halus
- Menerima dan memahami metode komunikasi
- Menghargai perbedaan individual
- Menghargai kebutuhan personal dari setiap individu
- Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien
- Menyediakan ptivacy terkait kebutuhan pribadi
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan :
1. Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger (2002) sebagai penelitian
perbandingan budaya untuk memahami persamaan (budaya universal) dan perbedaan
(budaya tertentu) di antara kelompok manusia.
2. Tujuan keperawatan transkultural adalah bentuk pelayanan yang sama secara budaya atau
pelayanan yang sesuai pada nilai kehidupan individu dan arti yang sebenarnya.
3. Teori Culture Care Leininger terdapat care, caring, kebudayaan, cultural diversity,cultural
care universality.
4. Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Dafithizar, 1995). Peran
perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem perawatan yang
dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan keperawatan.

B. Saran

Sebagai mahasiswa seharusnya mengetahui bagaimana cara bersikap ketika berada


dalam masyarakat yang berbagai macam kultur, dalam menangangi masalah harus sesuai
norma yang dianut oleh masing-masing suku. Agar tidak terjadi perselisihan atau
permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA

SUDIHARTO, (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yuudi.blogspot.com/2011/05/teori-keperawatan-medeleine-leininger.html?m=1
https://www.google.co.id/url?sa=t&sourceweb&rct=j&url=https://b302fikui.files.wordpr
ess.com/2011/11/fg-3.doc&ved=2 https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://staff.ui.ac.id/sy
stem/files/users/afifah/material/transkulturalnursing.pdf&ved=2
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://nsa315.weblog.
esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/6195/2017/08/Psikososial-dan-Budayadalam-
Keperawatan-Pertemuan-10.pptx&ved=2
Kusmaryani Rosita Endang .Pendidikan Multikultural sebagai Alternatif Penanaman
Nilai Moral dalam Keberagaman.Yogyakarta.2018
umanggor ,Rusmin.Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 12 No. 2 Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai